Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM PERNAFASAN DEGAN GANGGUAN


TB PARU
Dosen Pengampu :Ns. Wahyuningsih Safitri, M.kep

Disusun oleh :
Aditya Arbi S ( S16002 ) Kartina W. Panjaitan ( S16033 )
Aji Tanda I ( S16003 ) Kirana N I P ( S16035 )
Andre Setya A ( S16005 ) Luluul Arifah ( S16037 )
Dian F atnawati ( S16013 ) Niken Ayuk Putri U. ( S16043 )
Emila Y ( S16017 ) Novia Ambarwati ( S16046 )
Fatimah Zakiyah ( S16019 ) Nur Aeni Khasanah ( S16047 )
Fenika Aprilia M ( S16021 ) Nur Kholis ( S16048 )
Fitri Poniasih S ( S16022 ) Riska Ayu Pratiwi ( S16052)
Hana Permata ( S16025 ) Wahyu Hermawan ( S16063 )
Ilham Wiratama ( S16028 ) Yuantika Kritella D ( S16064 )

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN
KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi
perhatian dunia karena angka kematian dan kesakitan akibat kuman
Mycobacterium tuberculosis ini tinggi. Hingga saat ini, belum ada satu
negara pun yang bebas TB. Indonesia sendiri menempati peringkat ke-3
setelah India dan Cina yang menjadi negara dengan kasus TB tertinggi.
Hasil Survey Prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2009, 1,7 juta orang
meninggal karena TB (600.000 diantaranya perempuan) sementara ada 9,4
juta kasus baru TB (3,3 juta diantaranya perempuan) (Depkes, 2011).

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang gambaran asuhan keperawatan dengan TB Paru
dan mampu mengaplikasikannya pada penderita TB Paru.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
TB Paru.
b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan TB
Paru.
c. Dapat menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan TB Paru.
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan TB
Paru.
e. Dapat mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan
TB Paru.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi pada paru-paru dan
kadang pada struktur-struktur disekitarnya, yang disebabkan oleh
Mycrobacterium tuberculosis (Saputra, 2010). Sedangkan menurut
Rubenstein, dkk (2007), Tuberkulosis (TB) adalah infeksi batang tahan
asam-alkohol (acid-alcoholfast bacillus/AAFB) Mycrobacterium
tuberkulosis terutama mengenai paru, kelenjar getah bening, dan usus.

B. ETIOLOGI
Penyebab tuberkulosis adalah mycrobacterium tuberculosis,
sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal
0,3-0,6/um (Amin dan Asril, 2007).

C. TANDA DAN GEJALA


1. Demam
2. Batuk/batuk berdahak
3. Sesak napas
4. Nyeri dada 5. Malaise
(Tierney, 2002)

D. PATOFISIOLOGI
Virus masuk melalui saluran pernapasan dan berada pada alveolus.
Basil ini langsung membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit
memfagosit bakteri namun tdak membunuh, sesudah hari-hari pertama
leukosit diganti dengan makrofag. Alveoli yang terserang mengalami
konsolidasi. Makrofag yeng mengadakan infiltrasi bersatu menjadi sel
tuberkel epiteloid. Jaringan mengalami nekrosis keseosa dan jaringan
granulasi menjadi lebih fibrosa dan membentuk jaringan parut kolagenosa,
Respon radang lainnya adalah pelepasan bahan tuberkel ke
trakeobronkiale sehingga menyebabkan penumpukan sekret. Tuberkulosis
sekunder muncul bila kuman yang dormant aktif kembali dikarenakan
imunitas yang menurun (Price dan Lorraine, 2007; Amin dan Asril, 2007)

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Fisik
a. Rochi basah, kering dan nyaring
b. Hipersonor atau timpani bila terdapat kavitas yang cukup
dan pada auskultasi memberi suara umforik
c. Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberi
suara pekak
b. Pemeriksaan Radiologi
a. Pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak awan
dengan batas yang tidak jelas
b. Pada kavitas bayangan berupa cicin
c. Pada klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat
dengan densitas tinggi
c. Bronchografi
Merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan
broncus atau kerusakan paru karena TB
d. Laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap
2) Pemeriksaan sputum
3) Tes tuberkulin
ASUHAN KEPERAWATAN
TB PARU

A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn.J
b. Umur : 60 tahun
c. Jenis kelamin : laki-laki
d. Alamat : Kadipiri Rt/Rw :02/12, jalan Patimura
e. Suku bangsa : Jawa
f. Agama : Islam
g. Status : Menikah
h. Pendidikan : SMA
i. Pekerjaan : Swasta
2. Catatan Masuk Rumah sakit
a. Tanggal masuk : 20 oktober 2017
b. Nomor RM :134656
c. Ruang : Melati
d. Diagnosa medis : TB Paru
B. PENGKAJIAN
1. Pola Aktivitas dan Istirahat
Aktivitas berat timbul sesak nafas, sulit tidur, berkeringat pada
malam hari
2. Pola Nutrisi
Anoreksia, mual, tidak enak di perut, berat badan menurun.
3. Respirasi
Batuk produktif (pada tahap lanjut) sesak nafas, nyeri dada)
4. Riwayat Keluarga
Keluarga mempunyai riwayat penyakit yang sma dengan klien
5. Riwayat Lingkungan
Riwayat kurang sehat (polusi, limbah) pemukiman padat, ventilasi
rumah yang kurang, jumlah anggota keluarga yang merokok.
6. Riwayat Psikososial
a. Merasa dikucilkan
b. Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri
c. Tidak bersemangat putus harapan
7. Penyakit Sebelumnya
a. Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh.
b. Pernah berobat, tetapi tidak sembuh.
c. Pernah berobat tetapi tidak teratur.

C. ANALISA DATA
No DATA ETOLOGI PROBLEM ttd
1 DS :Pasien mengatakan batuk Sekret berlebih Bersihan jalan
berdahak, pasien nafas tidak
mengatakan sesak napas efektif

DO : Napas pendek, auskultasi


: creakles pada
percabangan bronkus,
sekret kental, TTV :
TD : 110/70 mmHg
S : 36 C
N : 84 x/menit
RR : 28 x/menit
2 DS : Pasien mengatakan nyeri Factor biologis Nyeri akut
pada dada saat batuk.
Pengkajian nyeri :
P : batuk menetap
Q : menusuk
R : dada
S:5
T : timbul kadang-kadang
saat batuk

DO : Pasien meringis
kesakitan, BTA positif.
TTV :
TD : 110/70 mmHg
S : 36 C
N : 84 x/menit
RR : 28 x/menit
3 DS :Pasien mengatakan sering Penyakit kronis Resiko infeksi
kontak dengan orang lain.
Pasien mengatakan
saat batuk di depan orang
tidak menutup mulut dan
membuang dahak pada
plastik yang ditali dan
dibuang di tempat sampah.

DO : Pasien sering batuk di


depan orang lain tanpa
menutup mulut.BTA
positif
D. INTERVENSI
Diagnosa
NO Tujusn dan kriteria hasil Intervensi ttd
keperawatan
1 Setelah dilakukan tindakan Bersihan 1. Posisikan pasien
keperawatan selama 3x 24 jalan nafas untuk
jam diharapkan secret dapat berhubungan memaksimalkan
berkurang dengan kriteria dengan ventilasi
hasil : secret 2. Buang skekret dengan
1. Tidak ada suara berlebih memotivasi pasien
tambahan untuk melakukan
2. RR normal 16-24 batuk, atau menyedot
x/menit lender.
3. Kemampuan untuk 3. Intruksikan
mengekurakan sekret bagaimana agar
melakukan batuk
efektif.
4. Lakukan penyedotan
melalui endotrakea
atau nasotrakea
sebagaimana
mestinya
2 Setelah dilakukan tindakan Nyeri akut 1. Lakukan pengkajian
keperawatan selama 3x 24 berhuungan nyeri meliputi,
jam diharapkan nyeri dapat dengan P,Q,R,S,T
diatasi dengan kriteria hasil factor 2. Pastikan perawatan
: biologis analgesic bagi pasien
1. Nyeri berkurang dengan dilakukan
menjadi skala 3 pengawasan ketat.
2. Pasien tidak meringis 3. Berikan informasi
kesakitan mengenai nyeri, sperti
3. RR :16-24 x/menit penyebab nyeri,
berapa lama nyeri
akan dirasakan dan
antisipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur.
4. Ajarkan prinsip
menejement nyeri
5. Kolaborasi dengan
pasien, orang tua, dan
tim kesehatan
lainnyauntuk
memilihdan
mengimplementasi
tindakan penurunan
nyeri
nonfarmakologis
sesuai kebutuhan
3 Setelah dilakukan tidakan Resiko 1. Kaji tindakan kontrol
keperawatan selama 3x infeksi infeksi sementara,
24jam diharapakan resiko berhungan missal: masker atau
infeksi dapat dihindari dengan isolasi pernafasan.
dengan kriteria hasil : penyakit 2. Anjurkan pasien
1. Pasien mengidentifikasi kronis untuk batuk/bersin
factor resiko infesksi dan mengeluarkan
2. Memonitor perilaku diri pada tisu dan
yang berhubungan menghindari meludah.
dengan factor infeksi. Kaji pembuangan tisu
3. Mempertahankan sekali pakai dan
lingkungan yang bersih teknik mencuci
tangan yang tepat,
dorong untuk
mengulangi
demonstrasi.
E. IMPLEMENTASI
NO Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
Keperawatan
1 Bersihan jalan 1. Memposisikan pasien S :Pasien mengatakan
nafas untuk sesak nafas
berhubungan memaksimalkan berkurang. - Pasien
dengan secret ventilasi mengatakan masih
berlebih 2. Membuang skekret batuk dan sekret
dengan memotivasi sedikit dapat keluar.
pasien untuk O :Pasien tampak batuk
melakukan batuk, dan dahak keluarRR:
atau menyedot lender. 26 x/ menit.
3. Mengintruksikan A : Masalah belum
bagaimana agar teratasi dikarenakan
melakukan batuk skret yang keluara
efektif. hanya sedikit dan
4. Melakukan masih menggnaggu
penyedotan melalui jalan nafas
endotrakea atau P :lanjutkan intervensi :
nasotrakea 1. Posisikan pasien
sebagaimana untuk
mestinya memaksimalkan
ventilasi
2. Buang skekret dengan
memotivasi pasien
untuk melakukan
batuk, atau menyedot
lender.
3. Intruksikan
bagaimana agar
melakukan batuk
efektif.
4. Lakukan penyedotan
melalui endotrakea
atau nasotrakea
sebagaimana
mestinya
2 Nyeri akut 1. Melakukan S :pasien mengatakan
berhuungan pengkajian nyeri masih sedikit nyeri.
dengan factor meliputi, P,Q,R,S,T Dengan melkukan
biologis 2. Mempastikan pengkajian :
perawatan analgesic P : Nyeri terjadi pada
bagi pasien dengan saat pasien batuk
dilakukan Q : Nyeri seperti
pengawasan ketat. tertusuk-tusuk
3. Memberikan R: Nyeri berada di
informasi mengenai seluruh dada
nyeri, sperti penyebab S: Skala nyeri 3
nyeri, berapa lama T: Sering terjadi nyeri
nyeri akan dirasakan karena pasien sering
dan antisipasi dari batuk
ketidaknyamanan O :pasien masih Nampak
akibat prosedur. meringis menahan nyeri
4. Mengajarkan prinsip A : Masalah belum
menejement nyeri teratasi dikarenakan
5. Berkolaborasi dengan pasien masih merasakan
pasien, orang tua, dan nyeri dengan skal 4
tim kesehatan P : Lanjutkan Intervensi :
lainnyauntuk 1. Lakukan pengkajian
memilihdan nyeri meliputi,
mengimplementasi P,Q,R,S,T
tindakan penurunan 2. Pastikan perawatan
nyeri analgesic bagi pasien
nonfarmakologis dengan dilakukan
sesuai kebutuhan pengawasan ketat.
3. Berikan informasi
mengenai nyeri, sperti
penyebab nyeri,
berapa lama nyeri
akan dirasakan dan
antisipasi dari
ketidaknyamanan
akibat prosedur.
4. Ajarkan prinsip
menejement nyeri
5. Kolaborasi dengan
pasien, orang tua, dan
tim kesehatan
lainnyauntuk
memilihdan
mengimplementasi
tindakan penurunan
nyeri
nonfarmakologis
sesuai kebutuhan
3 Resiko infeksi 1. Mengkaji tindakan S : Klien mengatakan
berhungan kontrol infeksi mengeluarkan
dengan sementara, missal: batuk/bersin pada
penyakit masker atau isolasi tissue atau masker
kronis pernafasan. O : pasien namapak
2. Menganjurkan pasien sudah melakukan apa
untuk batuk/bersin yang diajarkan
dan mengeluarkan A : Masalah sudah
pada tisu dan teratasi
menghindari meludah. P : Dihentikan intervensi
Kaji pembuangan tisu
sekali pakai dan
teknik mencuci
tangan yang tepat,
dorong untuk
mengulangi
demonstrasi.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi pada paru-paru dan
kadang pada struktur-struktur disekitarnya, yang disebabkan oleh
Mycrobacterium tuberculosis (Saputra, 2010). Sedangkan menurut
Rubenstein, dkk (2007), Tuberkulosis (TB) adalah infeksi batang tahan
asam-alkohol (acid-alcoholfast bacillus/AAFB) Mycrobacterium
tuberkulosis terutama mengenai paru, kelenjar getah bening, dan usus.
Penyebab tuberkulosis adalah mycrobacterium tuberculosis, sejenis
kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-
0,6/um

B. SARAN
Jika dalam pembuatan Asuhan Keperawatan TB paru masih ada
kekurangn mohon untuk kritik dan saran pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Yuni, I dewa Ayu Made Arda. 2016. Hubungan Fase Pengobatan TB dan
Pengetahuan Tentang MDR TB dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien TB.
Surabaya :UNAIR
Tierney, Lawrence M, dkk. 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit
Dalam). Dialih bahasakan oleh Abdul Gofir, dkk. Jakarta : Salemba Medika.

Wilkonson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Dialih bahasakan


oleh Widyawati, dkk. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai