Disusun Oleh:
Gilang Wahyu Indrasta
NIM. 125020301111004
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Derajat Sarjana Ekonomi
JURUSAN AKUNTANSI
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat
menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul : ANALISIS PERBEDAAN
KINERJA UMKM SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN KREDIT
PROGRAM KEMITRAAN. Skripsi ini adalah untuk memenuhi sala satu syarat
kelulusan dalam meraih derajat sarjana Ekonomi program Strata satu (S-1) Fakultas
Ekonomi Universitas Brawijaya.
Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini, penulis
tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
i
DAFTAR ISI
ii
2.4. Perumusan Hipotesis ........................................................................................ 21
BAB III
METODE PENELITIAN ......................................................................................... 23
3.1. Jenis Penelitian ................................................................................................. 23
3.2. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 23
3.3. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 24
3.4. Variabel Penelitian ........................................................................................... 25
3.5. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 28
4.1. Hasil Penelitian................................................................................................. 28
4.1.1. Gambaran Umum UMKM ......................................................................... 28
4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 31
4.1.2.1. Visi, Misi, dan Sasaran PT. Telkom ................................................. 33
4.1.2.2. Divisi Community Development Center (CDC) .............................. 34
4.2. Analisis Statistik Deskriptif.............................................................................. 37
4.2.3 Uji Normalitas............................................................................................. 40
4.3. Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 41
4.3.1. Pengujian Hasil Statistik ............................................................................ 41
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................................ 44
4.4.1. Pengaruh Pemberian Kredit Program Kemitraan Terhadap Kinerja
Keuangan UMKM ............................................................................................... 45
4.4.2. Pengaruh pemberian kredit program kemitraan terhadap kinerja non
keuangan UMKM ................................................................................................ 47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 48
5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 48
5.2. Keterbatasan dan Saran ............................................................................... 48
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.4. Paired t test kinerja keuangan dan non keuangan .................................. 42
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
ANALYSIS ON THE DIFFERENCE OF MSMEs
PERFORMANCE BEFORE AND AFTER CREDIT PARTNERSHIP
PROGRAM
(A Case Study of MSME partners of PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Malang
Area)
By:
Supervisor:
Dr. Erwin Saraswati, Ak., CPMA., CSRS., CA
ABSTRACT
This study aims to analyze the impact of the credit partnership programs on the
performance of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) partners of PT.
Telkom Malang Area. This study analyzes the performance of financial and non-
financial SMEs between before and after receiving credit partnership program. The
research method of this study is a quantitative study method using paired t-test and
ratio analysis. Secondary data are used and collected using the documentation of SMEs
financial statements. The results show that the credit partnership programs have no
impact on SMEs financial performance, but the credit programs can improve non-
financial performances. The results of paired t-test and analysis of the financial
performance ratios show that credit partnership programs can improve the turnover of
SMEs, but does not have an impact on Net Profit Margin (NPM) and Return on Assets
(ROA). Non-financial performances show an increase in growth in the numbers of
costumers.
vii
ANALISIS PERBEDAAN KINERJA UMKM SEBELUM DAN SESUDAH
PEMBERIAN KREDIT PROGRAM KEMITRAAN
(Studi Pada Mitra Binaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Sub Area
Malang)
Oleh:
Gilang Wahyu Indrasta
Dosen Pembimbing:
Dr. Erwin Saraswati, Ak., CPMA., CSRS., CA
ABSTRAK
Kata kunci: Kredit program kemitraan, omzet, NPM, ROA, pertumbuhan konsumen
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Selama masa krisis itu jumlah pengangguran semakin besar, kemiskinan dan
Dalam situasi seperti itu sektor usaha kecil ternyata mempunyai daya tahan dan
membuat ekonomi tetap berjalan serta mampu bertahan dari badai krisis ekonomi dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti mampu menjadi penyelamat
perekonomian dikala krisis dan terus tumbuh dari tahun ke tahun, catatan terakhir
jumlah usaha mikro kecil dan menengah pada tahun 2013 sebesar 58 juta (Kementrian
Koperasi dan UKM, 2013). UMKM juga berkontribusi dalam penambahan devisa
negara dalam bentuk penerimaan ekspor sebesar 27.700 milyar dan menciptakan
peranan 4,86% terhadap total ekspor (Lantum et al, 2012), tetapi sektor ini masih perlu
Permasalahan utama bagi UMKM saat ini adalah walaupun kuantitasnya makin
bertambah tetapi belum diimbangi dari segi kualitas, rendahnya kualitas ini
dikarenakan masalah internal yang dihadapi oleh UMKM. Masalah internal yang
1
dihadapi UMKM yaitu: rendahnya kualitas SDM UMKM dalam manajemen,
permodalan, informasi teknologi, pasar, serta faktor produksi lainnya. Masalah lainnya
dari sisi eksternal, adanya iklim usaha yang kurang mendukung, sehingga seringkali
daripada pesaingnya (Daud dan Yusoff, 2010). Keunggulan bersaing dalam hal
pengetahuan ini sangat diperlukan dan krusial bagi perkembangan UMKM. Tantangan
besar lain yang harus dihadapi oleh UMKM adalah munculnya Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) yang mulai diberlakukan awal 2016. UMKM di Indonesia dituntut untuk
bersaing dengan pasar ASEAN, untuk itu pengembangan UMKM perlu diperhatikan.
Menurut Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan menyatakan Koperasi dan UKM
dalam negeri harus meningkatkan kualitas dan kinerja untuk menyambut MEA 2015
(Antaranews Mei 28, 2014). Peran pemerintah dalam pengembangan ini perlu agar
pembangunan ekonomi yang lebih fokus pada rakyat dengan menggairahkan pelaku
mengatur tentang pemberdayaan usaha kecil. Salah satunya dengan Peraturan Menteri
2
Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program
Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan melalui
Salah satu program yang dicetuskan pemerintah yaitu Program Kemitraan yang
dikelola oleh BUMN, perogram ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan atau dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Badan Usaha
Program Kemitraan peneliti ingin mengerti efektifitas pembinaan UMKM ini. Salah
satu BUMN yang menyelenggarakan Program Kemitraan adalah PT. Telkom Cabang
Malang yang dikelola unit CDC (Credit Development Center), unit ini memberi
bantuan finansial berupa bantuan kredit modal kerja dan non finansial berupa pelatihan
peningkatan laba. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-
sama melihat perkemmbangan usaha kecil dari segi pertumbuhan laba. Perbedaan pada
penelitian ini dengan penelitian terdahulu antara lain : (1) Penambahan variabel, laba
yang dikembangkan menjadi NPM (net profit margin), karena lebih efektif dalam
3
menghitung pertumbuhan (Batian dan Suhardjono, 2006 : 299), tanda perusahaan maju
dengan mudah dapat dilihat, seperti volume dan keuntungan yang diperoleh meningkat,
serta lebih banyak konsumen / pelanggan baru (Bachrun, 2011:18). Oleh karena itu,
kinerja manajemen. (2) Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah UMKM binaan
PT. Telkom Kandatel Malang, karena BUMN ini merupakan salah satu BUMN
memberikan kontribusi laba terbesar tahun 2015 (bumn insight 20 Januari, 2016), serta
banyak mendapatkan CSR award. Penelitian ini mengambil rentang 3 tahun (2013-
signifikan dan positif terhadap kinerja UMKM, selaras dengan penelitian Srilambang
dan Masud (2014) dan Nurani (2014). Penelitian Febriza dan Astuti (2014)
menemukan peningkatan laba, tetapi dengan jumlah unit produksi yang berkurang.
Penelitian Hamidah et al. (2013) menunjukkan kenaikan produksi, tetapi ada masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
4
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberi bukti empiris atas perbedaan kinerja
UMKM setelah pemberian kredit program kemitraan dan memberi sumbangan dalam
2. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi pertimbangan dan masukan bagi PT.
3. Sebagai refrensi bagi peneliti dalam penelitian yang sama di waktu yang akan
datang.
5
I.5. Sistematika Pembahasan
BAB I Pendahuluan
kerangka teoritis.
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Permasalahan utama bagi UMKM adalah kurangnya modal dan rendahnya kualitas
bantuan kredit dan pelatihan kepada UMKM yang menjadi mitra BUMN, yang
diharapkan akan meningkatkan kinerja UMKM. Sesuai fokus penelitian ini, pada
landasan teori penulis akan menjabarkan beberapa teori yang berkaitan dengan
2.1.1. Kinerja
yang buruk atau baik dilihat dari kinerja. Berikut pengertian kinerja dari beberapa
tokoh. Definisi kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam
mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang
7
Ada dua penilaian yang bisa dijadikan acuan dasar untuk melihat jika suatu
perusahaan atau badan usaha memiliki kualitas yang baik. Penilaian ini dilihat dari sisi
dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu (Classyane et al, 2011). Kinerja
perusahaan pada perusahaan ditunjukkan dari laba yang diperoleh. Penghasilan bersih
seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya
(Prastowo, 2002), laba pada penghasilan ini berkaitan langsung dengan penghasilan
8
keuangan dan membandingkan kinerja satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam
industry yang sama. Secara umum analisis laporan keuangan berarti membandingkan
antara kinerja masa lalu dengan prospek masa mendatang dengan menggunakan data-
membandingkan satu pos laporan dengan dengan pos laporan keuangan lainnya, baik
tertentu, baik dalam neraca maupun dalam laporan laba rugi (Jumingan, 2006:242).
Net Profit Margin merupakan salah satu indicator yang penting untuk menilai
suatu perusahaan. Net Profit Margin selain digunakan untuk mengukur kemampuan
penjualan yang dicapai (Sutrisno, 2009:200). Net Profit Margin adalah suatu
pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan yang tersisa setelah dikurangi oleh
seluruh biaya termasuk bunga dan pajak (Suwito dan Herawaty, 2005). Rasio laba
operasi bersih terhadap penjualan banyak digunakan oleh para praktisi keuangan
sebagai penentu nilai (value drive) kunci yang mempengaruhi penilaian atas sebuah
perusahaan
9
Net Profit Margin mengukur laba yang dihasilkan perusahaan dari perbandingan
antara laba sesudah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini menunjukkan laba bersih
yang dapat dicapai setiap penjualan. Rasio ini bermanfaat untuk menunjukan seberapa
pabrik, operasi dan pinjaman pinjaman perusahaan. Laba bersih yang diperoleh juga
tergantung pada kebijakan pemerintah mengenai tingkat suku bunga dan pajak
ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba
atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. Return On Asset mengukur
kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini
mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada
yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi
operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik suatu
10
perusahaan. Menurut Munawir (2004:87) rasio yang rendah menunjukkan
1. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam
hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.
2. Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-
ongkos yang diperlukan.
3. Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran.
4. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.
ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negative (rugi) pula. Hal
Kata Omzet berarti jumlah, sedang penjualan berarti kegiatan menjual barang yang
yang bertujuan mancari laba atau pendapatan. Omzet penjualan berarti jumlah
penghasilan atau laba yang diperoleh dari hasil menjual barang atau jasa. Definisi
omzet penjualan yang berorientasi pada pertambahan omzet adalah hasil keuntungan
yang diperoleh atau dicapai sesuai dengan banyaknya produk yang ditawarkan dan
dibutuhkan oleh konsumen, banyaknya jumlah transaksi yang terjadi dan banyaknya
Omzet penjualan adalah akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk barang-
barang dan jasa yang dihitung secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara
jumlah penjualan barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu, yang dihitung
berdasarkan jumlah uang yang diperoleh dan berdasarkan volume. Seorang pengelola
11
usaha dituntut untuk selalu meningkatkan omzet penjualan dari hari kehari, dari
minggu ke minggu, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun. Hal ini diperlukan
kemampuan dalam mengelola modal terutama modal kerja agar kegiatan operasional
dengan omzet penjualan adalah besarnya penjualan UMKM setelah mendapatkan dana
PKBL.
memperhatikan hal-hal lain di luar sisi finansial misalnmya sisi pelanggan yang
merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua hal tersebut
merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton, 1996).
Responsibility) menjadi salah satu bentuk pertanggung jawaban bagi para pemangku
12
perkembangannya, CSR memiliki banyak definisi yang berbeda-beda. Menurut
Undang -undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, pasal satu butir ketiga:
berkelanjutan bagi para pelaku bisnis untuk berkontribusi pada perkembangan ekonomi
dan disamping itu juga meningkatkan kualitas hidup bagi pekerja dan keluarganya,
Menurut Kotler dan Lee (2005:4), CSR merupakan komitmen perusahaan secara
bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan perundang-undangan seperti kewajiban untuk
13
Gambar 2.1
Piramida Archie B. Carol
Tanggung
jawab ekonomi
Tanggung jawab ekonomi harus memiliki nilai tambah ekonomi agar perusahaan
tersebut dapat menjaga eksistensinya dan berkembang. Tanggung jawab legal berarti
perusahaan harus mematuhi hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam
proses menghasilkan laba, hukum yang diterapkan pemerintah harus benar-benar
dipatuhi oleh perusahaan. Tanggung jawab etis berarti perusahaan memiliki kewajiban
untuk dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara etis. Norma-norma yang ada
di masyarakat harus menjadi patokan dalam menjalankan segala kegiatan operasional
perusahaan. Tanggung jawab filantropis berate perusahaan juga sebaiknya dapat
memberi dampak positif terhadap masyarakat.
Berdasarkan deinisi-definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa CSR
adalah bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan secara berkelanjutan serta
berhubungan dengan pihak internal dan eksternal perusahaan atas aktifitas dari
perusahaan itu sendiri. CSR membuktikan bahwa keuangan bukan satu-satunya tujuan
perusahaan, perusahaan juga harus mementingkan kesejahteraan Stakeholder.
2.1.5. Program Kemitraan
wujud tanggung jawab sosial BUMN kepada masyarakat. Diatur dalam Peraturan
meningkatkan kemampuan usaha kecil untuk bisa bersaing dan mandiri menggunakan
14
dana dari bagian laba BUMN. Pihak yang menerima bantuan program mitra binaan
disebut mitra binaan, yaitu usaha kecil yang memenuhi syarat tertentu yang mendapat
pinjaman dana dari Program Kemitraan. Program Kemitraan selain menyalurkan dana
berikut :
Kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah sebagai berikut :
15
g. Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable).
Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung
sebagai berikut :
1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan usaha
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
16
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha
tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang
sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki
Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai perorangan/badan usaha yang telah melakukan
bangunan yang ditempati ). Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni dalam
bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan antara lain pengrajin
industri rumah tangga, peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa dan yang lainnya.
Dari berbagai pendapat diatas, pengertian UMKM dilihat dari berbagai aspek, baik dari
segi kekayaan yang dimiliki pelaku, jumlah tenaga kerja yang dimiliki atau dari segi
Penelitian mengenai keterkaitan pemberian kredit dan pelatihan bagi UMKM telah
17
UMKM terdapat pada penelitian Nofianti (2012), mengungkapkan bahwa pemberian
biaya kredit oleh BPR Bali perpengaruh signifikan pada perkembangan aset, omzet,
dan laba sebelum pajak pada UMKM. Hasil serupa didapatkan pada penelitian
Srilambang dan Masud (2014) yang mendapatkan hasil yang signifikan setelah
dilakukan oleh Muiruri (2014) yang meneliti antara UMKM yang menerima kredit dan
tidak menerima kredit kemitraan diuji dari aspek non keuangan, hasilnya pertumbuhan
non keuangan UMKM yang mendapat kredit lebih tinggi dari UMKM yang tidak
mendapat kredit.
Febriza dan Astuti (2014) menemukan bahwa setelah menerima kredit kemitraan
UMKM tumbuh dalam hal keuangan namun unit produksi berkurang karena kurangnya
18
Tabel 2.1.
Penelitian Terdahulu
Peneliti Tujuan Variabel Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Henny Nofianti Menguji dampak Perkembangan Pembiayaan berdampak
(2012) Pembiayaan aset, omzet, signifikan jumlah aset,
UMKM Oleh dan laba omzet penjualan dan laba
Bank Perkreditan sebelum pajak sebelum pajak meningkat.
Rakyat di Bali
Terhadap Kinerja
UMKM
Paul Munene The Role of Sale turn over, Ada perbedaan
MUIRURI Micro-Finance number of pertumbuhan terhadap
(2014) Institutions to the employees, UMKM yang mendapat
Growth of Micro capital dana dan tidak
and Small investment, mendapatkan dana kredit.
Enterprises (MSE) and
in Thika, Kenya profitability
Putri Dewi Menunjukkan Kinerja Pembiayaan berdampak
Briantari perbedaan Kinerja keuangan signifikan dan positif
Srilambang Keuangan UKM (Rasio terhadap kinerja
(2014) Sebelum Dan Keuangan) keuanganUMKM.
Sesudah
Menerima
Fasilitas Kredit
19
2.3. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara sebelum dan sesudah
pemberian kredit Program Kemitraan pada UMKM dari segi kinerja keuangan dan non
keuangan. Teori yang mendasari pemberian kredit pada UMKM adalah teori produksi.
Produksi menyangkut proses transformasi input (misalnya : modal, tenaga kerja, tanah)
menjadi output barang dan jasa (Abimanyu, 2004). Dalam proses ini, yang penting
adalah efisiensi penggunaan input. Efisiensi ini bisa menjadi dasar analisis
penggunaaan input dalam proses produksi barang dan jasa. Teori produksi pada
Pengukuran kinerja keuangan diukur dengan Return On Assets dan Net Profit
Gambar 2.2.
Kerangka Pemikiran
Sebelum Sesudah
Pemberian Kredit Pemberian Kredit
dan program dan program
kemitraan kemitraan
Kinerja
Kinerja UJI BEDA Keuangan
Keuangan
Dan Non
Dan Non
Keuangan
Keuangan
20
2.4. Perumusan Hipotesis
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, maka akan dirumuskan hipotesis untuk
penelitian ini. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang selanjutnya akan diuji
kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan bersih usaha kecil dan menengah.
Pemberian kredit program kemitraan akan memberi UMKM tambahan dana untuk
antara pemberian modal dan kinerja, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut :
program kemitraan.
21
Sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan,
karena dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan
dan Norton, 1996). Oleh karena itu diperlukan pelatihan bagi SDM UMKM agar efektif
peningkatan kinerja SDM. Peningkatan kinerja UMKM dari aspek sumber daya
motivasi dan etos kerja pelaku UMKM (Wicaksono dan Nuvriasari, 2012).
dari sumberdaya yang dimilikinya. Cheng et al., (2010) menjelaskan bahwa dalam teori
manajemen yang menciptakan nilai tambah dan keunggulan kompetitif yang akan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram,
2008:149). Penelitian ini menggunakan data sekunder. Menurut sekaran (2013), data
sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang, dan bukan
peneliti yang melakukan studi mutakhir. Data tersebut bisa berupa internal atau
eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran dokumen, atau publikasi
informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh
minat yang ingin diteliti (Sekaran2013). Populasi data dari penelitian ini adalah
UMKM yang menjadi mitra binaan PT. Telkom cabang Malang pada tahun 2013-2015.
purposive sampling ini adalah metode yang memilih sampel berdasarkan jenis-jenis
tertentu, sampel tersebut telah memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh
peneliti (sekaran, 2013). Jenis purposive sampling yang digunakan adalah judgement
23
sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah
Agar tujuan penelitian ini tercapai dengan baik, terdapat beberapa kriteria yang
Data pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Menurut Sekaran
(2013), data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang telah
dikumpulkan dari sumber yang telah ada, dan data primer adalah data yang
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data kuantitatif berupa data
laporan keuangan UMKM. Data laporan keuangan tersebut diperoleh dari UMKM
secara langsung dengan mengambil data UMKM dari divisi CDC sebagai pengelola
Program Kemitraan PT. Telkom Malang. Untuk data non keuangan berupa
dan 2015.
24
3.4. Variabel Penelitian
Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada
nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau
pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda (Sekaran, 2013). Variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
1. Kinerja Keuangan
al, 2011).
Analisa Net Profit Margin (NPM) merupakan alat analisa yang digunakan untuk
untuk memperoleh laba. Semakin tinggi nilai NPM maka semakin efisien biaya-
biaya yang digunakan sehingga laba yang diperoleh akan semakin tinggi. Net Profit
Laba Bersih
=
Omzet
25
Return On Asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Rasio ini mengukur seberapa efektif
Laba Bersih
= 100%
Total Asset
pelanggan. Ada hal-hal lain di luar sisi finansial misalnmya sisi pelanggan yang
Pertumbuhan pelanggan = 100%
Pengujian hipotesis menggunakan uji beda. Uji ini digunakan untuk menguji
pemberian kredit terhadap kinerja keuangan berupa omzet, NPM, ROA, dan kinerja
samples test yang menggunakan kepercayaan 95% yang berarti tingkat kesalahan ()
26
5%. Uji-t untuk menghitung perbedaan mean test awal dan test akhir, pre test dan post
=
2
( 1)
Keterangan :
t : Statistik perbedaan
n : Jumlah populasi
Pedoman yang digunakan untuk tidak menolak atau menolak hipotesis yang
diusulkan adalah:
1) Ho tidak ditolak jika t-hitung < t-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig (2-
2) Ho ditolak jika t-hitung > t-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig (2-tailed)
27
BAB IV
Penelitian ini berfokus pada UMKM yang merupakan mitra binaan PT. Telkom
Cabang Malang. Tempat penelitian dilakukan di PT. Telkom Cabang Malang yang
berlokasi di Jl. Ahmad Yani 11 Malang. Dalam penelitian ini UMKM mitra binaan
yang menjadi sampel berjumlah 12 UMKM yang menjadi mitra binaan pada tahun
2013. Berikut adalah gambaran usaha dari 12 sampel dalam penelitian ini:
Tabel 4.1.
Gambaran Umum UMKM
No. Nama Jenis Usaha
1 DWI ASTUTI PERDAGANGAN KERAMIK
2 MOCHAMAD FAISAL RINALDO TOKO VELG DAN BAN
3 AGUS RIADI PEDAGANG SOTO
4 SOENARDI KATERING
5 TOKO ALAT TULIS DAN
YUSTINA SUKATMIATI
RENTAL
6 YULITA MARIA SUPARMI TOKO KELONTONG
7 KURNIAWAN PANCOLO RUMAH MAKAN
8 SUGENG PEDAGANG BAKSO
9 YANTO PEDAGANG NASI GORENG
10 IMAM PURNOMO TOKO GROSIR
11 ANISATI PERDAGANGAN KERAMIK
Sumber: Community Development Center (CDC) PT. Telkom Cabang Malang (2016)
Dwi Astuti merupakan pedagang keramik yang berada di sentra keramik dinoyo.
Toko milik Dwi Astuti tergabung dalam paguyuban keramik dinoyo, produk yang dijual
28
adalah berbagai macam keramik seperti vas, mug, gelas, serta souvenir-souvenir untuk
pernikahan. Barang yang dijual oleh Dwi Astuti berasal dari paguyubannya tersebut.
Mochammad Faisal Rinaldo bergerak pada usaha jual beli ban dan velg,
Usaha yang dijalankan Agus Riadi adalah berjualan soto, dulu Agus Riadi sehari-
hari berjualan memakai gerobak di daerah Araya. Konsumennya rata-rata adalah pekerja
dan mahasiswa, sekarang sudah mulai mempunyai tempat tetap untuk berjualan soto di
Selanjutnya adalah Soenardi yang bergerak pada usaha katering, usahanya dibantu
oleh istri dan 2 karyawannya. Soenardi dalam membuat makanan katering dilakukan
dirumah sendiri. Katering Soenardi hanya melayani pesanan, serta sudah memiliki
Usaha Yustina Sukatmiati adalah Rental dan Pengetikan, selain itu juga
menyediakan pulsa dan alat tulis kantor. Dalam menjalankan usahanya Yustina dibantu
Yulita Maria Suparmi mempunyai usaha toko kelontong, toko milik Yulita ini
tergolong besar. Barang dagangan yang dijual di toko milik Yulita ini berupa sembako
dan barang-barang pokok lainnya. Kebanyakan pembeli adalah para tengkulak yang
akan menjual kembali barang karena harga di toko Yulita tergolong harga grosir.
adalah tahu telor dan nasi campur. Usaha Kurniawan Pancolo sudah berjalan sekitar 4
29
tahun, awalnya hanya gerobak biasa di depan rumahnya hingga sekarang memiliki
tempat makan yang luas untuk duduk konsumennya. Sehari-hari konsumen dari rumah
Usaha yang dilakukan Sugeng adalah berdagang bakso bakar tepat didepan SPBU
Arjosari. Usaha Sugeng ini berawal dari gerobak hingga memiliki tempat berdagang
yang cukup besar, bakso yang dijual antara lain bakso bakar, gorengan, bakso biasa,
mie, dan lain-lain. Konsumen utama dari usaha sugeng ini adalah penumpang atau calon
Yanto memiliki usaha nasi goreng bernama Cita rasa atau juga dikenal dengan nasi
goreng Mendhit Es. Usaha yang dimiliki Yanto ini memiliki 5 cabang. Nasi goreng ini
memiliki tempat utama yang cukup besar sedang 4 cabang lainnya berupa kedai kecil
Usaha yang dimiliki Imam Purnomo adalah toko grosir sembako. Tempat usaha
yang dimiliki Imam adalah sebuah kios berukuran sedang. Imam purnomo mengelola
bisnis grosir bersama istrinya. Konsumen toko grosir milik Imam adalah para tengkulak
Usaha yang dijalankan Anisati adalah perdagangan keramik. Satu daerah dengan
usaha keramik milik Dwi Astuti, tetapi kramik milik Anisati lebih besar karena
Astuti menjual barang dari paguyubannya. Produk Keramik Anisati menjual berbagai
macam mug, gelas, vas dan souvenir-souvenir. Pemasaran keramik milik Anisati ada
30
4.1.2. Gambaran Umum Perusahaan
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk merupakan salah satu badan usaha milik negara
yang bergerak dibidang informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan
mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak,
komunkasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan
services, layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya.
1. Telecommunication
perusahaan, Telkom melayani sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain Ordinary
Telephone Services (POTS), telepon nirkabel tidak bergerak, layanan komunikasi data,
broadband, satelit, penyewaan jaringan dan interkoneksi, serta telepon seluler yang
menjangkau beragam segmen pasar mulai dari pelanggan individu sampai dengan
2. Information
ranah New Economy Business (NEB). Layanan ini memiliki karakteristik sebagai
31
layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan transaksi yang mencakup Value
3. Media
Media merupakan salah satu model bisnis Telkom yang dikembangkan sebagai
bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan Free To Air (FTA) dan Pay TV
4. Edutainment
Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB
beragam layanan diantaranya Ring Back Tone (RBT), SMS Content, portal dan lain-
lain.
5. Services
Services menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada
layanan dan solusi, dari bisnis legacy sampai New Wave Business. Untuk meningkatkan
Business Value pada tahun 2012 Telkom Group mengubah portofolio bisnisnya menjadi
32
menjalankan portofolio bisnis, Telkom Group memiliki empat anak perusahaan, yakni
Internasional (Telin), PT. Telkom Metra dan PT. Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel).
memberikan hasil terbaiknya terhadap stakeholders. Oleh karena itu, dalam setiap
kegiatan usahanya PT. Telkom Tbk harus berpijak pada visi, misi, dan tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan. Adapun visi, misi dan tujuan yang telah dirumuskan
b. Misi
33
c. Tujuan : Menciptakan posisi unggul dengan memperkokoh business legacy dan
meningkatkan bisnis new rare untuk memperoleh 60% dari pendapatan industry
d. Strategi
Sebagai BUMN, PT. Telkom Tbk terlibat secara aktif mengembangkan PKBL
PT. Telkom Tbk CDC memiliki visi menjadi perusahaan terbaik di Kawasan Asia
34
komunitas yang berhubungan dengan telecommunication, information, media,
ekonomi dan lingkungan. PT. Telkom Tbk memiliki divisi CDC sebagai unit yang
mendukung bisnis utama PT. Telkom Tbk, yang CDC ini memiliki posisi strategis
terhadap unit bisnis lainnya dalam hal pemberdayaan komunitas. Pada posisi strategis
tersebut Telkom CDC mengemban dua peran, yakni sebagai pemegang mandat
pelaksana PKBL dan sebagai pelaksana Corporate Sosial Responsibility PT. Telkom
Tbk.
Secara historis, Telkom CDC berawal dari adanya program Pembinaan Usaha
Kecil dan Koperasi (PUKK) pada tahun 2001. Seiring dengan perubahan regulasi
perubahan menjadi CDC pada tahun 2003 melalui Keputusan Direksi Nomor:
2008 tentang Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina
CD Area berpindah kendali dari Telkom CDC ke Divisi Telkom Barat/Timur di bawah
Perjalanan Telkom CDC sejak 2003 hingga saat ini terus mengalami transformasi,
baik dalam paradigma, pengelolaan organisasi, ruang lingkup tugas maupun wewenang
dan tanggung jawabnya. Pengelolaan CSR yang sebelumnya berada di CDC sesuai
35
Keputusan Direksi Nomor: KD. 18/PS180/ COP-B0030000/2009 tanggal 12 Juni 2009
Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (CDC) terkait dengan
pengelolaan kegiatan CSR dialihkan dari CDC ke HCCA. Hal ini untuk memudahkan
Untuk memudahkan menjalankan tugas pada PT. Telkom Tbk, harus ada struktur
kepemimpinan sehingga ada satu perintah dan tidak terjadi double command. Struktur
organisasi merupakan suatu gambaran jalur koordinasi dan jalur komando srta susunan
jabatan seseorang dalam suatu organisasi. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur Organisasi juga akan
36
Gambar 4.1.
Struktur Organisasi CDC
wewenang, dan tugas yang jelas akan mendorong terciptanya kondisi kinerja
Omzet dan konsumen sebelum dan setelah pemberian kredit program kemitraan. Untuk
mengetahui deskripsi untuk masing masing variabel dapat dilihat pada tabel berikut
37
Tabel 4.2
Analisis Deskripsi
Berdasarkan pada hasil analisis diskriptif pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
a. Data Omzet 2013 dari 11 sampel diperoleh nilai rata rata sebesar Rp.
194.363.636 dan standar deviasi sebesar Rp. 193.208.836. Hasil Omzet 2013
maksimal yang dicapai sebesar Rp. 700.000.000 dan minimal sebesar Rp.
48.000.000.
b. Data Omzet 2015 dari 11 sampel diperoleh nilai rata rata sebesar Rp.
285.527.272 dan standar deviasi sebesar Rp. 183.954.326. Hasil Omzet 2015
maksimal yang dicapai sebesar Rp. 744.000.000 dan minimal sebesar Rp.
96.000.000.
c. Data NPM 2013 dari 11 sampel diperoleh nilai rata rata sebesar 0,3464 dan
standar deviasi sebesar 0,13193. Hasil NPM 2013 yang maksimal dicapai
38
d. Data NPM 2015 dari 11 sampel diperoleh nilai rata rata sebesar 0.3618 dan
standar deviasi sebesar 0.086. Hasil NPM 2015 maksimal yang dicapai sebesar
e. Data ROA 2013 dari 11 sampel diperoleh nilai rata rata sebesar 3,23 dan
standar deviasi sebesar 2,528. Hasil ROA 2013 yang maksimal dicapai sebesar
f. Data ROA 2015 dari 11 sampel diperoleh nilai rata rata sebesar 2,77 dan
standar deviasi sebesar 1,77. Hasil ROA 2015 maksimal yang dicapai sebesar
g. Data Konsumen 2013 dari 11 sampel diperoleh nilai rata rata sebesar 749,09
dan standar deviasi sebesar 680,02. Hasil Konsumen 2013 yang maksimal
h. Data konsumen 2015 dari 11 sampel diperoleh nilai rata rata sebesar 1359,72
dan standar deviasi sebesar 1356,55. Hasil Konsumen 2015 maksimal yang
Dengan demikian terdapat perbedaan rata rata omzet pada kinerja keuangan
tahun 2013 dan 2015, dimana tahun 2015 diperoleh omzet dengan rata rata sebesar
Rp. 285.527.272, dari sebelumnya yang memiliki rata rata sebesar Rp. 194.363.636.
Hal ini menunjukkan adanya perubahan setelah pemberian kredit program kemitraan.
2013 dan 2015, dimana tahun 2015 diperoleh konsumen dengan rata rata sebesar
1359,72, dari sebelumnya yang memiliki rata rata sebesar 749,0909. Hal ini
39
menunjukkan adanya perubahan konsumen setelah pemberian kredit program
diperoleh dari hasil penelitian dan belum menunjukkan hasil penelitian, dan untuk
mengetahui hasil penelitian akan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t
data
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebar normal atau tidak.
Apabila data hasil pengujian berdistribusi normal, maka salah satu syarat untuk
Jika nilai sig. (p-value) > maka H0 diterima yang artinya normalitas terpenuhi.
40
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sam ple Kol mogorov-Smirnov Test
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh nilai sig. Untuk omzet 2013 sebesar 0,550 dan
sig. untuk omzet 2015 sebesar 0,746, demikian juga untuk konsumen 2013 memiliki
nilai sig. sebesar 0,765 dan 2015 memiliki nilai sig. sebesar 0,864. Untuk NPM 2013
sebesar 0,841 dan sig. untuk NPM 2015 sebesar 0,975, dan Untuk ROA 2013 sebesar
0,699 dan sig. untuk ROA 2015 sebesar 0,886. kedelapan nilai sig. tersebut lebih besar
dari 0.05; maka ketentuan H0 diterima yaitu bahwa asumsi normalitas terpenuhi. Hal
ini berarti bahwa data yang digunakan pada omzet, konsumen, NPM, dan ROA sudah
berdistribusi normal.
Adapun untuk mengetahui perbedaan antara kinerja tahun 2013 dan kinerja tahun
2015, maka penulis menggunkan alat statistik uji beda rata-rata yaitu paired t test.
41
dengan t tabel. Jika t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel maka perbedaannya
signifikan dan berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika t hitung < t tabel atau
-t hitung > -t tabel maka perbedaannya tidak signifikan dan berarti H0 diteima dan H1
ditolak.
Tabel 4.4
dapat dilihat pada tabel 4.4. Hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut
kemitraan.
Berdasarkan pada Tabel 4.4 menunjukkan nilai t hitung Omzet sebesar 5,374
dengan nilai sig. sebesar 0,000, sedangkan t tabel dengan derajat bebas sebesar 10 dan
= 5% sebesar 2,228. Oleh karena t hitung lebih besar daripada t tabel atau nilai sig.
(0,000) < 0,05, maka H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara Omzet 2013 setelah pemberian kredit program
kemitraan pada Omzet 2015. Berdasarkan statistik didapatkan bahwa Omzet setelah
42
pemberian kredit program kemitraan lebih tinggi daripada sebelumnya, yang
dapat dilihat pada tabel 4.4. Hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut
kemitraan.
Berdasarkan pada Tabel 4.4 menunjukkan nilai t hitung NPM sebesar 0,421
dengan nilai sig. sebesar 0,683, sedangkan t tabel dengan derajat bebas sebesar 10 dan
= 5% sebesar 2,228. Oleh karena t hitung lebih kecil daripada t tabel atau nilai sig.
(0,683) > 0,05, maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang tidak signifikan antara NPM 2013 dan NPM tahun 2015 setelah pemberian kredit
program kemitraan.
dapat dilihat pada tabel 4.4. Hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut
kemitraan.
Berdasarkan pada Tabel 4.4 menunjukkan nilai t hitung ROA sebesar -1,304
dengan nilai sig. sebesar 0,222, sedangkan t tabel dengan derajat bebas sebesar 10 dan
= 5% sebesar 2,228. Karena t hitung lebih kecil daripada t tabel atau nilai sig. (0,222)
> 0,05, maka H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
43
tidak signifikan antara ROA 2013 dengan ROA 2015 setelah pemberian kredit program
kemitraan.
Konsumen dapat dilihat pada tabel 4.4. Hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut
program kemitraan.
Berdasarkan pada Tabel 4.4 menunjukkan nilai t hitung Konsumen sebesar 2,365
dengan nilai sig. sebesar 0,040, sedangkan t tabel dengan derajat bebas sebesar 10 dan
= 5% sebesar 2,228. Oleh karena t hitung lebih besar daripada t tabel atau nilai sig.
(0,040) < 0,05, maka H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara Konsumen 2013 setelah pemberian kredit program
setelah pemberian kredit program kemitraan lebih tinggi daripada sebelumnya, yang
Pemberian kredit program kemitraan akan memberi tambahan modal bagi UMKM
diharapkan bagi UMKM untuk bisa memperoleh laba semakin besar serta peningkatan
44
Dalam penelitian ini digunakan paired t test untuk memperoleh jawaban atas
rumusan masalah yang telah dibuat terkait pengaruh pemberian kredit program
kemitraan terhadap kinerja UMKM serta signifikansi antara kinerja UMKM sebelum
Keuangan UMKM
menunjukkan bahwa Pemberian kredit program kemitraan tidak memberi dampak pada
kinerja keuangan UMKM mitra binaan PT. Telkom Cabang Malang. Analisis uji t beda
pada omzet menyatakan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan antara omzet tahun
2013 dengan tahun 2015. Omzet merupakan total pendapatan selama operasional
dapat disimpulkan bahwa modal secara langsung akan meningkatkan omzet. Tetapi,
tinggi omzet maka jumlah biaya juga akan semakin besar. Semakin besar biaya yang
dikeluarkan, maka semakin kecil laba yang bisa diperoleh, sehingga secara tidak
kenaikan.
45
Semakin tinggi rasio NPM menunjukkan bahwa semakin tinggi pula laba yang
diperoleh dalam setiap rupiah penjualannya, sehingga bisa dikatakan bahwa UMKM
NPM mengalami peningkatan tetapi menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Hal ini
berarti tidak ada dampak dari pemberian kredit program kemitraan terhadap rasio NPM
dari UMKM. Menunjukan tidak ada perbedaan tingkat efisiensi manajemen keuangan
UMKM antara sebelum dan sesudah mendapatkan kredit program kemitraan. Tingkat
Omzet yang meningkat signifikan tetapi tidak diiringi oleh peningkatan laba yang
mendasari adalah adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi,
dalam mengelola asetnya dalam menghasilkan laba, semakin besar ROA maka semakin
efektif dan efisien penggunaan aset perusahaan atau dengan kata lain, berapa laba
dihasilkan dengan jumlah aset tertentu. Berdasarkan hasil pengujian yang telah
dilakukan, pemberian kredit program kemitraan dapat menurunkan kinerja ROA pada
UMKM. Pada penelitian ini UMKM mengalami penurunan nilai ROA setelah
mendapatkan kredit program kemitraan, hal ini terjadi dikarenakan para pelaku
UMKM belum bisa mengelola asetnya dengan efektif dan efisien dalam meningkatkan
laba, artinya peningkatan dari segi aset tidak diimbangi oleh peningkatan dari segi laba.
Penurunan ROA juga terjadi karena pengelolaan modal UMKM yang kurang, melihat
46
hasil penelitian ini, UMKM dalam menggunakan dan mengalokasikan kredit perlu
dilakukan pendampingan dan pelatihan lebih dari CDC PT Telkom Cabang Malang.
keuangan UMKM
peningkatan mencapai 81% dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan setelah
perusahaan telah mampu menarik lebih banyak konsumen dengan sumber daya yang
dengan mudah dapat dilihat, seperti volume dan keuntungan yang diperoleh meningkat,
serta lebih banyak konsumen / pelanggan baru (Bachrun, 2011:18). Pemberian kredit
program kemitraan yang memiliki dampak signifikan terhadap kinerja non keuangan
UMKM menunjukkan keadaan sebenarnya dari UMKM walaupun tidak ada dampak
dari kredit program kemitraan terhadap kinerja keuangan UMKM, karena untuk
keuangan juga.
47
BAB V
5.1. Kesimpulan
proram kemitraan dengan kinerja UMKM mitra binaan PT. Telkom Cabang Malang.
Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 11 UMKM dan diuji
menggunakan paired t test. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Merujuk dari hasil temuan dan kesimpulan mengenai mengetahui pengaruh antara
pemberian kredit program kemitraan dengan kinerja UMKM, penelitian ini memiliki
terbatasnya data yang diberikan oleh PT. Telkom Malang, serta beberapa
48
selanjutnya, diharapkan bisa menambah jumlah sampel dan menggunakan
metode pendekatan yang lebih baik untuk UMKM agar bersedia diambil
datanya.
variabel non keuangan yang lebih menunjukkan kinerja secara nyata agar
49
DAFTAR PUSTAKA
Bachrun, Saifuddin. 2022. Menghitung Tunjangan, Insentif, Bonus dan Fasilitas dalam
Praktik. Jakarta: Penerbit PPM.
Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Bastian, Indra., Suhardjono, 2006. Akuntansi Perbankan, Buku Dua, Edisi Pertama.
Jakarta: Salemba Empat.
Cheng, Meng-Yuh, Jer-Yan Lin dan Tzy-Yih Hsiao. 2010. Invested Resource,
Competitive Intellectual Capital and Corporate Performance. Journal of
Intellectual Capital. Vol 11, No.4, pp 433-450.
Classyane. et al. 2011. Analisis laporan keuangan dalam menilai kinerja keuangan
pada PT. Serba Mulia Auto Yamaha 3S. Balikpapan: Universitas
Mulawarman
Daud, S., & Yusoff, W. F. W. (2010). Knowledge management and firm performance
in SMEs: The role of social capital as a mediating variable. Asian Academy
of Management Journal.
Febriza, Widya & Astuti, Yuhana. 2014. Analisis perbandingan laba usaha sebelum
dan sesudah pemberian dana PKBL.Bandung: Universitas Telkom
Inayah, Nurul. 2014. Pengaruh kredit modal kerja terhadap pendapatan bersih usaha
kecil dan menengah sektor formal. Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.
Indonesia. Undang-Undang tentang usaha mikro, kecil, dan menengah. No. 20 tahun
2008. Sekertariat negara. Jakarta.
50
Indonesia. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni
1994. Sekertariat negara. Jakarta.
Kaplan, Robert, S., & Norton, David,P. 1996. The Balanced Scorecard: Translating
Strategy Into Action. Massachusetts: Harvard Business School Press.
Kementrian Koperasi dan UKM. 2013. Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)
dan Usaha Besar (UB) Tahun 2012 2013. Jakarta.
Kotler, P. and Nancy, Lee. 2005. Corporate Social Responsibility : Doing The Most
Good For Your Company and Your Cause. Best Practices From Hewlett
Packard, Ben & Jerrys, and Other Leading Companies. United States of
America: Jhon Wiley & Sons, Inc.
Kristiyanti, Mariana. 2012. Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) Dalam
Pembangunan Nasional. Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 3 No. 1,
Januari 2012.
Lantum, Alex Kahu & Y.M.V. Mudayen.2012. Peran Strategik UMKM dalam
Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Nasional Melalui Pengembangan
Industri Kreatif. Disampaikan dalam Seminar Nasional Kewirausahaan
dan Inovasi Bisnis II Universitas Tarumanagara di Jakarta 18 September
2012.
Muiruri, Paul Munene. 2014. The Role of Micro-Finance Institutions to the Growth of
Micro and Small Enterprises (MSE) in Thika, Kenya (Empirical Review of
NonFinancial Factors). International Journal of Academic Research in
Accounting, Finance and Management Sciences Vol. 4, No.4
51
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-4.Yogyakarta: Liberty.
Nofianti, Henny. 2012. Dampak pembiayaan kepada UMKM yang disalurkan oleh
BPR di Bali terhadap kinerja UMKM. Bali: Universitas Udayana (Unud).
Nurani, Intan. 2014. Analisis Pemberian Kredit Pada Program Kemitraan PT.
Telkom. Skripsi. Malang: Universitas Brawijaya.
Prastowo, Dwi. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Richardson, P., R. Howarth and G. Finnegan (2004) The challenges of growing small
businesses: Insights from women entrepreneurs in Africa. Geneva:
International Labour Organization (ILO).
Sekaran, Uma. 2013. Metode Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat.
52
Wicaksono, G., Nuvriasari, A. 2012. Meningkatkan Kinerja UMKM Industri Kreatif
Melalui Pengembangan Kewirausahaan dan Orientasi Pasar: Kajian
Pada Peran Serta Wirausaha Wanita di Kecamatan Moyudan Kabupaten
Sleman, Propinsi DIY. Jurnal Sosio Humaniora. Vol. 3 No. 4, September
2012.
53
Lampiran 1
Tabel Data Omzet UMKM
Omzet
Usaha
No Nama 2013 2015
PERDAGANGAN
1 DWI ASTUTI 81000000 174000000
KERAMIK
MOCHAMAD FAISAL
2 96000000 129600000
RINALDO TOKO VELG DAN BAN
3 AGUS RIADI PEDAGANG SOTO 90000000 187200000
4 SOENARDI KATERING 235000000 300000000
TOKO ALAT TULIS DAN
5 YUSTINA SUKATMIATI 72000000 210000000
RENTAL
6 YULITA MARIA SUPARMI TOKO KELONTONG 700000000 744000000
7 KURNIAWAN PANCOLO RUMAH MAKAN 48000000 180000000
8 SUGENG PEDAGANG BAKSO 60000000 96000000
PEDAGANG NASI
9 YANTO 180000000 400000000
GORENG
10 IMAM PURNOMO TOKO GROSIR 216000000 312000000
PERDAGANGAN
11 ANISATI 360000000 408000000
KERAMIK
54
Lampiran 2
Tabel Data Pengeluaran UMKM
Pengeluaran
Usaha
No Nama 2013 2015
1 DWI ASTUTI PERDAGANGAN KERAMIK 108000000
56400000
MOCHAMAD FAISAL
2
RINALDO TOKO VELG DAN BAN 61200000 84000000
3 AGUS RIADI PEDAGANG SOTO 124800000
71760000
4 SOENARDI
KATERING 158400000 195600000
TOKO ALAT TULIS DAN
5 YUSTINA SUKATMIATI
RENTAL 23040000 134040000
6 YULITA MARIA SUPARMI
TOKO KELONTONG 540000000 576000000
7 KURNIAWAN PANCOLO RUMAH MAKAN 84600000
28800000
8 SUGENG
PEDAGANG BAKSO 34500000 52800000
9 YANTO
PEDAGANG NASI GORENG 115200000 228000000
10 IMAM PURNOMO TOKO GROSIR 234000000
162000000
11 ANISATI PERDAGANGAN KERAMIK 276000000
263800000
55
Lampiran 3
Tabel Data Aset UMKM
Aset
Usaha
No Nama 2013 2015
1 DWI ASTUTI PERDAGANGAN KERAMIK 9500000 24300000
MOCHAMAD FAISAL
2 6300000 10500000
RINALDO TOKO VELG DAN BAN
3 AGUS RIADI PEDAGANG SOTO 12000000 28000000
4 SOENARDI KATERING 28000000 38200000
TOKO ALAT TULIS DAN
5 YUSTINA SUKATMIATI 6000000 15400000
RENTAL
YULITA MARIA
6 215000000 251000000
SUPARMI TOKO KELONTONG
7 KURNIAWAN PANCOLO RUMAH MAKAN 3000000 20000000
8 SUGENG PEDAGANG BAKSO 18000000 49000000
PEDAGANG NASI
9 YANTO 15000000 33600000
GORENG
10 IMAM PURNOMO TOKO GROSIR 33000000 51000000
11 ANISATI PERDAGANGAN KERAMIK 200000000 235000000
56
Lampiran 4
Tabel Data Konsumen UMKM
KONSUMEN / BLN
No Nama Usaha 2013 2015
1 DWI ASTUTI PERDAGANGAN KERAMIK 50 80
MOCHAMAD FAISAL
2 3
RINALDO TOKO VELG DAN BAN 5
3 AGUS RIADI PEDAGANG SOTO 1100 1925
4 SOENARDI KATERING 11 19
TOKO ALAT TULIS DAN
5 YUSTINA SUKATMIATI 1800
RENTAL 2250
YULITA MARIA
6 1400
SUPARMI TOKO KELONTONG 1840
7 KURNIAWAN PANCOLO RUMAH MAKAN 476 1400
8 SUGENG PEDAGANG BAKSO 1260 1880
9 YANTO PEDAGANG NASI GORENG 1500 4500
10 IMAM PURNOMO TOKO GROSIR 560 900
11 ANISATI PERDAGANGAN KERAMIK 80 158
57
Lampiran 5
Hasil Rasio Net Profit Margin (NPM)
Laba bersih Omzet NPM
No Nama
2013 2015 2013 2015 2013 2015
1 DWI ASTUTI 24600000 66000000 81000000 174000000 0,30 0,38
MOCHAMAD
2 FAISAL 34800000 45600000 96000000 129600000
RINALDO 0,36 0,35
3 AGUS RIADI 18240000 62400000 90000000 187200000 0,20 0,33
4 SOENARDI 76600000 104400000 235000000 300000000 0,33 0,35
YUSTINA
5 48960000 75960000 72000000 210000000
SUKATMIATI 0,68 0,36
YULITA
6 MARIA 160000000 168000000 700000000 744000000
SUPARMI 0,23 0,23
KURNIAWAN
7 19200000 95400000 48000000 180000000
PANCOLO 0,40 0,53
8 SUGENG 25500000 43200000 60000000 96000000 0,43 0,45
9 YANTO 64800000 172000000 180000000 400000000 0,36 0,43
IMAM
10 54000000 78000000 216000000 312000000
PURNOMO 0,25 0,25
11 ANISATI 96200000 132000000 360000000 408000000 0,27 0,32
58
Lampiran 6
Hasil Rasio Return On Assets (ROA)
59
Lampiran 7
Statisik Deskriptif
Lampiran 8
Hasil Uji Normalitas
60
Lampiran 9
Paired t Test
Paired Samples Statistics
N Correlation Sig.
61
Paired Samples Test
Paired Differences
Sig.
95% Confidence Interval of (2-
Std. Std. Error the Difference tailed
Mean Deviation Mean Lower Upper t df )
Pair 1 OMZET2015
9116363 56260026 16963036, 53367636,4 128959636,23
- 5,374 10 ,000
6,36364 ,17716 13866 9545 182
OMZET2013
Pair 2 NPM2015 -
,01545 ,12177 ,03671 -,06635 ,09726 ,421 10 ,683
NPM2013
Pair 3 ROA2015 -
-,45909 1,16790 ,35213 -1,24370 ,32551 -1,304 10 ,222
ROA2013
Pair 4 KONSUMEN
2015 - 610,636 856,4991
258,24422 35,23238 1186,04035 2,365 10 ,040
KONSUMEN 36 9
2013
62