Anda di halaman 1dari 12

Nama : Anggy Yohanna Nasution

Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

Sejarah Bahasa Indonesia

A. Asal-Usul Bahasa Indonesia

Bahasa Indoensia adalah varian bahasa melayu atau mudahnya bahwa Bahasa Indonesia itu
berasal dari bahasa melayu. Bahasa ini telah berkembang jauh sebelum Bahasa Indonesia
dideklarasikan sebagai bahasa persatuan pada sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928.

Istilah Melayu atau Malayu sendiri berasal dari Kerajaan Malayu, sebuah kerajaan Hindu-
Budha pada abad ke-7 di pulau Sumatera tepatnya di hulu sungai Batanghari, Jambi. Lalu
disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama bahwa perkembangan pemakaian istilah
Melayu telah mencakup wilayah geografis yang lebih luas dari wilayah Kerajaan Malayu
tersebut, yakni mencakup negeri-negeri di pulau Sumatera sehingga pulau tersebut disebut
juga Bumi Melayu.

Namun, suatu saat ibukota Kerajaan Melayu semakin mundur ke pedalaman karena serangan
Sriwijaya dan masyarakatnya terpencar keluar Bumi Melayu, sebagian masyarakat yang
mundur ke pedalaman melebur ke dalam masyarakat Minangkabau menjadi klan Malayu
(suku Melayu Minangkabau) yang merupakan salah satu marga di Sumatera Barat.

Dan pada abad-7 itu juga, Kerajaan Sriwijaya yang telah berhasil merebut wilayah kekuasaan
Kerajaan Malayu, memakai bahasa Melayu sebagai bahasa kenegaraan. Disini peran
Kerajaan Sriwijaya sangatlah besar dalam menyebarluaskan bahasa melayu, sebab saat itu
wilayah Kerajaan Sriwijaya merupakan wilayah yang sangat strategis sebagai pusat
perdagangan dan pelayaran antar negara yang sudah tersohor kemakmurannya.

Maka berikut ini setidaknya ada beberapa faktor yang membuat bahasa melayu berkembang
sangat cepat hingga akhirnya dinobatkan sebagai asal lahirnya Bahasa Indonesia, yakni :

1. Bahasa Melayu sebagai Lingua Franca

Bahasa melayu sudah digunakan sebagai bahasa perdagangan sejak zaman Sriwijaya.
Disini Bahasa Melayu menjadi bahasa yang dapat dipahami dan digunakan dalam
perdagangan oleh berbagai suku yang memiliki latar belakang bahasa ibu yang
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

berbeda. Sehingga dengan demikian Bahasa Melayu menjadi Lingua Franca dalam
aktivitas perdagangan yang membuatnya menjadi cepat tersebar keberbagai wilayah.

2. Sistem Bahasa Melayu Praktis dan Sederhana

Struktur Bahasa Melayu berbeda dengan bahasa lainnya, dimana ia tidak memiliki
undak usuk yakni bahasa yang disampaikan tidak berdasarkan strata sosial seperti
yang dipakai oleh masyarakat jawa. Misalnya dalam penggunaan kata sapaan seorang
anak dengan teman sebayanya akan berbeda dengan seorang anak kepada
orangtuanya. Nah, kesederhanaan dan kepraktisan bahasa melayu inilah yang
membuatnya cepat diterima oleh masyarakat.

3. Bahasa Melayu telah Tersebar di Banyak Daerah

Untuk mengatasi perbedaan bahasa yang ada di Indonesia. Kita tidak mungkin
memilih salah satu bahasa dari 748 bahasa yang ada di Indonesia. Karena dengan
memilih salah satu bahasa itu artinya kita akan menciptakan konflik rasial yang akan
menimbulkan perpecahan. Maka saat itu dipilihlah Bahasa Melayu, sebab bahasa ini
telah tersebar dan dipahami diberbagai daerah di Nusantara.

B. Periodisasi Bahasa Indonesia


Kali ini kita akan membahas periodisasi bahasa indonesia yang didasarkan pada garis
besarnya saja yakni sebelum kemerdekaan dan sesudah adanya kemerdekaan.

1. Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka


Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari peninggalan-
peninggalan sejarah, misalnya :

Tulisan yang terdapat pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh (1380)
Prasasti Talang Tulo, di Palembang (683 M)
Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat (686 M)
Prasasti Karang Braho, Merangi, Jambi (688 M)

Bahasa Melayu dianggap sebagai bahasa utama, pada saat itu bahasa Melayu
kemudian di fungsikan sebagai berikut:
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

1) Bahasa resmi kerajaan


2) Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di nusantara
3) Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada dinusantara maupun pedagang
yang ada diluar nusantara.
4) Bahasa Kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan aturan hidup
dan strata.

2. Perkembangan bahasa indonesia sesudah merdeka


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 oktober 1928, pada saat itu para pemuda dari
pelosok nusantara berkumpul dalam rapat untuk melakukan ikrar. Ikrar para pemuda
ini dikenal dengan nama sumpah pemuda. Point yang ketiga adalah merupakan
pernyataan tekad akan berbahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia,
berikut ini adalah bunyi point ke 3:

Kami putra dan putri Indonesia menjungung tinggi bahasapersatuan, Bahasa


Indonesia.

Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesa. Adapun
beberapa bahasa Indonesia yang sering digunakan dalam berbagai bahasa Nasional
dan Bahasa Negara:
1) Bahasa Indonesia sebagai identitas Nasional.
2) Bahasa Indonesia sebagai kebangsaan bangsa.
3) Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.
4) Bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa yang berbeda suku, agama,ras,
adat istiadat dan budaya.

Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah di tetapkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa Negara. Pada
tanggal 25-28 Februari 1975, hasil perumusan seminar politik bahasa nasional yang
diselenggarakan di Jakarta. Di bawah ini sebagai fungsi dan kedudukan bahasa
Indonesa sebagai bahasa Negara

1) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.


2) Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

3) Bahasa indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan. Bahasa


indonesia sebagai pengembangan kebudayaan nasioanl, ilmu dan teknologi.

C. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

Ejaan bahasa Indonesia yang telah kita kenal ternyata mengalami beberapa kali
perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah mempunyai tujuan untuk
penyempurnaan. Adapun ejaan-ejaan yang pernah dipergunakan dalam bahasa Indonesia
adalah :

1. Ejaan van Ophuysen


Ejaan van Ophuhysen atau yang juga dikenal dengan ejaan Balai Pustaka
dipergunakan sejak tahun 1901 hingga bulan Maret 1947. Disebut Ejaan van
Ophuysen karena ejaan itu merupakan hasil karya dari Ch. A. van Ophuysen yang
dibantu oleh Engku Nawawi. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu. Disebut
dengan Ejaan Balai Pustakan karena pada waktu itu Balai Pustaka merupakan suatu
lembaga yang terkait dan berperan aktif serta cukup berjasa dalam sejarah
perkembangan bahasa Indonesia.

Beberapa hal yang cukup menonjol dalam ejaan van Ophusyen antara lain :
a. Huruf y ditulis dengan j.
EYD Ejaan van Ophusyen
Sayang Sajang
Yakin Jakin
Saya Saja
b. Huruf u ditlus dengan oe
EYD Ejaan van Ophusyen
Umum Oemoem
Sempurna Sempoerna
Surat Soerat
c. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma di atas.
EYD Ejaan van Ophusyen
Rakyat Rayat
Bapak Bapa
Makmur Mamoer
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

d. Huruf j di tulis dengan dj.


EYD Ejaan van Ophusyen
Jakarta Djakarta
Raja Radja
Jangan Djangan
e. Huruf c ditulis dengan tj.
EYD Ejaan van Ophusyen
Pacar Patjar
Cara Tjara
Curang Tjurang
f. Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch.
EYD Ejaan van Ophusyen
Khawatir Chawatir
Akhir Achir
Khazanah Chazanah

2. Ejaan Republik
Ejaan Republik adalah merupakan hasil penyederhanaan dari pada Ejaan van
Ophuysen. Ejaan Republik mulai berlaku pada tanggal 19 Maret 1947. Pada waktu itu
yang menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia
adalah Mr. Suwandi, maka ejaan tersebut dikenal pula atau dinamakan juga dengan
Ejaan Suwandi.
Beberapa perbedaan yang tampak dalam Ejaan Republik dengan ejaan Ophusyen
dapat diperhatikan dalam uraian di bawah ini:
Gabungan huruf oe dalam ejaan van Ophusyen digantikan dengan u dalam
ejaan Republik.
Bunyi hamzah () dalam Ejaan van Ophusyen diganti dengan k dalam
Ejaan Republik.
Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua dalam Ejaan Republik.
Huruf e taling dan e pepet dalam Ejaan Republik tidak dibedakan.
Tanda trema () dalam Ejaan van Ophusyen dihilangkan dalam Ejaan
Republik.
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberi beberapa
contoh.
Ejaan van Ophusyen Ejaan Republik
Oemoer Umur
Koeboer Kubur
Maloem Maklum

3. Ejaan Pembaharuan
Ejaan pemabahruan merupakan suatu ejaan yang direncanakan untuk
memperbaharui Ejaan Republik. Penyusunan itu dilakukan oleh Panitia Pembaharuan
Ejaan Bahasa Indonesia. Konsep Ejaan Pembaharuan yang telah berhasil disusun itu
dikenal sebuah nama yang diambil dari dua nama tokoh yang pernah mengetuai
panitian ejaan itu. Yaitu Profesor Prijono dan E. Katoppo.
Pada tahun 1957 panitia dilanjutkan itu berhasil merumuskan patokan-patokan
ejaan baru. Akan tetapi, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi
sehingga ejaan itu pun belum pernah diberlakukan.
Salah satu hal yang menarik dalam konsep Ejaan Pembaharuan ialah
disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf
tunggal. Hal itu, antara lain tampak dalam contoh di bawah ini.
a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j
b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c. Gabungan konsonan ng diubah menjadi
d. Gabungan konsonan nj diubah menjadi
e. Gabungan konsonan sj diubah menjadi
Kecuali itu, gabungan vokal ai, au, dan oi, atau yang lazim disebut diftong
ditulis berdasarkan pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy.
Misalnya:
EYD Ejaan Pembaharuan
Santai Santay
Gulai Gulay
Harimau Harimaw
Kalau Kala
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

4. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo (Melayu- Indonesia), merupakan suatu hasil perumusan ejaan
Melayu dan Indonesia pada tahun 1959. Perumusan Ejaan Melindo ini diawali dengan
diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun 1945, di
Medan, Sumatera Utara. Bentuk rumusan Ejaan Melindo adalah merupakan bentuk
penyempurnaan dari ejaan sebelumnya. Tetapi Ejaan Melindo ini belum sempat
dipergunakan, karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara kita
Republik Indonesia dengan pihak Malaysia.

Hal yang berbeda ialah bahwa di dalam Ejaan Melindo gabungan konsonan tj,
seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta, juga gabungan konsonan nj
seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama sekali masih baru. Dalam Ejaan
Pembaharuan kedua gabungan konsonan itu diganti dengan ts dan .

5. Ejaan Baru (Ejaan LBK)


Ejaan baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh
panitia Ejaan Malindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan
LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu
konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar
surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no.062/67,tanggal 19 september
1967.
Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK, antara lain :
a. Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.
EYD Ejaan Baru
Remaja Remadja
Jalan Djalan
Perjaka Perdjaka

b. Gabungan konsonan tj diubah menjadi j


EYD Ejaan Baru
Cakap Tjakap
Baca Batja
Cipta Tjipta
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

c. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny


EYD Ejaan Baru
Sunyi Sunji
Nyala Njala
Bunyi Bunji
d. Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy
EYD Ejaan Baru
Syarat Sjarat
Isyarat Isjarat
Syukur Sjukur
e. Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh
EYD Ejaan Baru
Takhta Tachta
Makhluk Machluk
Ikhlas Ichlas

6. Ejaan Yang Disempurnakan


Pada waktu pidato kenegaraan untuk memperingati Hari Ulang Tahun
Kemerdakan Republik Indonesia yang ke XXVII, tanggal 17 Agustus 1972
diresmikanlah pemakaikan ejaan baru untuk bahasa Indonesia oleh Presiden Republik
Indonesia. Dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972, ejaan tersebut dikenal
dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD). Ejaan tersebut
merupakan hasil yang dicapai oleh kerja panitia ejaan bahasa Indonesia yang telah
dibentuk pada tahun 1966. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan ini
merupakan penyederhanaan serta penyempurnaan dari pada Ejaan Suwandi atau ejaan
Republik yang dipakai sejak dipakai sejak bulan Maret 1947.

Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EYD, antara lain:


a. Perubahan Huruf
Ejaan Lama EYD
Djika Jika
Tjakap Cakap
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

Njata Nyata
Sjarat Syarat
Achir Akhir
Supaja Supaya

b. Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan
pemakaiannya.
Misalnya:
- Khilaf - Fisik
- Valuta - Universitas
- Zakat - khazanah
c. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap
digunakan, misalnya pada kata Furqan, dan xenon.

d. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di- yang merupakan kata depan.
Sebagai awalan, di- ditulis sering kali dengan unsur yang menyertainya,
sedangkan di- sebagai kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Awalan Kata Depan
Dicuci Di kantor
Dibelikan Di sekolah
Dicium Di samping
Dilatar belakangi Di tanah

e. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak
digunakan sebagai penanda perulangan:
Misalnya:
Anak-anak, bukan anak2
Bermain-main, bukan bermain2
Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah:


1) Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
2) Penulisan kata.
3) Penulisan tanda baca.
4) Penulisan singkatan dan akronim.
5) Penulisan angka dan lambang bilangan.
6) Penulisan unsur serapan

Kesimpulan
1. Bahasa Indonesia adalah bahasa autronesia. Dan dari ratusan bahasa yang ada di
Indonesia, Bahasa Melayu lah yang menjadi asal lahirnya Bahasa Indonesia, sebab
bahasa melayu adalah bahasa yang memiliki struktur yang sangat praktis dan
sederhana dibandingkan dengan struktur bahasa lainnya. Pernyataan ini pun telah
dibuktikan dengan berkembang-luasnya Bahasa Melayu dengan sangat cepat
dikalangan masyarakat karena Bahasa Melayu ini dapat diterima dan dipahami
dengan sangat mudah. Serta didorong lagi oleh peran Kerajaan Sriwijaya sebagai
pusat perdagangan dan pelayaran yang masyhur baik antar daerah di Nusantara
maupun antar negara. Kerajaan Sriwijaya yang menetapkan Bahasa Melayu sebagai
bahasa kenegaraan menyebabkan Bahasa Melayu sangat cepat tersebar melalui lalu
lintas perdagangannya.

2. Bahasa Melayu yang diperknalkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada abad-7 M pun terus
mengalami perkembangan baik sebelum Indonesia merdeka hingga Indonesia
dinyatakan merdeka sampai para pemuda Indonesia mengikrarkannya pada sumpah
pemuda pada tanggal 28 oktober 1928.

3. Setelah Bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa rsmi kenegaraan Bahasa


Indonesia pun masih terus menjejaki perubahan-perubahan demi rasa praktis dan
kesempurnaan.
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

Berikut rangkuman perubahannya mulai dari edjaan tempo doeloe hingga EYD yang
tidak asing di telinga kita:

Van Ejaan Ejaan yang


Soewandi Pembaruan Melindo
Ophuysen Baru Disempurnakan
(1947) (1957) (1959)
(1901) (1966) (1972)
J J y y Y Y
Dj Dj j j J J
Nj Nj Ny Ny
Sj - Sy Sy
Tj Tj - c C C
Ch - - - Kh Kh
Ng Ng Ng Ng
Z - z z Z Z
F - F F F F
- - V V V V
E E E
E E e e E E
Oe U u u U U
Ai Ai ay ay Ai Ai
Au Au aw aw Au Au
Oi Oi oy oy Oi oi
Ejaan di Indonesia dari waktu ke waktu (Harimurdi Kridalaksana
& Hermina Sutami, 2007)
Nama : Anggy Yohanna Nasution
Nim : 0704172033 BIOLOGI-1

BAHASA MELAYU

Mengalami perkembangan

SEBELUM MERDEKA SESUDAH MERDEKA

1380 M Deklarasi Sumpah


Tulisan pada Pemuda (28 oktober
batu nisan di 1928)
MinyeTujuh

BAHASA INDONESIA
683 M
Prasasti
kedukan bukit Mengalami perkembangan ejaan

684 M
Prasasti talang Ejaan Republik
tulo
Ejaan van Ophuysen
686 M
Prasasti kota
kapur Ejaan Pembaharuan

688 M Ejaan Melindo


Prasasti
karang bari Ejaan baru (LBK)
bangko
Ejaan yang
Disempurnakan

Anda mungkin juga menyukai