Anda di halaman 1dari 4

A.

Analisis
Berdasarkan dari PPDGJ-III untuk mendiagnosis skizofrenia (F20), jika
memenuhi kriteria berikut:
Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini yang amat jelas :
a) Thought
Thought echo
Thought insertion or withdrawal
Thought broadcasting
b) Delusion
Delusion of control
Delusion of influence
Delusion of passivity
Delusion of perception
c) Halusinasi auditorik
Suara halusinasi yang berkomentar terus-menerus terhadap perilaku
pasien, atau
Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri, atau
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
d) Waham
Waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan suatu yang mustahil.
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
e) Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja,
f) Arus pikiran yang terputus, mengalami sisipan yang berakibat
irrelevan atau inkoheren atau neologisme
g) Perilaku katatonik (gangguan tingkah laku seperti gaduh-gelisah,
negativism, mutisme, stupor, mempertahankan posisi tubuh tertentu)
h) Gejala-gejala negatif, atau gangguan efek seperti apatis, bicara yang
sangat jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar
2

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun


waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotikprodormal)
Harus ada sesuatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior)
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude),
dan penarikan diri secara sosial.
Pada pasien ini didapatkan 2 gejala yang amat jelas yaitu terdapat
halusinasi auditorik, halusinasi visual dan adanya waham. Selain itu saat
autoanamnesis didapatkan adanya gejala tambahan lain berupa afek tumpul
dan adanya arus pikiran dengan produktivitas yang meluas dan kontinuitas
yaitu asosiasi longgar. Pada pasien ini memenuhi kriteria skizofrenia
paranoid sehingga digolongkan ke dalam skizofrenia paranoid (F20.0).
Farmakoterapi yang diberikan pada pasien ini berupa antipsikosis
tipikal, dimana obat ini bekerja dengan cara memblokade reseptor dopamine
pasca sinaptic neuron diotak khususnya sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal. Penggunaan obat ini didasarkan atas hipotesis bahwa
sindrom psikosis berkaitan dengan aktivitas neurotransmitter dopamin yang
meningkat (hiperaktivitasdopaminergik sentral)
Untuk terapi awal pemberian obat Risperidon merupakan
antipsikotikatipikal yang poten untuk mengatasi gejala negatif pada
pasien.Dosis maksimum Risperidon antara 2-6 mg/hari. Pemberian
risperidon dimulai dengan dosis awal yaitu 1,2,3mg 3 kali sehari, jika dalam
pemantauan dua sampai tiga hari terapi dianggap kurang dapat memperbaiki
keadaan pasien maka dosis dapat dinaikkan secara bertahap hingga
mencapai dosis efektif.
Pada pasien ini dapat ditemukan adanya gejala skizofrenia dan
gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat bersamaan, maka
gangguan skizoafektif dapat ditegakkan.pada pasien ini terdapat afek yang
3

meningkat dan terdapat gejala-gejala manik, maka diagnosis axis I


ditegakkan menjadi gangguan skizoafektif tipe manik.

Berdasarkan data yang diperoleh, disimpulkan diagnosis multiaxial


dari pasien ini adalah Aksis I : Berdasarkan PPDGJ-III maka gejala
tersebut masuk dalam kategori skizofrenia (F20) dari anamnesis dan
status mental di dapatkan mengamuk, mondar-mandir dan sulit
tidurafekmeluas dan halusinasi auditorik yang di alami lebih dari 2 bulan.
Aksis IIGangguan Kepribadian Anankastik (F60.5); Aksis III,tidak
ditemukan; Aksis IV, masalah dengan ekonomi ; Aksis V, GAF scale50-
41 (Gejala berat, disabilitasberat).

B. KESIMPULAN

Menurut PPDGJ III, skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik


dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir,
kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan
oleh kekuatan dari luar, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan
persepsi, afek abnornal yang tak terpadu, dengan situasi nyata yang
sebenarnya, dan autisme. Sedangkan dalam DSM-IV dan DSM-IV-TR
(tabel 1-1), skizofrenia didefinisikan sebagai sekelompok ciri dari gejala
positif dan negatif; ketidakmampuan dalam fungsi sosial, pekerjaan
ataupun hubungan antar pribadi dan menunjukan terus gejala-gejala ini
selama paling tidak 6 bulan. Sebagai tambahan, gangguan skizoafektif dan
gangguan afek dengan gejala psikotik tidak didefinisikan sebagai
skizofrenia dan juga skizofrenia tidak disebabkan oleh karena efek
langsung karena psikologi dari zat atau kondisi medis.
4

Anda mungkin juga menyukai