Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Yang dibina oleh ibu Vita Ria Mustikasari S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 1

1. Nur Habibah 1503516010624


2. Risty Triskarevi Raharjo
3. Sarah Salsabillah 150351600388

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENDIDIKAN IPA

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia
Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan makalah Perkembangan Peserta Didik ini
tepat pada waktunya. Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam mengupas perkembangan
peserta didik di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun
teknik penulisannya. Kiranya tiada lain karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis
yang belum luas dan mendalam. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun
tentunya penulis harapkan, sebagai masukan yang berharga demi kemajuan penulis di masa
mendatang.
Demikianlah makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, bagi pembaca umumnya,dalam memberikan informasi tentang Perkembangan Peserta
Didik.
Malang, 1 Februari 2017

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan................................................................ 3

2.2 Kajian Perkembangan Peserta Didik................................................................................. 5

2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik............................................................. 9

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Individu....................... 13

2.6 Contoh analisis malasalah dalam perkembangan peserta didik..................................... 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 18

3.2 Saran............................................................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah pertumbuhan dan
perkembangan secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi,
artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam
bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk
maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan tersebut
memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas sama dengan faktor-
faktor dasar perkembangan peserta didik perlu diketahui agar perkembangan peserta didik
dapat diketahui oleh pengajar seperti emosional, kecerdasan, sosial dan bahasa dapat
dikembangkan kearah yang lebih baik lagi.
Sekarang ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola
pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi
kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola
pertumbuhan maupun perkembangan peserta didikinya maka akan terjadi beberapa hambatan
dalam proses pembelajaran seperti kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik.
Disamping itu, kami membuat makalah ini dengan harapan agar penulis dapat lebih
mendalam lagi dalam mempelajari perkembangan peserta didik yang digunakan untuk
mendukung metode pembelajaran kelak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian pertumbuhan dan perkembangan ?

2. Bagaiman kajian perkembangan peserta didik?

3. Bagaimana Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik?

4. Bagaimana Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Individu?

5. Bagaimana Contoh analisis malasalah dalam perkembangan peserta didik?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian pertumbuhan dan perkembangan

2. Memahami kajian perkembangan peserta didik

4
3. Memahami Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

4. Memahami Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

5. Memahami Contoh analisis malasalah dalam perkembangan peserta didik

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan


sampai meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun
psikis.Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan
dalam dirinya.Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang
senantiasa digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan
tetapi saling bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud
lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat pada waktu yang normal, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif
yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan dapat pula
diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif berkesinambungan. Hasil
pertumbuhan, antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak, seperti berat,
panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pada system jaringan syarat dan
pertumbuhan-pertumbuhan struktur jamani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan
dapat diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman (E.B Harloch), bekerja dalam suatu
proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikis atau
perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu.
perkembangan juga dapat diartikan sebgai perubahan atau diferensiasi sel menuju
keadaan yang lebih dewasa. Atau dapat pula diartikan bahwa perkembangan
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi baik sebagai pertumbuhan,
kematangan, belajar, maupun latihan. Menurut Santrok Yussen. 1992 perkembangan
adalah pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang hayat dan bersifat involusi ( Santrok Yussen. 1992).
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh
Werner pada tahun 1957 (Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa
"perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan
global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap". Dapat dikatakan konsep
perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan (totalitas) dan berkesinambungan
yang berlangsung secara bertahap.Istilah perkembangan dapat mencerminkan sifat-
sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.

6
Soesilo Windradini (1995: 2) menyatakan bahwa perkembangan individu
tidak berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut sangat bergantung
pada beberapa faktor, yaitu:
(1) heriditas,
(2) lingkungan,
(3) kematangan fisik dan psikis, dan
(4) aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, dalam arti anak bisa
mengadakan seleksi, bisa menolak dan menyetujui serta mempunyai emosi.
Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian
diri terhadap lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan maka realisasi
diri aktualisasi diri sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran
penting dalam kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri
dengan baik secara pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk
mengungkapkan minat dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya. Tetapi
pada saat yang sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang
diterima. Kurangnya kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap
negatif terhadap orang lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya.

Beberapa pendapat para ahli mengenai pertumbuhan dan perkembangan diantaranya


adalah:

a. Seifert dan Hoffnung mengartikan perkembangan sebagai long-term changes in


a persons growth, feelings, pattents of thinking, sosial relationship and motor
skills.
b. C.P. Chaplin mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan
dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu
keseluruhan.
c. A.E. Sinolungan mengartikan pertumbuhan menunjuk pada kuantitatif, yaitu
yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh.
d. Ahmad Thonthowi mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang
meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan
(multiplication) sel-sel.

Dari beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran
dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk
pada perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai
bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung.
Intinya bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat
dilihat gejala-gejalanya.Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan.

7
Menurut Sinolungan (1997). Peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang
yang terkait dengan prosedur pendidikan sepanjang hayat, sedangkan peserta didik
dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar disekolah.
Departemen Pendidikan nasional (2003) menegaskan bahwa peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan. Peserta didik pada usia SD/MI adalah semua anak yang
memiliki rentang usia 7-12/13 tahun.
Kesimpulannya, peserta didik yaitu semua komponen mayarakat yang belajar
dan mengembangkan diri melalui prosedur prosedur, baik prosedur formal
maupunnonformal. Sedangkan tenaga pendidik adalah semua orang yang
mengamalkan ilmu dan pengalamannya dengan cara memberikan bekal dan
pengajaran sebagai pengabdian terhadap masyarakat.
Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Antara lain seperti,
ada peserta didik yang cepat menerima materi, dan ada yang harus diulangi sehingga
ia mengerti suatu materi. Ada yang sifatnya cepat menghafal, dan ada yang sulit
menghafal.Oleh karena beragamnya karakteristik setiap peserta didik, yang harus
diperhatikan oleh pendidik adalah harus pandai-pandai mengenal karakteristik setiap
peserta didik. Misalnya dengan cara memberikan suatu permasalahan, dan bagaimana
peserta didik menyelesaikan dengan solusinya sendiri.
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan
penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek
perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah
menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal
kemampuan fitrahnya

Secara umum, manfaat mempelajari Perkembangan Peserta Didik dapat


dirasakan pendidik dan peserta didik, yaitu :
a. Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang
kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi
aspek fisik, intelektual, emosi, sosial dan moral.
b. Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang
tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.

2.2 Kajian Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan manusia merupakan proses yang kompleks yang dapat dibagi


menjadi empat ranah utama, yaitu perkembangan fisik, intelektual yang termasuk
kognitif dan bahasa, serta emosi dan sosial, yang didalamnya juga termasuk
perkembangan moral. Keempat ranah tersebut dibahas dalam buku ini dalam tiap-tiap
tahap perkembangan. Meskipun masing-masing ranah menekankan aspek khusus dari
perkembangan, ada saling ketergantungan luas diantara bidang-bidang tersebut.
Keterampilan kognitif (cognitive skills), misalnya, bisa bergantung pada pengalaman
sosial dan kesehatan fisik, serta emosi. Seorang anak yang berada dalam kesehatan

8
fisik dan emosional yang baik dan terbuka pada berbagai pengalaman sosial, akan
mampu belajar lebih daripada anak yang berada dalam situasi sebaliknya.
Perkembangan sosial ini juga dipengaruhi oleh kedewasaan biologis, pengertian
kognitif, dan reaksi emosional. Akibatnya, tiap-tiap ranah merefleksikan ranah
perkembangan yang lain.

Dalam menggambarkan keempat ranah tersebut, perkembangan semasa hidup


(life- span development) telah menjadi perspektif yang multidisipliner, yang meliputi
ilmu biologi, fisiologi, kedokteran, pendidikan, psikologi, sosiologi, dan antropologi
Baltes, dalam Rice , 2002). Pengetahuan yang mutakhir yang ada diambil dari tiap-
tiap disiplin tersebut dan digunakan dalam studi tentang perkembangan manusia.

Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian individu anak,


karena kepribadian individu membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum
dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian individu anak, yaitu :

1. Kognitif
Kognitif perkembangannya diawali dengan perkembangan
kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana.
Kemudian berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang lebih
rumit. Aspek ini berkembang pesat pada masa anak mulai masuk sekolah dasar
(usia 6-7 tahun). Berkembang konstan selama masa belajar dan mencapai
puncaknya pda masa sekolah menengah atas (usia 16-17 tahun). Menurut Piaget,
dinamika perkembangan intelektual individu mengikuti dua proses, yaitu
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang
mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam struktur
kognitif yang sudah ada di dalam pikirannya. Struktur kognitif yang dimaksud
adalah segala pengetahuan individu yang membentuk pola-pola kognitif tertentu.
Jadi struktur kognitif sesungguhnya merupakan kumpulan dari pengalaman
dalam kognisi individu. Sementara itu pemerkayaan dan pendalaman struktur
kognitif anak diarahkan kepada perluasan wawasan kognitif mereka. Ada
kalanya individu tidak dapat mengasimilasikan rangsangan atau pengalaman
baru yang dihadapinya dengan struktur kognitif yang ia miliki. Ketidakmampuan
ini terjadi karena rangsangan atau pengalaman baru itu sama sekali tidak cocok
dengan struktur kognif yang telah ada. Dalam keadaan seperti ini, individu akan
melakukan akomodasi. Ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan individu
dalam situasi ini, yakni
(a) membentuk struktur kognitif baru yang cocok dengan rangsangan atau
pengalaman baru;
(b) memodifikasi struktur kognitif yang ada sehingga cocok dengan
rangsangan atau pengalaman baru.
Menurut Piaget, proses asimilasi dan akomodasi terus berlangsung
pada diri seseorang. Dalam perkembangan kognitif, diperlukan keseimbangan
antara kedua proses ini. Keseimbangan itu disebut ekuilibrium, yakni

9
pengaturan diri secara mekanis yang perlu untuk mengatur keseimbangan proses
asimilasi dan akomodasi. Piaget membagi proses perkembangan fungsi-fungsi
dan perilaku kognitif ke dalam empat tahapan utama yang secara kualitatif
setiap tahapan memunculkan karakteristik yang berbeda-beda. Tahapan
perkembangan kognitif itu adalah:

(a) periode sensori motorik (0;0-2;0),


(b) periode praoperasional (2;0-7;0 tahun),
(c) periode operasional konkrit (7;0-11 atau 12;0 tahun), dan
(d) periode operasional formal (11;0 atau 12;0 14 atau15;0).

2. Fisik Perkembangan
Perubahan dalam proporsi mencakup perubahan tinggi dan berat
badan. Pada fase ini pertumbuhan fisik anak tetap berlangsung. Anak menjadi
lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, dan lebih banyak belajar berbagai
keterampilan. Perkembangan fisik pada masa ini tergolong lambat tetapi
konsisten, sehingga cukup beralasan jika dikenal sebagai masa tenang.
3. Sosial Perkembangan
Aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun). Anak senang
bermain bersama teman sebayanya. Hubungan persebayaan ini berjalan terus dan
agak pesat terjadi pada masa sekolah (usia 11-12 tahun) dan sangat pesat pada
masa remaja (16-18 tahun). Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak
berlangsung melalui hubungan antar teman dalam berbagai bentuk permainan.

10
4. Bahasa
bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan suara, berlanjut dengan
meraban. Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan berbahasa
sosial yaitu bahasa untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan anak
dengan teman-temannya atau orang dewasa. Pada akhir masa sekolah dasar
berkembang bahasa pengetahuan. Perkembangan ini sangat berhubungan erat
dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial. Bahasa merupakan
alat untuk berpikir dan berpikir merupakan suatu proses melihat dan memahami
hubungan antar hal. Bahasa juga merupakan suatu alat untuk berkomunikasi
dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial.
Dengan demikian perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan erat
dan saling menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial. Perkembangan
bahasa yang berjalan pesat pada awal masa sekolah dasar mencapai
kesempurnaan pada akhir masa remaja.
5. Afektif Perkembangan
Aspek afektif atau perasaan berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal
(13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai
oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung
menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja
tengah, rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan
berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan
permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir yaitu pada usia 18-21
tahun. Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua
(ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap
yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit
bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-
emosional lingkungannya, terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman
sebaya. Apabila lingkungan tersebut kondusif maka akan cenderung dapat
mencapai kematangan emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta,
kasih, simpati, senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain,
ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif, optimis
dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi sebaliknya, jika
seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan
dari teman sebaya, maka cenderung mengalami perasaan tertekan atau
ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi agresif (melawan,
keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang mengganggu) dan melarikan diri dari
kenyataan (melamun, pendiam, senang menyendiri, meminum miras dan
narkoba).
6. Moral keagamaan
Aspek moral dan keagamaan juga sudah berkembang sejak anak masih kecil.
Peranan lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi
perkembangan aspek ini. Pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral
atau keagamaan karena meniru, baru kemudian menjadi perbuatan atas prakarsa
sendiri. Perbuatan prakarsa sendiripun pada mulanya dilakukan karena adanya

11
kontrol atau pengawasan dari luar, kemudian berkembang karena kontrol dari
dalam atau dari dirinya sendiri. Tingkatan tertinggi dalam perkembangan moral
adalah melakukan sesuatu perbuatan bermoral karena panggilan hati nurani,
tanpa perintah, tanpa harapan akan sesuatu imbalan atau pujian. Secara potensial
tingkatan moral ini dapat dicapai oleh individu pada akhir masa remaja, tetapi
faktor-faktor dalam diri dan lingkungan individu anak sangat berpengaruh
terhadap pencapaiannya.

2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang


secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan
pengalaman (Hurlock, 1991; Rice, 2002). Menurut Hurlock (1991), dalam
perkembangan ada dua proses yang bertentangan yang terjadi secara serempak
selama kehidupan, yaitu pertumbuhan yang disebut evolusi dan kemunduran
yang disebut dengan involusi. Pada awal kehidupan manusia yang berperan
adalah evolusi, sedangkan involusi lebih berperan pada akhir kehidupan, yaitu
perubahan-perubahan yang bersifat mundur. Sikap terhadap perubahan-
perubahan perkembangan ini dipengaruhi oleh penampilan dan perilaku
individu, stereotip budaya, nilai-nilai budaya, perubahan-perubahan peran dan
pengalaman pribadi. Salah satu tujuan dari perubahan ini adalah agar individu
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga baik secara fisik
maupun psikis sesuai dengan harapan-harapan sosial. Adapun perubahan-
perubahan dalam perkembangan individu merupakan hasil dari proses-proses
biologis, kognitif dan sosio-emosional yang saling berkaitan. Proses biologis
meliputi perubahan pada sifat fisik individu yang semakin bertambah usia akan
mengarah kepada kematangan. Untuk proses kognitif meliputi perubahan pada
pemikiran, intelegensi dan bahasa individu, sedangkan proses sosio-emosional
meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, serta perubahan
emosi dan kepribadian yang menyertainya. Interaksi ketiga faktor tersebut
berlangsung sepanjang rentang kehidupan individu. Proses-proses yang saling
mempengaruhi menghasilkan periode siklus kehidupan manusia. Untuk tujuan
pengorganisasian materi dan mempermudah pemahaman, pada umumnya para
ahli menggambarkan perkembangan dalam beberapa tahap yang disebut dengan
tahapan perkembangan (Santrock, 1995).

Tahapan perkembangan meliputi urutan sebagai berikut:


1. periode prakelahiran,
2. masa bayi,
3. masa kanak-kanak awal,
4. masa kanak akhir,
5. masa remaja,
6. masa dewasa awal,

12
7. masa dewasa madya,
8. dan masa lanjut usia.
Dalam pengkajian Perkembangan Individu ini ada dua istilah yang sering
muncul, pertama perkembangan (development) dan kedua adalah pertumbuhan
(growth). Istilah perkembangan dititikberatkan pada aspek-aspek yang bersifat
psikis (kualitatif), sedangkan pertumbuhan dipakai untuk perubahan-perubahan
yang bersifat fisik (kuantitatif). Antara fisik dan psikis ini saling berkaitan
dalam menelaah kehidupan manusia. Pertumbuhan dan perkembangan kadang-
kadang masih kabur pengertiannya dan sukar dibedakan. Biasanya istilah-istilah
itu digunakan untuk menjelaskan adanya perubahan yang bersifat progresif
namun sifatnya berbeda.
Secara lebih rinci, perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan adalah :
a. Pertumbuhan (Growth) :
cenderung lebih bersifat kuantitatif dan berkaitan dengan aspek fisik.
Contoh : ukuran berat dan tinggi badan , ukuran dimensi sel tubuh, umur
tulang yang bisa diukur
b. Perkembangan (Development)
cenderung lebih bersifat kualitatif, berkaitan dengan pematangan fungsi
organ individu

Contoh :
1) Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur, misalnya dalam perkembangan bahasa,
emosi, intelektual, perilaku
2) Perkembangan periode bayi sampai anak. Kita melihat bahwa bayi dan
anak berbeda sebagai hasil dari pertumbuhan, tetapi disini juga terdapat
perubahan struktur dan bentuk. Jadi, bentuk bayi tidak sama dengan bentuk
anak (bentuknya bukan bentuk bayi dalam ukuran besar). Untuk perubahan
strukturnya yaitu secara berproses melalui kematangan dan belajar, tangan
anak sudah bisa digunakan untuk makan sendiri. Perkembangan Peserta
Didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan Psikologi
Perkembangan. Dalam pengkajian mata kuliah Perkembangan Peserta
Didik difokuskan pada perkembangan individu sebagai peserta didik pada
institusi pendidikan. Di dalam buku ini, para penulis sebagai penyusun
materi Perkembangan Peserta Didik mencoba memahami perkembangan
dari perspektif sepanjang rentang kehidupan manusia (Life- Span
Development) berdasarkan pada pendapat Paul Baltes (dalam Pappalia,
2004 dan Santrock, 1995). Life-span human development berusaha
menggambarkan, menjelaskan, meramalkan, dan mempengaruhi
perubahan-perubahan yang terjadi dari pembuahan hingga masa dewasa.
Tujuan akhir dari perspektif ini adalah untuk membantu hidup individu
menjadi kehidupan yang berarti dan produktif.

13
Perspektif sepanjang rentang kehidupan manusia menjelaskan adanya
tujuh karakteristik dasar yang harus dipahami untuk melihat perkembangan
manusia, yaitu :
1. Perkembangan adalah seumur hidup. Perkembangan yang menyangkut
berbagai macam perubahan dari hasil interaksi faktor-faktor seperti yang
telah disebutkan akan berlangsung secara berkesinambungan sepanjang
siklus kehidupan.
2. Perkembangan bersifat multidimensional. Perkembangan menyangkut
berbagai macam ranah perkembangan seperti faktor fisik, intelektual yang
menyangkut perkembangan kognitif dan bahasa, emosi, sosial dan moral.
3. Perkembangan adalah multidireksional. Ranah-ranah perkembangan
mengalami perubahan dengan arah tertentu. Sebagai contoh, pada masa
bayi, perkembangan yang tumbuh pesat adalah ranah fisik, yang kecepatan
arah pertumbuhannya tidak sama dengan ranah yang lain. Sementara pada
masa kanak-kanak awal, perkembangan emosi dan sosial berkembang
lebih pesat dibandingkan dengan perkembangan yang lain.
4. Perkembangan bersifat lentur (plastis). Hal ini berarti perkembangan
berbagai macam ranah dapat distimulasi untuk berkembang secara
maksimal. Sebagai contoh, kelenturan berpikir anak-anak dapat diasah
sejak dini dengan memberikan latihan-latihan pada anak untuk terbiasa
memecahkan masalah dengan baik dengan berbagai macam cara dari hasil
eksplorasinya.
5. Perkembangan selalu melekat dengan sejarah. Bagaimanapun
perkembangan individu tidak dapat lepas dengan keadaan di sekitarnya.
Sebagai contoh, perkembangan emosi pada era 66-an akan menyebabkan
individu yang hidup saat itu memiliki kekhasan sendiri dalam merespon
sesuatu. Hal ini dapat dilihat dari benang merah perkembangan individu
yang hidup pada era 1990-an.
6. Perkembangan bersifat multidisipliner. Berbagai macam ahli dan peneliti
dari disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains,
kesehatan mental, kedokteran mempelajari perkembangan manusia
dengan berbagai macam persoalannya.

6. Perkembangan bersifat kontekstual. Hal ini berarti bahwa perkembangan


individu mengikuti kondisi saat itu.

Perkembangan bersifat kontekstual secara lebih dalam dapat dipahami


dengan menghubungkan tiga komponen, yaitu ;
a. Pengaruh tingkat usia secara normatif, yaitu adanya pengaruh biologis dari
lingkungan yang sama pada kelompok tertentu. Sebagai contoh, di
Indonesia usia mulai masuk sekolah dasar adalah rata-rata 7 tahun. Untuk
usia pensiun, rata-rata orang Indonesia dimulai usia 60 tahun
b. Pengaruh keadaan sejarah normatif, yaitu adanya pengaruh biologis dari

14
lingkungan yang dihubungkan dengan sejarah. Sebagai contoh pengaruh
keadaan sejarah dapat meliputi dampak pada pengaruh keadaan ekonomi,
perubahan politik, misal setelah perubahan politik di Indonesia dari orde
lama ke orde baru, dan sejak tahun 1998 menjadi era reformasi yang
diantaranya bercirikan adanya kebebasan berpendapat dan adanya sifat
keterbukaan dalam panggung politik.
c. Pengaruh peristiwa kehidupan yang non-normatif, yaitu peristiwa
kehidupan yang tidak biasa, yang tidak terjadi pada semua orang dan
seringkali tidak bisa diramalkan. Sebagai contoh, peristiwa bencana alam
yang dialami oleh masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tanggal
27 Mei 2006. Peristiwa ini mengakibatkan dampak-dampak secara fisik
maupun psikis bagi para korban. Contoh lain, misalnya ketika individu
memenangkan undian yang sama sekali tidak disangka. Satu hal yang
harus dilakukan individu adalah bagaimana dapat menyesuaikan dengan
peristiwa-peristiwa tersebut, sehingga yang berkelanjutan. Tidak
menimbulkan dampak negatif.

Berikut ini adalah beberapa hal yang mendasari pentingnya mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik:

1. Masa Perkembangan yang Cepat


Pada masa terjadi pertumbuhan-pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan
perubahan-perubahan yang dialami spesies lain. Perubahan fisik, misalnya pada
tahun pertama lebih cepat dari apda tahun-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi
juga pada perubahan yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan penggunaan
bahasa, kemampuan mengingat serta fungsi lainnya.

2. Pengaruh yang Lama


Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa-peristiwa dan
pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal menunjukkan pengaruh yang
lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa-masa berikutnya.
Kebanyakan ahli teori psikologi berpendapat bahwa apa yang terjadi hari ini
sangat banyak ditentukan oleh perkembangan kita sebagai anak
3. Proses yang Kompleks
Seorang peneliti berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu
pada saat masih sederhana akan sangat berguna. Misalnya adalah bahwa
kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat dimengerti
oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai
yang kompleks karena bahasa yang dipergunakan mengikuti aturan-aturan
tertentu. Tetapi menentukan apa aturan itu dan bagaimana menggunakan adalah
sulit.
4. Nilai yang Diterapkan
Penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan
berkaitan dengan orang tua tentang peranannya dalam kehidupan sehari-hari,

15
percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada anak akan memberikan
informasi berharga mengenai metode mengajar yang baik.
5. Masalah yang Menarik
Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta
menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur dua tahun untuk mempelajari bahasa
ibunya dan kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan dua hal
dari karakteristik anak yang sedang berkembang. Misalnya, banyak lagi hal-hal
yang berkaitan dengan perkembangan anak yang merupakan misteri dan menarik.

Perkembangan Individu Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau


perubahan yangsecara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus
berlanjutsepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan
danpengalaman (Hurlock, 1991; Rice, 2002). Menurut Hurlock (1991),
dalamperkembangan ada dua proses yang bertentangan yang terjadi secaraserempak
selama kehidupan, yaitu pertumbuhan yang disebut evolusi dankemunduran yang disebut
dengan involusi. Pada awal kehidupan manusiayang berperan adalah evolusi, sedangkan
involusi lebih berperan pada akhirkehidupan, yaitu perubahan-perubahan yang bersifat
mundur. Sikap terhadap

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

A. Faktor internal

Yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi
pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya
sendiri.Dengan demikian faktor internal bisa dibagi menjadi 2 macam faktor fisik
dan faktor psikis (Zunun, 2008)

1. Faktor Fisik
2. Faktorpsikis

Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan
tetapi ada pula yang selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka
menyendiri, kecerdasan dan temperamen.

B. FaktorEksternal

Yaitu hal hal yang datang atau ada di luar diri siswa yang meliputi
lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut
dengan lingkungan. Faktor eksternal dibagi menjadi 6 macam: faktorbiologis, physis,
ekonomis, cultural, edukatif, dan religious (Zunun, 2008).

16
1. Faktor biologis

Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan dengan
keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya: Faktor ini wujudnya berupa
pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.

2. Faktor phyisi

Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim
keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain,
dsb.Semua ini jelas membawa dampak masing masing terhadap perkembangan anak
anak yang lahir dan dibesarkan disana.

3. Faktor ekonomis

Dalam proses perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak


pasti memerlukan biaya.Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk
mebeli alat alat sekolah.

4. Faktor cultural

Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok


masyarakat yang masing masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan
tradisi tersendiri, dan hali ini jelas berpengaruh terhadap perkemangan anak anak.

5. Faktor edukatif

Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan


anak manusia. Malah karena sifatnya berencana dan sering kali diusahakan secara
teratur, faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya di banding faktor yang
lain manapun juga.

6. Faktor religious

Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti akan berebeda dengan anak lain
yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih lebih yang
memang tidak beragama sama sekali, ini adalah soal perkembangan pula, menyangkut
proses terbentuknya perilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang
mempengaruhinya.

Beberapa aliran yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi


perkembangan siswaadalah:

17
1. Aliran Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar
terhadap aliran psikologis .Tokoh utama aliran ini bernama ArthurSchopenhoeur
(1788-1860) seorang filosofis Jerman, Aliran filosofis nativisme ini dijuluki sebagai
aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam, karena para
ahli penganut ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh
pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak ada pengaruhnya.
Dalam ilmu pendidikan pandangan ini disebut pesimisme pedagogis (Radhy, 2007)

2. AliranEmpirisisme
Aliran empirisisme (empiricism) tokoh utamanya adalah John Locke (1632-
1704).Nama asli aliran ini adalah The School of British Empiricism (aliran empiris
meinggris). Doktrin aliran empirisme yang amat mashur ialah tabula Rasa yang
berarti lembaran kosong.Doktrin tabula rasa menekankan arti pentingnya pengalaman,
lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata
bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidiknya sedangkan bakat dan
pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya (Radhy, 2007).

3. AliranKovergensi
Aliran kovergensi merupakan gabungan antara aliran empirisisme denganalira
nnativisme.Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan
lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
Tokoh utama aliran ini bernama Louis William Stern, seorang filosof dan psycholog
Jerman (Radhy, 2007).

2.5 Analisis Masalah

Nurul adalah anak dari ibu Maimunah, Nurul merupakan siswi kelas II di SDN
04 Pondok Kopi. Ia bermasalah di rumah maupun di kelasnya yaitu karena malas dan
kurang motivasi untuk belajar. Selain itu Nurul merupakan anak yang pendiam di
kelasnya tetapi berbeda jika sudah sampai di rumah, ia menjadi banyak bicara bahkan
sempat menggunakan bahasa-bahasa kotor dalam berkomunikasi bersama teman
sebayanya. Berdasarkan hasil pengamatan diperkirakan jenis masalah yang dihadapi
Nurul yaitu kurangnya motivasi belajar dan perhatian orang tua.

Dari informasi yang didapat, Nurul merupakan anak dari keluarga yang
kondisi ekonominya rendah sehingga menyebabkan ayahnya harus bekerja menjual es
krim keliling dan malamnya menjadi buruh kerja di sebuah pabrik. Selain itu ibunya
harus mengurus kedua adiknya yang masih berumur 2 tahun sehingga kurang
memperhatikan anaknya Nurul, kemudian yang menyebabkan Nurul malas juga
karena faktor kemampuan Nurul yang minim (belum bisa membaca) dan minat dalam

18
belajar tidak ada. Ini semua yang menyebabkan Nurul malas dan kurang motivasi
dalam belajar.

Perilaku bermasalah yang dilakukan oleh Nurul tidak semata-mata terjadi


begitu saja dengan sendirinya, ada faktor-faktor yang melatar belakanginya yaitu:

a. Faktor dari dalam (internal) :

1. Minimnya kemampuan yang dimiliki.

2. Minat untuk belajar kurang.

3. Lemahnya kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.

4. Kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

b. Faktor dari luar (eksternal) :

1. Faktor Keluarga
Ayah Nurul bekerja dari pagi sampai tengah malam dan ibunya yang harus
menjaga dan mengurusi kedua adiknya serta kadang membantu suaminya berjualan es
krim sehingga Nurul kurang perhatian dan kasih sayang dari keluarganya.

2. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi keluarga yang kurang baik menjai salah satu penyebab
Nurul berperilaku bermasalah di sekolah, terjadi beberapa kemungkinan bisa jadi
karena penghasilan dari ayah Nurul yang tidak sesuai dengan jumlah beban
tanggungan daam keluarga, sehingga kebutuhan kadang tidak terpenuhi.

3. Pragnosa

Dari kasus tersebut maka Nurul sedang mengalami masalah yaitu kurang
motivasi untuk belajar karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua.
Dari rumusan, jenis, dan bentuk masalah yang sedang dihadapi Nurul, maka dibuat
alternatif yaitu berupa tindakan bantuan seperti dibeerikannya motivasi yang cukup
dan juga kasih sayang kepada Nurul baik orang tua, guru, teman, dan oran-orang
yang ada disekitarnya. Terutama yang paling berpengaruh disini perhatian dari pihak
orang tua sangat diperlukan.

Cara menangani

Pada kasus Nurul dengan kurangnya motivasi untuk belajar telah


direncanakan untuk memberikan bantuan secara berlanjut dan individual. Pada tahap
pertama, diadakan pendekatan secara pribadi terhadap Nurul yaitu dengan
menanyakan terlebih dahulu seperti apa keadaan orang tuanya di rumah, bagaimana

19
hubungan dengan orang tuanya, merangkul dan mengajak serta memberi perhatian
bahkan kasih sayang yang lebih kepada Nurul sehingga ia terbuka dan mau
menceritakan semua masalah yang sedang di hadapinya. Kemudian pemberian terapi
ini tidak hanya dilakukan sekali bahkan harus beberapa kali dan terus berkelanjutan
sampai anak keluar dari masalah terebut. Tindak lanjut untuk mengatasi masalah
yang dihadapi adalah:

a. Guru harus berkomunikasi dengan orang tua dan bekerja sama untuk melihat
perkembangan Nurul selanjutnya.
b. Orang tua harus lebih memperhatikan Nurul agar tidak lagi malas dan adanya
motivasi belajar.
c. Diberi motivasi dan dorongan agar Nurul bisa terbuka terhadap dan mudah
berinteraksi dengan orang lain.

20
BAB III

KESIMPULAN

3. 1 Kesimpulan

1. Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan


psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek
perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah menengah
2. Perkembangan manusia merupakan proses yang kompleks yang dapat dibagi menjadi
empat ranah utama, yaitu perkembangan fisik, intelektual yang termasuk kognitif dan
bahasa, serta emosi dan sosial, yang didalamnya juga termasuk perkembangan moral.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan yang dikemukakan oleh para ahli
dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu aliran nativisme, aliran empirisme
dan aliran konvergensi.

3.2 Saran

Solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa yaitu menyediakan
bimbingan dan penyuluhan bagi mahasiswa, meningkatkan kuantitas maupun kualitas
pengajar dan sarana dan administrasi pendidikan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Budiman Nandang. 2006. Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.

Faiha. 2011. Pentingnya Mempelajari Perkembangan Peserta Didik. Diunduh


dari http://faiha24.blogspot.com/2011/09/pentingnya-mempelajari-
perkembangan.html pada tanggal 31 Januari 2017

Sobur Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Seta

Soim Ibnu. 2012. Bab I Manfaat Mempelajari Perkembangan Peserta Didik Bagi
Pendidik. Diunduh dari http://mp3soim.blogspot.com/2012/12/bab-i-manfaat-
mempelajari-perkembangan.html pada tanggal 30 Januari 2017.

Sumantri Mulyani, Nana Syaodih. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas
Terbuka.

22

Anda mungkin juga menyukai