Anda di halaman 1dari 15

Lampiran 1

PEMAHAMAN ENTITAS

I. GAMBARAN JELAS MENGENAI ENTITAS


A. PENDIRIAN DAN OPERASIONALISASI ENTITAS
Pemerintah Aceh berkedudukan tetap di Jalan Tgk. Nyak Arief No.219 Banda Aceh dan
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh.
Letak Geografis Provinsi Aceh berada di bagian barat Indonesia antara 20-60 lintang
utara dan 950-980 bujur timur dengan ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan
laut. Provinsi Aceh memilki luas 57.365,57 km dengan cakupan wilayah terdiri atas 119
pulau, 35 gunung dan 73 sungai besar. Batas-batas wilayah Provinsi Aceh adalah sebagai
berikut:

Utara : Selat Malaka

Selatan : Sumatera Utara

Timur : Selat Malaka

Barat : Laut Indonesia

B. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH


1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah
Visi Pemerintah Provinsi Aceh yaitu Terwujudnya perubahan yang fundamental di
Aceh dalam segala sektor kehidupan masyarakat Aceh dan pemerintahan, yang
menjunjung tinggi asas transparansi dan akuntabilitas bagi terbentuknya suatu
pemerintahan Aceh yang bebas dari praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
sehingga pada tahun 2015 Aceh akan tumbuh menjadi negeri makmur yang
berkeadilan dan adil dalam kemakmuran. Dalam mewujudkan visi pembangunan
Provinsi Aceh tersebut ditempuh melalui misi pembangunan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan yang inspiratif dan intuitif;
b. Aparatur pemerintah yang bersih, kompeten dan berwibawa, bebas dari korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaan;
c. Penegakan hukum;
d. Pengembangan Sumber Daya Manusia;
e. Perekonomian;
f. Politik;
g. Sumber Daya Alam; dan
h. Adat Istiadat, Kebudayaan dan Olah Raga.
2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
Berdasarkan visi dan misi tersebut, Provinsi Aceh kemudian mengembangkan tujuan
dan sasaran yang dituangkan dalam setiap kegiatan dalam APBA, yang disusun dan
ditetapkan pada setiap tahun anggaran.

1
Lampiran 1

C. BIDANG PEMERINTAHAN
Struktur Organisasi Pemerintah Aceh ditetapkan dengan peraturan perundangan, sebagai
berikut:
1. Qanun Nomor 04 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat DPRD Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Susunan
Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari tiga Asisten dan tujuh Biro dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang terdiri dari empat bagian.
2. Qanun Nomor 05 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas,
Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Aceh yang terdiri dari 17 Dinas, 16
lembaga teknis daerah, dan empat lembaga daerah.
Pengelolaan Keuangan Daerah pada Pemerintah Aceh berdasarkan Qanun tersebut
dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh (DPKKA). Tugas
pokok dan fungsi DPKKA selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub)
Nomor 18 Tahun 2008 tanggal 27 Maret 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi
Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Aceh. Dalam
pelaksanaannya, kewenangan PPKD yang melaksanakan fungsi sebagai BUD sebagian
dilimpahkan kepada Kuasa BUD. Kuasa BUD tersebut diangkat berdasarkan Keputusan
Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor Ku.954/002/2009 tanggal 5 Januari 2009
tentang Penunjukan/Penetapan Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD) Pemerintah
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pengendalian intern dalam pengelolaan keuangan
daerah telah dilakukan dengan pemisahan tugas dan fungsi, yaitu sebagai berikut:
1. Kepala DPKKA selaku BUD berwenang menetapkan SPD, sedangkan Pejabat
Pengguna Anggaran antara lain bertugas menandatangani Surat Perintah Membayar
(SPM);
2. Kepala Bidang Pemanfaatan Kekayaan Daerah bertugas melakukan perencanaan
investasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil investasi;
3. Kepala Bidang Pendapatan bertugas melakukan pengelolaan penerimaan dari sektor
Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, maupun lain-lain pendapatan
yang sah;
4. Kepala Bidang Aset bertugas melakukan perencanaan, penganggaran, pengadaan,
penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan, pengamanan dan pengelolaan aset daerah;
5. Kepala Bidang Anggaran Daerah bertugas melakukan penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (RAPBA), APBA, RAPBA Perubahan
(RAPBA-P) dan APBA-P yang akan disampaikan kepada DPRA, pengendalian
anggaran, dan pembiayaan anggaran belanja;
6. Kepala Bidang Perbendaharaan bertugas melakukan penataan administrasi keuangan,
menguji dan meneliti kebenaran penagihan, realisasi anggaran, registrasi penerimaan
dan pengeluaran bendahara, pembinaan bendahara dan menerbitkan SP2D;
7. Kepala Bidang Akuntansi bertugas melakukan penataan sistem akuntansi pemerintah
dalam rangka penyusunan laporan keuangan.
D. PEMERIKSAAN BPK-RI
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Aceh TA 2010 diperiksa oleh
BPK-RI dengan pendapat Wajar Dengan Pengecualian (WDP), sebagaimana tersebut
dalam LHP BPK-RI Nomor 23.A/LHP/XVIII.BAC/11/2011 tanggal 17 Nopember 2011.

2
Lampiran 1

LHP BPK-RI atas LKPD TA 2010 Provinsi Aceh juga menyajikan hal-hal yang perlu
mendapat perhatian, yang tertuang dalam Catatan Pemeriksaan, sebagai berikut:
1. Catatan Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern:
a. Rekonsiliasi Kas di Kas Daerah antara Buku Kas Umum dengan Rekening Koran
Bank Tidak Dilakukan dengan Benar dan Banyak Memuat Kesalahan;
b. Pengelolaan Piutang Dana Bergulir Sebesar Rp42.251.461.000,00 Mengandung
Kelemahan;
c. Penatausahaan dan Pelaporan Penyertaan Modal pada Perusahaan Daerah dan
Perusahaan Patungan Kurang Tertib;
d. Saldo Aset Tetap pada Neraca Pemerintah Aceh Per 31 Desember 2010 sebesar
Rp18.670.876.185.982,60 Tidak Dapat Diyakini Kewajarannya dan
Penatausahaan, Pencatatan, Pelaporan serta Pengungkapannya Belum Memadai;
e. Sistem Pengendalian Pemungutan dan Penyetoran PFK (PPN, PPh, IWP dan
Taperum) Kurang Memadai;
f. Sistem Pengendalian Intern atas Pengelolaan Dana Perimbangan Belum Memadai
dan Penerimaan Dana Perimbangan Sebesar Rp7.820.784.009,00 Belum Dicatat
pada LRA Unaudited Pemerintah Aceh TA 2010;
g. Sistem Pengendalian Intern atas Pengelolaan Pendapatan Asli Aceh Lemah dan
Terdapat Pendapatan Asli Aceh Minimal Sebesar Rp16.641.785.400,52 Belum
Dicatat dalam LRA Unaudited Pemerintah Aceh TA 2010;
h. RSUDZA Belum Menyajikan Saldo Kas Sebesar Rp8.747.706.038,00 pada Neraca
Pemerintah Aceh per 31 Desember 2010 Serta Pengelolaan Keuangannya Belum
Menerapkan Pola Badan Layanan Umum Daerah Secara Memadai;
i. Belanja Modal Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Sebesar
Rp6.969.167.700,00 Direalisasikan untuk Akuisi PT Aviasi Upata Raksa Indonesia
Melalui Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh;
j. Penyelesaian Dana Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Pemerintah Aceh Sebesar
Rp48.621.183.576,00 Berlarut-larut.
2. Catatan Pemeriksaan atas Ketidakpatuhan pada peraturan perundang-undangan
a. Pembuatan Berita Acara Serah Terima Pertama pada Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Rumah Dinas Bupati Aceh Barat Tidak Sesuai dengan Kondisi Riil
di Lapangan dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Sebesar Rp619.041.954,00;
b. Belanja Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja TA 2010 pada DPKKA
Sebesar Rp18.534.462.666,00 Tidak Didasarkan Analisa dan Indikator yang Jelas;
c. Pelaksanaan atas Pekerjaan Penanganan Darurat (Bencana Alam) pada Dinas
Pengairan Aceh Tidak Sesuai Ketentuan;
d. Pemilihan Rekanan atas Pekerjaan Lanjutan Pengaman Pantai Pusong (Tahap II)
Tidak Sesuai Ketentuan dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Sebesar
Rp1.048.189.048,88 serta Denda Keterlambatan Sebesar Rp124.558.450,00;
e. Pekerjaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pabrik Kelapa Sawit di Kabupaten
Aceh Barat Daya Senilai Rp26.036.100.000,00 Tidak Dapat Diselesaikan 100%
dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Sebesar Rp817.398.601,50;
f. Realisasi Belanja Hibah Melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Kepada Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil Tidak Diyakini
Kebenarannya Sebesar Rp2.052.840.000,00 dan Belum Dipertanggungjawabkan
Sebesar Rp159.150.000,00;

3
Lampiran 1

g. Peminjaman Uang Deposit Bantuan Cacat Korban Konflik Sebesar


Rp1.500.000.000,00 oleh Badan Reintegrasi Aceh kepada Dua Rumah Sakit Tidak
Sesuai Ketentuan dan Bantuan kepada Forum Inong Balee Korban Konflik Belum
Dipertanggungjawabkan Sebesar Rp245.000.000,00;
h. Ketentuan-ketentuan dalam Kontrak Menimbulkan Multiinterpretasi dan
Pemutusan Kontrak atas Pekerjaan Pengadaan Aplikasi Samsat Online Terpadu
Tahap I Tidak Sesuai dengan Kesepakatan Kontrak.
E. PENGAWASAN INTERN
Pengawasan terhadap pelaksanaan APBA TA 2011 Pemerintah Aceh dilakukan oleh
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), yang dalam hal ini adalah Inspektorat
Aceh.

II. KEKUATAN LINGKUNGAN


Kekuatan lingkungan antara lain tercermin dari pendapatan daerah Pemerintah Aceh yaitu:
A. Pendapatan Aceh, yang terdiri dari:
1. Pajak Aceh,
2. Retribusi Aceh,
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Aceh yang Dipisahkan dan Hasil Penyertaan Modal
Aceh,
4. Zakat/Infaq,
5. Lain-lain Pendapatan Asli Aceh yang Sah.
B. Pendapatan Transfer, terdiri dari:
1. Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan, yang terdiri dari Dana Bagi Hasil
Pajak, Dana Bagi Hasil Hidrokarbon dan SDA Lainnya, Dana Alokasi Umum
(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Tambahan Bagi Hasil Minyak Dan
Gas Bumi.
2. Transfer Pemerintah Pusat lainnya, berupa Dana Otonomi Khusus dan Dana
Penyesuaian.
C. Lain-lain Pendapatan yang Sah, terdiri dari Dana Alokasi Khusus Kurang Bayar dan
Pendapatan Lainnya.

III. TREN YANG SIGNIFIKAN


Tren perkembangan keuangan daerah yang signifikan dapat dilihat dari perbandingan pos-pos
Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) TA 2009 dan 2010 (anggaran dan realisasi)
sebagai berikut:
A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
TA 2009 TA 2010
URAIAN TREN (%)
ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI
1 2 3 4 5 6=5:3 7=5:4
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI
795.872.000.000,00 735.205.788.491,03 795.487.000.000,00 811.176.206.861,30 110,33 101,97
ACEH
Pajak Aceh 476.975.000.000,00 462.151.772.869,00 476.975.000.000,00 521.326.412.818,00 112,80 109,30

4
Lampiran 1

TA 2009 TA 2010
URAIAN TREN (%)
ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI
1 2 3 4 5 6=5:3 7=5:4
Retribusi Aceh 13.264.165.424,00 12.040.362.913,00 13.000.000.000,00 7.493.489.473,21 62,24 57,64

Hasil Pegelolaan
Kekayaan Aceh yang
74.512.000.000,00 75.104.468.183,00 74.512.000.000,00 98.845.196.792,36 131,61 132,66
Dipisahkan dan Hasil
Penyertaan Modal Aceh
1021,6
Zakat/Infak 3.000.000.000,00 22.649.354.923,00 3.000.000.000,00 30.648.075.739,02 135,32
0
Lain-lain Pendapatan
228.120.834.576,00 163.259.829.603,03 228.000.000.000,00 152.863.032.038,71 93,63 67,05
Asli Aceh yang Sah
PENDAPATAN
5.936.340.000.000,00 5.299.242.647.638,00 5.594.855.142.092,00 6.147.515.579.103,00 116,01 109,88
TRANSFER
Transfer Pemerintah
Pusat - Dana 2.208.058.000.000,00 1.570.603.947.638,00 1.710.173.643.092,00 2.263.012.429.971,00 144,09 132,33
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak 184.902.812.475,00 175.323.122.337,00 223.590.261.984,00 209.791.646.972,00 119,66 93,83
Dana Bagi Hasil
Hidrokarbon dan Sumber 148.207.960.525,00 88.595.888.120,00 80.896.226.256,00 118.201.135.456,00 133,42 146,11
Daya Alam Lainnya
Dana Alokasi Umum 509.686.227.000,00 509.686.224.000,00 621.431.612.000,00 621.074.916.000,00 121,85 99,94
Dana Alokasi Khusus 48.189.000.000,00 48.189.000.000,00 30.356.900.000,00 30.356.900.000,00 63,00 100,00
Dana Tambahan Bagi
Hasil Minyak dan Gas 1.317.072.000.000,00 748.809.713.181,00 753.898.642.852,00 1.283.587.831.543,00 171,42 170,26
Bumi
Transfer Pemerintah
3.728.282.000.000,00 3.728.638.700.000,00 3.884.681.499.000,00 3.884.503.149.132,00 104,18 100,00
Pusat Lainnya
Dana Otonomi Khusus 3.728.282.000.000,00 3.728.282.000.000,00 3.849.806.840.000,00 3.849.806.840.000,00 103,26 100,00
Dana Penyesuaian 0,00 356.700.000,00 34.874.659.000,00 34.696.309.132,00 9727,03 99,49
LAIN-LAIN
PENDAPATAN YANG 0,00 8.019.342.934,00 13.058.673.500,00 33.562.118.054,07 418,51 257,01
SAH
Dana Alokasi Khusus
0,00 0,00 13.058.673.500,00 13.058.673.500,00 - 100,00
Kurang Bayar
Pendapatan Lainnya 0,00 8.019.342.934,00 0,00 20.503.444.554,07 255,67 -
JUMLAH
6.732.212.000.000,00 6.042.467.779.063,03 6.403.400.815.592,00 6.992.253.904.018,37 115,72 109,20
PENDAPATAN

BELANJA
Belanja Operasi 4.225.713.911.235,00 3.530.619.072.385,25 4.217.699.066.210,00 3.941.758.835.272,00 111,64 93,46
Belanja Pegawai 1.131.365.684.677,00 961.513.310.380,25 1.141.692.451.827,00 1.036.112.182.902,00 107,76 90,75
Belanja Barang 1.859.118.446.450,00 1.459.188.115.739,00 1.753.695.953.613,00 1.603.848.154.626,00 109,91 91,46
Belanja Subsidi 7.149.183.000,00 6.873.157.248,00 1.000.000.000,00 598.868.805,00 8,71 59,89
Belanja Hibah 459.449.224.759,00 433.398.506.260,00 539.685.368.270,00 532.841.778.439,00 122,94 98,73
Belanja Bantuan Sosial 768.631.372.349,00 669.645.982.758,00 781.625.292.500,00 768.357.850.500,00 114,74 98,30
Belanja Modal 5.015.630.210.369,00 3.696.304.078.890,00 3.528.690.427.957,00 3.267.911.386.569,00 88,41 92,61
Belanja Tanah 495.217.764.900,00 349.617.300.705,00 340.116.401.433,00 295.499.055.181,00 84,52 86,88
Belanja Peralatan dan
541.314.720.102,00 403.501.297.220,00 394.611.143.502,00 349.909.135.030,00 86,72 88,67
Mesin
Belanja Gedung dan
2.097.651.536.962,00 1.510.732.152.977,00 1.302.085.543.628,00 1.204.687.811.254,00 79,74 92,52
Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan
1.837.549.643.200,00 1.400.396.027.106,00 1.473.202.966.629,00 1.399.969.339.464,00 99,97 95,03
Jaringan

5
Lampiran 1

TA 2009 TA 2010
URAIAN TREN (%)
ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI
1 2 3 4 5 6=5:3 7=5:4
Belanja Aset Tetap
43.896.545.205,00 32.057.300.882,00 18.674.372.765,00 17.846.045.640,00 55,67 95,56
Lainnya
Belanja Tidak Terduga 50.000.000.000,00 2.079.870.000,00 50.000.000.000,00 6.379.504.000,00 306,73 12,76
Belanja Tidak Terduga 50.000.000.000,00 2.079.870.000,00 50.000.000.000,00 6.379.504.000,00 306,73 12,76
Transfer 500.000.000.000,00 413.843.983.919,00 450.000.000.000,00 312.466.642.375,00 75,50 69,44
Bagi Hasil Pajak ke
400.000.000.000,00 313.843.983.919,00 300.000.000.000,00 162.466.642.375,00 51,77 54,16
Kab./Kota
Bagi Hasil Pendapatan
100.000.000.000,00 100.000.000.000,00 150.000.000.000,00 150.000.000.000,00 150,00 100,00
Lainnya ke Kab./Kota
JUMLAH BELANJA
9.791.344.121.604,00 7.642.847.005.194,25 8.246.389.494.167,00 7.528.516.368.216,00 98,50 91,29
DAN TRANSFER
SURPLUS/(DEFISIT) (3.059.132.121.604,00) (1.600.379.226.131,22) (1.842.988.678.575,00) (536.262.464.197,63) 33,51 29,10
PEMBIAYAAN
Penerimaan
3.141.732.121.604,00 4.015.380.289.196,89 1.842.988.678.575,00 1.842.988.678.575,67 45,90 100,00
Pembiayaan
Penggunaan Sisa Lebih
3.141.732.121.604,00 4.015.380.289.196,89 1.842.988.678.575,00 1.842.988.678.575,67 45,90 100,00
Pembiayaan Anggaran
Pengeluaran
82.600.000.000,00 572.012.384.490,00 0,00 0,00 0,00 -
Pembiayaan
Penyertaan Modal
82.600.000.000,00 81.600.000.000,00 0,00 0,00 0,00 -
(Inverstasi) Pemda
Pembayaran Kegiatan
0,00 490.412.384.490,00 0,00 0,00 0,00 -
Lanjutan
PEMBIAYAAN
3.059.132.121.604,00 3.443.367.904.706,89 1.842.988.678.575,00 1.842.988.678.575,67 53,52 100,00
NETTO
SISA LEBIH
PEMBIAYAAN 0,00 1.842.988.678.575,67 0,00 1.306.726.214.378,04 70,90 -
ANGGARAN

Tabel tersebut menunjukkan realisasi APBA Pemerintah Aceh defisit sebesar


Rp536.262.464.197,63 pada TA 2010 dan sebesar Rp1.600.379.226.131,22 pada TA 2009,
dengan SiLPA masing-masing sebesar Rp1.306.726.214.378,04 dan
Rp1.842.988.678.575,67.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian berkenaan anggaran dan realisasi APBA
Pemerintah Aceh tersebut, antara lain sebagai berikut :
1. Realisasi Pendapatan Asli Aceh (PAA) TA 2010 sebesar 110,33% dari realisasi PAA
TA 2009 dan mencapai 101,97% dibandingkan dengan anggarannya. Realisasi unsur
pendapatan yang secara signifikan melebihi anggarannya yaitu pada pos Zakat/Infak
sebesar 1021,60%. Sedangkan realisasi pendapatan yang tidak mencapai anggaran
yaitu pos Retribusi Aceh dan Lain-lain PAA yang Sah masing-masing sebesar 57,64%
dan 67,05%. Realisasi unsur pendapatan TA 2010 yang mengalami peningkatan
signifikan dibanding realisasi TA 2009 yaitu pada pos Hasil Pengelolaan kekayaan
Daerah yang Dipisahkan dan Hasil Penyertaan Modal Aceh dan Zakat/Infak masing-
masing sebesar 131,61% dan 135,32%.
Hal yang perlu dicermati adalah:
- Sebab-sebab rendahnya realisasi Retribusi Aceh dan Lain-lain PAA yang Sah
terhadap anggarannya.

6
Lampiran 1

- Penurunan Piutang Retribusi dibandingkan saldo tahun sebelumnya yang tidak


sesuai dengan kondisi penurunan realisasi Retribusi Aceh dibandingkan realisasi
tahun sebelumnya, apakah penurunan Retribusi Aceh terkait langsung dengan
penurunan saldo Piutang Retribusi ataukah ada sebab-sebab lainnya.
- Sebab-sebab peningkatan Zakat yang sangat signifikan dibandingkan anggarannya.
- Ketepatan perhitungan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan daerah
dan perusahaan patungan berdasarkan RUPS maupun dokumen sah lainnya;
- Perlu pendalaman terhadap pos PAA mengenai sumber pendapatan, metode
perhitungan, potensi pendapatan dan Qanunnya.
2. Realisasi Pendapatan Transfer TA 2010 sebesar 116,01% dari realisasi TA 2009 dan
mencapai 109,88% dibandingkan dengan anggarannya. Terhadap Pendapatan
Transfer perlu dilakukan pengujian atas ketetapan otorisasi dari Pemerintah Pusat
yang mendasarinya.
3. Realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah TA 2010 sebesar 418,51% dari realisasi TA
2009 dan mencapai 257,01% dibandingkan dengan anggarannya, hal tersebut
dikarenakan adanya Dana Alokasi Khusus TA 2009 yang kurang dibayarkan oleh
Pemerintah Pusat yang baru disetor pada TA 2010.
4. Realisasi Belanja Operasi TA 2010 sebesar 111,64% dari realisasi TA 2009 dan
mencapai 93,46% dari anggarannya. Peningkatan realisasi belanja TA 2010
dibanding realisasi tahun lalu terjadi pada Belanja Tidak Terduga sebesar 306,73%,
Belanja Hibah sebesar 122,94% dan Belanja Bantuan Sosial sebesar 114,74%, namun
tidak melampaui anggarannya. Penurunan signifikan terjadi pada Belanja Subsidi
yang hanya terealisasi sebesar 8,71% dibanding realisasi tahun lalu, dan hanya
mencapai 59,89% dibanding anggarannya. Hal-hal yang perlu dicermati antara lain :
- Apakah realisasi Belanja Operasi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
tidak terdapat salah penganggaran, pengeluaran belanja telah sesuai
klasifikasinya.
- Unsur-unsur kapitalisasi aset yang terpenuhi dari Belanja Barang.
- Belanja Subsidi, Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial telah diterima oleh
penerima yang sah dan sesuai dengan peruntukannya.
5. Realisasi Belanja Modal TA 2010 sebesar 88,41% dari TA 2009 dan mencapai
92,61% dari anggarannya. Pada unsur Belanja Modal, seluruhnya mengalami
penurunan dibandingkan realisasi tahun lalu dan berada di bawah anggarannya.
Penurunan signifikan terjadi pada realisasi Belanja Gedung dan Bangunan TA 2010
dibanding TA 2009 sebesar 79,74% dan realisasi Belanja Aset Tetap Lainnya TA
2010 dibanding TA 2009 sebesar 55,67%. Hal yang perlu dicermati adalah aset yang
dihasilkan dari Belanja Modal harus memenuhi klasifikasi sebagai aset tetap dan tidak
terdapat salah penganggaran.
6. Realisasi Belanja Tak Terduga TA 2010 meningkat sebesar 306,73% dari TA 2009
namun hanya mencapai 12,76% dari anggarannya. Perlu dicermati mengenai realisasi
penggunaan belanja ini, apakah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. Realisasi Belanja Transfer TA 2010 sebesar 75,50% dari TA 2009 dan mencapai
69,44% dari anggarannya. Hal yang perlu dicermati adalah ketepatan perhitungan
bagi hasil pajak/pendapatan lainnya dan realisasi penerimaan oleh Kabupaten/Kota.
8. Realisasi Penerimaan Pembiayaan TA 2010 sebesar 45,90% dari TA 2009 namun
mencapai 100% dari anggarannya, berasal dari penggunaan SiLPA tahun sebelumnya.
9. Pengeluaran Pembiayaan TA 2010 tidak dianggarkan dan direalisasikan yaitu
penyertaan modal Pemda dan pembayaran kegiatan lanjutan sebagaimana terealisasi
pada TA 2009.

7
Lampiran 1

10. Realisasi SiLPA TA 2010 sebesar Rp1.306.726.214.378,04 dibandingkan realisasi TA


2009, sedangkan pada TA 2010 Pemerintah Aceh tidak menganggarkan SiLPA atau
nihil.

B. NERACA
PERKEMBANGAN
URAIAN 31-Des-10 31-Des-09
Rp %
1 2 3 4=2-3 5=2:3
ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Kas Daerah 1.302.508.645.133,04 1.837.394.325.177,67 (534.885.680.044,63) 70,89
Kas di Bendahara Pengeluaran 4.217.569.245,00 5.594.263.398,00 (1.376.694.153,00) 75,39
Jumlah Kas 1.306.726.214.378,04 1.842.988.588.575,67 (536.262.374.197,63) 70,90
Piutang
Piutang Retribusi 6.775.671.339,00 10.344.401.344,00 (3.568.730.005,00) 65,50
Piutang LUEP 14.249.741.850,00 14.966.799.850,00 (717.058.000,00) 95,21
Piutang Dana Bergulir 42.251.461.000,00 42.276.361.000,00 (24.900.000,00) 99,94
Piutang Pajak 1.556.247.230,00 0,00 1.556.247.230,00 -
Piutng lain-lain 73.316.808,00 90.278.808,00 (16.962.000,00) 81,21
Jumlah Piutang 64.906.438.227,00 67.677.841.002,00 (2.771.402.775,00) 95,91
Belanja Dibayar Dimuka
Sewa Dibayar Di muka 0,00 8.764.924.082,00 (8.764.924.082,00) 0,00
Asuransi Dibayar Di muka 1.135.753.267,83 760.069.028,27 375.684.239,56 149,43
Jumlah Belanja Dibayar Dimuka 1.135.753.267,83 9.524.993.110,27 (8.389.239.842,44) 11,92
Persediaan 7.347.018.333,00 17.636.191.267,00 (10.289.172.934,00) 41,66
JUMLAH ASET LANCAR 1.380.115.424.205,87 1.937.827.613.954,94 (557.712.189.749,07) 71,22
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non Permanen 1.100.000.000,00 0,00 1.100.000.000,00 -
Investasi Dana Bergulir 1.100.000.000,00 0,00 1.100.000.000,00 -
Investasi Permanen 611.600.604.000,00 612.696.014.000,00 (1.095.410.000,00) 99,82
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 601.400.604.000,00 602.496.014.000,00 (1.095.410.000,00) 99,82
Penyertaan Modal Perusahaan Patungan 10.200.000.000,00 10.200.000.000,00 0,00 100,00
JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 612.700.604.000,00 612.696.014.000,00 4.590.000,00 100,00
ASET TETAP
Tanah 4.249.678.968.289,83 2.795.652.301.084,83 1.454.026.667.205,00 152,01
Peralatan dan Mesin 2.401.585.116.809,80 2.144.952.101.246,80 256.633.015.563,00 111,96
Gedung dan Bangunan 4.934.712.530.065,29 3.587.739.671.462,29 1.346.972.858.603,00 137,54
Jalan, Irigasi dan Jaringan 6.883.304.866.647,57 5.171.680.596.431,57 1.711.624.270.216,00 133,10
Aset Tetap Lainnya 124.653.966.024,00 112.232.970.664,00 12.420.995.360,00 111,07
Kontruksi Dalam Pengerjaan 76.940.738.146,11 432.368.501.563,11 (355.427.763.417,00) 17,80
JUMLAH ASET TETAP 18.670.876.185.982,60 14.244.626.142.452,60 4.426.250.043.530,00 131,07
DANA CADANGAN 720.527.337.542,00 707.741.623.691,00 12.785.713.851,00 101,81
ASET LAINNYA 72.655.963.176,00 63.423.779.476,00 9.232.183.700,00 114,56
JUMLAH ASET 21.456.875.514.906,50 17.566.315.173.574,50 3.890.560.341.331,93 122,15

8
Lampiran 1

PERKEMBANGAN
URAIAN 31-Des-10 31-Des-09
Rp %
1 2 3 4=2-3 5=2:3

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Jangka Pendek Lainnya 0,00 2.126.628.438,30 (2.126.628.438,30) 0,00
JUMLAH KEWAJIBAN 0,00 2.126.628.438,30 (2.126.628.438,30) 0,00
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 1.306.726.214.378,04 1.842.559.278.575,67 (535.833.064.197,63) 70,92
Cadangan Piutang 64.906.438.227,00 77.202.834.112,27 (12.296.395.885,27) 84,07
Cadangan Persediaan 7.347.018.333,00 17.636.191.267,00 (10.289.172.934,00) 41,66
Cadangan Belanja Dibayar Dimuka 1.135.753.267,83 0,00 1.135.753.267,83 -
Pendapatan Ditangguhkan 0,00 0,00 0,00 -
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran
0,00 (2.126.628.438,30) 2.126.628.438,30 0,00
utang jangka pendek
JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 1.380.115.424.205,87 1.935.271.675.516,64 (555.156.251.310,77) 71,31
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 612.700.604.000,00 612.696.014.000,00 4.590.000,00 100,00
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 18.670.876.185.982,60 14.244.626.142.452,60 4.426.250.043.530,00 131,07
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 72.655.963.176,00 63.853.179.476,00 8.802.783.700,00 113,79
JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI 19.356.232.753.158,60 14.921.175.335.928,60 4.435.057.417.230,00 129,72
EKUITAS DANA CADANGAN
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 720.527.337.542,00 707.741.623.691,00 12.785.713.851,00 101,81
JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN 720.527.337.542,00 707.741.623.691,00 12.785.713.851,00 101,81
JUMLAH EKUITAS DANA 21.456.875.514.906,50 17.564.188.635.136,20 3.892.686.879.770,23 122,16

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS


21.456.875.514.906,50 17.566.315.263.574,50 3.890.560.251.331,93 122,15
DANA

Tabel tersebut menunjukkan total nilai aset Pemerintah Provinsi Aceh berdasarkan Neraca
per 31 Desember 2010 sebesar Rp21.456.875.514.906,50 atau meningkat 122,15%
dibandingkan total nilai aset per 31 Desember 2009.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada Neraca per 31 Desember 2010 adalah sebagai
berikut:
1. Saldo Kas per 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp1.306.726.214.378,04. terdiri dari
Kas di Kas Daerah sebesar Rp1.302.508.645.133,04 dan Kas di Bendahara
Pengeluaran sebesar Rp4.217.569.245,00 atau 70,90% dibanding saldo tahun
sebelumnya, sedangkan saldo Kas di Bendahara Penerimaan nihil.
Hal lainnya yang perlu menjadi perhatian adalah saldo kas bon tahun 2007 sebesar
Rp429.400.000,00 yang menjadi pengecualian dalam opini BPK RI atas LHP LKPD
TA 2009 dan 2010 pada Pemerintah Aceh, apakah telah ada perkembangan sampai
dengan posisi 31 Desember 2011. Selain itu, pada saldo Kas per 31 Desember 2010
(saldo awal 2011) terdapat outstanding cek TA 2010 sebesar Rp1.228.647.527.951,00.
Terhadap outstanding cek tersebut, perlu diperhatikan perkembangan dan posisinya
per 31 Desember 2011.

9
Lampiran 1

2. Saldo Piutang per 31 Desember 2010 sebesar Rp64.906.438.227,00 atau 95,91%


dibanding saldo tahun sebelumnya atau mengalami penurunan. Terhadap hal tersebut
perlu dicermati mutasi piutang yang terjadi selama TA 2010 khususnya penurunan
signifikan pada Piutang Retribusi. Terhadap piutang yang mengalami mutasi cukup
rendah, perlu diteliti sebab-sebabnya. Selain itu, perlu juga dikaji apakah terdapat
perjanjian kerjasama pemanfaatan aset antara Pemerintah Aceh dengan pihak ketiga
dan cermati apakah terdapat piutang yang belum tercatat di Neraca. Perlu pula
ditelaah mengenai syarat perjanjian, jangka waktu perjanjian dan penyajian serta
pengklasifikasiannya pada Neraca. Piutang juga belum disajikan berdasarkan umur
piutangnya (aging schedule) sehingga perlu dicermati apakah penyajiannya di neraca
sesuai dengan Net Realized Value (NRV).
3. Saldo Persediaan per 31 Desember 2010 sebesar Rp7.347.018.333,00 atau 41,66%
dari saldo tahun sebelumnya menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.
Terhadap hal tersebut perlu dicermati mengenai SKPD yang belum mencatat
persediaan, metode pencatatan persediaan dan ketertiban penatausahaan persediaan
oleh pengurus barang SKPD.
4. Saldo Investasi Jangka Panjang per 31 Desember 2010 sebesar Rp612.700.604.000,00
atau tidak mengalami perubahan dibandingkan saldo tahun sebelumnya adalah saldo
penyertaan Pemerintah modal Pemerintah Daerah dan penyertaan modal perusahaan
patungan. Hal yang perlu dicermati adalah ketepatan perhitungan penyertaan modal
dan metode pencatatan investasinya.
5. Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2010 sebesar Rp18.670.876.185.982,60 atau
131,07 dibandingkan saldo tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan terjadi pada pos
Tanah sebesar 152,01%, pos Gedung dan Bangunan sebesar 137,54% dan pos Jalan,
Irigasi dan Jaringan sebesar 133,10%. Peningkatan saldo Aset Tetap per 31 Desember
2010 dibandingkan saldo per 31 Desember 2009 sebesar Rp4.426.250.043.530,00,
apabila dibandingkan dengan realisasi Belanja Modal TA 2010 sebesar
Rp3.267.911.386.569,00 maka terdapat selisih sebesar Rp1.158.338.656.961,00.
6. Saldo Dana Cadangan per 31 Desember 2010 sebesar Rp720.527.337.542,00 atau
101,81% dibanding saldo tahun sebelumnya. Perlu dicermati mengenai perlakuan
atas bunga dan jasa giro dari penempatan dana cadangan, apakah telah menambah
dana cadangan dan tidak disetorkan ke rekening Kas Daerah sebagai pendapatan.
7. Saldo Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2010 adalah nihil, sedangkan per
31 Desember 2009 terdapat saldo sebesar Rp2.126.628.438,30. Hal yang perlu
dicermati adalah penurunan saldo kewajiban tersebut, apakah kewajiban telah
direalisasikan pada tahun 2010.

IV. HUBUNGAN DENGAN DPRA DAN BPK SERTA LEMBAGA LAIN


Keberadaan Pemerintahan Daerah tidak dapat dilepaskan dari lingkungan eksternalnya, baik
Pemerintahan yang lebih tinggi maupun organisasi lainnya, seperti DPRA, BPK RI, BPKP,
termasuk organisasi kemasyarakatan dan masyarakat secara luas, yang secara luas dapat
dikelompokkan secara stakeholders. Masing-masing pihak di luar organisasi Pemerintahan
Daerah ini memiliki kepentingan, yang dapat mempengaruhi operasionalisasi dan
pertanggungjawaban keuangan Pemerintah Daerah.
Berkenaan dengan lingkungan eksternal yang melingkupi Pemerintah Aceh, dapat
diidentifikasi sebagai berikut:

10
Lampiran 1

A. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH (DPRA)


DPRA merupakan lembaga yang mewakili kepentingan rakyat daerah, yang memberikan
otorisasi kepada Pemerintah Daerah untuk mengelola aset daerah melalui suatu
mekanisme pengesahan APBA setiap tahun. Selain pengesahan APBA, dalam
pelaksanaan APBA dan pengelolaan aset daerah, DPRA juga memiliki peran dalam hal-
hal berikut :
1. Pengesahan Qanun tentang organisasi dan tata laksana Pemerintahan Daerah;
2. Pengesahan Qanun tentang pajak daerah, retribusi daerah, penyertaan modal;
3. Persetujuan kepada Kepala Daerah dalam mengambil kebijakan yang menyangkut
pemanfaatan aset daerah dan/atau pengeluaran daerah;
4. Lain-lain menyangkut hubungan Pemerintah Daerah dengan rakyat daerah,
perekonomian daerah, dan lain-lain.
Untuk itu dalam pemeriksaan atas LKPD Provinsi Aceh TA 2011, khususnya dalam
penilaian atas kepatuhan Pemerintah Aceh terhadap peraturan perundang-undangan dan
sistem pengendalian intern, pemeriksa BPK RI diwajibkan untuk memahami tugas dan
fungsi DPRA yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah. Selain itu agar
pemeriksa BPK RI juga memperhatikan Qanun dan/atau persetujuan DPRA yang
dikeluarkan selama TA 2011.
B. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (BPK RI)
BPK RI selaku lembaga pemeriksa eksternal Pemerintah Republik Indonesia,
menjalankan fungsinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang d.h.i adalah
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara. Terkait dengan pemeriksaan atas LKPD Provinsi Aceh TA
2011, pemeriksa BPK RI juga wajib memperhatikan ketentuan Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, serta peraturan pelaksanaannya, khususnya Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah, dan Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan atas LKPD Provinsi Aceh TA 2011, pemeriksa
BPK RI wajib melaksanakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang
ditetapkan dalam Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2007, dengan memberlakukan
Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia
per 1 Januari 2001, kecuali ditentukan lain dalam SPKN.
C. PEMERINTAH PUSAT
Selain sebagai sumber utama penerimaan/pendapatan bagi Pemerintah Daerah,
Pemerintah Pusat selaku otoritas Pemerintahan tertinggi di Negara Republik Indonesia
juga memiliki kewenangan untuk mengatur jalannya pemerintahan di daerah berdasarkan
prinsip otonomi dan good corporate governance. Kewenangan Pemerintah Pusat
tersebut, antara lain ditunjukkan melalui penetapan Peraturan/Keputusan Presiden RI,
Peraturan/Keputusan Menteri, dan Surat Edaran Presiden/Menteri, yang terkait dengan
pengelolaan keuangan daerah.
Berkenaan dengan hal tersebut, dalam pemeriksaan atas LKPD Provinsi Aceh TA 2011,
khususnya dalam pengujian ketaatan dan kepatuhan Pemerintah Aceh terhadap peraturan

11
Lampiran 1

perundang-undangan, agar pemeriksa BPK RI juga memperhatikan setiap


peraturan/keputusan/edaran Presiden/Menteri tersebut.
D. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)
Meskipun setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 jo Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, peran BPKP
dalam pemeriksaan keuangan Pemerintah Daerah berkurang, namun baik Pemerintah
Pusat maupun maupun institusi lain masih sering meminta bantuan BPKP guna
melakukan pemeriksaan terhadap hal-hal tertentu (pemeriksaan khusus). Selain itu
Pemerintah Daerah setempat juga masih menggunakan jasa BPKP untuk melakukan
pemeriksaan atas laporan keuangan Perusda/BUMD.
Berkenaan dengan hal tersebut, dalam melaksanakan pemeriksaan atas LKPD Provinsi
Aceh TA 2011, pemeriksa BPK RI dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan BPKP,
utamanya yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah dan pelaporan keuangan
daerah, seperti LHP atas laporan keuangan Perusda/BUMD, dan lain-lain.
E. PARTAI POLITIK DI DAERAH
Partai Politik (Parpol) di daerah, khususnya yang memiliki wakil/kursi di DPRA,
memperoleh bantuan keuangan dari Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Selain itu kegiatan Parpol di daerah, baik langsung maupun tidak
langsung, dapat menimbulkan beban bagi Pemerintah Daerah dengan pengeluaran
belanja tertentu.
Untuk itu dalam pemeriksaan keuangan atas LKPD Provinsi Aceh TA 2011, pemeriksa
BPK RI juga perlu memperhatikan belanja-belanja daerah yang terkait, baik langsung
maupun tidak langsung, dengan Parpol di daerah tersebut, dengan tetap
mempertimbangkan keterbatasan waktu dan jumlah pemeriksa.
F. ORGANISASI KEMASYARAKATAN
Dalam merealisasikan belanja TA 2010 (audited) maupun penganggaran TA 2011,
Pemerintah Aceh telah menganggarkan bantuan kepada Organisasi Kemasyarakat
melalui Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Hibah dalam jumlah yang cukup material.
Untuk itu dalam pemeriksaan atas LKPD Provinsi Aceh TA 2011, pemeriksa BPK RI
agar memperhatikan belanja bantuan sosial dan belanja hibah kepada organisasi
kemasyarakatan secara proporsional, sesuai dengan keterbatasan waktu dan jumlah
pemeriksa yang dilibatkan.

V. SUMBER PENDAPATAN DAN PEMBIAYAAN


Sumber pendapatan dan pembiayaan daerah Pemerintah Aceh dapat dilihat dari realisasi
APBA TA 2010 (audited) sebagai berikut:
PROPORSI
THD.TOTAL
URAIAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp)
PENERIMAAN
DAERAH (%)
A PENDAPATAN DAERAH
1 PENDAPATAN ASLI ACEH
Pendapatan Pajak Daerah 476.975.000.000,00 521.326.412.818,00 5,90
Pendapatan Retribusi Daerah 13.000.000.000,00 7.493.489.473,21 0,08
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 74.512.000.000,00 98.845.196.792,36 1,12

12
Lampiran 1

PROPORSI
THD.TOTAL
URAIAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp)
PENERIMAAN
DAERAH (%)
Zakat 3.000.000.000,00 30.648.075.739,02 0,35
Lain-lain PAD Yang Sah 228.000.000.000,00 152.863.032.038,71 1,73
Jumlah Pendapatan Asli Aceh 795.487.000.000,00 811.176.206.861,30 9,18
2 PENDAPATAN TRANSFER
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1.710.173.643.092,00 2.263.012.429.971,00 25,61
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 3.884.681.499.000,00 3.884.503.149.132,00 43,97
Jumlah Pendapatan Transfer 5.594.855.142.092,00 6.147.515.579.103,00 69,58
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah 13.058.673.500,00 33.562.118.054,07 0,38
JUMLAH PENDAPATAN 6.403.400.815.592,00 6.992.253.904.018,37 79,14

B PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan SiLPA 1.842.988.678.575,00 1.842.988.678.575,67 20,86
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 1.842.988.678.575,00 1.842.988.678.575,67 20,86
TOTAL PENERIMAAN DAERAH 8.246.389.494.167,00 8.835.242.582.594,04 100,00

Data tersebut menunjukkan bahwa seluruh penerimaan Kas Daerah didominasi oleh
pendapatan, dengan proporsi sebesar 79,14%, dimana sebesar Rp6.147.515.579.103,00 atau
69,58% dari total penerimaan daerah berasal dari Pendapatan Transfer yang menunjukkan
besarnya ketergantungan Pemerintah Aceh pada dana dari Pemerintah Pusat.

VI. DASAR HUKUM DAN PERATURAN YANG MEMPENGARUHI


Dasar hukum dan peraturan yang mempengaruhi, dapat disajikan sebagai berikut:
A. DASAR HUKUM PENYUSUNAN APBA TA 2011
Penyusunan APBA Pemerintah Aceh didasarkan pada:
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi
Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;

13
Lampiran 1

10. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah;


11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang
Negara/Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2008;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemda kepada Pemerintah, LKPJ Kepala Daerah kepada DPRD dan Informasi
Laporan Penyelenggaraan Pemda kepada Masyarakat
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana di ubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 Tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Daerah.
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pengelompokan
Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban
Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD serta Tata
Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 tentang tentang Pedoman
Penyusunan APBD TA 2011;
23. Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Provinsi Aceh;
24. Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2007 tentang Badan Baitul Mal;
25. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh (Lembaran
Daerah Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 12);
26. Qanun Aceh Nomor 02 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan
Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otsus;
27. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 140 Tahun 2009 tentang Kebijakan dan Sistem
Akuntansi Pemerintah Aceh;
B. DASAR HUKUM DAN PERATURAN YANG BERLAKU DALAM
PEMERIKSAAN LKPD TA 2011
Sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 dalam Pasal 5
menetapkan bahwa pemeriksaan atas laporan keuangan didasarkan pada standar
pemeriksaan yang ditetapkan oleh BPK. Dalam hal ini BPK RI telah menetapkan
Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

14
Lampiran 1

(SPKN), sebagai pengganti Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan BPK-RI
Tahun 1995.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam Pemahaman Tujuan dan Harapan Penugasan,
pemeriksaan atas LKPD Provinsi Aceh dilakukan untuk memberikan opini atas
kewajaran penyajian informasi dalam laporan keuangan berdasarkan kesesuaiannya
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Pemeriksaan atas LKPD Provinsi Aceh TA 2011
dilaksanakan dengan mengacu pada SPKN dan SPAP, khususnya tentang standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Dengan adanya perbedaan standar tersebut, baik standar penyusunan dan penyajian
LKPD maupun standar pemeriksaannya, maka pemeriksa BPK RI harus menggunakan
professional judgment-nya dalam menetapkan standar-standar yang akan diterapkan
dalam melakukan penilaian atas kewajaran penyajian informasi dalam LKPD Provinsi
Aceh TA 2011.

VII. PEJABAT DAERAH


A. PIMPINAN DPRA
DPRA terdiri dari 69 anggota, yang berasal dari berbagai unsur Partai Politik pemenang
pemilu. Nama-nama Ketua dan Wakil Ketua, untuk periode 2009 - 2014 sebagai berikut:
Jabatan Nama
Ketua DPRA Drs. H. Hasbi Abdullah
Wakil Ketua I Amir Helmi
Wakil Ketua II Drs. Sulaiman Abda

B. PIMPINAN DAERAH
Pemerintah Aceh periode 2007 s.d 2012 dipimpin oleh Gubernur dan Wakil Gubernur
yaitu Drh. Irwandi Yusuf, M.Sc dan Muhammad Nazar, S.Ag. Pada tahun 2012,
Pemerintah Aceh menyelenggaran Pilkada untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur
periode 2012 s.d 2017. Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur yang terpilih adalah
Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf. Pada saat ini, Pemerintah Aceh dipimpin oleh
Pejabat sementara (Pjs) Gubernur Aceh yaitu Tarmizi A Karim s.d pelantikan pasangan
yang terpilih tersebut.

15

Anda mungkin juga menyukai