Anda di halaman 1dari 25

A.

BESARAN DAN SATUAN


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan
dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa
sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu:
dapat diukur atau dihitung

dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai


mempunyai satuan
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak
dapat dikatakan sebagai besaran. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari
pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa
merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini
tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non
fisika adalah Jumlah.
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap
besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang
berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian
mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai
contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat mempunyai satuan Newton.
Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran
turunan gaya. Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2 menurut satuannya.
1. Besran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan lebih dahulu dan
tidak tersusun atas besaran lain. Besaran pokok terdiri atas tujuh besaran. Tujuh besaran
pokok dan satuannya berdasarkan sistem satuan internasional (SI) sebagaimana yang
tertera pada tabel berikut:
Tabel Besaran Pokok dan Satuannya

Sistem satuan internasional (SI) artinya sistem satuan yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia, yang berlaku secara internasional.
2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan atau didefinisikan dari
besaran pokok. Satuan besaran turunan disesuaikan dengan satuan besaran pokoknya.
Tabel Beberapa Contoh Besaran Turunan

Salah satu contoh besaran turunan yang sederhana ialah luas. Luas merupakan hasil
kali dua besaran panjang, yaitu panjang dan lebar. Oleh karena itu, luas merupakan
turunan dari besaran panjang.

Selain besaran pokok dan besaran turunan, besaran juga dapat dibedakan menjadi 2
menurut arahnya.
1. Besaran Vektor
Yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah. Contoh: gaya, berat, kuat arus, kecepatan,
percepatan dan perpindahan.
2. Besaran Skalar
Yaitu besaran yang hanya memiliki nilai tanpa memiliki arah. Contoh: massa, panjang,
waktu, energi, usaha, suhu, kelajuan dan jarak.
B. DIMENSI
Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan symbol
(lambang) besaran pokok. Hal ini berarti dimensi suatu besaran menunjukkan cara
besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok. Apapun jenis satuan besaran yang
digunakan tidak mempengaruhi dimensi besaran tersebut, mislnya satuan panjang dapat
dinyatakan dalam meter, centimeter, kilometer, atau millimeter, keempat satuan itu
memiliki dimensi yang sama yaitu [L].
Tabel Dimensi Besaran Pokok
Manfaat Dimensi dalam Fisika
Dimensi memiliki beberapa fungsi dlam pembahasan fisika, antara lain:
1. Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran sama atau tidak. Dua besaran
sama jika keduanya memiliki dimensi yang sama.
2. Dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau benar.
3. Dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika
perbandingan besaran fisis tersebut dengan besaran lain diketahui.
Menentukan Dimensi Suatu Besaran
Untuk menentukan dimensi suatu besaran, kita dapat menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menuliskan rumus besaran
2. Menuliskan satuan besaran
3. Menentukan satuan besaran
4. Satuan besaran diubah menjadi dimensi
Contoh untuk menentukan dimensi besaran:
Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut ini!
A. Percepatan (a)
B. Gaya (F)
C. Usaha
Jawab:

Pembuktian Dua Besaran


Contoh:
Buktikan bahwa besaran Usaha dengan Energi Kinetik (W = Ek) Untuk membuktikan
persamaan W = Ek, kita harus membuktikan bahwa dimensi Usaha dan Energi
Kinetik (Ek) adalah sama.

C. ANGKA PENTING
Dalam kegiatan mengukur dengan menggunakan alat ukur seperti jangka sorong
misalnya, anda tentu akan memperoleh hasil pengukuran berupa angka-angka. Sebagai
contoh, saat anda mengukur diameter tabung, anda mempeoleh angka 3,24 cm. Maka
angka 3 dan 2 merupakan angka pasti dan angka 4 merupakan angka taksiran sesuai
ketelitian alat ukur. Angka pasti atau eksak merupakan angka hasil pengukuran yang tidak
diragukan nilainya. Angka taksiran merupakan angka hasil pengukuran yang masih
diragukan nilainya.Semua angka hasil pengukuran merupakan Angka Penting. Jadi
Angka penting terdiri dari angka pasti yang terbaca pada skala alat ukur dan angka
taksiran ( perkiraan) yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan. Oleh
karena itu, jumlah angka penting hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan
Mistar, jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup tentunya akan berbeda, sesuai dengan
tingkat ketelitian masing-masing alat ukur tersebut.
Aturan menentukan jumlah Angka Penting
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : hasil pengukuran panjang pensil adalah 21,4 cm. maka jumlah angka
pentingnya memiliki 3 angka penting
2. Semua angka nol yang terletak diantara bukan angka nol, adalah angka penting.
Contoh : Hasil menimbang sebuah mangga, adalah 507,09 gram. Jumlah angka
pentingnya adalah 5 angka penting.
3. Semua angka nol di sebelah kanan tanda decimal (,) dan mengikuti angka bukan
nol adalah angka penting.
Contoh : 0,00260 adalah 3 angka penting 8,00 adalah 3 angka penting
Jika dua atau lebih angka penting dihitung dengan operasi hitung maka ada beberapa
aturan. Diantranya:
1. Penjumlahan dan Pengurangan
Jika angka-angka penting dijumlahkan atau dikurangi, maka hasil penjumlahan atau
pengurangan tersebut hanya boleh mengandung angka taksiran yang lebih kecil.
Contoh:

2. Perkalian dan Pembagian


Pada operasi perkalian dan pembagian bilangan akan menghasilkan bilangan dengan
angka penting yang sama banyaknya dengan bilangan yang mempunyai angka penting
paling sedikit.
3. Pemangkatan dan Pengakaran
Untuk pemangkatan atau pengurangan, jumlah angka penting dari hasil pemangkatan
atau pengakaran sama dengan jumlah angka penting awal.
D. KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
Dalam pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur atau instrumen, kalian tidak
mungkin mendapatkan nilai benar. Namun, selalu mempunyai ketidakpastian yang
disebabkan oleh kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Kesalahan dalam pengukuran
dapat digolongkan menjadi kesalahan umum, kesalahan sistematis, dan kesalahan acak.
Berikut akan kita bahas macam-macam kesalahan tersebut.
a. Kesalahan Umum
Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang ketika mengukur termasuk dalam kesalahan
umum. Kesalahan umum yaitu kesalahan yang disebabkan oleh pengamat. Kesalahan ini
dapat disebabkan karena pengamat kurang terampil dalam menggunakan instrumen,
posisi mata saat membaca skala yang tidak benar, dan kekeliruan dalam membaca skala.
b. Kesalahan Sistematis
Kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan alat ukur atau instrumen disebut kesalahan
sistematis. Kesalahan sistematis dapat terjadi karena:
1) Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya.
2) Kesalahan kalibrasi yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya penyesuaian
pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat.
3) Kesalahan alat lainnya. Misalnya, melemahnya pegas yang digunakan pada neraca
pegas sehingga dapat memengaruhi gerak jarum penunjuk.
c. Kesalahan Acak
Selain kesalahan pengamat dan alat ukur, kondisi lingkungan yang tidak menentu bisa
menyebabkan kesalahan pengukuran. Kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh
kondisi lingkungan disebut kesalahan acak. Misalnya, fluktuasi-fluktuasi kecil pada saat
pengukuran e/m (perbandingan muatan dan massa elektron). Fluktuasi (naik turun) kecil
ini bisa disebabkan oleh adanya gerak Brown molekul udara, fluktuasi tegangan baterai,
dan kebisingan (noise) elektronik yang besifat acak dan sukar dikendalikan.
A. KINEMATIKA
Kinematika adalah cabang dari mekanika yang membahas gerakan benda tanpa
mempersoalkan gaya penyebab gerakan. Hal terakhir ini berbeda dari dinamika atau
sering disebut dengan Kinetika, yang mempersoalkan gaya yang mempengaruhi gerakan.
Karena relatif sederhana, kinematika biasanya diajarkan sebelum dinamika atau sebelum
konsep mengenai gaya diperkenalkan. Dalam makalah ini kita akan membahas tentang
Kinematika 1 yaitu tentang Gerak Lurus.
B. GERAK LURUS
Gerak lurus adalah gerak suatu benda yang menghasilkan lintasan berbentuk garis
lurus.
Gerak lurus di bagi menjadi dua yaitu :
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB),
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
1. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
1.1. Pengertian Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak Lurus Beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan kecepatan
tetap. Kecepatan tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap. Kecepatan tetap yaitu
benda menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama. Misalnya sebuah
mobil bergerak dengan kecepatan 75 km/jms atau 1,25 km/menit, berarti setiap mobil itu
menempuh jarak 1,25 km. Karena kecepatan benda tetap, maka kata kecepatan pada
gerak lurus diganti dengan kata kelajuan. Dengan demikian, dapat juga kita definisikan
gerak lurus beraturan sebagai suatu gerak pada lintasan lurus dengan kelajuan tetap.
1.2. Grafik Perpindahan Terhadap Waktu (s-t) pada GLB

Grafik perpindahan terhadap waktu pada GLB ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Tampak pada gambar bahwa grafik jarak/perpindahan (s) terhadap waktu (t) berbentuk
garis lurus miring ke atas melalui titik asal koordinat O (0,0). Apabila ditinjau dari
kemiringan grafik, maka tan = v
Dengan demikian jika grafik jarak terhadap waktu (s-t) dari dua benda yang bergerak
beraturan berbeda kemiringannya, maka grafik dengan sudut kemiringan besar
menunjukkan kecepatan lebih besar.
1.3. Grafik Kecepatan Terhadap Waktu (v-t) pada GLB
Grafik kecepatan terhadap waktu pada GLB ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Tampak pada gambar bahwa grafik v-t berbentuk garis lurus mendatar. Bentuk ini
menunjukkan bahwa pada GLB, kecepatan suatu benda selalu tetap untuk selang waktu
kapanpun.

1.4. Hubungan jarak, kecepatan, dan selang waktu pada GLB


Pada gerak lurus beraturan kecepatan suatu benda selalu tetap. Jika diperhatikan kembali
grafik v-t pada GLB, maka jarak/perpindahan (s) merupakan luas daerah yang dibatasi
oleh v dan t.
Pada gambar di bawah ini tampak bahwa jarak/perpindahan sama dengan luas persegi
panjang dengan panjang t dan lebar v.

Secara matematis :
s = jarak (m)
v = kecepatan ( m/s)
t = waktu (s)
Contoh soal untuk memahami konsep gerak lurus beraturan :
Dua sepeda motor bergerak saling mendekati pada lintasan lurus dengan arahnya
berlawanan. Sepada motor A bergerak ke barat dengan kecepatan tetap 30 km/jan,
sedangkan sepeda motorr B bergerak ke timur dengan kecepatan 45 km/jam. Sebelum
bergerak, kedua sepeda motor terpisah sejauh 150 km. Kapan dan dimana kedua sepeda
motor berpapasan?
Diketahui :
A = 30 km/jam
B = 45 km/jam
Kedua terpisah sejauh = 150 km
Jadi, 150 km = 30 km/jam.t + 45 km/jam.t
Sehingga, t = 150 km/75 km/jam = 2 jam
Jadi A = 30 km/jam.2 jam = 60 km
B = 45 km/jam.2 jam = 90 km
Kesimpulan, kedua motor berpapasan setelah bergerak selama 2 jam. Tempat
berpapasan adalah setelah motor A bergerak kearah barat sejauh 60 km atau setelah
motor B bergerak kearah timur sejauh 90 km.
2. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
2.1. Pengertian GLBB
Gerak Lurus Berubah Beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan
garis lurus dengan percepatan tetap. Maksud dari percepatan tetap yaitu percepatan yang
besar dan arahnya tetap. Contoh sehari-hari GLBB adalah peristiwa jatuh bebas. Benda
jatuh dari ketinggian tertentu di atas permukaan tanah. Semakin lama benda bergerak
semakin cepat. Perhatikanlah gambar di bawah yang menyatakan hubungan antara
kecepatan (v) dan waktu (t) sebuah benda yang bergerak lurus berubah beraturan
dipercepat.

Perhatikan bahwa selama selang waktu t , kecepatan benda berubah dari vo menjadi vt
sehingga kecepatan rata-rata benda dapat dituliskan:
Kita tahu bahwa kecepatan rata-rata :

dan dapat disederhanakan menjadi :

s = jarak yang ditempuh (m)


seperti halnya dalam GLB (gerak lurus beraturan) besarnya jarak tempuh juga dapat
dihitung dengan mencari luasnya daerah dibawah grafik v t. Bila dua persamaan GLBB
di atas kita gabungkan, maka kita akan dapatkan persamaan GLBB yang ketiga.
Contoh soal :
1. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 90 km/jam tiba-tiba melakukan penambahan
kecepatan karena jalanan yang sepi dan lurus dengan percepatan 1 m/s2. Hitunglah jarak
yang ditempuh oleh mobil itu dari saat ini hingga waktu berjalan 10 detik ?
Diketahui :

Ditanya : s ?
Penyelesaian :

2.2. Grafik Percepatan terhadap Waktu


Benda yang melakukan GLBB memiliki percepatan yang tetap, sehingga grafik
percepatan terhadap waktu (a-t) berbentuk garis mendatar sejajar sumbu waktu t.

2.3. Grafik Kecepatan terhadap Waktu pada GLBB yang dipercepat


Pada GLBB yang dipercepat kecepatan benda semakin lama semakin bertambah besar.
Sehingga grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) pada GLBB yang dipercepat garis lurus
condong ke atas dengan gradien yang tetap. Jika benda melakukan GLBB yang
dipercepat dari keadaaan diam (kecepatan awal =Vo = 0), maka grafik v-t condong ke
atas melalui O(0,0), seperti gambar di bawah ini :
Jika benda melakukan GLBB dipercepat dari keadaan bergerak (kecepatan awal = Vo
0 ), maka grafik v-t condong ke atas melalui titik potong pada sumbu v, yaitu (0,Vo), seperti
gambar di bawah ini :

2.4. Grafik Jarak terhadap Waktu pada GLBB yang dipercepat.


Pada GLBB yang dipercepat, grafik jarak terhadap waktunya melengkung condong ke
atas. Lihat gambar dibawah ini, dimana grafik y sebagai s (jarak) dan grafik x sebagai t
(waktu).

2.5. Grafik Kecepatan terhadap Waktu pada GLBB yang diperlambat.


Jika anda melempar batu vertikal ke atas, maka batu itu akan mengalami pengurangan
kecepatan yang sama dalam selang waktu sama. Jadi batu itu dikatakan mengalami
perlambatan atau percepatan negatif. Jadi pada GLBB diperlambat, benda mengawali
gerakan dengan kecepatan tertentu dan selanjutnya selalu mengalami pengurangan
kecepatan. Grafik kecepatan terhadap waktu untuk GLBB diperlambat akan berbentuk
garis lurus condong ke bawah, seperti gambar di bawah ini.
Kecepatan pada suatu saat dari benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan
dirumuskan sebagai berikut :

Sedangkan untuk menghitung besar perpindahan yang dialami benda yang bergerak
lurus berubah beraturan, yaitu :

2.6. Gerak Vertikal ke Atas


Selama bola bergerak vertikal ke atas, gerakan bola melawan gaya gravitasi yang
menariknya ke bumi. Akhirnya bola bergerak diperlambat. Akhirnya setelah mencapai
ketinggian tertentu yang disebut tinggi maksimum (h max), bola tak dapat naik lagi. Pada
saat ini kecepatan bola nol (Vt = 0). Oleh karena tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah
berhenti bekerja pada bola, menyebabkan bola bergerak turun. Pada saat ini bola
mengalami jatuh bebas.

Jadi bola mengalami dua fase gerakan. Saat bergerak ke atas bola bergerak GLBB
diperlambat (a = g) dengan kecepatan awal tertentu lalu setelah mencapai tinggi
maksimum bola jatuh bebas yang merupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan awal
nol.
Pada saat benda bergerak naik berlaku persamaan :
2.7. Gerak Vertikal ke Bawah
Berbeda dengan jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah yang dimaksudkan adalah gerak
benda-benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan awal tertentu. Jadi
seperti gerak vertikal ke atas hanya saja arahnya ke bawah. Sehingga persamaan-
persamaannya sama dengan persamaan-persamaan pada gerak vertikal ke atas, kecuali
tanda negatif pada persamaan-persamaan gerak vertikal ke atas diganti dengan tanda
positif.

2.8. Gerak Jatuh Bebas


Benda dikatakan jatuh bebas apabila benda :
Memiliki ketinggian tertentu (h) dari atas tanah.
Benda tersebut dijatuhkan tegak lurus bidang horizontal tanpa kecepatan awal.
Selama bergerak ke bawah, benda dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi (g) dan
arah kecepatan/gerak benda searah, merupakan gerak lurus berubah beraturan
dipercepat. Dengan mengganti a = g , s = h , v = 0 ke rumus GLBB :

Dengan :

DINAMIKA I
1. Hukum Newton
Sebagian besar ahli filsafat berpendapat bahwa agar benda tetap bergerak perlu ada
pengaruh luar atau gaya menurut mereka keadaan alami benda adalah keadaan
diam. Agar sebuah benda bergerak,misalnya sepanjang garis lurus dengan laju
konstan,diperlukan suatu pengaruh luar yang mendorong terus menerus ; bila
penggerak luar ini tidak ada,benda akan berhenti dengan sendirinya.
Hukum 1 Newton berbunyi: Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol,
maka benda yang mula-mula diam akan terus diam. Sedangkan,benda yang mula-mula
bergerak, akan terus bergerak dengan kecepatan tetap.
Penjelasan hukum 1 Newton adalah sebagai berikut:
Sifat benda untuk mempertahankan keadaannya yang diam tetap diam bergerak
dengan kelajuan tetap pada suatu garis lurus sampai diubah keaadaaanya oleh resultan
gaya yang bekerja pada benda yang tidak sama dengan nol. Jadi, apabila resultan gaya
yang bekerja pada benda sama dengan nol, benda akan tetap diam atau brgerak dengan
kecepatan yang konstan. Kecenderungan pada benda mempertahankan keadaan ini
disebut inersia atau kelembaman.Kata inersia diartikan sebagai kata malas.
Kemampuan benda mempertahankan keadaannya ditemukan oleh massa
benda. Semakin besar masa benda, semakin mudah untuk
mempertahankan keadaannya.Massa merupakan kelembaman benda.
Hukum 1 Newton dapat dinyatakan dalam benuk persamaan :

Satuan massa adalah kilogram (kg). dalam kehidupan sehari-hari istilah massa dan
berat sering dicampur adukkan. Dalam fisika dua hal tersebut sangat berbeda, dan
mempunyai nilai yang berubah tergantung letaknya, sedangkan massa benda bersifat
tetap.
Penerapanya :
Penerapan penumpang akan terasa terdorong kedepan saat mobil bergerak dengan
cepat,kemudian mobil direm mendadak.
Koin yang berda diatas kertas dimeja akan tetap disana ketika kertas ditarik secara
cepat.
Ayunan bandul sederhana.
Pemakaian pada roda gila pada mesin mobil.
2. HUKUM II NEWTON
Hukum 2 Newton berbunyi percepatan sebuah benda yang diberi gaya adalah
sebanding dengan besar gaya dan berbanding terbalik dengan masssa benda. Arah
percepatan pada benda searah dengan resultan gaya yang bekerja pada benda.
Penjelasan hukum 2 Newton adalah sebagai berikut :
Dalam bentuk rumus hukum 2 Newton dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana,
F = gaya (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda
Dalam persamaan ini F adalah jumlah (vector) semua gaya yang bekerja pada
benda, m adalah massa benda, dan a adalah vector kecepatannya. Jika persamaan
tersebut dituliskan dalam bentuk a=f/m, tampak jelas baahwa percepatan benda
berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja padanya dan arah sejajar dengan
arah gaya tersebut. Juga tampak bahwa untuk suatu gaya tertentu, percepatan benda
berbanding terbalik dengan massa benda.
Perhatikan bahwa hukum gerak pertama tercakup dalam hukum kedua sebagai hal
kusus,yaitu F=0, maka a=0. Dengan perkataan lain jika resultann gaya yang bekerja pada
suatu benda samadengan nol, maka percepatan nya juga sama dengaan nol. Jadi bila
tidak ada gaya yang bekerja pada benda, benda akan bergerak dengan kecepatan
konstan atau diam (kecepatan nol). Ini tidak lain dari pada pernyataan hukum gerak
pertama.
Dalam cgs, satuan massa dinyatakan dalam gram, percepatan dalam , dan
gaya dinyatakan dalam g . Nilai 1 g ini sering disebut dyne. Nilai 1 dyne =
. Satuan massa dan gaya beberapa system :

Coba anda perhatikan gambar dibawah ini, sebuah benda ditarik dengan gaya F
dengan adanya gaya F, maka benda bergerak dengan percepatan a. pada kasus yng
kedua, benda dengan massa ditarik oleh dua orang dengan gaya 2F. Pada kasus yang
kedua ini , benda bergerak dengan percepatan 2a. pada gambar tersebut,massa benda
ditambah dan ditarik dengan gaya F. pada kasus yang kega benda bergerak dengan
percepatan a/2.
Dengan menggunakan pemikiran yang hampir sama dengan contoh kasus
diatas,Newton menyimpulkan sebagai berikut.
1. Percepatan benda yang disebabkan adanya sultan gaya pada benda dengan
massa m berbanding lngsung (sebanding) dengan besar resultan gaya. Makin besar gaya
makin besar percepatan.
2. Percepatan benda yang disebabkan adanya resultan gaya pada benda berbanding
terbalik dengan massa benda m. makin besar massa,makin kecil percepatan.
Contoh soal:
1. Sebuah mobil yang bergerak dengn keceptn 20 m/s direm dengn berhenti pada jarak
40 m. jika masa mobil dan muatannya 1.000 kg, hitunglh gayaa yng diberikan oleh rem
untuk menghentikan mobil tersebut ! (nggp gaya yang bekerja hanya disebabkan oleh
pengereman saja)
Jawab :
Massa mobil, m= 1000 kg, kecepatan mobil mula-mula
Mobil direm sampai berhenti sehingga
Jarak yang ditempuh mobil adalah

Percepatan mobil dapat dihitung

Gaya yang bekerja untuk menghentikan mobil adalah


F = m . a = 1000 x (-5) = -5000 N
Gaya yang diperlukan untuk menghentikan mobil adalah -5000 N. Tanda negative
menunjukan gaya menghentikan mobil berlawanan dengan arah gerak benda.
PENERAPAN
Mobil yang melaju di jalan raya akan mendapakan percepatan yang sebanding dengan
gaya dan berbanding terbalik dengan massa mobil tersebut.
Sebuah baseball akan mendapat percepatan lebih besar daripada sebuah mobil jika di
berikan gaya yang sama.
3. HUKUM III NEWTON
Gaya yang bekerja pada suatu benda berasal dari benda-benda lain yang membentuk
lingkungannya. Suatu gaya tunggal hanyalah salah satu bagian dari interaksi timbal balik
antara dua benda. Secara eksperimen diketahui bahwa jika sebuah benda melakukan
gaya pada benda kedua, maka benda kedua selalu membalas melakukan gaya pada
yang pertama. Selanjutnya diketahui pula bahwa kedua benda ini sama besar, tetapi
arahnya berlawanan .karena itu tidak mungkin memperoleh sebuah gaya tunggal
terisolasi.
Jika salah satu di antara dua gaya yang muncul dalam interaksi dua benda disebut
gaya aksi, maka yang lain disebut gaya reaksi. Yang mana saja dapat di pandang
sebagai aksi dan yang lain reaksi. Di sini tidak termasuk pengertian sebab dan akibat,
yang ada hanyalah interaksi timbal-balik secara serempak.
Sifat gaya ini pertama kali di ungkapkan oleh Newton dalam hukum geraknya yang
ketiga :untuk setiap aksi selalu terdapat reaksi yang sama besar dan berlawan arah; atau,
aksi timbal-balik satu terhadap yang lain antara dua benda selalu sama besar , dan
berarah ke bagian yang berlawanan.
Dengan perkataaan lain, jika benda A melakukan gaya pada benda B,maka benda
B akan melakukan gaya pula pada benda A dengan gaya yang sama besar tetapi
berlawanan arah, malah kedua gaya itu terletak sepanjang garis lurus yang
menghubungkan kedua benda. Perlu diingatkan bahwa gaya aksi dan reaksi selalu terjadi
berpasangan dan bekerja pada benda yang berbeda. Seandainya keduanya terjadi pada
benda yang sama, tentu tidak pernah ada gerak dipercepat karena resultan gaya pada
setiap benda selalu sama dengan nol.

Penjelasan hukum 3 Newton adalah sebaga berikut:


Hukum 3 Newton menjelaskn bahwa setiap ada gaya aksi akan timbul gaya reaksi yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
Diatas menggambarkan tentang pasangan gaya aksi dan reaksi dengan ilustrasi
yaitu balok yang sedang di tarik oleh seseorang pada permukaan bidang. Berat balok w
serta gaya gaya yang dilakukan oleh seseorang sengaja tidak dilukis. Sebenarnya, garis
kerja semua gaya terletak pada sepanjang tali. tetapi untuk menjelaskan kasus yang
dibahas,penggambaran gaya-gaya itu sedikit di geser. Perhatikan pasangan gaya aksi-
aksi reaksi, vektor F1 melukiskan gaya yang dikerjakan oleh orang pada tali. Reaksinya
adalah F1 yang besarnya sama tetapi arahnya berlainan,yaitu gaya yang dikerjakkan oleh
tali. Vector F2 melukiskan gaya yang dikerjakan oleh tali pada balok. Reaksinya adalah
F2 yaitu gaya yang dilakukan oleh balok pada tali.
Ciri gaya aksi-reaksi :
Besarnya sama
Arah berlawanan
Bekerja pada benda yang berlainan
Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari
Ketika kita berenang
Pada pistol/senapan yang di tembakkan
Pada balon udar yang bergerak
Pada ikan gurita yang bergerak dalam air
Ketika kita berjalan/berlari
Peluncuran roket
Tumbukan antara bola tenis dengan roket
DINAMIKA II
I. GAYA SENTRIPETAL
A. Gaya sentripetal pada Gerak Melingkar
Gaya secara ilmu mengandung sebuah batasan Tarikan atau dorongan,sedangkan
sentripetal berarti menuju ke pusat,jadi gaya sentripetal secara umum dapat didefinisikan
sebagai gaya ke pusat lingkaran yang menyebabkan suatu benda bergerak dalam
lintasan melingkar. Sedangkan yang dimaksud dengan gerak melingkar
adalah pergerakan suatu benda yang mengelilingi sumbu atau poros pada lintasan
melingkar.
Komedi putar bergerak melingkar pada porosnya
Bulan mengelilingi bumi,dan bumi mengelilingi matahari,bergerak pada poros nya.
Secara sederhana gerak sentripetal pada gerak melingkar dapat kita jelaskan dengan
sebuah kegiatan :
Sebuah bola kita ikat pada ujung sebuah tali,dan pada ujung yang satunya kita pegang
erat.kemudian kita gerakkan baik secara horizontal maupun secara vertical sehingga
membentuk sebuah lintasan melingkar.

Pada kegiatan sederhana tadi secara ilmu dapat kita jelaskan bahwa setiap benda yang
bergerak membentuk lintasan lingkaran harus tetap kita berikan gaya ,agar benda
tersebut tetap dalam posisi berputar.semakin besar gaya yang kita berikan maka semakin
kencang benda berputar,sebaliknya semakin berkurang gaya yang kita berikan maka
benda / bola berputar semakin pelan dan apabila gaya = 0 maka bola akan berhenti
berputar.. Pada saat bola sedang berputar membentuk lintasan lingkaran,maka bola
mengalami percepatan sentripetal yang disebabkan oleh suatu gaya yang Selalu
mengarah pada pusat.
Menurut hukum newton II Sebuah benda dengan massa (m) mengalami gaya
resultan sebesar ( f ),akan mengalami percepatan ( a ),yang arahnya sama dengan arah
gaya,dan besarnya berbanding lurus terhadap ( f ) serta berbanding terbalik terhadap ( m
), sehingga muncul persamaan hukum Newton II : F = m.a
F = gaya
m = massa benda
a = percepatan
Besarnya Percepatan sentripetal dipengarungi oleh besarnya kecepatan ( v ) dan jarak
antara bola dengan pusat lingkaran ( r )

dari sini dapat di turunkan persamaan gaya sentripetalnya adalah :

B. Arah percepatan sentripetal


Arah percepatan sentripetal selalu menuju ke pusat lingkaran / dimanapun benda itu
berada dan selalu tegak lurus dengan vector kecepatannya.. Hal inilah yang
menyebabkan lintasan pergerakan bola dengan gaya sentripetal membentuk lilntasan
lingkaran. Seperti gambar berikut :

C. Hubungan percepatan sentripetal dan kecepatan sudut


Hubungan antara percepatan sentripetal dan kecepatan sudut.kita dapatkan persamaan
sebagai berikut :

Sehingga :

D. Gaya sentripetal pada putaran vertical :


Gaya sentripetal pada gerak vertical tersebut dapat di turunkan :

E. Pengaruh gaya sentripetal pada kegiatan sehari hari.


Setelah kita mengadakan pembahasan perihal gaya sentripetal,percepatan
sentripetal,serta arah percepatan sentripetal. Kini kita mencoba aplikasikan teuri tersebut
dalam kegiatan kita sehari hari.
Hampir semua benda yang bergerak / berputar mengalami sebuah gaya sentripetal
seperti gergaji mesin, blender, mixer, komide putar dll. atau juga benda benda angkasa
seperti bulan mengelingi bumi,bumi dan bulan mengelilngi matahari dan lain sebagainya.
F. Penerapan Gaya Sentripetal
Sekarang lebih jauh kita coba mengungkap rahasia kenapa saat kita mngemudikan mobil
dan melewati sebuah tikungan,baik tikungan rata ataupun ada kemiringan beberapa
derajat,mobil kita tidak keluar dari jalur atau bahu jalan ?
Tenyata ketika melewati sebuah tikungan setiap mobil memiliki gaya sentripetal yang
arahnya menuju pusat lintasan lingkaran. Dan gaya sentripetal ini di dapat hasil dari
pergesekan antara ban mobil dengan permukan jalan.lain cerita apabila kondisi jalan
sangat licin.maka gesekan antara ban dengan permukaan jalan.sangat kecil
sekali,artinya tidak ada gaya sentripetal pada mobil tersebut,maka ban mobil akan keluar
dari lintasan jalan,akibatnya adalah sebuah kecelakaan.
II. USAHA DAN ENERGY
A. Usaha
adalah : hasil kali antara komponen gaya yang di berikan dengan jarak tempuh
perpindahan benda akibat penambahan atau pengaruh dari gaya tersebut.Jadi besarnya
usaha yang dilakukan seeorang bergantung pada besarnya gaya yang diberikan dan jarak
perpindahan benda tersebut.

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila kita mendorong benda X,berarti kita
memberikan gaya sebesar ( F ) ,yang berakibat benda berpindah ke posisi Ydengan jarak
perpindahan sebesar ( s ).Peristiwa seperti ini dikatakan kita melakukan usaha.
Secara fisika kejadian tersebut menurunkan sebuah persamaan :
W = F .s
Dimana :
W adalah usaha (joule)
F adalah gaya yang diberikan ( Newton )
s adalah jarak perpindahan benda ( Meter )
Satuan usaha dapat diturunkan sebagai Newton . Meter ( N.m ) atau Joule.

Jadi 1 Joule adalah usaha yang dilakukan oleh gaya 1 Newton ( N ) untuk memindahkan
kedudukan suatu benda sejauh 1 meter ( m ).sebagai contoh:
Seekor kuda dengan gaya 100 N,menarik gerobak sejauh 500 m,berapakah usaha yang
dilakukan oleh kuda tersebut ?
Pembahasan:
Usaha yang dilakukan kuda adalah : W = F . s jika F = 100 N dan s = 500 m maka W =
100 x 500 = 50.000 Nm atau 50.000 Joule.
a. Sebuah gaya dikatakan melakukan usaha jika benda berpindah selama gaya itu
dikerjakan pada benda.Sebaliknya sebuah gaya dikatakan tidak melakukan usaha jika
benda tidak berpindah selama gaya itu diberikan,sebagai contoh kita mendorong sebuah
tembok kita dikatakan tidak melakukan usaha karena tembok tidak berpindah.
b. Usaha yang dilakukan oleh gaya yang melawan perpindahan benda disebut sebagai
usaha negative.Usaha negative mengakibatkan gerak benda menjadi diperlambat dan
akhirnya akan berhenti sebagai contoh :
Usaha yang dilakukan oleh gaya pengeriman
Usaha yang dilakukan oleh gaya gesekan permukaan benda
Usaha yang dilakukan oleh gaya berat terhadap benda yang bergerak ke atas.
c. Usaha yang dilakukan oleh berbagai gaya pada suatu benda sama dengan
penjumlahan usaha masing masing gaya.

B. Energy
Secara umum dapat dikatakan bahwa yang dimaksud Energy adalah kamampuan untuk
melakukan usaha. Dengan kata lain suatu benda dapat melakukan usaha apabila benda
tersebut memiliki energi.
a. Sumber sumber energy
1) Sumber energy yang terbatas yaitu sumber energy yang berasal dari bahan bakar fosil
contohnya ,batu bara ,minyak dan gas alam.sumber energy terbatas disebut juga sumber
energy yang tidak dapat diperbaruhi,karena jumlahnya yang terbatas dan suatu saat akan
habis.
2) Sumber energy yang tidak terbatas yaitu sumber energy yang bersal dari
matahari,angin dan air.sumber energy ini disebut juga dengan sumber energy yang dapat
diperbaruhi dan tidak akan habis.
Energi dan usaha memiliki besaran satuan sama yaitu Newton meter (Nm) atau Joule.
b. Macam macam energi
Energi dapat digolongkan menjadi berbagai macam antara lain :
Energi mekanik ( energy kenetik dan energy potensial )
Energi panas
Energi listrik
Energi kimia
Energi nuklir
Energi cahaya
Energi suara
1. ENERGI POTENSIAL
Energi potensial adalah energy yang dimiliki oleh sebuah benda karena
kedudukannya.Energi potensial dibagi menjadi :
Energy potensial grafitasi yaitu energy yang dimiliki oleh suatu benda yang berada
pada suatu ketinggihan contoh,air terjun.energi potensial ini juga disebut energy
diam,karena benda yang diampun memiliki tenaga

potensial Sebuah benda bermassa m


digantung seperti gambar diatas,jika tiba tiba tali dari benda tersebut putus maka
benda akan jatuh ke bawah,maka benda tersebut melakukan usaha,karena adanya
gaya berat yang menempuh jarak ( h ).energi potensial benda sama dengan
usaha yang dilakukan gaya beratnya selama jatuh menempuh jarak ( h ),sehingga
: Ep = w
.h
Ep = m .g
.h
Ep = Energi
potensial
W = gaya
berat
M = massa
benda
g =
grafitasi
h = jarak tempuh
Energi potensial elastic yaitu energy yang dimiliki oleh benda yang diregangkan
contoh karet ketapel, busur panah dan pegas.
Energy potensial kimia yaitu energy yang dimilki suatu benda yang karena
konfigurasinya sanggup melakukan usaha misalnya bahan bakar.
2. ENERGI KINETIK
Energi kinetic adalah energy yang dimiliki oleh suatu benda yang bergerak.Energi
kinetik benda yang bergerak sama dengan usaha yang harus dilakukan oleh gaya yang
bekerja pada benda itu untun merubah benda dari keadaan diam ke keadaan bergerak.
Besarnya energy kenetik ditentukan oleh besar kecepatannya dan besar massanya
.semakin besar massa benda semakin besar energy kenetiknya.,semakin besar

kecepatannya semakin besar pula energy kenetiknya.

Satuan :

3. ENERGY MEKANIK
Energi mekanik adalah jumlah antara energy kinetic dan energy potensial suatu benda.
Em = Ek + Ep
Hukum kekekalan energi
energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat di musnahkan,namun energi dapat diubah
dari bentuk satu ke bentuk lainnya

http://www.edutafsi.
com/2016/12/hukum-gravitasi-universal-newton-dan-rumus-gaya-gravitasi.html

https://hidayatakhmadtitinstkippgrisda.wordpress.com/besaran-dan-vektor/

Anda mungkin juga menyukai