Anda di halaman 1dari 4

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN IPA SEBAGAI APLIKASI, GAGASAN DAN

KREATIVITAS

Aplikasi

Aspek aplikasi merujuk pada dimensi aksiologis IPA sebagai suatu ilmu, yaitu penerapannya
pengetahuan tentang IPA dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menerapkan pengetahuan IPA
dalam kehidupan diperlukan kemampuan untuk:

a. mengidentifikasi hubungan konsep ipa dalam penggunaannya dengan kehidupan sehari-hari

b. Mengaplikasikan pemahaman konsep ipa dan keterampilan ipa pada masalah riil

c. Memahami prinsip-prinsip ilmiah dan teknologi yang bekerja pada alat-alat rumah tangga

d. Memahami dan menilai laporan-laporan perkembangan ilmiah yang ditulis pada mass
media. (Trianto,2010)

Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pemahaman tentang karakteristik IPA ini berdampak pada proses belajar IPA di sekolah.

Sesuai dengan karakteristik IPA, IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan
karakteristik IPA pula, cakupan IPA yang dipelajari disekolah tidak hanya berupa kumpulan
fakta tetapi juga proses perolehan fakta yangdidasarkan pada kemampuan menggunakan
pengetahuan dasar IPA untukmemprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang berbeda.
Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik tersendiri.

Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut.

a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir,dan
berbagai macam gerakan otot. Contoh: untuk mempelajari pemuaian
pada benda, kita perlu melakukan serangkaian kegiatan yang melibatkan indera penglihat
an untuk mengamati perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume),
melibatkangerakan otot untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan alat
ukur yang sesuai dengan benda yang diukur dan cara pengukuran yang benar, agar
diperolehdata pengukuran kuantitatif yang akurat.
b. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara (teknik).
Misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi.
c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan.
Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu sangat terbatas. Selain itu,
ada hal-hal tertentu bila data yang kita peroleh
hanya berdasarkan pengamatan dengan indera, akan memberikan hasil yang kurang
obyektif, sementara itu IPA mengutamakan obyektivitas. Contoh : pengamatan untuk
mengukur suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu thermometer.
d. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah
(misal seminar,konferensi atau simposium), studi kepustakaan, mengunjungi suatu
objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan tersebut kita lakukan semata-
mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar
obyektif. Contoh : sebuah temuan ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan kebenaran,
maka temuan tersebut harus dibawa ke persidangan ilmiah lokal, regional,nasional, atau
bahkan sampai tingkat internasional untuk dikomunikasikan dan dipertahankan dengan
menghadirkan ahlinya
e. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus siswa
lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam belajar IPA, siswa
mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh
pengetahuan,menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut
dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain.
(Indrawati, 2010)
Gagasan dan Kreativitas

Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:

 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya
berasal dari genetik.
 Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3
sisanya dari genetik.
 Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamat]
- Questioning [menanya]
- Experimenting [mencoba]
- Associating [menalar]
- Networking [Membentuk jejaring]
Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang
mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan
mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik.
Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui
collaborative learning

Langkah Penguatan Proses :

Proses Karakteristik Penguatan


Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya,
menalar, mencoba, ....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran
untuk semua mata pelajaran
Pembelajaran
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery
learning]

Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi,


pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif
Daftar Pustaka

Indrawati. 2010. Model Pembelajaran IPA Terpadu untuk SMP. Bandung: PPPPTK IPA

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Surabaya: Bumi Aksara

Paparan wamendik.pdf

Anda mungkin juga menyukai