PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karena blokade atau ruptur dari pembuluh darah otak. Klasifikasi jenis patologi
stroke adalah stroke iskemik dan stroke pendarahan (Anonim, 2009). Pada stroke
normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi (Anonim,
2009).
arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteri karotis internal
dan arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta
penyakit stroke menjadi penyebab kematian kedua di dunia pada kelompok usia
diatas 60 tahun dan penyebab kematian kelima pada kelompok usia 15-59 tahun.
Di Amerika Serikat tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap
insidensi stroke adalah stroke hemoragik dan 85% merupakan stroke iskemik.
1
2
Dari yang bukan stroke hemoragik, sebesar 25% disebabkan oleh penyakit
kejadian stroke. Pada tahun 1998, menurut American Heart Association (AHA)
terdapat 158.448 orang yang meninggal akibat stroke di Amerika Serikat. Stroke
biasanya menyerang golongan geriatrik, yaitu penderita sudah lanjut usia dan
angka kematian makin meningkat dua kali ganda setiap 10 tahun pada rentang usia
55-85 tahun.
Sementara itu, menurut data World Health Organisation (WHO) tahun 2001
menyebutkan bahwa, jumlah penderita stroke di seluruh dunia berjumlah 20,5 juta
meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker, kurang
lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta pada tahun 2030.
penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan,
stroke sebagai penyebab utama kematian pasien di Rumah Sakit Indonesia tahun
2006. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah
3
fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur. Dari hasil
Indonesia, jumlah kematian akibat stroke meningkat yakni 5,5% pada tahun 1586
tembakau, diet yang tidak sehat, aktivitas fisik, kegemukan, tekanan darah tinggi
dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner dan kanker. Faktor risiko
yang paling konvensional secara vaskuler adalah umur, merokok, diabetes, dan
mengetahui pola penggunaan obat stroke dan seberapa besar tingkat ketepatan
penggunaan obat pada terapi pasien stroke di RSUD Kota Mataram tahun 2011.
4
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
terutama dalam pengobatan pasien stroke di instalasi rawat inap RSUD Kota
Mataram.
2. Bermanfaat bagi pihak yang terkait dan dapat menjadi salah satu sumber
E. Tinjauan Pustaka
secara mendadak (dalam detik) atau secara lebih lambat (dalam jam) dengan
kejadian gejala dan tanda berhubungan dengan area fokal pada otak (Goldstein,
2001).
Faktor risiko stroke dibedakan menjadi 2 macam, yaitu faktor risiko yang
tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak
dapat diubah meliputi usia, jenis kelamin, ras, etnik, dan genetik. Sedangkan
faktor risiko yang dapat dirubah antara lain hipertensi, penyakit jantung, Transient
pengggunaan obat yang bersifat adiksi (heroin, kokain, dan amfetamin), faktor
lifestyle (obesitas, aktivitas, diet dan stress), kontrasepsi oral, migrain, dan faktor
(AVM).
Pendarahan subaraknoid dapat terjadi dari luka berat atau rusaknya aneurisme
2008).
memasuki daerah subraknoid, daerah yang mengelilingi otak dan spinal cord
dengan pecahnya aneurisme yang besar, meliputi nyeri pada kepala yang hebat
Aneurisma yang berasal dari arteri komunikan anterior dapat menimbulkan defek
7
defek medan penglihatan, penurunan visus, dan nyeri wajah pada suatu tempat
batang otak (Batang otak merupakan sebutan untuk kesatuan dari tiga struktur
yaitu medulla oblongata, pons dan mesenfalon). Kerusakan lokasi tertentu di otak
kerusakan akibat peningkatan tekanan intrakranial yang dihasilkan dari efek masa
umur 50-75 tahun, dan sedikit perbedaan frekuensi antara dan wanita. Beberapa
hematoma cukup kecil maka tanda dan gejala adanya pendarahan intraserebral
tidak nyata dan penderita tetap sadar. Pada pendarahan intraserebral, pendarahan
pada ukuran lesi, bila lebih dari 3 cm maka biasanya bersifat fatal. Pendarahan
mesenfalon relatif jarang sekali terjadi, apabila terjadi maka muncullah paralisis
8
dimulai pada batas antara pons dan tegmentum di tingkat pertengahan pons.
Pendarahan pons dicirikan oleh koma dalam yang mendadak tanpa didahului oleh
peringatan atau nyeri kepala dan kematian dapat terjadi pada beberapa jam
diagnosis yang segera ditegakkam merupakan hal essensial yang harus segera
dilakukan, karena tindakan operasi dapat menolong jiwa penderita. Gejala klinis
yang umumnya timbul adalah pendesakan pada fosa posterior dan peningkatan
tekanan intrakranial.
bagian subdural dapat menarik air (karena osmosis) dan menyebabkan perluasan
pendarahan baru akibat robeknya pembuluh darah. Darah yang terkumpul dapat
Sejumlah 88% dari semua stroke adalah stroke iskemik dan disebabkan oleh
stroke iskemia, walaupun 30% tidak diketahui etiologinya. Emboli dapat muncul
dari intra- dan ekstra-kranial. Duapuluh persen stroke muncul dari jantung
(Anonim, 2008).
iskemik yang cukup cepat terjadi karena otak kekurangan pasokan glukosa
Stroke iskemik bisa terjadi akibat satu dari dua mekanisme patogenik yaitu
oleh aterosklerosis. Proses ini sering terjadi selama tidur dan mengakibatkan
Pada Stroke trombotik sering kali individu mengalami satu atau lebih
serangan stroke iskemik sementara atau yang disebut Transient Ischemik Attack
gangguan otak singkat yang bersifat reversible akibat hipoksia serebral. Stroke
trombotik berkembang setelah oklusi arteri oleh embolus yang terbentuk di luar
otak. Sumber utama embolus yang menyebabkan stroke adalah jantung setelah
infark miokardium atau fibrilsi atrium, dan embolus yang merusak arteri karotis
11
komunis atau aorta (Corwin, 2007). Stroke jenis ini terjadi karena adanya
penggumpalan pembuluh darah ke otak. Dari 80% kasus stroke iskemik, 50%
nustrisi dan oksigen untuk otak. Kelainan pada jantung ini mengakibatkan curah
jantung berkurang atau tekanan perfusi yang menurun. Biasanya penyakit stroke
jenis ini terjadi pada seseorang yang menjalani aktivitas fisik (Sutrisno, 2007).
2. Manifestasi Klinik
anggota keluarga atau saksi lain. Pasien mengalami kelemahan pada satu sisi
Stroke iskemik biasanya tidak menyakitkan, tapi sakit kepala dapat terjadi dan
lebih parah pada stroke pendarahan. Pasien biasanya memiliki berbagai pertanda
pada daerah otak yang berpengaruh. Penurunan hemi atau monoparesis dan
vertigo dan diplopia. Stroke sirkulasi anterior biasanya terjadi aphasia. Pasien juga
12
3. Gejala Stroke
Menurut World Health Association (WHO) gejala umum stroke antara lain
bagian lengan kaki, wajah, yang lebih sering terjadi pada separuh bagian tubuh.
Gejala lain yang muncul antara lain bingung, kesulitan berbicara atau memahami
(monocular visual loss) atau kedua mata, kesulitan dalam berjalan, pusing,
kehilangan keseimbangan atau koordinasi, sakit kepala yang parah tanpa sebab,
lemah bahkan tidak sadar. Efek penyakit stroke tergantung lokasi kerusakan otak
terkena.
kesadaran.
sampai 12-24 jam setelah onset gejala. Selain itu CT Scan juga
.
stroke hemoragi (Morris, 2005) Selain CT Scan terdapat beberapa
syaraf pusat.
jantung dan memeriksa secara cepat apakah lesi adalah iskemik atau pendarahan
hari pertama) setelah stroke iskemik karena risiko penurunan aliran darah ke otak
dan gejala yang lebih buruk. Tekanan darah harusnya direndahkan jika mencapai
220/120 mmHg atau terdapat bukti pembedahan aorti, infark miokardial akut,
edema pulmonari, atau encefalofati hipersensitif. Jika tekanan darah diobati dalam
fasa akut, senyawa parenteral kerja cepat (misal: labetolol, nikardipin, nitropusid)
stroke. Diagnosa jenis patologi stroke dapat ditegakkan secara tepat dan aman
Strategi terapi dalam pengobatan stroke didasarkan pada tipe stroke dan
waktu terapi. Tipe stroke yang dialami pasien adalah tipe iskemik atau hemoragik.
Pada stroke hemoragik, terapinya tergantung pada latar belakang setiap kasus
Waktu terapi yaitu terapi pada fase akut dan terapi pencegahan sekunder
(rehabilitasi). Pada fase akut, therapeutic window berkisar antara 12-24 jam
dengan golden period berkisar antara 3-6 jam, jika dalam rentang waktu tersebut
15
dapat dilakukan tindakan yang cepat dan tepat, kemungkinan daerah di sekitar
otak yang mengalami iskemik masih dapat disebuhkan. Pada fase rehabilitasi,
(Ikawati, 2011).
kejadian stroke dan terjadinya stroke berulang pada pasien tertentu. Pembesaran
karotid dapat efektif dalam pengurangan risiko stroke berulang pada pasien
atau cacat intravena, operasi untuk memotong atau memindahkan pembuluh darah
Terapi Non farmakologi yang dapat diberikan untuk stroke iskemik adalah
(Ikawati, 2011):
b.Terapi farmakologi
i. Stroke Iskemik
Tujuan dari terapi stroke akut adalah mengurangi terjadinya luka neurologi,
Pendekatan terapi pada fase akut, difokuskan pada restortasi aliran darah
Berdasarkan model stroke pada hewan percobaan, periode waktu ini (baca
2011 :
terapi ini adalah untuk mencegah hipoksia dan potensi yang dapat
insulin atau obat yang lain (target terapi 80-140) untuk mengurangi
2) Terapi Trombolitik
Indikasi golongan obat ini adalah untuk infark miokard akut, trombosis
vena, emboli paru, trombus emboli arteri, melarutkan bekuan darah pada katup
akut, penyakit hati berat, varises esophagus, dengan efek samping utamanya
3) Terapi Antiplatelet
aspirin 975 mg/ hari dengan dipiridamol 225 mg/hari menunjukkan hasil yang
agregasi platelet dengan menaikkan kadar cAMP dan cGMP dalam platelet.
20
Obat ini tidak lebih unggul jika diberikan tunggal dibandingkan aspirin,
sehingga obat ini sering diberikan secara kombinasi dengan aspirin. Pasien
tiklopidin atau klopidogrel. Obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivasi
diperantai oleh ADP dan antar aksi platelet-platelet (Wibowo dan Gofir, 2001)
4) Terapi Antikoagulan
masing-masing kasus pendarahan, pilihan obat pada stroke pendarahan antara lain
dapat menjadi pilihan untuk mengatasi pendarahan pada pasien dengan beraksi
a. Antikoagulan
Heparin
kompleks yang berafinitas lebih besar dari antitrombin III sendiri, terhadap
faktor pembekuan darah aktif, terutama trombin dan faktor Xa. Efek
dengan dosis terapi, dan terjadi kira-kira 20-30 menit setelah suntikan
1) Penggunaan Terapi
2) Efek Samping
3) Kontraindikasi
4) Interaksi
(Anonim, 2008).
Derivat Kumarin
adalah kofaktor yang berperan dalam aktivitas faktor pembekuan darah II,
efeknya baru nyata setelah sedikitnya 12-24 jam, yaitu setelah kadar-kadar
1) Penggunaan terapi
(Anonim, 2008).
2) Efek Samping
3) Kontraindikasi
(Anonim, 2008).
4) Interaksi
plasminogen, sulfinpirazon.
d) Etanol
b. Antiplatelet
i. Aspirin
1) Penggunaan Terapi
2) Efek Samping
adalah efek samping utama dari aspirin. Perdarahan dapat terjadi pada
dipengaruhi oleh dosis, jarang terjadi pada dosis rendah. Reaksi serius lainnya
3) Kontraindikasi
atau jenis flu lainnya), dengan atau tanpa demam, karena kemungkinan
2006).
4) Interaksi
aspirin (teruatama pada dosis tinggi). Aspirin dapat menurunkan efek beta-
ii. Tiklopidin
Tiklopidin menghasilkan suatu metabolit yang menghambat
1) Penggunaan Terapi
infark otak dan jantung pada pasien yang tidak tahan terhadap asam
2) Efek Samping
3) Kontraindikasi
4) Interaksi
(Anonim, 2008).
iii. Klopidogrel
Klopidogrel adalah inhibitor ADP yang menginduksi pelepasan
1) Penggunaan Terapi
infark otak dan jantung pada pasien yang tidak tahan terhadap
2) Efek samping
3) Kontraindikasi
c. Fibrinolitik
Alteplase
cacat pada pasien akibat serangan stroke. Pemberian alteplase hanya bisa
diberikan untuk pasien stroke yang dirawat di Rumah Sakit yang memiliki
pelayana stroke yang mapan dan pasien harus memenuhi beberapa kriteria
1) Pengunaan Terapi
diduga diseksi aorta, trauma kepala yang serius atau riwayat, riwayat
29
(>185/110 mmHg), kejang pada awal stroke, pendarahan aktif (Lacy dkk.,
2006).
2) Efek-efek Samping
2006).
3) Kontraindikasi
formulasi
4) Interaksi
d. Antihipertensi
risiko (50% pada stroke iskemik dan 60% pada stroke hemoragik).
banyak jaringan dan terdapat pada beberapa tipe sel yang berbeda, namun
utamanya terletak pada sel endotelial. Karena itu, lokasi utama produksi
1) Efek Samping
ginjal akut; efek ini terjadi pada penderita kurang dari 1% pasien (Anonim,
2008).
32
2) Kontraindikasi
ginjal dan kematian janin. Hal ini dilaporkan untuk ibu hamil
ACE) dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain seperti
1) Efek Samping
antihipertensi yang lain. Batuk jarang terjadi pada penggunaan obat ini.
2) Kontraindikasi
Pada pasien dengan stroke akut harus di monitoring secara ketat pada
c. hypertensive emergency
d. infeksi
e. tromboemboli vena
g. kekambuhan stroke
F. Keterangan Empiris
tingkat ketepatan pengobatan pasien Stroke di instalasi rawat inap RSUD Kota
Mataram tahun 2011 terhadap standart pelayanan medik RSUD Kota Mataram