BAB I
,
PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Nilai Ekspor Mebel Indonesia, dan negara-negara pesaing di Asia, 2005
Usaha mebel telah lama dikenal di Indonesia karena merupakan budaya turun temurun.
Walaupun Indonesia memproduksi mebel dari berbagai bahan baku seperti kayu, rotan, besi
dan plastik, produksi dan ekspor mebel kayu merupakan komponen terbesar dengan proporsi
75%. Sentra mebel kayu ukir-ukiran terkenal di Indonesia terutama berada di kota Jepara., lalu
diikuti oleh kota Semarang, Solo, dan Surabaya. Sedangkan mebel rotan berada di Cirebon.
E INDONESIA FURNISHING PLAZA g
Industri permebelan di Indonesia didominasi oleh usaha kecil dan menengah (UKM),
,
tetapi kebanyakan adalah usaha mikro/rumah tangga. Banyak dari mereka bekerjasama
dengan industri - industri besar atau perusahaan-perusahaan pemasaran (trading houses).
Tenaga kerja yang diserap baik langsung maupun tidak langsung mencapai 5 juta jiwa, dengan
demikian industri ini telah menghidupi sekitar 20 juta jiwa .
Selain mebel ukir, Indonesia yang memiliki 300 lebih suku yang tersebar di Indonesia,
tentu memiliki berbagai budaya yang menghasilkan manifestasi hasil kebudayaan berupa
barang seni, misalnya tembikar, pajangan, patung, dan lain lain. Barang hasil seni akan
mempunyai nilai seni yang tinggi yang dapat memiliki nilai ekonomis yang tinggi pula.
Saat ini di setiap daerah di Indonesia telah memiliki berbagai macam wadah atau toko
yang menjual berbagai produk hasil buah karya rakyat Indonesia. Namun tak pelak industri
perdagangan furniture juga terkena imbas dari serbuan impor produk furniture dari China dan
berbagai negara Asia lainnya. Produk-produk dari China ini banyak menghiasi berbagai
showroom di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini mengancam perdagangan furniture dalam
negeri kita. Seharusnya dengan kinerja masyarakat dan rasa cinta produk dalam negeri sendiri,
kita lebih memilih produk buah karya masyarakat Indonesia.
Berbagai strategi mutlak diperlukan untuk meningkatkan penjualan produk furniture
dalam negeri. Produk harus dikenalkan secara luas dan dipasarkan ke khalayak umum.
Produk-produk furniture dimasukkan ke toko-toko di daerah dan didirikan suatu sentra yang
memenuhi kebutuhan sebuah daerah.
Medan adalah kota ke 3 terbesar di Indonesia. Secara geografis, Kota Medan juga
memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian
Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang
Malaysia, Singapura dan lain-lain. Membuat Medan dapat menjadi salah satu pintu gerbang
ekspor dan impor Indonesia dan pariwisata. Sarana Infrastruktur seperti adanya pelabuhan
Belawan, dan bandara Internasional Polonia juga turut mendukung adanya perdagangan dan
pariwisata di kota Medan
Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar
barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif
besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga secara
ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan
sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional/nasional.
E INDONESIA FURNISHING PLAZA g
Dengan segala potensi kota Medan yang ada, Medan akan mengalami keunggulan
,
tersendiri apabila dibangun suatu proyek untuk mewadahi semua kebutuhan untuk
memamerkan segala macam furniture dan barang seni hasil produk Indonesia. Proyek
merupakan suatu bangunan yang menyampaikan cirri khas budaya di Indonesia, dengan tidak
melupakan fungsi utamanya sebagai fungsi komersial untuk menjual produk.
Bangunan ini juga tak hanya berupa ruang pamer dengan skala besar, namun juga
sebagai bengkel kerja (workshop) dalam mengenalkan proses pembuatan seni pembuatan
furniture, selain untuk memproduksi kebutuhan yang memenuhi permintaan pasar. Kemudian
dimaksudkan proyek ini akan menjadi pusat desain furniture dan interior di kota Medan.
DESAINKELUARAN
DESAIN KELUARAN
KONSEP
PERANCANGAN Workshop dan Showroom
Pusat
PDIDakwah
HTI SUMUT
Islam
FEED BACK
E INDONESIA FURNISHING PLAZA g
1.7 Sistematika Laporan
,
Bab 1. Pendahuluan
Berisikan kajian tentang latar belakang kasus dan tema, serta permasalahan,
identifikasi permasalahan, perumusan permasalahan, maksud dan tujuan, lingkup dan
batasan serta sistematika pembahasan.
Berisikan kajian tentang tema, pengertian, dan interpretasinya ke dalam kasus proyek.
Bab 4. Analisa
Berisikan kajian tentang analisa terhadap ruang luar, ruang dalam, analisa kegiatan dan
kebutuhan ruang, rancang bangun, struktur dan utilitas serta tampilan fisik bangunan.
Berisikan kajian tentang konsep - konsep terhadap ruang luar, ruang dalam, rancang
bangun, struktur dan utilitas serta tampilan fisik bangunan.
BAB II
DESKRIPSI PROYEK