Haris Alwafi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
1. Bangkai
Dalam binatang atau manusia yang telah menjadi bangkai dagingnya masih
mengandung racun karena adanya endapan darah. Jadi binatang yang mati
tanpa dikeluarkan darahnya secara bersih melalui proses penyembelihan yang
benar sesuai aturan agama adalah bangkai yang haram untuk dimakan. Cairan
- cairan yang diproduksi oleh bakteri pembusuk bangkai ada yang dapat
membuat kita sakit ringan hingga berat mulai dari diare, malaria, infeksi luka
/ tetanus, mata jereng, bengkak, degradasi sel darah merah, dan sebagainya.
Hewan yang mati karena sakit, disetrum, dicekik atau dipukul akan mati
tanpa banyak mengeluarkan banyak darah sehingga racun dalam darah tetap
mengendap di dalam tubuh hewan tersebut.
2. Darah
Salah satu tugas paling penting yang dilakukan darah yaitu untuk
mengangkut zat - zat seperti urea, asam urat, keratin, dan karbon dioksida
yang perlu dikeluarkan dari tubuh. Jika seseorang mengkonsumsi darah,
semua kuman dan produk limbah di dalamnya dapat menyebar ke seluruh
tubuh dan menyebabkan penyakit seperti insufisiensi ginjal atau koma hati.
Selain itu, sebagian besar mikroba dibawa dalam darah dapat menyebabkan
penyakit lain dengan merusak lapisan lambung dan usus.
3. Babi
Prof. A.V. Nalbandov dalam bukunya Adaptif Physiology on Mammals and
Birds menyebutkan, Kantung urin babi sering bocor, sehingga urin babi
merembes ke dalam daging. Akibatnya, daging babi tercemar kotorannya
sendiri yang mestinya dibuang bersama urin. Dengan memakan daging yang
sudah tercemar nantinya akan meningkatkan resiko terkena berbagai macam
penyakit. Selain itu sudah banyak penelitian ilmiah lain yang
mengungkapkan bahaya mengonsumsi babi. Kita juga dengan mudah dapat
mencari pembenaran bahaya ini mulai dari artikel ilmiah hingga video
video bahaya dari daging babi.
Ternyata Allah mengharamkannya karena semua makanan tersebut memiliki
mudharat yang lebih besar daripada manfaatnya. Sudah selayaknyalah kita
mengucapkan syukur kepada Allah. Ya Tuhanku segala puji hanya untukmu yang
telah mengharamkan atas kami semua yang buruk bagi kami serta menghindarkan
kami dari penyakit yang disebabkan oleh hal - hal yang diharamkan.
Alexis Carrel pemenang nobel pada bidang kedokteran tahun 1912 dalam
bukunya Man the Unknown mengatakan, Banyaknya porsi makanan dapat
melemahkan fungsi organ, dan itu merupakan faktor yang besar bagi berdiamnya
jenis - jenis kuman dalam tubuh. Fungsi tersebut adalah fungsi adaptasi terhadap
porsi makanan yang sedikit. Gula pada jantung bergerak dan bergerak pula lemak
yang tersimpan dalam kulit. Semua organ tubuh mengeluarkan zat khususnya untuk
mempertahankan keseimbangan internal dan kesehatan jantung. Puasa benar-benar
membersihkan dan pengganti jaringan tubuh kita.
Jauh sebelum Carrel berpendapat sepertii itu, ternyata Al Quran sudah
mengungkapkan bahaya makan secara berlebihan, "Makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih - lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang - orang yang
berlebih - lebihan (Surah Al A'raf ayat 31). Maha suci Allah dengan segala
firmannya, bukankah ini merupakan mukjizat Allah? Selain melalui Al Quran,
ternyata Nabi kita yang mulia Muhammad SAW dengan hidayah dari Allah juga
melarang umatnya makan secara berlebihan, Jauhilah olehmu mengisi perut dengan
penuh terhadap makanan dan minuman, sebab mengisi perut dengan penuh akan
membahayakan tubuh dan menyebabkan malas shalat (Hadis Riwayat Bukhari).
Ternyata seiring berjalannya waktu keajaiban Al Quran mulai terkuak.
Mungkin pada saat itu Nabi Muhammad akan kesulitan jika dimintai penjelasan oleh
para sahabat mengapa tidak boleh makan berlebihan karena keterbatasan pengetahuan
manusia pada saat itu, namun kini kita dapat mengetahui penjelasannya dengan
mudah. Jika ada ayat Al Quran yang bertentangan dengan akal, bukan berarti Al
Quran mengada - ada suatu kejadian, namun akal dan ilmu pengetahuian kitalah
yang belum mampu menjamahi pengetahuan yang ada di dalam Al Quran.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang - orang sebelum kalian agar kamu bertakwa (Surah Al
Baqarah ayat 183). Ternyata solusi yang diberikan Al Quran sama persis dengan
solusi yang dipaparkan Carrel di atas. Maha benar Allah dengan segala firmannya.
Allah menyuruh kita mengerjakan perintahnya tidak hanya untuk menguji sejauh
mana kita beriman kepadaNya, namun juga demi kebaikan kita. Lagi lagi Allah
menjelaskan kebesarannya itu melalui perkataan Nabi yang dicintainya Shalallahu
Alaihi Wassalam, Sumber dari segala penyakit adalah perut, perut adalah gudang
penyakit dan berpuasa itu obat (Hadis Riwayat Muslim). Dengan samanya solusi
dari Al Quran dan Hadis dengan solusi yang dikemukakan oleh peneliti masa kini,
dapat disimpulkan bahwa Allah menyuruh orang beriman melakukan sesuatu perkara
dan melarang mengerjakan suatu perkara karena Allah mencintai kita, Allah lebih
mengetahui mana zat yang mengandung mudharat yang besar mana zat yang
bermanfaat, Allah juga mengetahui solusi mana yang terbaik bagi kita, ilmu Allah
berada di atas segala- galanya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat
badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu,
maka seolah - olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya (Hadis Riwayat Ibnu
Majah). Sudah selayaknya kita yang memiliki ketiga nikmat diatas selalu bersyukur
kepada Allah. Masih banyak saudara saudara kita yang diberi nikmat kesehatan,
namun mereka tidak mendapat nikmat aman seperti saudara saudara kita di suriah
dan palestina. Ada juga yang telah diberi nikmat sehat dan aman, namun ia masih
bingung untuk mencari makanan apa yang akan dimakan esok hari seperti saudara
saudara kita yang fakir. Ada juga yang telah diberi nikmat aman dan cukup
makanannya, ternyata ia berada dalam keadaan sakit.
Cara terpenting menjaga kesehatan adalah dengan menjaga pola makan kita,
karena kebanyakan penyakit berasal dari perut yang mana kesehatan perut itu sendiri
dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang masuk ke dalamnya. Allah melarang
hambanya untuk memakan makanan haram karena selain untuk menguji keimanan
kita kepadaNya ternyata makanan haram tersebut memiliki mudharat yang lebih besar
daripada manfaatnya. Allah juga melarang hambanya untuk mengisi penuh perutnya
karena perut yang penuh akan menyebabkan kita malas untuk bergerak yang akhirnya
justru menimbulkan berbagai penyakit. Selain memberikan larangan ternyata Allah
juga memberikan solusi untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan kita yakni
dengan berpuasa.
Pada hadis di atas mengapa Allah meletakkan sehat badannya sebagai urutan
pertama nikmatnya? Tidak lain tidak bukan karena nikmat kesehatan adalah nikmat
Allah yang sangat berharga yang tidak ternilai harganya. Bahkan nikmat sehat adalah
nikmat terbesar kedua setelah nikmat iman yang kita miliki saat ini. Tanpa kesehatan
maka kita akan sulit melakukan rutinitas harian, kita akan kesulitan melaksanakan
ibadah, kita juga akan menjadi beban bagi orang yang berada disekeliling kita. Jadi
mulai dari sekarang pergunakanlah masa sehat ini sebaik mungkin dengan
melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya serta selalu
menjaga kesehatan jiwa dan raga kita.