Abstrak Self compacting concrete (SCC) adalah beton yang mampu mengalir karena
berat sendiri tanpa segregasi dan bleeding. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh bahan tambahan pengurang air (polymer P102) terhadap karakterstik self compacting
concrete pada kondisi beton segar maupun setelah mengeras. Penelitian ini menggunakan
desain eksperimental dengan 5 kelompok benda uji dengan variasi penggunaan polymer 0%,
0,5%, 1,0%, 1,5% dan 2,0%. Perencanaan campuran dilakukan dengan modifikasi dari
perencanaan campuran beton normal SNI dan perencanaan campuran self compacting concrete
EFNARC pada faktor air semen sebesar 0,42. Perilaku beton segar diperhitungkan dan sifat
mekanik beton diuji pada umur 28 hari. Pengamatan terhadap beton segar menunjukkan sifat
self compacting concrete dicapai dengan penggunaan polymer sebesar 1,0%, ditandai dengan
slump flow sebesar 661 mm dengan T50 cm 4 detik. Hasil pengujian menunjukkan sifat mekanik
beton maksimum dihasilkan dengan penggunaan polymer 1,0% kuat tekan yang dihasilkan
sebesar 27,33 MPa dengan modulus elastisitas 42907 MPa serta penyerapan air sebesar 0,54%.
Abstract Self compacting concrete (SCC) is the concrete which flows under its own
weight without segregation and bleeding. The purpose of this study was to determine the effect
of water reducing admixture (polymer P102) to the characteristics of the self-compacting
concrete in the fresh concrete conditions and after hardening. This study used an experimental
design with 5 groups of specimens with variations in the polymer 0%, 0.5%, 1.0%, 1.5% and
2.0%. Mix design carried out by a modification of normal concrete SNI and self-compacting
concrete mix design EFNARC on cement water factor of 0.42. The behavior of fresh concrete
calculated and the mechanical properties of concrete tested at 28 days. Observation of the fresh
concrete properties of self-compacting concrete showed with the use of polymer at 1.0%, is
characterized by the slump flow of 661 mm with a T50 cm 4 seconds. Test results showed
maximum mechanical properties of concrete produced with the use 1.0% of polymer provide
compressive strength of 27.33 MPa with modulus of elasticity of 42907 MPa and water
absorption of 0.54%.
3
III 1,0 3 minimum
IV 1,5 3 Faktor air
V 2,0 3 semen yang
disesuaikan 0,42
Perencanaan campuran Susunan butir Grafik 4 Zona II
Persen agregat
Setelah pengujian terhadap sifat halus Grafik 13 45 %
sifat bahan, tahapan selanjutnya adalah Persen agregat
membuat perencanaan campuran beton halus
disesuaikan 60 %
sesuai dengan sifat bahan. Karena belum Berat jenis
ditemukan SNI untuk perencanaan relatif agregat
campuran self-compacting concrete, (SSD) Diketahui 2,68 kg/m
sementara EFNARC tidak memberikan Berat isi beton Grafik 16 2400,00 kg/m
standar yang spesifik untuk mutu beton Kadar agregat = (20) -(19)
yang direncakanan, maka pada penelitian gabungan - (12)-(11) 1760,00 kg/m
Kadar agregat
ini digunakan campuran beton yang halus = (18)*(21) 1056,00 kg/m
dimodifikasi berdasarkan SNI 03 2834 Kadar agregat
2000 dan EFNARC. kasar = (21)-(22) 704,00 kg/m
Dengan melakukan modifikasi
diharapakan dapat diperoleh komposisi Pengujian Slump Flow
campuran untuk self-compacting Metode pengujian slump flow
concrete yang lebih ekomonis dan sesuai sesuai dengan EFNARC (2002). Dari
dengan mutu beton yang direncanakan. lima kelompok campuran ditentukan
Perencanaan campuran self-compacting kelompok campuran yang memenuhi
concrete hasil modifikasi ditunjukkan syarat sebagai self-compacting concrete.
pada Tabel 4. Pengujian slump flow menggunakan
kerucut abrams dan pengukur diameter
Tabel 4. Perencanaan campuran aliran yang telah dimodifikasi sendiri.
Uraian Tabel/Grafik Nilai Satuan Selain untuk mengetahui kemampuan
Kuat tekan mengalir campuran pengujian slump
yang flow juga digunakan untuk mengetahui
disyaratkan Ditetapkan 20 MPa
Deviasi terjadinya segregasi pada campuran.
standar Diketahui 7 Langkah-langkah pengujian slump flow
Nilai tambah sesuai dengan ASTM C 1611.
(margin) M =1.64*(2) 11,48 MPa
Kuat tekan
rata-rata yang Pembuatan dan Perawatan SCC
ditargetkan 1+3 31,48 MPa Pembuatan dan perawatan benda
PPC
Jenis semen Ditetapkan IP-U uji beton sesuai dengan SNI 03 4810
Jenis agregat: Batu 1998. Perbedaan dalam pembuatan self-
Kasar Ditetapkan pecah compacting concrete adalah tidak
Jenis agregat:
Halus Ditetapkan Alami memerlukan pemadatan. Setelah 24 jam
Faktor air Tabel 2 benda uji silinder self compacting
semen bebas Grafik 1 0,5 concrete dilepas dari cetakan,
Faktor air
semen selanjutnya harus dilakukan perawatan
maksimum Ditetapkan 0,6 dengan cara direndam. Perendaman
Ukuran dilakukan sampai dengan 48 jam
agregat maks Ditetapkan 10 mm
Kadar air sebelum dilakukan pengujian kuat tekan.
bebas Ditetapkan 190 kg/m
Kadar semen = (11)/ (7) 345 kg/m Pengujian Penyerapan Air (water
Kadar semen absorbtion)
disesuaikan Ditetapkan 450 Metode pengujian penyerapan
Kadar semen Ditetapkan 350 kg/m dilakukan dengan cara mengeringkan
4
permukan benda uji yang baru diambil III 663 659 661 4,0
dari tempat perawatan beton. Benda uji
dalam keadaan kering permukaan IV 697 695 696 2,5
kemudian ditimbang massanya (mb). V 711 713 712 2,0
Setelah ditimbang benda uji dikeringkan
dengan cara diangin-angikan selama 48 Segregasi
jam, diharapakan setelah 48 jam Untuk mengetahui terjadinya
kandungan air dalam beton sudah hilang segregasi pada beton self-compacting
dan beton menjadi kering. Beton yang concrete segar dapat dilihat dari
telah kering kemudian ditimbang pengujian slump flow. Berdasarkan hasil
massanya (mk). Massa yang hilang pada pengujian jika diperhatikan pada slump
beton dianggap sebagai penyerapan air flow agregat kasar dapat mencapai tepi
beton yang dinyatakan dalam prosentase. lingkaran sehingga dapat disimpulkan
bahwa campuran tidak mengalami
segregasi. Kesimpulan yang diambil
Pengujian Kuat Tekan
Metode pengujian kuat tekan berdasarkan pada rekomendasi ASTM C
sesuai dengan SNI 03 1974 1990, 1611. Pengamatan segregasi dapat dilihat
pengujian dilakukan pada umur beton 28 pada Gambar 1.
hari pada benda uji berbentuk silinder
dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm. Pengujian kuat tekan dilakukan
dengan kecepatan pembebanan 2 sampai
dengan 4 kg/cm2 per detik.
5
Berdasarkan hasil pengujian menerapkan beban secara bertahap pada
penyerapan air terbesar adalah 1,15% benda uji silinder beton. Hasil pengujian
terjadi pada campuran dengan kuat tekan self-compacting concrete
penggunaan polymer 2,0%. Penggunaan dengan variasi penggunaan tambahan
polymer P102 1,5% menunjukkan polymer seperti yang ditunjukkan pada
penyerapan air 0,70%. Penyerapan air Tabel 7.
pada beton tanpa bahan tambah adalah Tabel 7 Hasil pengujian kuat tekan
sebesar 0,54%. Penyerapan air terendah Polymer fc Rerata
Kode
ditunjukkan pada SCC dengan (%) (MPa)
penggunaan polymer 0,5%. Penyerapan I 0,0 21,95
air mengindikasikan jumlah rongga II 0,5 23,44
udara yang terdapat pada beton. Rongga
pada beton dapat terjadi karena proses III 1,0 27,33
pemadatan yang kurang sempurna. Hasil
IV 1,5 21,02
pengujian penyerapan air ditunjukkan
pada Gambar 2. V 2,0 16,73
1.5
Kadar Air (%)
7
Nilai modulus elastisitas hasil
pengujian self-compacting concrete KESIMPULAN DAN SARAN
dibandingkan dengan perhitungan Berdasarkan hasil penelitian dan
modulus elastisitas dengan pendekatan pembahasan dapat diambil kesimpulan
bahwa penggunaan bahan tambahan
rumus = 1,5 (0,043). Rumus polymer P102 dengan prosentase 1,0%
pendekatan ini digunakan berdasarkan atau lebih menunjukkan kemampuan alir
pertimbangan berat isi beton berkisar yang baik dari self-compacting concrete.
2200 kg/m3. Perbandingan modulus Penggunaan polymer P102 maksimum
elastisitas hasil pengujian dengan dicapai pada prosentase 1,0%
pendekatan teoritis dapat dilihat pada ditunjukkan dengan slump flow 661 mm
Tabel 9. dan T50cm 4 detik.
Penggunaan bahan polymer P102
menunjukkan peningkatan terhadap
sifat-sifat mekanik beton apabila
digunakan dengan komposisi yang tepat.
Penggunaan polymer P102 dengan
Tabel 9. Perbandingan modulus elastisitas
prosentase 1,0% menunjukkan kuat
E Pengujian E Teoritis
Kode tekan maksimum sebesar 27,33 MPa
(MPa) (MPa)
dengan modulus elastisitas 42907 MPa
I 21490 22422
dan penyerapan air sebesar 0,54%.
II 36114 23782 Pengamatan terhadap segregasi
dapat dilakukan dengan V-funell test
III 42907 25087
agar diperoleh hasil yang lebih akurat.
IV 22131 20793 Untuk meningkatkan sifat mekanik dan
mengurangi penyerapan air dapat
V 21758 17988
dipertimbangkan penggunaan filler
seperti fly ash atau silica fume. Selain itu
Pengujian terhadap modulus
perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk
elastisitas menunjukkan nilai yang lebih
mengetahui porositas self-compacting
tinggi dibandingkan dengan pendekatan
concrete.
rumus teoritis. Hal ini menunjukkan
bahwa rumus pendekatan tersebut dapat
digunakan untuk menentukan modulus
elastisitas bahan dalam desain struktur DAFTAR RUJUKAN
beton. ACI.1993. Manual of Concrete Practice.
Material and general properties
Modulus Elastisitas (MPa)
8
EFNARC. 2002. Specification and
Guidelines for Self-Compacting
Concrete. United Kingdom.
Okamura. H, Ouchi. H. 2008. Self-
Compacting Concrete. J.
Advance Concrete and
Technologies. Vol.1 No.1, pp: 5 -
15.
SNI 0328342000. 2000. Tata cara
pembuatan rencana campuran
beton normal. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.