Tim :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan buku penuntun praktikum Pengawasan Mutu Makanan ini. Dalam
mata kuliah Pengawasan Mutu Makanan ini, mahasiswa akan belajar cara analisis mutu
makanan ditinjau dari segi mutu fisik, mitu gizi, mutu mikrobiologi, dan mutu organoleptik.
Selain itu mahasiswa akan belajar bagaimana menentukan titik kritis pada saat pengolahan
makanan dan juga menganalisis makanan berbahaya, seperti makanan mengandung formalin
dan boraks. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa memahami berbagai cara analisis mutu
makanan yang beredar di pasaran.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Kedokteran dan Ketua Jurusan
Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang atas dukungan dan motivasinya
sehingga kami dapat menyusun buku buku penuntun praktikum ini dengan baik.
Kami sadar, bahwa tidak ada gading yang tak retak. Untuk itu kami menerima masukan
dan saran-saran yang mendukung sehingga buku penuntun praktikum ini bisa lebih sempurna
di masa yang mendatang.
Tim Penyusun
19 Oktober 2017
Halaman Judul 1
Tim Penyusun 2
Kata Pengantar 3
Daftar Isi 4
Format Laporan 6
Sesuai dengan MP Teknis pelaksanaan praktikum (00803 06005) dan IK Tata tertib
praktikum (00803 07002), maka tata tertib praktikum sebagai berikut:
1. Setiap peserta harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan. Apabila peserta terlambat
lebih dari 5 (lima) menit dari waktu yang telah ditentukan, maka ia tidak diperkenankan
mengikuti praktikum pada hari itu dan diwajibkan mengikuti praktikum pada hari lain (inhal
untuk percobaan tersebut).
2. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai sepatu (dilarang mengenakan sandal
atau sepatu sandal) dan jas praktikum berwarna putih lengan panjang yang bersih dan
dikancingkan dengan rapi.
3. Setiap peserta wajib membuat laporan praktikum yang formatnya sudah ditentukan dan
ditandatangani asisten setelah selesai suatu acara praktikum. Laporan langsung dikumpulkan
pada hari tersebut atau sesuai kesepakatan dengan asisten.
5. Setiap peserta harus mengembalikan alat-alat yang telah dipakai dalam keadaan bersih dan
kering. Sebelum meninggalkan ruang praktikum, peserta harus mengembalikan alat yang
digunakan ke tempat semula
6. Setiap peserta harus menjaga kebersihan Laboratorium, bekerja dengan tertib, tenang dan
teratur. Selama mengikuti praktikum, peserta harus bersikap sopan, baik dalam berbicara
maupun bergaul.
7. Setiap peserta harus melaksanakan semua mata praktikum dan mematuhi budaya Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
8. Bagi mereka yang tidak mengikuti praktikum pada hari yang telah terjadwal, diperbolehkan
inhal (menunda praktikum) apabila memenuhi persyaratan yang ada, dan dengan mengirim
surat permohonan praktikum inhal kepada Dosen pengampu praktikum.
10. Apabila peserta praktikum melanggar hal-hal yang telah diatur di atas maka yang
bersangkutan dapat dikeluarkan dari laboratorium dan tidak diperkenankan untuk melanjutkan
praktikum pada hari itu. Kegiatan praktikum dinyatakan batal dan tidak diijinkan untuk inhal.
11. Hal-hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk kelancaran praktikum akan
diatur kemudian.
Laporan praktikum diketik di atas kertas A4, dengan tulisan Times NewRoman 12 dan 1,5 spasi.
Sistematika laporan adalah sebagai berikut :
Halaman Judul
Tuliskan judul percobaan, nama dan NIM.
Daftar Isi
Daftar Tabel (Jika lebih dari 1 tabel)
Daftar Gambar (Jika lebih dari 1 gambar)
Daftar Lampiran (Jika lebih dari 1 lampiran)
I. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang dan tujuan percobaan.
III. Prosedur
IV. Hasil
Tuliskan data percobaan dalam bentuk tabel, gambar atau format lain yang sesuai
1. Beri nomor pada Tabel dan Gambar.
2. Tabel berbentuk pivot table dan diletakan di tengah naskah.
V. Pembahasan
Pembahasan harus dapat menjawab Apa dan Mengapa, serta harus didukung oleh pustaka
yang terkait dengan menyebutkan sumber pustaka.
1. Hubungkan hasil percobaan dengan situasi kehidupan yang nyata, apa dan untuk apa
kegunaannya dalam kehidupan.
2. Simpulkan pokok-pokok utama yang penting dari hasil pembahasan dengan mengacu pada
tujua percobaan.
Daftar Pustaka
1. Semua pustaka yang disitasi di dalam teks harus dituliskan dalam daftarpustaka,
dansebaliknya pustaka yang tidak ada di dalam teks tidak bolehada di dalam daftar
pustaka.
2. Nama pustaka disusun berdasarkan abjad dari nama akhir penulis pertama.
3. Nama penulis didahului nama keluarga/nama terakhir diikuti huruf pertamadari nama
kecil/nama pertama, baik pada penulis pertama, kedua danseterusnya.
4. Pustaka dengan nama penulis (kelompok penulis) yang sama diurutkan secara
kronologis. Apabila ada lebih dari satu pustaka yang ditulis penulis(kelompok penulis)
yang sama dalam tahun yang sama, maka harus diikuti dengan huruf a, b dan
seterusnya setelah tahun.
5. Judul karangan untuk buku ditulis dengan huruf besar pada setiap awalkata, kecuali
kata sambung dan kata depan, sedangkan untuk jurnal hanyapada awal judul.
6. Nama Majalah/Jurnal/Buletin ditulis dengan singkatan baku.
7. Tahun, Volume dan halaman dituliskan dengan lengkap.
8. Pustaka dari internet disertai tanggal pada saat mengutip.
9. Ketentuan pustaka sebagai rujukan :
a. Sumber pustaka primer, jurnal, paten, disertasi, tesis dan buku teks yang ditulis
dalam 10 tahun terakhir.
b. Penggunaan pustaka di dalam pustaka, buku populer dan pustaka dariinternet
sebaiknya dihindari kecuali jurnal dari instansi pemerintah atauswasta.
c. Abstrak tidak diperbolehkan sebagai rujukan.
10. Contoh penulisan pustaka jurnal :
Niba LL, Bokanga MM, Jackson FS, Schlimme DS, Li BW. 2002.Physicochemical
properties and starch granular characteristics offlour from various Manihot Esculenta
(cassava) genotypes. J.ofFood Sci. 67(5) : 1701 1705.
11. Contoh penulisan pustaka buku :
Spiess WEL, Wolf W. 1987. Critical Evaluation of Methods to DetermineMoisture
Sorption Isotherm. Di dalam : Water Activity : Theory andApplication to Food. Marcell
Dekker, Inc., New York.
12. Contoh penulisan pustaka dari internet :
Charles,A.L.; Kao, H.M. and Huang, T.C. 2003. Physical Investigations ofSurface
Membrane-water Relationship of Intact and GelatinizedWheat-starch Systems. Science
direct. Copyright 2003 Elsevier
Ltd.http://www.sciencedirect.com.libproxy.cbu.ca:2048/science?_ob=Art. [January 21,
2009]
Lampiran
1. Data percobaan yang sudah ditandatangani dosen penanggung jawab dan dikumpulkan
1 minggu setelah praktikum, jam 10.00 kepada dosen penanggungjawab
2. Lampiran lain yang dianggap perlu
3. Distraples menjadi satu sebelum dikumpulkan
Kerusakan mikrobiologi makanan kaleng dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
1) tidak terbentuk gas, dan 2) terbentuk gas. Salah satu contoh kerusakan makanan kaleng yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak membentuk gas misalnya kerusakan flat sour
(busuk asam tanpa gas) dimana kaleng terlihat normal (flat), tetapi produk di dalamnya
berubah menjadi asam. Penurunan pH pada kerusakan semacam ini dapat mencapai 0,1 1,0
unit. Bakteri-bakteri penyebab kerusakan ini misalnya Bacillus stearothermophilus yang dapat
tumbuh pada makanan-makanan berasam rendah, dan Bacillus coagulans (Bacillus
thermoacidurans) pada makanan-makanan asam.
Pada makanan kaleng berasam tinggi dengan pH di bawah 4,0 kerusakan oleh
mikroorganisme biasanya disebabkan oleh jenis-jenis mikroorganisme yang tergolong
mikrokoki, bakteri pembentuk batang yang tidak berspora, kapang, dan khamir. Karena
mikroroganisme-mikroorganisme tersebut biasanya tidak tahan panas, kontaminasi biasanya
disebabkan oleh kebocoran kaleng.
Pengujian beberapa atribut mutu makanan kaleng yang telah ditetapkan menurut
standar mutu, yaitu keadaan kaleng (pemeriksaan luar kaleng), keadaan isi, kadar air,
kehampaan, bobot bersih, bobot tuntas, dan uji mikrobiologis.
Pengawasan mutu minuman dilakukan terhadap atribut pengujian mutu dari minuman
antara lain keadaan fisik dan sifat organoleptik, kadar gula, kadar pati, bahan pengawet, dan
penggunaan zat warna.
Tujuan Praktikum
Mengamati mutu organoleptik, fisik, kimia, dan mikrobiologi dari daging kaleng, ikan kaleng,
buah kaleng, sayur asin, dan yoghurt.
Pelaksanaan Praktikum
Bahan
- Daging kaleng/ kornet
- Ikan kaleng
- Buah kaleng
- Sayur asin
Prosedur Kerja
i. Pengamatan Mutu Fisik (Pengamatan)
A. Pengamatan fisik daging dan ikan meliputi beberapa aspek sebagai berikut:
No. Nama Sampel Aspek yang Diamati Skor Keterangan
1. Daging sapi/ Tanggal expired
ikan kaleng terlampaui
Kaleng penyok
Kaleng menggembung
Kaleng bocor
Lipatan kaleng berkarat
Tercium aroma busuk
Tiap kelompok mendiskusikan hasil yang diamati dari sampel yang didapatkan,
kemudian hasil diskusi diisikan pada tabel diatas. Skor diisikan dari angka 1-4 dimana 4 adalah
yang paling jauh keadaaannya, dan 1 adalah paling mirip keadaannya antara aspek yang diamati
dengan sampel yang didapat. Kemudian hasil dari tabel dibahas dengan mengacu pada literatur.
Keterangan Skor:
1 = Sangat Mendekati aspek yang diamati
2 = Mendekati aspek yang diamati
3 = Tidak Mendekati aspek yang diamati
4 = Sangat Tidak Mendekati aspek yang diamati
Bobot bersih adalah selisih bobot kotor dengan bobot kaleng. Sedangkan bobot tuntas
adalah selisih bobot bersih dengan bobot makanan yang telah dipisah dengan fase penyaringan.
% BT = (BT/BB) x 100%
Prosedur praktikum:
1. Timbang makanan kaleng yang masih tertutup rapat bersama isinya. Selanjutnya hasil
pengukuran tersebut dinyatakan sebagai berat kotor.
2. Timbang wadah penampung kosong, catat beratnya.
3. Buka kaleng perlahan, tuangkan isi makanan kaleng melalui saringan, lalu biarkan
selama 3 menit.
4. Tampung air/cairan yang terpisah dalam wadah penampung yang telah ditimbang
beratnya, kemudian timbang kembali wadah dan cairan. Hitunglah berat cairan yang
tertampung.
5. Pindahkan bahan dari saringan, kemudian timbang.
6. Cuci bagian dalam kaleng, lalu keringkan dan timbang. Selisih bobot kotor dengan bobot
kaleng adalah bobot bersih.
7. Bobot tuntas diperoleh dari selisih bobot bersih dikurangi berat air yang terpisah.
Keterangan :
WA = Berat mie sebelum direbus (g)
WB = Berat mie sesudah direbus (g)
2. Elastisitas
Uji elastisitas dilakukan pada mie basah. Dalam percobaan ini, daya tarik dilakukan
menggunakan daya tarik tangan hingga mie putus. Hasil pengukuran diperoleh dari
selisih dari panjang mie sebelum dan sesudah ditarik. Apabila rata-rata putusnya
sebesar 4 cm maka mie basah memiliki elastisitas yang baik. Sedangkan apabila rerata
putusnya sebesar 2 cm, maka mie basah memiliki elastisitas kurang.
Prosedur pengujian elastisitas mie :
a. Mie kering dilakukan perebusan pada air mendidih selama 5 menit
b. Ambil sehelai mie basah/ mie yang telah direbus, kemudian rentangkan pada bidang
tarik yang telah diukur panjangnya.
c. Potong mie basah sepanjang 15 cm (A)
d. Tandai ujung bidang tarik, dan letakkan salah satu ujung mie kemudian pegang erat-
erat dengan jari.
e. Tarik ujung lain mie hingga mie terputus.
f. Hitunglah panjang akhir mie setelah terputus (B cm).
g. Perhitungan elastisitas mie dihitung dengan menggunakan rumus
h. Lakukan sebanyak 3 kali ulangan untuk masing2 sampel. Hitung rerata
Elastisitas (cm) = B - A
3. Daya Kembang
Pengukuran daya kembang mie kering dilakukan dengan metode pengukuran volume.
Pengukuran daya kembang mie dilakukan dengan cara
a. Sediakan 50 mL air dalam gelas ukur 100 mL.
b. Masukkan mie kering sebelum direbus kedalam gelas ukur yang sebelumnya telah
diisi air, kemudian diukur kenaikan volume air setelah ditambah mie kering (a mL).
4. Daya Oles
Daya oles biasanya dilakukan pada produk-produk semi solid yang biasa digunakan
sebagai olesan, seperti selai, mentega, margarin, butter, peanut butter, dll. Pengukuran
daya oles dilakukan dengan mengoleskan sampel pada bidang oles tanpa putus. Daya
oles dinyatakan sebagai jarak terjauh yang mampu dicapai sampel tanpa terputus (cm).
Lakukan sebanyak 3 kali ulangan untuk masing-masing sampel, kemudian hitung rerata
daya oles
Bidang Oles
Bidang
2 cm
pembatas
Mistar
Alat:
- Bidang oles (kaca)
- Bidang pembatas (kaca)
- Mistar 30 cm
- Pisau oles
Pengamatan
Pendahuluan
Produk makanan memiliki mutu kimia yang diatur oleh pemerintah Indonesia, bahkan
Indonesia memiliki Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengawasi produk
makanan yang beredar luas secara komersil di Indonesia. Mutu kimia dari tiap produk makanan
berbeda satu dan lainnya, terdapat standart mutu kimia yang diatur dalam Standar Nasional
Indonesia (SNI), dan distandarisasi oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Nilai mutu kimia pada makanan dapat digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan
produk yang baik dan terstandar. Pada praktikum kali ini, nilai kimia yang dapat diukur pada
beragam bahan makanan adalah keasaman, total gula, keberadaan formalin, dan boraks.
Keasaman dan total gula sering menjadi salah satu standar pada SNI produk makanan,
sedangkan formalin dan boraks adalah bahan kimia yang dilarang penggunaanya pada produk
makanan. Oleh sebab itu ahli gizi diharapkan mampu mengetahui cara pengukuran keempat
parameter mutu tersebut, agar dapat menghasilkan makanan aman dan terbaik untuk
konsumen atau pasien.
Tujuan Praktikum
Mengamati mutu kimia berupa keasaman, total gula, kandungan formalin dan boraks pada
beragam produk makanan.
Pelaksanaan Praktikum
Alat
- Pipet tetes - Telenan
- Beakerglass - Refraktometer
- Pisau - pH meter
Bahan
- Minuman Soda (merk Coca cola) - Plain Yoghurt (merk cimory)
- Minuman Soda (merk Big Cola) - Plain Yoghurt (merk yofit)
- Minuman Soda (merk Pepsi) - Plain Yoghurt (merk elle & Vire)
- Cilok - FMR (Formalin Main Reagent)
- Sempol - BMR (Boraks Main Reagent)
- Tahu
Prosedur Kerja
1. a. Mengukur Tingkat Keasaman (pH) pada Minuman Soda
- Alat pH meter dikalibrasi terlebih dahulu pada buffer pH 7 dan 4
- Minuman soda dituang kedalam 3 gelas beaker yang berbeda tiap sampelya, diaduk hingga
homogen
- Diukur dengan pH meter, dilakukan sebanyak tiga kali kemudian hasilnya dirata-rata
1
2
3