TECTONO-STRATIGRAPHIC EVOLUTION OF
William R. Dickinson
Suatu gejala tumbukan pada masa lampau (paleo subduction) hanya dapat dikenal
kembali dengan cara mengetahui satuan tektoniknya atau biasa dikenal dengan sebutan
"Tektonostratigrafi". Satuan Tektonik ini merupakan produk dari gejala tumbukan lempeng
yang tercermin pada tatanan stratigrafi dan pola strukturnya.
Namun demikian, untuk mengenal suatu daerah tumbukan lempeng pada masa
lampau (paleo subduksi) umumnya cukup sulit, karena dalam perkembangan selanjutnya
daerah tersebut mungkin saja telah mengalami perubahan tipe pertemuan lempeng, sehingga
akan menghasilkan gejala tumpang tindih dengan sifat tektonostratigrafi yang berbeda. Tipe-
tipe satuan tektonik yang biasanya kita jumpai pada suatu model pertemuan lempeng yang
konvergen meliputi :
Jika salah satu lempeng pada gejala konvergensi ini terdiri dari kerak samudra, maka sifat
gejala tektonik pada tempat pertemuan lempeng itu akan mencerminkan suatu bentuk busur
kepulauan bergunungapi atau pegunungan dan palung yang sejajar pada bagian lengkungan
busur (Dickinson, 1971), lihat gambar A dibawah.
Akibat terbentuknya palung laut, biasanya diatas permukaan akan terbentuk suatu
"busur volkanik" yang relatif sejajar dengan palung laut tersebut. Hal ini menandakan adanya
lempeng yang menyusup, yang kemudian menimbulkan kegiatan magma. Busur tersebut
dapat ber-alaskan unsur kerak samudra maupun kerak benua yang secara keseluruhan sering
disebut dengan istilah "Sistem Busur Kepulauan".
Gambar 2. Diagram Menunjukan Evolusi dari A B C pada Zona Akresi sebuah Trench-
Arc Sistem. A, Tahap Incipent. B, Starved Forearc Basin. C, Full Forearc Basin
"Sistem Busur Kepulauan" akan terdiri dari 2 macam kumpulan batuan (biasa disebut
"endapan dalam"/eugiosyncline). Secara garis besar kumpulan batuan tersebut adalah suatu
urutan batuan yang sangat tebal yang sebagian terdiri dari endapan marine dengan sisipan
batuan vulkanik yang mengalami pelenturan yang kuat dan rumit. Sebagiannya lagi
termalihkan dan seringkali diterobos oleh plutonik berkomposisi granitik atau tercampur
dengan keratan-keratan batuan ultrabasa.
Kelompok batuan tersebut diatas oleh Hamilton, 1966 dan Dickinson, 1969 dikenali
kembali sebagai 2 kelompok batuan yang berada dalam suatu sistem "busur kepulauan".
Dalam teori tektonik lempeng, kelompok batuan tersebut merupakan bagian-bagian daripada
"batuan busur magmatik" dan "endapan palung laut". Seluruh sistem ini selanjutnya diberi
nama "Sistem Palung Busur" (arc trench system) yang terdiri dari 2 bagian, yaitu busur
magmatik dan palung laut dalam.