KATA PENGANTAR
i
DAFTA ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Dodol adalah makanan olahan tradisional yang bersifat semi basah yang
terbuat dari bubur ataupun ampas buah melalui proses penghancuran buah
pemanasan dengan suhu 80-900C selama 2-3 jam (Ilma, 2012). Dodol kedondong
merupakan salah satu jenis dodol yang menjadi makanan khas di kota Rengat
karena memiliki aroma dan rasa yang khas. Rengat adalah salah satu Ibukota
Kabupaten Indragiri Hulu yang terletak di provinsi Riau yang memiliki julukan
sebagai kota kedondong karena memiliki makanan khas dodol kedondong (Iqbal,
2014). Dodol kedondong ini menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan
dapat hidup dengan baik di daerah tropis (Ong, 2004). Kedondong merupakan
salah satu tanaman yang berpotensi sebagai obat. Tanaman ini mengandung
2002). Selain itu, di dalam buah kedondong juga terdapat kandungan kalori,
vitamin C, air dan bagian yang dapat dimakan. Dari komposisi kandungan vitamin
paling banyak di antara vitamin lainnya (Rukmana dan Oesman, 2002). Hasil
1
2
vitamin C, hal ini dibuktikan dengan adanya kandungan vitamin C dalam sari
jaringan ikat dan pembentukan sel darah merah (Beck, 1993). Vitamin ini juga
empedu hati yang membantu mendetoksifikasi alkohol dan substansi toksik lain
normal. Kebutuhan vitamin C ini harus dipenuhi oleh tubuh setiap harinya karena
vitamin C tersebut akan diekresikan melalui urin (Mutschler, 1999). Akan tetapi
vitamin C ini sangat sensitif terhadap pengaruh luar yang menyebabkan kerusakan
seperti suhu, pH, oksigen, enzim dan katalisator (Andarwulan dan Koswara,
1989).
akurasi yang tinggi terhadap sampel yang akan diuji. Selektifitas analisa vitamin
stabilitas dari vitamin C, maka peneliti tertarik untuk melakukan analisa kadar
vitamin C dalam dodol kedondong yang beredar di kota Rengat dengan metode
3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk
Rengat.
mengenai kandungan nilai gizi kandungan vitamin C yang terdapat dalam dodol
kedondong yang beredar di kota Rengat dan dapat menambah karya tulis ilmiah.
Ruang lingkup pada penelitian kali ini dibatasi pada analisa kadar vitamin C
visibel.
4
BAB II
ISI
2.1.1 Klasifikasi
berikut ini :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Sapindales
Suku : Anacardiaceae
Marga : Spondias
5
2.1.2 Nama Lazim
(Madura), kacemcem (Bali), inci (Bima, NTT), karunrung (Makassar), dan dau
kaci (Bugis). Untuk wilayah di luar Indonesia tumbuhan ini dikenal dengan nama
ambarella, otaheite apple, atau great hog plum (Inggris), kedondong (Malaysia),
hevi (Filiphina), gway (Myanmar), mokah (Kamboja), kook kvaan (Laos), makak
2.1.3 Morfologi
memiliki akar tunggang dan sistem perakaran yang cukup dalam, menyebar ke
semua arah. Batang tanaman ini berkayu dan dapat mencapai ketinggian 30 m
tidak begitu rapat, agak lentur, dengan ranting-ranting yang mudah patah (regas).
meruncing pada bagian ujung. Daun tersusun dalam tangkai agak panjang,
Rangkaian bunga umumnya tumbuh dari ujung tanaman dan tiap tangkai bunga
terdiri dari banyak kuntum bunga. Buah yang terbentuk dari hasil penyerbukan
tumbuh menggantung dengan tangkai agak panjang, dan terpusat pada satu
tangkai buah mirip dompolan buah. Bentuk buah kedondong bervariasi antara
bulat, bulat telur sampai bulat memanjang dengan ukuran buah kecil sampai besar
6
Kulit buah kedondong yang masih muda berwarna hijau muda sampai hijau
tua agak mengilap, setelah buah tua (matang) berubah menjadi hijau kekuning-
kuningan atau kuning cerah. Daging buah relatif tebal, berwarna putih atau putih
kehijau-hijauan, berstruktur agak keras, berserat halus sampai kasar, dan rasanya
manis sampai masam. Pada bagian dalam buah terdapat biji berbentuk bulat yang
secara generatif. Dalam setiap buahnya hanya terdapat satu biji (Rukmana dan
Oesman, 2002).
700 m di atas permukaan laut. Tanah yang disukai adalah tanah yang porous,
gembur, mengandung bahan organik, dan ber-pH 5,5 - 6,2. Tanaman ini tidak
menyukai genangan air, dan curah hujan yang diinginkan antara 1.000-1.500 mm
per tahun. Kedondong banyak tersebar di daerah Rembang, Jepara, Ujung Kulon
(Jawa Barat), Jawa Timur, Sulawesi, Ternate, Irian Jaya dan Thailand (Rukmana
langsung, selain itu juga dapat diolah menjadi manisan, asinan, jus, dodol dan
mempercepat proses penyembuhan luka bakar (Balqis dkk, 2014), selain itu
7
2.1.6 Kandungan Kimia
(Hermanto, 2002). Buahnya juga mengandung gizi (nutrisi) cukup tinggi dan
lengkap seperti yang disajikan pada tabel 1 (Rukmana dan Oesman, 2002).
Tabel 1. Kandungan gizi buah kedondong masak setiap 100 gram bahan segar
2 Protein 1,00 gr
3 Lemak 1,10 gr
4 Karbohidrat 10,30 gr
11 Air 88,00 gr
Dodol merupakan makanan semi basah yang dibuat dari bubur ataupun
salah satu alternatif untuk meningkatkan nilai tambah dari buah kedondong.
Dengan adanya olahan dodol kedondong ini, akan meningkatkan harga jual dari
8
buah kedondong selain itu, masa simpan juga menjadi lebih lama (Khairani dan
Dalapati, 2007).
Dodol kedondong ini terbuat dari tepung beras ketan, gula pasir, kelapa dan
buah kedondong. Makanan ini memiliki warna coklat terang dan memiliki tekstur
yang kenyal. Dodol ini memiliki aroma yang harum serta rasanya yang tidak
terlalu manis dan juga tidak terlalu asam. Dodol kedondong ini bisa dinikmati
ditambahkan dengan santan cair secara bertahap untuk mendapatkan bubur buah
ketan dan gula merah sesuai dengan perlakuan kemudian diaduk secara merata.
jam dan pengadukan dalam wajan hingga dodol kalis (Ilma, 2012).
2.3 Vitamin C
2.3.1 Defenisi
dikelompokkan menjadi vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut di
dalam lemak. Vitamin yang larut di dalam air seperti vitamin B dan vitamin C,
sedangkan vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan K. Vitamin
C adalah vitamin yang larut dalam air, yang merupakan derivat heksana dan
(Budiyanto, 2009).
9
2.3.2 Monografi Vitamin C
H H
HO O O
HO OH
10
Rumus
: C6H8O6
molekul Berat
: 176,13
molekul Nama
: L-asam askorbat
kimia Pemerian
: Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; tidak
1995)
11
2.3.3 Stabilitas Vitamin C
yang menyebabkan kerusakan seperti suhu, pH, oksigen, enzim, dan katalisator
Profil laju pH bagi keduanya baik degradasi aerob maupun anaerob akan
10% larutan kalsium askorbat dalam air adalah antara 6,8 dan 7,4, dan pH dari
larutan natrium askorbat dalam air antara 7 dan 8. Stabilitas maksimum terjadi
1
2.3.4 Sumber Vitamin C
segar. Sumber terbaiknya adalah jeruk, jambu, gandaria, mangga, tomat dan
sayuran seperti bayam, daun papaya, daun singkong, sawi dan lain-lain (Beck,
1993). Sumber vitamin C ini juga dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan
2.3.5 Kegunaan
pendarahan, gigi menjadi goyah dan mudah tanggal dan mudah terkena
2
2.4 Spektrofotometri UV-Vis
antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat
190-380 nm, daerah cahaya tampak 380-780 nm, daerah infra merah
(Satiadarma, 2004).
kromofor mempunyai ikatan tak junuh. Pada kromofor jenis ini transisi
3
dari *, yang menyerap pada max kecil dari 200 nm (tidak
menyerap radiasi pada panjang gelombang lebih besar dari 200 nm,
dan bila pelarut berubah dari polar ke pelarut non polar (Dachriyanus,
4
demikian, spektra dapat digunkan sebagai bahan informasi yang
Log I0/It = A = bc
dengan I0 adalah intensitas radiasi yang masuk; It adalah intensitas radiasi yang
ditransmisikan; A dikenal sebagai absorban dan merupakan ukuran jumlah cahaya yang
diserap oleh sampel; adalah tetapan yang dikenal sebagai koefisien punahan molar dan
merupakan absorban larutan 1 M analit tersebut; b adalah panjang jalur sel dalam cm,
biasanya 1 cm; dan c adalah konsentrasi analit dalam mol per liter. Dalam produk
farmasi, konsentrasi dan jumlah biasanya dinyatakan dalam gram atau miligram dan
bukan dalam mol sehingga untuk keperluan analisis produk ini, hukum Lambert-Beer
ditulis dalam bentuk berikut ini:
A = A (1%, 1 cm) bc
b/v (1g/100 ml) dalam suatu sel berukuran 1 cm; b adalah panjang jalur dalam
c, (biasanya 1 cm); dan c adalah konsentrasi sampel dalam g/100 ml. Karena
5
Monografi BP sering menyatakan suatu nilai A (1%, 1 cm)
(Watson, 2009).
2.4.3 Instrumentasi
4
1 2 3
Pengu
at
6
5
Pemba
ca,
penga
mata
hasil penguraian.
7
mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat
8
Kromofor Panjang gelombang A (1%, 1 cm)
terpabnjang maksimum
255 nm 28
Benzena
O
OH
273 85
Asam Benzoat
O
OH
273 1420
Asam Sinamat
NH CH3
292 530
Proptriptilin
OH OH
Fenol
+
Batokromik Hiperkromik
NH3 NH2
+
255 286 16179
H
Anilin
Batokromik Hiperkromik
9
Larutan senyawa berwarna mampu menyerap sinar visibel.
warna yang terlihat oleh mata (Khopkar, 1990). Beberapa warna dan
Panjang Gelombang
10
Analisa spektrofotometri UV-Vis secara kuantitatif ini
oleh suatu media. Intensitas ini tergantung pada tebal tipisnya media
C, antara lain :
11
2.5.1 Analisa Kualitatif
1. Farmakope Indonesia
bila dipanaskan.
2. Menggunakan Indikator I2
12
kemudian dipanaskan sampai warna merah bata. Apabila larutan
3. Menggunakan KMnO4
13
2.5.2 Analisa Kuantitatif
14
150 mg dan sodium hydrogen phosphate 60 mg masukkan ke
Grzegorczyk, 2007).
15
blue yang dapat dilihat oleh mata. Perubahan warna ini
3. Iodometri
16
BAB III
3.2.1 Alat
blender, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas ukur, beker gelas,
timbangan digital, wadah, kaca alroji, pipet takar, kertas whatmann no.
3.2.2 Bahan
17
Adapun hal-hal yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel
2. Preparasi sampel
4. Analisis data
Hulu, Provinsi Riau. Bagian yang digunakan pada sampel adalah dodol
sampel dodol kedondong, satu sampel dodol tanpa kedondong dan satu
18
3.4.2 Preparasi Sampel
dalam labu ukur 100 ml kemudian tambah aquades sampai tanda batas
19
menit. Setelah itu, diukur panjang gelombang maksimum
l (2,5 ppm, 5 ppm, 7,5 ppm, 10 ppm dan 25 ppm) lalu masukkan ke
yang dapat dilihat oleh mata. Perubahan warna ini menandakan adanya
20
kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer visibel
warna menjadi warna biru hijau yang dapat dilihat oleh mata.
21
menetukan kadar vitamin yang terdapat di dalam dodol kedondong
Berat sampel
22
DAFTAR PUSTAKA
23