Ditulis Oleh :
NIM : 1407122446
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik serta Hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kayu Sebagai Bahan
Konstruksi Bahan Bangunan guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Lingkungan.
A. Pengertian Kayu
Kayu adalah bahan yang terdiri dari sel-sel. Struktur yang terdiri atas sel
tersebut memberikan kayu banyak sifat-sifat dan ciri-ciri yang unik. Kerapatan
adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap volumenya.
Kerapatan kayu berhubungan langsung dengan porositasnya, yaitu proporsi
volume rongga kosong. (Koch, 1964).
Dewasa ini industri perkayuan di Indonesia semakin diminati oleh negara
lain, akan tetapi karakteristik kayu yang dihendaki lebih spesifik, diantaranya
kadar air yang sesuai dengan iklim pada masing-masing negara. Kadar air
yang dikehendaki mencapai hingga dibawah 10 %. Keadaan tersebut tidak
dapat dicapai jika pengeringan dilakukan secara alamiah, karena itu di
perlukan pengeringan buatan ( Budianto, 1996).
Penggergajian adalah suatu unit kegiatan yang merubah log menjadi kayu
penggergajian dengan menggunakan alat utama gergaji. Perbedaannya
dengan penggergajian kayu adalah alat yang digunakan. Gergaji adalah alat
membelah dan memotong kayu yang terbuat dari logam atau campuran
logam yang bentuknya pipih dan mempunyai gigi banyak (Nuryawan, 2008).
Selanjutnya dapat diolah pada industri sekunder, di proses log yang
bermutu rendah meskipun hasilnya tidak banyak, bisa juga kualitasnya baik.
Penggergajian merupakan tahap pertama dalam urutan proses pengolahan
kayu, kemajuan industri penggergajian mendorong pertumbuhan industri
kayu sekunder. Peningkatan kapasitas rill salah satunya adalah
kesempurnaan alat produksi dan keterampilan pekerja. Alat produksi
misalnya gergaji untuk itu diperlukan saw doctoring yang memadai (Ruhendi,
1986).
Kayu gergajian didefenisikan sebagai kayu hasil konversi kayu bulat
dengan menggunakan mesin gergaji, mempunyai bentuk yang teratur dengan
sisi-sisi sejajar dan sudut-sudutnya siku dengan ketebalan tidak lebih dari 6
cm dan kadar air tidak lebih dari 18%, pada masa sekarang ini teknologi yang
digunakan dalam industri penggergajian kayu sangat bervariasi, mulai dari
yang sederhana dengan satu gergaji piring sampai dengan peralatan canggih
menggunakan sistem hidrolik, pneumatik, dan eletronik.
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena
pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah
juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita
tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan
bermanfaat jika diproses secara baik dan benar. Limbah atau sampah juga
bisa berarti sesuatu yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang,
mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika
dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan penyakit padahal dengan
pengolahan sampah secara benar maka bisa menjadikan sampah ini menjadi
benda ekonomis.
Mebel atau furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup
semua barang seperti kursi , meja , dan lemari . Mebel berasal dari kata
movable, yang artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan
lemari relatif mudah digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap.
Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa Prancis fourniture (1520-30
Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau
perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furniture punya arti yang
beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya.
Dalam kata lain, mebel atau furnitur adalah semua benda yangada di
rumah dan digunakan oleh penghuninya untuk duduk, berbaring, ataupun
menyimpan benda kecil seperti pakaian atau cangkir . Mebel terbuat dari
kayu , papan , kulit , sekrup , dll.
Tahap-tahap aktifitas produksi pada industri mebel adalah persiapan
bahan baku, proses produksi, dan pengemasan produk.
Tahap persiapan bahan baku meliputi pembersihan material dari
kotoran, pembuangan kulit(pada industri gelondongan), pemotongan menjadi
ukuran yang lebih kecil serta penghalusan sehingga kayu siap digunakan.
Proses produksi adalah proses pembentukan bahan baku menjadi produk
yang diinginkan. Tahap akhir adalah pengemasan produk yang meliputi
penghalusan, pewarnaan(pengecatan), proses finishing dan pengepakan.
Limbah utama dari industri kayu yang jelas adalah potongan -
potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan
serbuk gergaji. Limbah tersebut sangat sulit dikurangi, hanya bisa
dimanfaatkan seoptimal mungkin menjadi barang lain yang memiliki nilai
ekonomis. Beberapa limbah lain dari sebuah industri furniture sebenarnya
memiliki peran yang besar pada sebuah 'costing' serta dampak lingkungan
sehingga akan sangat bermanfaat apabila bisa dikurangi.
C. Limbah kimia sekunder sebagai hasil dari alat bantu dari sebuah industri
kayu misal: accu dari mesin forklift, oli/pelumas bekas, lampu bekas, tinta dan
lain-lain. Limbah ini belum begitu besar volumenya akan tetapi masih belum
terkoordinasi baik. .Kebanyakan dari sejumlah industri tidak benar2
'membuang' limbah ini keluar dari pabrik. Kadang - kadang hanya disimpan di
sebuah area engineer atau gudang barang bekas dan ditumpuk bersama -
sama dengan peralatan bekas yang lain.
Mereka hampir tidak tahu bagaimana solusi terbaik untuk melenyapkan
limbah tersebut.
D. Bahan pembantu lain seperti kardus, plastik pembungkus, kertas amplas
bekas, kain bekas untuk proses finishing, pisau bekas dari mesin serut dan
lainnya.
Green merupakan isu besar saat ini. Bangunan yang terbuat dari kayu
dikenal berkonsep green yaitu, berkelanjutan, terbarukan dan ramah
lingkungan. Tahukah Anda bahwa struktur kayu mampu menyerap dan
menyimpan CO2, bahkan dalam soal pengangkutan material pun, kayu
rendah terhadap pelepasan karbon (kayu , satu-satunya material konstruksi
yang rendah terhadap pelepasan karbon).
Faktanya : 0,8 ton emisi karbon tersimpan di setiap meter kubik kayu yang
digunakan di konstruksi, karena itu, jika rumah menggunakan 20 meter kubik kayu,
berarti melakukan penghematan 16 ton karbon . Dalam konteks, 16 ton karbon
adalah jumlah yang sama dengan karbon yang dihasilkan oleh pengemudi
sepanjang 90.000 kilometer. Menggunakan kayu dalam konstruksi, apakah itu
konstruksi keseluruhan atau hanya rangka saja, memiliki dampak positif terhadap
perubahan iklim.
Sebagian besar negara memiliki peraturan, di mana setidaknya satu pohon
harus ditanam untuk setiap pohon yang telah ditebang . Hal penting untuk
pelestarian hutan dan pepohonan di planet ini, yang akan menyerap karbon
lebih banyak.
Tinggal lagi, tugas kita adalah menanyakan sumber kayu yang digunakan
dalam konstruksi.
Pohon dewasa menyerap karbon lebih sedikit ketimbang yang muda, pohon-
pohon dapat tumbuh dengan cepat, sehingga bermanfaat terhadap
perubahan iklim jika memotong pohon-pohon tua dan menggunakannya
dalam konstruksi.
F. Penyelamat Energi
Beberapa bahan bangunan seperti baja, bahan anorganik yang tidak mudah
terbakar, ketika mendapatkan panas tinggi, akan mengembang dan ini dapat
melemahkan struktur dan bisa menyebabkan struktur tersebut kolaps. Kayu
memiliki reaksi berbeda. Ketika dipanaskan (tentu dengan suhu untuk
terbakar saja), kayu akan mengering dan menjadi lebih keras.
Ini artinya, dengan kayu, energi yang bocor dari rumah jauh lebih sedikit.
Jika Anda menginginkan kehangatan (atau kesejukan) di rumah Anda, kayu
adalah alternatif yang luar biasa ketimbang batu bata atau beton.
Dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, kayu, isolasi panas yang
paling ekonomis.
BAB 3
PEMBAHASAN
1. Reduce
Reduce yaitu upaya mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan
timbulnya limbah. Dalam hal ini, diharapkan kita dapat mengurangi
penggunaan material kayu yang dapat menambah jumlah limbah
serbuk kayu, serta dapat mengurangi dan mencegah kerusakan hutan
akibat penebangan hutan secara liar tanpa memperhatikan kondisi
lingkungan
2. Reuse
Reuse yaitu upaya penggunaan limbah untuk digunakan kembali
tanpa mengalami proses pengolahan atau perubahan bentuk yang
dapat dilakukan di dalam atau di luar daerah proses produksi yang
bersangkutan. Dalam pengolahan limbah serbuk gergaji ini,
maksudnya adalah menggunakan kembali serbuk gergaji menjadi
bahan baku untuk membuat briket arang yang bernilai ekonomis
3. Recycle
Recycle yaitu upaya pemanfaatan limbah dengan cara proses daur
ulang melalui pengolahan fisik atau kimia, baik untuk menghasilkan
produk yang sama maupun produk yang lain yang dapat dilakukan di
dalam atau di luar proses produksi yang bersangkutan. Dalam
pengolahan limbah serbuk gergaji ini, maksudnya adalah mendaur
ulang serbuk gergaji menjadi produk baru, yaitu briket arang
4. Hemat Energi
Pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi briket arang terbukti
mampu menghemat penggunaan energi. Pada tahun 1990 berdiri
pabrik briket arang tanpa perekat di Jawa Barat dan Jawa Timur yang
menggunakan serbuk gergajian kayu sebagai bahan baku utamanya.
5. Eco-Efisiensi
Eco-efisiensi disini maksudnya pengolahan limbah serbuk gergaji
diharapkan dapat berimbas positif terhadap lingkungan. Dengan
penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita dapat
menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan. Selain
itu memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket
arang maka akan meningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan
sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk
gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu saja.
BAB 4
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa Limbah pada industri mebel
ada bermacam-macam, yaitu :
1. Potongan kayu dan serbuk gergaji
2. Limbah bahan finishing
3. Limbah kimia sekunder
Dan untuk mengurangi bahaya yang diakibatkan oleh limbah maka dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
B. SARAN
Perbandingan antara Limbah yang diolah dengan limbah yang tidak
diolah/dibiarkan saja, jumlahnya sangan jauh sekali. Sehingga sebisa
mungkin kita haarus menjaga lingkungan dengan memperkecil penggunaan
limbah dengan cara 4R(Reuse,Recycle,Reduce dan Replace)
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Samsul. 2008. Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu untuk Briket
Arang dalam Mengurangi Pencemaran Lingkungan di Nangroe Aceh
Darussalam. Dalam
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6590/1/08E00258.pdf.
(diunduh tanggal 2 Januari 2016)