Anda di halaman 1dari 11

4.

Virus

Virus. Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang hanya mengandung satu atau dua
bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks. Asam nukleat dan
protein disintesis oleh sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan mekanisme sintesis
dari sel- sel inang untuk menghasilkan substansi viral (asam nukleat dan protein).

Pengertian Virus

VIRUS adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi organisme biologis, sehingga
virus bersifat racun. Hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme,
tetapi ada juga virus yang menguntukan, misalnya.

Sejarah Virus

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak

1.Pada tahun 1883 Adolf Meyer, ilmuwan Jerman melakukan penelitian tentang penyebab
penyakit mozaik pada tembakau, yang menyebabkan tumbuhan tembakau menjadi kerdil
dan daunnya belang-belang. Ia menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang sehat,
hasilnya tembakau yang sehat tertular. Ia menyimpulkan bahwa penyakit tersebut di
sebabkan bakteri yang sangat kecil.
2. Tahun 1892, Dimitri Ivanovsky ilmuan Rusia, dia membuat saringan agar bakteri tidak
lolos dalam penyaring tersebut, saringan digunakan untuk menyaring ekstrak daun
tembakau yang sakit, dihasilkan filtrat. Filtrat disemprotkan ke daun yang sehat hasilnya
tertular. Ia menyimpulkan seperti Adolf Meyer.

3. Tahun 1897, Martinus Beijerinck, ilmuwan Belanda. Ia melanjutkan percobaan Dimitri


Ivanovsky, ia berpendapat bahwa ada agen yang menginfeksi tanaman tembakau dan
menyebutkan agen penginfeksi tersbut adalah virus lolos yang sering, yang tidak mati jika
dimasukan ke dalam alkohol dan tidak bisa dilihat dengan mikroskop cahaya.
4. Tahun 1935, Wendell Stanley, Ilmuwan Amerika. Mengkristalkan partikel tersebut, dan di
beri naa TMV (Tobacco Mozaic Virus).

Ciri-Ciri VIRUS

Virus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel)


2. Virus umumnya berupa Semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi. Ada
yang berbentuk oval, memanjang, silindris, kotak dan kebanyakan berbetuk seperti
kecebong dengan kepala oval dan ekor silindris.
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA)
4. Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil dari bakteri, yakni berkisar antara 20mu -
300mu (1Mikron = 1000 milimikron). Untuk mengamatinya di perlukan mikroskop
elektron yang pembesarannya dapat mencapai 50.000 X.

5. Tubuh virus terdiri atas: kepala, Kulit (Selubung atau Kapsid), Isi tubuh, dan serabut
ekor.
6. Virus memiliki lapisan protein yang disebut kapsid
7. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri,
hewan, tumbuhan, dan sel hidup pada manusia.
8. Virus tidak dapat membelah diri.
9. Virus tidak dapat diendapkan dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat di kristalkan.

Ciri-Ciri tubuh Virus

Untuk mengetahui ukuran virus, ada beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Observasi langsung menggunakan elektron.


2. Filtrasi melalui seraput kolodion yang mempunyai prositas bertingkat.
3. Sedimentasi dalam ultrasentrifugasi.
4. Pengukuran perbandingan

Ciri-Ciri tubuh Virus

Bentuk virus bervariasi, antara lain berbentuk batang, bulat, oval(peluru), filamen(benang),
persegi banyak(polihedral), dan seperti huruf T.
Struktur VIRUS

Tubuh virus tidak memiliki sel (aseluler). Selain ukuran tubuhnya sangat kecil, virus memiliki
sifat benda mati karena terdiri atas partikel yang dapat dikristikalkan.

Virus bakteriofag yang berbentuk huruf T memiliki bagian tubuh yaitu kepala, leher dan
ekor.

1. Kapsid dan selubung ekor


Kapsid merupakan selubung terluar virus yang tersusun atas banyak sub unit protein
yang disebut kapsomer. Kapsid inilah yang memberi bentuk virus. Jenis penyusup kapsid
tidak terlalu banyak.
Beberapa virus memiliki selubung tambahan berupa sampul membran dan lipid,
karbohidrat atau glikoprotein. Selubung tambahan berfungsi sebagai pelindung yang
berkaitan dengan antigen dan sistem imun virus, Lipid yang membentuk sampul
diperoleh ketika nukleokapsid virus melakukan pertunasan melalui membran sel inang;
proteon khusus virus disisipkan ke dalam membran sel inang. Hal ini merupakan strategi
virus untuk menghasilkan virus baru dengan perantaraan sel inang. Sedangkan virus
yang tidak memiliki sampul di sebut virus terlanjang.

2. Asam Nukleat
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat; DNA atau RNA. DNA atau RNA pada
virus merupakan penyusup genom yang berfungsi sebagai informasi genetik pada saat
replikasi. Sel hidup organisme lain memiliki genom dari DNA untai ganda, tetapi genom
virus dapat berupa DNA untai ganda, DNA untai tunggal, atau RNA untai tungga. Genom
membentuk molekul asam nuklear linear tunggal, sirkuler, bersegmen atau tak
bersegmen.
Cara Hidup VIRUS

Virus hanya dapat hidup di dalam sel hidup organisme tertentu yang cocok sehingga disebut
parasit intraseluler obligat. Sel hidup yang ditumpanginya disebut sel inang. Jenis sel inang
yang dapat ditumpangi virus disebut kisaran inang.

Virus ang menyerang sel eukariota (yang memiliki membran inti) biasanya hanya
menyerang jaringan tertentu. Penularan virus secara langsung dapat terjadi melalui udara,
air, darah, lendir, dan media lain. Beberapa virus yang menyebabkan penyakit pada
tanaman biasanya menular melalui vektor serangga.

Reproduksi VIRUS

Cara reproduksi virus dikenal sebagai proliferasi yang terdiri dari:

a. Daur litik (litic cycle)


1) Fase Adsorbsi (fase penempelan)
Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus
mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada
dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus.
2) Fase Injeksi (memasukkan asam inti)/ Penetrasi
Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti (DNA)
ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan
berfungsi lagi.
3) Fase Sintesis (pembentukan)
DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian virus,
sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu
disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
4) Fase Asemblin (perakitan)
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus
sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.
5) Fase Litik (pemecahan sel inang)
Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan
enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.
b. Daur lisogenik (lisogenic cycle)
1) Fase Penggabungan
Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA
virus menyisip di antara benang DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain,
di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus.
2) Fase Pembelahan
Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri mereplikasi
untuk melakukan pembelahan.
3) Fase Sintesis
DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian viirus
4) Fase Perakitan
Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke dalam akan
membentuk virus baru
5) Fase Litik
Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan
mencari inang baru

Klasifikasi Virus

Menurut klasifikasi Bergey, virus termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas Mikrotatobiotes
dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV (International Commite on Taxonomy of
Virus) mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan struktur dan komposisi tubuh, yakni
berdasarkan kandungan asam. Pada dasarnya virus dibedakan atas dua golongan yaitu virus
DNA dan virus RNA.

a. Virus DNA mempunyai beberapa famili:


1. Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus
2. Famili Papovaviridae seperti genus Aviadenovirus
3. Famili Adenoviridae seperti genus Mastadenovirus
4. Famili Herpesviridae seperti genus Herpesvirus
5. Famili Iridoviridae seperti genus Iridovirus
6. Famili Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus

b. Virus RNA mempunyai beberapa famili:


1. Famili Picornaviridae seperti genus Enterivirus
2. Famili Reoviridae seperti genus Reovirus
3. Famili Togaviridae seperti genus Alphavirus
4. Famili Paramyvoviridae seperti genus Pneumovirus
5. Famili Orthomyxoviridae seperti genus Influensavirus
6. Famili Retroviridae seperti genus Leukovirus
7. Famili Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus
8. Famili Arenaviridae seperti genus Arenavirus

Klasifikasi VIRUS

1. Jenias asam nukleat.


2. Ukuran, morfologi, jenis simetri, jumlah kapsomer, dan ada atau tidaknya membran.
3. Kerentanan terhadap pengaruh kimia dan fisika.
4. Kandungan enzim tertentu yang dimiliki.
5. Sifat imunologiks.
6. Jenis sel inang.
7. Cara penularan secara alamiah.
8. Simtomatologi.

Anda mungkin juga menyukai