Anda di halaman 1dari 7

E INDONESIA FURNISHING PLAZA g

BAB I
,
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Funiture merupakan salah satu kebutuhan dalam setiap rumah. Fungsinya tak hanya
untuk memperindah interior dalam rumah, tapi juga untuk sebuah estetika yang mencitrakan
kepribadian si pemilik rumah, selain fungsi utamanya yang menjadi alat untuk membantu
kebutuhan sehari-hari.
Perdagangan furniture merupakan salah satu komponen penting di dalam perdagangan
dunia untuk kategori produk-produk manufaktur, dan setiap tahun volume ekspornya tumbuh
pesat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita
dunia. Kedua faktor ini merupakan sumber utama pertumbuhan permintaan dunia terhadap
mebel. Jika pada tahun 1997 nilai perdagangan furniture dunia tercatat sekitar 41 miliar dollar
AS, pada tahun 2005 nilainya mencapai 80 miliar dollar AS.
Namun yang memprihatinkan, negara Indonesia sebagai salah satu negara eksportir
bahan kayu mentah dunia, malah hanya mengekspor mebel untuk pasar dunia sebesar 0,088
miliar dollar AS per tahunnya. Indonesia berada di bawah Malaysia dengan pertumbuhan
1,80, yang bahkan perlu mengekspor bahan kayu untuk memproduksi produk mebelnya
sendiri.

Gambar 1.1 Nilai Ekspor Mebel Indonesia, dan negara-negara pesaing di Asia, 2005

Usaha mebel telah lama dikenal di Indonesia karena merupakan budaya turun temurun.
Walaupun Indonesia memproduksi mebel dari berbagai bahan baku seperti kayu, rotan, besi
dan plastik, produksi dan ekspor mebel kayu merupakan komponen terbesar dengan proporsi
75%. Sentra mebel kayu ukir-ukiran terkenal di Indonesia terutama berada di kota Jepara., lalu
diikuti oleh kota Semarang, Solo, dan Surabaya. Sedangkan mebel rotan berada di Cirebon.
E INDONESIA FURNISHING PLAZA g
Industri permebelan di Indonesia didominasi oleh usaha kecil dan menengah (UKM),
,
tetapi kebanyakan adalah usaha mikro/rumah tangga. Banyak dari mereka bekerjasama
dengan industri - industri besar atau perusahaan-perusahaan pemasaran (trading houses).
Tenaga kerja yang diserap baik langsung maupun tidak langsung mencapai 5 juta jiwa, dengan
demikian industri ini telah menghidupi sekitar 20 juta jiwa .
Selain mebel ukir, Indonesia yang memiliki 300 lebih suku yang tersebar di Indonesia,
tentu memiliki berbagai budaya yang menghasilkan manifestasi hasil kebudayaan berupa
barang seni, misalnya tembikar, pajangan, patung, dan lain lain. Barang hasil seni akan
mempunyai nilai seni yang tinggi yang dapat memiliki nilai ekonomis yang tinggi pula.
Saat ini di setiap daerah di Indonesia telah memiliki berbagai macam wadah atau toko
yang menjual berbagai produk hasil buah karya rakyat Indonesia. Namun tak pelak industri
perdagangan furniture juga terkena imbas dari serbuan impor produk furniture dari China dan
berbagai negara Asia lainnya. Produk-produk dari China ini banyak menghiasi berbagai
showroom di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini mengancam perdagangan furniture dalam
negeri kita. Seharusnya dengan kinerja masyarakat dan rasa cinta produk dalam negeri sendiri,
kita lebih memilih produk buah karya masyarakat Indonesia.
Berbagai strategi mutlak diperlukan untuk meningkatkan penjualan produk furniture
dalam negeri. Produk harus dikenalkan secara luas dan dipasarkan ke khalayak umum.
Produk-produk furniture dimasukkan ke toko-toko di daerah dan didirikan suatu sentra yang
memenuhi kebutuhan sebuah daerah.
Medan adalah kota ke 3 terbesar di Indonesia. Secara geografis, Kota Medan juga
memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian
Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang
Malaysia, Singapura dan lain-lain. Membuat Medan dapat menjadi salah satu pintu gerbang
ekspor dan impor Indonesia dan pariwisata. Sarana Infrastruktur seperti adanya pelabuhan
Belawan, dan bandara Internasional Polonia juga turut mendukung adanya perdagangan dan
pariwisata di kota Medan
Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar
barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif
besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga secara
ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan
sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional/nasional.
E INDONESIA FURNISHING PLAZA g
Dengan segala potensi kota Medan yang ada, Medan akan mengalami keunggulan
,
tersendiri apabila dibangun suatu proyek untuk mewadahi semua kebutuhan untuk
memamerkan segala macam furniture dan barang seni hasil produk Indonesia. Proyek
merupakan suatu bangunan yang menyampaikan cirri khas budaya di Indonesia, dengan tidak
melupakan fungsi utamanya sebagai fungsi komersial untuk menjual produk.
Bangunan ini juga tak hanya berupa ruang pamer dengan skala besar, namun juga
sebagai bengkel kerja (workshop) dalam mengenalkan proses pembuatan seni pembuatan
furniture, selain untuk memproduksi kebutuhan yang memenuhi permintaan pasar. Kemudian
dimaksudkan proyek ini akan menjadi pusat desain furniture dan interior di kota Medan.

1.2 Maksud dan Tujuan Perancangan


1.2.1 Maksud Perancangan
1. Mewujudkan suatu arsitektur yang mewadahi, dan membantu aktivitas
kinerja fungsi komersial.
2. Menciptakan suatu lanskap urban yang mampu mewadahi aktifitas seni,
sekaligus sebagai upaya untuk mencintai produk Indonesia.
3. Menciptakan suatu karya arsitektur yang mampu menjawab tantangan
perkembangan zaman dan persaingan dengan kota lain bahkan dengan
negara lain.

1.2.2 Tujuan Perancangan


1. Menyediakan fasilitas yang dapat menjadi :
Wadah penjualan berbagai sector produk furniture di Indonesia.
Wadah promosi potensi produk budaya.
Wadah promosi potensi Kota Medan (seni dan industri) kepada
investor
Wadah pengenalan beberapa kemampuan kreatif pada Masyarakat
Medan.
Pusat desain furniture Sumatera Utara
2. Menjadikan proyek ini sebagai produsen utama furniture hasil produk
dalam negeri untuk pasar Medan, Sumatera, dan Luar Negeri.
E INDONESIA FURNISHING PLAZA g
3. Menciptakan fasilitas yang efisien, ekonomis, tepat guna, sadar teknologi,
,
dan hemat energi.
4. Menciptakan ruang arsitektur yang mendukung optimalisasi kontinuitas
antara ruang luar maupun ruang dalam untuk mendapatkan ruang yang
nyaman dan efisien.
5. Menciptakan ruang-ruang luar yang mendukung kegiatan di dalam fungsi
komersil.

1.3 Lingkup Kajian dan Batasan


1.3.1 Lingkup Kajian
Seluruh aspek fisik berhubungan dengan pembahasan dan perancangan tentang
bangunan showroom dan workshop, menyangkut lingkungan tapak, massa
bangunan dan pembentukan ruang
Rencana pengembangan bentuk fisik sebuah showroom dan fasilitas-fasilitas
pendukungnya, penataan lansekap kawasan, serta penyesuaian masalah perkotaan
dan lingkungan sekitar seperti batas-batas kawasan, jalur sirkulasi yang menuju
lokasi serta akses alternatifnya.
Aspek budaya dan aspek pergeseran budaya masyarakat kota Medan
Teknologi yang digunakan untuk bangunan yang fleksibel, efisien, tepat guna, tepat
waktu, dan hemat energi.
1.3.2 Batasan
Perencanaan proyek ini terbatas pada perancangan bangunan showroom dan
workshop dan fasilitas penunjangnya dengan berpedoman pada standar-standar
khusus untuk suatu bangunan komersial. Pengkajian Perancangan ditekankan pada
interaksi antara ruang dalam dan ruang luar pada site. Asumsi-asumsi yang diambil
berdasarkan pada hasil studi banding dan pedoman-pedoman yang diperoleh. Selain
itu dibuat beberapa asumsi untuk memudahkan kerangka berpikir dalam kajian
lebih lanjut yaitu :
1. Pemilik proyek adalah pihak swasta sebagai pengelola dan didukung oleh
masyarakat, dimana bentuk kerjasamanya adalah dengan membuka saham
perusahaan kepada publik dan dengan dibuatnya kantor sewa di dalam
bangunan showroom yang diperuntukkan bagi publik.
2. Biaya pembangunan proyek tak terbatas dan dapat memanfaatkan berbagai
E INDONESIA FURNISHING PLAZA g
macam teknologi yang ada.
,

1.4 Pendekatan Perancangan


Pendekatan perancangan dengan tema Arsitektur High-Tech diwujudkan
pada perencanaan fleksibilitas sistem struktur, pengkondisian udara, proteksi kebakaran
dan teknologi yang tinggi dalam desain bangunan.

1.5 Masalah Perancangan


1. Menerapkan tema pada perencanaan dan perancangan kasus proyek.
2. Mengatur sirkulasi manusia dan kendaraan agar tidak terjadi crossing.
3. Menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat
memberikan kenyamanan pada penggunjung, dan pengelola.
4. Mewujudkan desain bangunan yang mencerminkan citra yang berkarakter dan
berteknologi tinggi.
5. Menerapkan fleksibilitas sistem mekanikal elekrikal, pengkondisian udara, proteksi
kebakaran yang tinggi dalam desain bangunan.
E INDONESIA FURNISHING PLAZA g
1.6 Kerangka Berpikir
,
TUJUAN & SASARAN Pembangunan
Pembangunan LATAR BELAKANG
Merencanakan suatu wadah suatu Workshop
PUSAT DAKWAHdan Showroom
ISLAM Usaha
Suatu Proyek untukmilik
Furniture dan produk seni
sebagai
pembangunan lembaga workshop
dakwah menyediakan
swasta untuk
suatu
pembuatan
Islam yang danmengenalkan
penjualan perancangankegiatan
wadah suatu
furniture,penyampaian berikut
cara/ yang gallery dan pusat
Islam yang
dapat
mengenalkan menarik minat
seni menitikberatkan
perbelanjaan
PENGENALAN
ketrampilan kriya.
masyarakat dengan fasilitas pada
furniture
bidang dakwah,
beserta
Workshop
Pusat Dakwah Islamdan workshop. berbagai
yang mendukung dengan
Showroom
Fungsi & Karakteristik
terealisasinya program fasilitas yang
tersebut, berdasarkan ajaran Fungsilingkup
serta & Karakteristik
kegiatan mendukungnya,
Islam. serta lingkup
sesuai kasus kegiatan yang dapat
sesuai kasusPemakai
Pengguna/ dimanfaatkan oleh
Pengguna/ Pemakai
Dll masyarakat.
PENDEKATAN
PENDEKATAN Dll
ARSITEKTUR HIGH
TECH
ARSITEKTUR
PENGUMPULAN
ISLAM DATA
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Non-Fisik
7.
4. Studi Literatur
Karakteristik pemakai Survey
2. Tema
8.
5. Wawancara
Arsitektur Highnilai-nilai
Transformasi Tech Islam Brosur & Majalah
3. Fisikdalam ruang dan bentuk Keterangan-
arsitektur
Tapak dan Lingkungan keterangan lain
9. FisikTapak Perencanaan
6.
Tapak dan Lingkungan
Tapak Perencanaan
BATASAN-BATASAN
1. Luas Luas
13.
7. Tampak
Tampak
2. Peraturan
14.
8. Peraturan
Bangunan
ANALISA 3. KDB,KDB,
15.
9. KLB, GSB KLB,
1. Non-Fisik
2.
3. 2. Fisik 4.GSB
10.Ketinggian
Ketinggian
a. Kegiatan a. Analisa Fungsional. 16.Bangunan
Ketinggian
b. Pemakai b. Analisa Tapak & Kondisi 5. Bangunan
11.Standard
Standard
Lingkungan. 17.Perencanaan
Standard
c. Analisa Bangunan. 6. Perencanaan
12.Kriteria
Kriteria dan
d. Analisa Perkotaan. 18.tuntutan
Kriteria dan
tuntutan

DESAINKELUARAN
DESAIN KELUARAN
KONSEP
PERANCANGAN Workshop dan Showroom
Pusat
PDIDakwah
HTI SUMUT
Islam
FEED BACK
E INDONESIA FURNISHING PLAZA g
1.7 Sistematika Laporan
,
Bab 1. Pendahuluan
Berisikan kajian tentang latar belakang kasus dan tema, serta permasalahan,
identifikasi permasalahan, perumusan permasalahan, maksud dan tujuan, lingkup dan
batasan serta sistematika pembahasan.

Bab 2. Deskripsi Proyek


Berisikan kajian tentang kasus proyek secara umum (tinjauan umum) dan kasus proyek
secara khusus (tinjauan khusus) berupa teori - teori yang dapat membantu dalam
proses perencanaan/perancangan, posisi site, batas batas lokasi dan fisik tapak serta
kondisinya, potensi - potensi yang ada, ketentuan dan peraturan yang berlaku. Selain
itu, juga disertakan studi banding terhadap proyek yang sejenis.

Bab 3. Elaborasi Tema

Berisikan kajian tentang tema, pengertian, dan interpretasinya ke dalam kasus proyek.

Bab 4. Analisa

Berisikan kajian tentang analisa terhadap ruang luar, ruang dalam, analisa kegiatan dan
kebutuhan ruang, rancang bangun, struktur dan utilitas serta tampilan fisik bangunan.

Bab 5. Konsep Perancangan

Berisikan kajian tentang konsep - konsep terhadap ruang luar, ruang dalam, rancang
bangun, struktur dan utilitas serta tampilan fisik bangunan.

Bab 6. Hasil Perancangan

Merupakan hasil keluaran berupa gambar hasil perancangan arsitektur dan


dokumentasi maket.

BAB II
DESKRIPSI PROYEK

Anda mungkin juga menyukai