Anda di halaman 1dari 5

DATA DIRI PENULIS

Nama : I Kadek Dian Kertiana


TTL : Badung, 15 Agustus 1996
TON :
No. Absen :
NIM : 1515251070
No. HP : 085792630742
Asal Sekolah : SMK Wira Harapan
Alangkah Lucunya Pendidikan Negeri Ini
I Kadek Dian Kertiana

Ulasan Awal
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di
dunia. Indonesia termasuk dalam negara Asia Tenggara, yang banyak melakukan kerjasama
dengan negara-negara tetangga tersebut. Kerjasama yang dilakukan meliputi berbagai bidang,
seperti bidang ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan lain-lain. Namun dalam
kenyataannya, hal ini berbanding terbalik dengan kondisi pendidikan di Indonesia. Bukan
rahasia lagi, jika kualitas pendidikan di Indonesia semakin terpuruk setiap tahunnya. Padahal
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 telah diatur mengenai Sistem Pendidikan
Nasional.
Terdapat beberapa jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari Taman Kanak-Kanak
(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
(SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Universitas. Namun, tidak semua warga
negara dapat mengikuti pendidikan sebagaimana mestinya karena beberapa faktor. Salah satu
faktor utama yang menyebabkan hal tersebut adalah faktor ekonomi. Meskipun pemerintah
sudah membuat program sekolah gratis dan sempat juga memberikan bantuan dana BOS,
hanya saja penyalurannya masih terkendala.

Sejarah Pendidikan Indonesia


Pendidikan di Indonesia telah berlangsung sejak kekuasaan Belanda. Pada waktu itu
pendidikan dibuat berjenjang, berdasarkan tingkat kelas namun tidak berlaku untuk semua
kalangan. Kualitas pendidikan pun berbeda antara anak-anak Belanda dan anak-anak pribumi.
Maklum saja, pendidikan bagi pribumi hanya untuk menyediakan tenaga kerja murah yang
dibutuhkan oleh penguasa. Setelah era Belanda berakhir, datanglah kekuasaan Jepang.
Bukannya membaik, kondisi pendidikan di Indonesia malah semakin menyedihkan. Bagi
Jepang, pendidikan ini bertujuan untuk menyediakan tenaga paksa dan kebutuhan prajurit
demi kepentingan perang. Pelajar yang mengikuti pendidikan ini harus mengikuti berbagai
macam latihan seperti latihan kemiliteran, latihan fisik serta indoktrinasi yang kuat.
Ketika Jepang kalah melawan sekutu dalam perang dunia kedua, negara Indonesia
pun merdeka. Namun dengan Indonesia merdeka, belum cukup membuat nasib orang tidak
mampu menjadi lebih baik. Masyarakat dipaksakan mengikuti kehendak penguasa, sehingga
sebagian besar masyarakat masih hidup dalam kemisikinan. Jangankan memenuhi hasrat
1
untuk memiliki barang berharga, memenuhi kebutuhan pokok pun masih begitu sulit. Hal itu
pun masih berlanjut hingga saat ini. Meskipun sudah puluhan tahun Indonesia merdeka,
pendidikan belum bisa dirasakan secara merata oleh warga negara. Padahal pendidikan itu
adalah hal yang sangat penting untuk mengangkat derajat kehidupan masyarakat.

Kondisi Terkini Pendidikan Indonesia


Bergantinya era dari orde baru ke reformasi, bergantinya wajah-wajah pemimpin
bangsa. Namun sampai saat ini, masalah bangsa Indonesia tetap sama. Pendidikan adalah
harga mati, bukan sekedar gengsi tetapi juga harga diri. Salah satu momentum untuk
merenungi kualitas pendidikan di Indonesia yaitu Hari Pendidikan Nasional. Momentum ini
seolah-olah menampar wajah bangsa dan menjadi peringatan pentingnya suatu pendidikan.
Timbul pertanyaan dalam hati nurani, Bagaimana kondisi pendidikan Indonesia saat ini?
Apakah ada perubahan yang lebih baik? Hanya bisa tertawa. Bukannya tertawa karena lucu,
melainkan menertawakan diri sendiri karena begitu memprihatinkannya pendidikan saat ini.
Sebagai contoh, masih banyak terdapat sekolah-sekolah ataupun lembaga universitas di
daerah yang tidak didukung dengan suasana dan fasilitas yang sebagaimana mestinya.
Bukankah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang hebat, harus didukung
oleh suasana belajar yang nyaman? Jika terus seperti ini, bagaimana lulusan pelajar ataupun
mahasiswa Indonesia mampu bersaing? Inilah yang selalu menjadi problematika bangsa.
Tidak ada seorang pun yang mau bertanggung jawab akan hal ini, karena tidak ada yang mau
disalahkan. Dampak dari semua ini, tentu saja para lulusan yang kurang berkompeten.
Kemudian berlanjut sampai kesulitan mendapatkan pekerjaan karena kurangnya lapangan
kerja. Meskipun dalam kenyataannya, ada beberapa lulusan yang berkompeten tetapi mereka
seolah-olah tidak dianggap di negeri sendiri. Mereka kurang mendapatkan apresiasi ataupun
penghargaan yang layak, sehingga saat ini cenderung lulusan tersebut pindah bekerja ke luar
negeri. Sudah bukan rahasia umum, jika di Indonesia masih kuat dengan prinsip nepotisme
yang mana memiliki kedekatan dengan pihak-pihak penguasa adalah hal yang utama. Betapa
tidak, dengan nepotisme segalanya menjadi lebih mudah bagi para pelaku. Orang yang kaya
akan tambah kaya dan orang yang miskin tetap miskin. Wajar saja, sampai saat ini tingkat
kemisikinan di Indonesia juga tinggi. Persaingan menjadi tidak kompetitif dalam segala hal,
termasuk dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini yang menjadi
faktor utama negara Indonesia sulit bersaing dengan negara-negara tetangga. Apakah ini
adalah nasib bangsa ini? Ataukah takdir? Mari renungkan bersama.

2
Ulasan Akhir
Sebagai warga negara Indonesia, sudah selayaknya kita menjunjung tinggi nama
baik Indonesia. Apalagi sebagai pelajar ataupun mahasiswa yang menjadi pemeran langsung
dalam dunia pendidikan. Telah kita sadari bahwa kondisi pendidikan di Indonesia yang jauh
dari kata baik harusnya menjadi motivasi bagi hati sanubari. Berhenti menyalahkan
pemerintah atas semua masalah ini, mari bersama-sama membangun pendidikan di negara
tercinta ini. Memang benar banyak masalah yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan
di Indonesia seperti rendahnya kualitas para guru atau dosen, kurangnya fasilitas, mahalnya
biaya pendidikan, dan rendahnya prestasi siswa. Namun terlepas dari semua itu, masih
banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi pendidikan. Hal terpenting
adalah kerjasama dari masyarakat dan pemerintah untuk membuat pendidikan Indonesia
menjadi lebih baik. Bukan hal yang tidak mungkin, jika selalu berusaha, belajar dan berdoa
maka niscaya warga negara Indonesia akan menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera.

3
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansah, Gatot. 2015. Sejarah Pendidikan di Indonesia. dalam https://gatotardiansah.


wordpress.com/pengantar-pendidikansejarah-pendidikan-di-inonesia/ (diakses pada
tanggal 3 September 2015)

Handayani, Elni. 2015. Masalah Pendidikan di Indonesia dan Solusinya. dalam


http://www.kompasiana.com/elnihandayani/masalah-pendidikan-di-indonesia-dan-
solusinya_551fe289813311186e9de629 (diakses pada tanggal 3 September 2015)

Nugnug, Eka. 2015. Kondisi Pendidikan di Indonesia. dalam https://ekanugnug.


wordpress.com/artikel/artikel-pendidikan/kondisi-pendidikan-indonesia-saat-ini/
(diakses pada tanggal 3 September 2015)

Tanjung, Farid Aulia. 2015. Sejarah Pendidikan di Indonesia dan Perkembangannya Antar
Generasi.Bandung. dalam http://www.bglconline.com/2015/01/sejarah-pendidikan-
di-indonesia-dan-perkembangannya/ (diakses pada tanggal 3 September 2015)

Anda mungkin juga menyukai