ABSTRAK
Penggunaan beton untuk bahan konstruksi saat ini masih diminati karena beton
mempunyai keunggulan seperti kuat tekan yang tinggi tetapi beton juga mempunyai kekurangan
yaitu bersifat getas dan mempunyai kuat tarik yang rendah. Kekurangan yang dimiliki beton bisa
diatasi dengan menambahkan serat pada campuran beton, bisa disebut beton serat
Pada penelitian ini penggunaan fiber steel khusus buatan pabrik sebagai bahan tambahan
akan digantikan dengan bahan material lain yaitu paku. Hasil yang akan diuji meliputi kuat tekan
dan kuat Tarik belah dari variasi paku 0%, 2% dan 4% dilakukan pengujian umur 7 hari dan 28
hari benda uji sebanyak 36 buah.
Hasil yang diperoleh dari proses penelitian ini adalah terjadi penurunan kuat tekan
seiring bertambahnya variasi paku dengan nilai 0% 27.7 MPa, 2% 25.0 MPa, dan 4% 23.5 MPa
sebaliknya terjadi peningkatan kuat tarik belah seiring bertambahnya paku sebesar 0% 11.2 MPa,
2% 12.3 MPa, dan 4% 13.4 MPa. Dapat dilihat bahwa penambahan paku menurunkan kuat tekan
9.8% pada paku 2% dan 15.1% paku 4% terhadap beton normal sedangkan untuk kuat tarik belah
meningkat sebesar 10% pada paku 2% dan 20% untuk paku 4% terhadap beton normal.
ABSTRACT
The use of concrete for construction materials are still in high demand because of the
concrete advantages like strong high press but also of concrete flaws namely arebrittle and have a
strong pull. Lack of concrete owned can be overcome by adding a fiber on concrete mix, concrete
can be called fiber
On the study of the use of factory-made specialty steel fiber as an additional material will
be replaced with other materials, namely nail. The results will be tested include powerful press
and a strong Pull to pieces from the variations of the spikes to 0%,2% and 4% done testing 7 days
and 28 days the test objects as much as 36 pieces.
The results obtained from this research process is a strong decline press with variations
of the nail with a value of 0% 27.7 MPa, 2% 25.0 MPa, and 4% 23.5 MPa insteadan increase in
tensile strong side with spikes of 0% 11.2 MPa, MPa, 12.3 2% and 4%13.4 MPa. It can be seen
that the addition of the nails lose powerful press 9.8% in nails 2% and 15.1% against 4% concrete
nails is normal while for strong pull side increased by 10% on spikes 2% and 20% for nails 4%
against the normal concrete.
1
1. PENDAHULUAN tambahan akan digantikan dengan bahan
material lain yaitu paku yang merupakan
Menurut ACI (American Concrete Institute)
bahan lokal dikarenakan fiber steel masih
Committee 544 beton serat (fiber concrate)
sulit didapatkan dengan harga yang mahal.
adalah campuran antara semen, agregat
Pemilihan paku sebagai bahan tambahan ini
halus agregat kasar, air dan material
dikarenakan paku adalah material bahan
tambahan berupa serat yang disebar secara
bangunan yang mudah didapatkan di toko
acak untuk mencegah retak-retak yang
bangunan, tidak seperti fiber steel atau
terjadi akibat pembebanan, akibat panas
bahan tambah yang lain yang masih sulit
hidrasi, maupun penyusutan. Bahan yang
didapatkan. Paku adalah logam yang
digunakan untuk serat tersebut dikategorikan
berbentuk panjang dengan salah satu ujung
menjadi dua, yaitu serat alami yang
yang runcing dan ujung yang lain berbentuk
mempunyai modulus elastisitas yang rendah
tumpul. Penggunaan paku umumnya adalah
seperti jerami, serabut kelapa, ijuk dll. Serta
untuk melekatkan dua benda dengan cara
serat buatan yang memiliki modulus
menembus bagiannya dengan bantuan palu
elastisitas lebih tinggi dari beton, misalnya
atau paku tembak. Pengujian laboratorium
serat baja (fiber steel), serat sintetik dan
dilakukan untuk mengetahui kuat tekan
serat kaca. Penelitian tentang beton serat
beton dan kuat tarik belah pada variasi
dengan menggunakan bahan tambahan fiber
material tambahan tersebut. Harapannya
steel yang mempunyai permukaan kasar,
dengan penelitian ini akan dihasilkan
ujung berangkur, bergelombang dan
material tambahan untuk beton serat yang
beberapa bentuk lain terbukti sangat efektif
mudah didapat dan mempunyai hasil kuat
untuk meningkatkan kapasitas kekuatan
tarik belah yang lebih baik daripada beton
beton dengan signifikan (Thomas J, 2007).
normal.
Dengan peningkatan kekuatan beton yang
ditambah dengan serat juga menimbulkan 2. TINJAUAN PUSTAKA
penurunan workability yang mengakibatkan Beton Serat
beton sulit untuk dipadatkan dan Menurut ACI (American Concrete
penambahan serat akan menyebabkan waktu Institute) Committee 544 beton serat (fiber
ikat awal beton lebih cepat. Beton serat concrate) adalah campuran antara semen,
banyak diaplikasikan untuk slab beton agregat halus agregat kasar, air dan material
struktural pada permukaan tanah, shotcrete, tambahan berupa serat yang disebar secara
composite metal decks, pelapisan ulang acak untuk mencegah retak-retak yang
diatas beton eksisting, perkerasan jalan raya terjadi akibat pembebanan, akibat panas
dan parkir, struktur hidrodinamik, fondasi hidrasi, maupun penyusutan . Bahan yang
mesin, dan beton pracetak (Oslejs J, 2008). digunakan untuk serat tersebut dikategorikan
menjadi dua, yaitu serat alami yang
Pada penelitian ini penggunaan fiber steel
mempunyai modulus elastisitas yang rendah
khusus buatan pabrik sebagai bahan
seperti jerami, serabut kelapa, ijuk dll. Serta
2
serat buatan yang memiliki modulus kerikil sebagai kelompok pasif adalah
elastisitas lebih tinggi dari beton, misalnya kelompok yang berfungsi sebagai pengisi.
serat baja (fiber steel), serat sintetik dan (Kardiyono Tjokrodimulyo, 2007)
serat kaca. Penelitian tentang beton serat Air
dengan menggunakan bahan tambahan fiber Dalam pembuatan beton, air
steel yang mempunyai permukaan kasar, merupakan salah satu faktor penting, karena
ujung berangkur, bergelombang dan air dapat bereaksi dengan semen, yang akan
beberapa bentuk lain terbukti sangat efektif menjadi pasta pengikat agregat. Air juga
untuk meningkatkan kapasitas kekuatan berpengaruh terhadap kuat desak beton,
beton dengan signifikan (Thomas J, 2007). karena kelebihan air akan menyebabkan
Dengan peningkatan kekuatan beton yang penurunan pada kekuatan beton itu sendiri.
ditambah dengan serat juga menimbulkan Selain itu kelebihan air akan mengakibatkan
penurunan workability yang mengakibatkan beton menjadi bleeding, yaitu air bersama-
beton sulit untuk dipadatkan dan sama semen akan bergerak ke atas
penambahan serat akan menyebabkan waktu permukaan adukan beton segar yang baru
ikat awal beton lebih cepat. saja dituang. Hal ini akan menyebabkan
Semen portland kurangnya lekatan antara lapis-lapis beton.
Semen portland merupakan bubuk Agregat
halus yang diperoleh dengan menggiling Agregat adalah butiran mineral
klinker (yang didapat dari pembakaran suatu yang merupakan hasil disintegrasi alami
campuran yang baik dan merata antara kapur batu batuan atau juga berupa hasil mesin
dan bahan-bahan yang mengandung silika, pemecah batu dengan memecah batu alami.
aluminia, dan oxid besi), dengan batu gips Agregat merupakan salah satu bahan pengisi
sebagai bahan tambah dalam jumlah yang pada beton, namun demikian peranan
cukup. Bubuk halus ini bila dicampur agregat pada beton sangatlah penting.
dengan air, selang beberapa waktu dapat Kandungan agregat dalam beton kira-kira
menjadi keras dan digunakan sebagai bahan mencapai 70%-75% dari volume beton.
ikat hidrolis. Semen jika dicampur dengan Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-
air akan membentuk adukan yang disebut sifat beton, sehingga pemilihan agregat
pasta semen, jika dicampur dengan agregat merupakan suatu bagian penting dalam
halus (pasir) dan air, maka akan terbentuk pembuatan beton. Agregat dibedakan
adukan yang disebut mortar, jika ditambah menjadi dua macam yaitu agregat halus dan
lagi dengan agregat kasar (kerikil) akan agregat kasar yang didapat secara alami atau
terbentuk adukan yang biasa disebut beton, buatan. Untuk menghasilkan beton dengan
dengan menambahkan serat pada campuran kekompakan yang baik, diperlukan gradasi
beton segar maka akan menjadi beton serat. agregat yang baik. Gradasi agregat adalah
Dalam campuaran beton, semen bersama air distribusi ukuran kekasaran butiran agregat.
sebagai kelompok aktif sedangkan pasir dan Gradasi diambil dari hasil pengayakan
3
dengan lubang ayakan 10 mm, 20 mm, 30 benar. (Paul Nugraha, Antoni, 2007:121).
mm dan 40 mm untuk kerikil. Untuk pasir Berikut disajikan urutan kerja pengecoran
lubang ayakan 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 yang baik:
mm, 0,3 mm dan 0,15 mm 1. Penakaran (batching).
Paku 2. Pencampuran / pengadukan
Paku adalah material bahan (mixing).
bangunan yang terbuat dari besi atau baja 3. Pengangkutan (transporting).
yang berbentuk runcing diujung salah secara 4. Pemadatan (transporting).
umum berfungsi untuk melekatkan dua 5. Penyelesaian (finishing).
benda dengan cara menancapkan paku ke 6. Perawatan (curing).
salah satu benda dan tembus ke benda Perawatan (Curing)
lainnya dengan bantuan tenaga dorongan Pada prinsipnya, tujuan perawatan
dari palu atau paku tembak. Bentuk paku adalah mencegah pengeringan yang bisa
yang kecil dan pipih juga mudahnya menyebabkan kehilangan air yang
material ini didapatkan memungkinkan dibutuhkan untuk proses pengerasan beton
digunakan sebagai serat untuk beton serat atau mengurangi kebutuhan air selama
selama ukuran yang dipilih masih memiliki proses hidrasi semen. (Aman Subakti,
aspek rasio yang lebih kecil dari 100. 1994:248)
Dasar Mix Design Pencegahan ini terutama pada awal
Metode pencampuran campuran hari (umur awal) sampai beton berumur 14
yang digunakan adalah metode DOE hari (minimum moist curing). Lamanya
(Departement of Environment) SNI 03- perawatan ini juga tergantung dari jenis
2834-2000 dengan judul Tata Cara semen yang dipakai, misalnya tipe I, II dan
Pembuatan Rencana Campuran Beton V paling sedikit di curing 21 hari lamanya.
Normal dan SNI 2847:2013 mengenai Untuk tipe semen V proses pengerasan lebih
Persyaratan beton struktural untuk lambat dari semen tipe I dan II, maka
bangunan gedung mengacu dan curingnya dianjurkan minimum 28 hari.
berhubungan dengan SNI dan ASTM yang
terkait dengan ketentuan teknis perencanaan
dan pelaksanaan struktur beton untuk Tes Kuat Teka Beton
bangunan gedung. Tata cara pengujian yang umum
Tahapan Pembuatan Beton dipakai adalah standar ASTM C 39. Rumus
Ketelitian dalam memilih proporsi yang digunakan untuk perhitungan kuat
campuran dapat menjadi sia-sia bila teknik tekan beton adalah:
yang tidak sesuai diperbolehkan di lapangan. fc'= P/A
Potensi kualitas beton akan berkembang Dimana :
hanya apabila ditimbang, dicampur, P = Beban maksimum (N).
ditempatkan, dipadatkan dan dirawat secara A = Luas penampang benda uji (mm2).
4
fc = Kuat tekan beton karakteristik (MPa). E. Alat pengaduk molen.
Tes Tarik Belah Beton F. Cetakan silinder.
Tata cara pengujian yang umum G. Tongkat penumbuk.
dipakai adalah standar ASTM C 496 96. H. Satu set alat pelengkap (sekop
Rumus yang digunakan untuk perhitungan besar, gelas ukur, ember, cetok,
kuat tarik belah beton adalah: mistar).
Fct= 2P/LD I. Takaran silinder volume 3lt.
Dimana : J. Alat pengujian setting time.
Fct = Kuat Tarik Belah (MPa).
P = Beban Uji Maksimum (N). Bahan
L = Panjang Benda Uji (mm). A. Agregat kasar batu pecah dengan
D = Diameter Benda Uji (mm). ukuran 1/2 yang dibeli digalangan
terdekat.
3. METODOLOGI B. Agregat halus menggunakan pasir
Metodologi Pada penelitian ini lumajang.
terdiri atas beberapa bagian meliputi, C. Semen Portland Tipe I produksi PT.
pemilihan bahan baku, pembuatan dan Semen Gresik.
pengujian. Benda uji beton yang di gunakan
berbentuk silinder, dengan ukuran silinder 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
(15 cm, tinggi 30 cm) dengan kuat tekan Setelah melalui proses pengujian
rencana sebesar 25 MPa. Pengujian material yang digunakan mendapatkan hasil
dilakukan di Laboratorium Beton pengujian untuk material agregat halus dan
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. agregat kasar. Hasil dari pengujian adalah
Jumlah total benda uji sebanyak 36 sebagai berikut:
buah, dengan prosentase paku 0%, 2% dan
Tabel 4.1 Hasil Tes Material Pasir
4% dari berat semen. Kemudian diuji
menggunakan uji kuat tekan dan kuat tarik Kondisi Pasir
5
Tabel 4.2 Hasil Tes Material Kerikil belah. Hasil dari pengujian ini adalah
Tabel 4.3 Hasil Mix Design Dengan melihat hasil uraian diatas
ada beberapa faktor yang menyebabkan
Komposisi 1m3 Komposisi 1m3
Jenis
Beton kondisi Beton kondisi kenapa kuat tekan yang dihasilkan beton
Material
SSD Terkoreksi
menurun jika ditambah dengan paku yaitu:
1 Air 185.0 Liter 194.3 Liter Dengan penambahan paku proses
2 Semen 342.59 Kg 342.59 Kg
pemadatan untuk pembuatan benda
3 Pasir 549.45 Kg 562.14 Kg
1222.9 uji akan menjadi lebih sulit
4 Kerikil 6 Kg 1200.97 Kg dikarenakan paku yang digunakan
5 Paku 2% 6.85 Kg 6.85 Kg bersifat kaku tidak seperti fiber
6 Paku 4% 13.70 Kg 13.70 Kg
steel yang lebih fleksibel.
Penggunaan paku akan
Setelah beton selesai dibuat
mempengaruhi kepadatan benda uji
dengan perencanaan diatas beton dilakukan
itu sendiri sehingga akan
perawatan dengan cara direndam dalam air
menyebabkan rongga-rongga dalam
baru akan diangkat ketika akan dilakukan
benda uji.
pengetesan untuk kuat tekan dan kuat tarik
Penampang paku yang halus
mempengaruhi pengikatan dengan
6
material yang digunakan untuk 5. KESIMPULAN
pembuatan beton yaitu semen tidak Kesimpulan dengan selesainya
7
terjadinya korosi pada paku untuk
jangka panjang.
Penelitian ini bisa digunakan
sebagai literatur penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PPUSTAKA
Anonim. 1999. American Civil Institue
(ACI). Michigan.
Anonim. 1971. Peraturan Beton Indonesia
(PBI). Jakarta.
Anonim. 1997. American Society for
Testing and Materials (ASTM).
Amerika.
Anonim. 2013. Standar Nasional Indonesia
(SNI). Jakarta.
Ariatama, Ananta. 2007. Pengaruh
Pemakaian Serat Kawat Berkait Pada
Kekuatan Beton Mutu Tinggi
Berdasarkan Optimasai Diameter Serat.
Semarang : Universitas Diponegoro
Semarang.
Murdock, L.J., M. Brock, dan Stephanus
Hendarko. 1991. Bahan dan Praktek
Beton. Jakarta: Erlangga.
Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Nawy, Dr. G Edward. PE. 1990. Beton
Bertulang. Bandung: PT Eresco.
Nugraha, Paul, dan Antoni. 2007.
Teknologi Beton. Surabaya : Andi.