Anda di halaman 1dari 5

DENGAN 3P GENERASI MUDA INDONESIA DUKUNG AKSES AIR BERSIH

DAN SANITASI LAYAK

Masalah air bersih dan sanitasi layak adalah salah itu isu yang digagas dalam
program pembangunan berkelajutan. Sanitasi merupakan perilaku untuk
membudiayakan hidup bersih. Regional manager Jawa Tengah United States Agency
for International Development (USAID) Indonesia Urban Water Santation and Hygiene
(IUWAS) Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (PLUS), Jefry Budiman (2017)
menyampaikan bahwa Indonesia berada diurutan terakhir di antara negara-negara
ASEAN dalam masalah akses air dan sanitasi. Padahal, harusnya 100% penduduk
Indonesia memperoleh akses air bersih dan sanitasi layak sebagai pemenuhan dari hak
asasi mereka.

Meskipun begitu pemerintah tidak dapat sepenuhnya disalahkan. Usaha


pemerintah dengan adanya program 100-0-100 yang dicanangkan selesai pada 2019
patut diapresiasi dengan acungan jempol. Namun, program pemerintah saja tidak cukup
dalam menyelesaikan isu akses air bersih dan sanitasi layak. Di perlukan pula partisipasi
masyarakat dengan kesadaran tinggi mengenai pentingnya hidup sehat dan aksi nyata
mereka untuk mewujudkannya.

Lantas sudahkan seluruh masyarakat Indonesia melakukan bagiannya untuk


menyelesaikan permasalahan ini? Fakta yang ada tidak sedikit dari masyarakat
Indonesia, terutama daerah pelosok, belum memiliki kesadaran apalagi melakukan aksi
nyata. Konstribusi generasi muda adalah harapan selanjutnya bagi Indonesia untuk
membantu mencapai kesuksesan maksimal dalam program air bersih dan sanitasi layak.

Salah satu hal yang dapat dilakukan generasi muda Indonesia untuk mendukung
tercapainya akses air bersih dan sanitasi layak adalah dengan 3P. 3P itu sendiri
mencakup penyuluhan pada masyarakat, pembinaan untuk masyarakat, dan pergerakkan
generasi muda bersama masyarakat. Dengan ilmu pengetahuan, pemanfaatan teknologi,
dan semangatnya diharapkan generasi muda dapat menempati posisinya sebagai titik
terang dalam menyokong pembangunan agar Indonesia lebih maju.

Membahas mengenai penyuluhan pada masyarakat, kita perlu memahami


terlebih dahulu apa itu penyuluhan. Bimo Walgito (1989) mendefiniskan penyuluhan
sebagai bantuan yang diberikan individu dalam memecahkan masalah kehidupannya
dengan langsung berhadapan dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan idividu
yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian penyuluhan
air bersih dan sanitasi layak merupakan pemberian pengetahuan mengenai pengaruh
penting air bersih dan sanitasi layak untuk hidup sejahtera.

Melalui penyuluhan masyarakat ditargetkan untuk memiliki kesadaran


pentingnya air bersih dan sanitasi layak, menginginkan kemudahan akses air bersih dan
sanitasi layak, serta melakukan yang terbaik untuk mencapai akses air bersih dan
sanitasi layak.

Untuk mencapai target-target tersebut, hal mendasar yang akan disampaikan


pada penyuluhan adalah pentingnya peran air bersih dan sanitasi layak. Mengapa
demikian? Karena dengan mulai menyadari pentingnya air bersih dan sanitasi layak,
masyarakat akan terpacu untuk memikirkan kehidupan tanpa air bersih dan sanitasi
layak. Tahap selanjutnya adalah memacu kecemasan masyarakat dengan memberikan
contoh nyata masalah yang sedang gencar terjadi akibat air yang terkontaminasi bakteri
dan sanitasi buruk. Salah satu contohnya adalah wabah kolera di Yaman. Organisai
Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa kasus infeksi di Yaman mencapai 940.000
jiwa. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae ini ditularkan melalui air
yang tercemar, dan didukung oleh sanitasi di Yaman yang rusak akibat perang. Menilik
sejarah jatuh bangun Indonesia di masa lampau, Indonesia pernah terserang wabah
kolera sebanyak 2 kali, yaitu ada tahun 1926, saat masih dalam jajahan Belanda.
Kemudian pada 1962 wabah ini kembali menyerang dan berkembang pesat di daerah
Sulawesi Selatan. Dalam penanganannya, kasus kolera ini menyita waktu pemerintah
selama 10 tahun

Setelah memahami pentingnya air bersih dan sanitasi layak dan mempelajari
kasus-kasus yang ditimbulkan akibat kerusakannya, pemahaman serta kecemasan dapat
mendorong kesadaran masyarakat menuju keinginan untuk memiliki pola perilaku
hidup sehat. Langkah selanjutnya yang diambil generasi muda adalah melakukan
pembinaan untuk masyarakat terkait penanggulangan masalah ketersediaan air dan
sanitasi.
Terkait upaya mencapi 100% air bersih dan sanitasi layak di
Indonesia,Kementerian Perkerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui
Direktorat Jendral Cipta Karya mengadakan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama
(PKS) Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dan tempat pengolahan sampah
dengan pola reduce, reuse, recycle pada tahun 2017. PKS yang ditandatangani oleh 46
Bupati/Walikota ini bertujuan untuk mendukung komitmen bersama antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah melalui pembagian tugas dan tanggung jawab pengolahan
Sanimas. Beberapa kegiatan pembangunan Sanimas diantaranya adalah pembangunan
prasarana Mandi Cuci Kakus (MCK), Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL)
Kombinasi dengan MCK, dan Sambungan Rumah (SR).

Pemerintah telah berupaya dengan memfasilitasi, maka selanjutnya adalah


bagian warga negara untuk berkontribusi. Kontribusi masyarkat dapat diwujudkan
melalui pemanfaatan fasilitas secara maksimal dan bertanggung jawab. Namun,
terkadang masyarakat masih awam dengan istilah-istilah program tersebut sehingga
belum mengetahui bagaimana cara pemanfaatannya. Di sinilah, generasi muda
melakukan pembinaan-pembinaan yang memuat pembinaan; cara pembuatan,
pengoperasian, dan pemeliharaan. Contohnya pembinaan mengenai IPAL.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah sarana untuk mengolah limbah
cair yang mencangkup limbah dari WC, limbah air cuci atau limbah kamar mandi. IPAL
dapat dibangun secara pribadi (digunakan untuk satu keluarga saja) atau secara komunal
(bersama-sama). IPAL sangat dianjurkan pada wilayah yang padat penduduk karena
jarak antara sumur air ataupun WC maupun saluran pembuangan limbah cair lainnya
yang kadang berdekatan. Masyarakat dibina mengenai cara pengoperasian dan
pemeliharaan IPAL mengacu pada Pedoman dan Tata Cara Direktorat Sub Bidang Air
Limbah, pedoman yang digunakan mencangkup pedoman operasi dan pemeliharaan
IPAL Kolam Stabilisasi, IPAL Rotating Biological Contractor (RBC) dan tata cara
perencaaan jaringan perpipaan air limbah terpusat tentang pedoman operasi dan
penggunaan. Pembinaan dilakukan secara rinci mulai dari pembutan konstruksi IPAL,
pembuatan IPAL sampai tata cara pengoperasian dan pemeliharaan berdasarkan
pedomannya.
Tidak hanya berpangku tangan pada program-program pemerintah, masyarakat
pun diharapkan menggunakan kreatifitasnya untuk mencapai hasil yang maksimal.
Jangan menunggu ide brilian muncul kemudian baru meminta pembinaan dalam
mengembangkannya, tapi mulailah dengan hal-hal sederhana dari lingkungan sekitar,
seperti mempelajari cara pembuatan biopori sederhana dan tahap melakukan reboisasi
yang konsisten. Peran generasi muda dalam hal ini adalah bertindak sebagai partner
belajar bukan hanya membina dengan berbagai macam teori, namun juga
mengaplikasikan teori melalui gambar-gambar ilustrasi dan praktek secara langsung.

Setelah memberikan pembinaan secara konsisten, anggota dari 3P terakhir yang


akan diwujudkan adalah pergerakkan generasi muda bersama masyarakat. Setelah
mendapatkan pemahaman melalui penyuluhan dan pengetahuan dari pembinaan, maka
pergerakan merupakan fase untuk merealisasikan ilmu-ilmu maupun ide baru yang telah
didapat. Generasi muda, generasi penerus bangsa Indonesia, lewat tangan-tangan
terampilnya akan menyusun kegiatan yang mewadahi Gerakan Indonesia Capai Akses
Air Bersih dan Sanitasi Layak sebagai penghargaan terhadap perjuangan diri sendiri,
masyarakat, dan Indonesia atas kesuksesannya dalam menggali kesadaran, potensi, dan
kerjasama maksimal yang telah dilaksanakan.

Departemen Air Los Angeles (LADWP) telah menebar 20.000 bola-bola plastik
hitam ke permukaan waduk di Kota Los Angeles untuk melindungi sumber air mereka.
Ide penggunaan bola plastik yang bertujuan untuk menyelamatkan dan menjaga kualitas
air baku ditengah kekeringan yang dihadapi, pertama kali dicetuskan oleh Dr. Brian
White, seorang pensiunan ahli biologi LADWP. Penggelontoran ini dapat dijadikan
contoh nyata untuk memacu semangat mayarakat Indonesia bersama generasi harapan
bangsanya untuk semakin gencar melakukan pergerakkan dan menggali ide-ide baru.

Pergerakkan tidak harus berwujud pergerakkan ekstrem. Menggerakkan diri


sendiri untuk mulai menanam pohon di lingkungan sekitar, memanfaatkan air secara
bijak, dan menjaga ekosistem lingkungan dan sungai terdekat sudah menunjukkan
kesadaran dan upaya untuk mengatasi masalah air bersih dan sanitasi layak secara
sederhana. Pergerakkan besar-besaran pun perlu dilakukan dalam jangka waktu tertentu
untuk mencapai Indonesia bersih dan sehat sesuai target program 100-0-100. Gerakan
besar-besaran yang dimaksud adalah gerakan yang dilakukan bersama-sama antara
masyarakat dan generasi muda dengan jumlah anggota yang besar. Contoh dari
pergerakkan yang dapat dilakukan bersama-sama antara lain, pembuatan sejuta biopori,
pembuatan sumur-sumur serapan, penanaman sejuta pohon pada hutan gundul untuk
memperbanyak ketersediaan air di dala m tanah, kerjasama pembangunan WC untuk
mencegah aktivitas buang air besar secara sembarangan atau di sungai, maupun
kegiatan pembersihan sampah dan penghijauan di permukiman kumuh. Pergerakkan
juga dapat berwujud dengan mendedikasikan diri untuk mengajak masyarakat peduli
terhadap masalah akses air bersih dan sanitasi layak melalui program-program tertentu,
salah satunya melalui 3P.

Generasi muda, generasi harapan bangsa yang berkewajiban untuk menimba


ilmu sebanyak-banyaknya agar dapat menggantikan pemimpin-pemimpin bangsa pada
masa mendatang. Namun, ilmu akademis saja tidak cukup untuk mengantarkan pada
predikat generasi muda yang berkualitas. Generasi muda yang berkualitas adalah
generasi yang memikirkan masa depan bangsa dan mau berkonstribusi secara nyata
pada masyarakat untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, sebagai generasi muda mari
menyatukan tekad, keyakinan, dan saling mengulurkan tangan untuk berpartisipasi
dalam menyelesaikan masalah air bersih dan sanitasi layak sebagai upaya
merealisasikan salah satu pilar pembangunan berkeanjutan.

Anda mungkin juga menyukai