Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Dewasa Muda (Lajang)

1. PENGKAJIAN

Menurut friedman (2010), pengkajian terdiri dari enam kategori yang luas yaitu
Mengidentifikasi data, Tahap dan riwayat perkembangan, Data lingkungan, Struktur
keluarga, Fungsi keluarga, Stres koping dan adaptasi keluarga. Setiap kategori memiliki
sub kategori. Perawat yang mengkaji keluarga harus memutuskan kategori mana yang
relevan sehingga data ini dapat digali lebih dalam pada setiap kunjungan/pertemua
keluarga. Tidak semua sub kategori harus ditanyakan, tergantung pada tujuan, masalah
dan sumber yang dimiliki oleh keluarga.

Pada tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai pada saat
anak pertama meninggalkan rumah. Lamnya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap
berperan dalam melepaskan anak untuk hidup sendiri atau mandiri. Keluarga
mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap
membantu anak terakhir untuk lebih mandiri (Mubarak dkk., 2006).

1. Identitas Keluarga
a. Identitas kepala keluarga
Nama kepala keluarga :
Tempat/tgl lahir :
Pekerjaan kepala keluarga :
Pendidikan kepala keluarga :
Alamat :Komposisi keluarga :

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan Pekerjaan


Kelamin dengan
KK
1

2
3

b. Genogram
Berisi tentang susunan dalam keluarga klien yang dilakukan pengkajian dan
diberikan sebuah tanda jika ada keluarga yang sudah meninggal dan identitas sesuai
jenis kelamin.
c. Tipe bentuk keluarga
Bentuk keluarga dapat diklasifikasikan menjadi tradisional dan non tradisional.
Macam-macam tipe keluarga yaitu seperti keluarga inti, keluarga adopsi, keluarga
asuh, extended family, keluarga orang tua tunggal, keluarga dengan orang tiri,
keluarga binuklir, keluarga homoseksual. Bentuk keluarga ini dapat dipengaruhi
oleh berbagai struktur dan budaya yang ada pada keluarga. Misalnya, ibu yang
bekerja dan suami-istri yang sama-sama bekerja, keluarga yang bercerai, keluarga
dengan orang tua tunggal dan menikah lagi, serta pasangan rumah tangga seperti
pasangan homoseksual maupun heteroseksual. (Friedman, 2010).
Berisi tentang tipe keluarga yang dimiliki oleh klien misalnnya keluarga inti
dimana terdapat ayah,ibu, dan anak.
d. Latar belakang kebudayaan/Suku bangsa
Pengkajian kebudayaan klien (individu dan keluarga) merupakan hal penting
dari pengkajian dalam pemberian asuhan yang sesuai dengan kebudayaan. Beberapa
data yang bisa didapatkan seperti:
Pernyataan keluarga mengenai latar belakang sukunya
Bahasa yang digunakan di rumah
Tempat asal keluarga dan berapa lama tinggal di daerah tersebut (jika bukan
warga asli)
Jaringan sosial keluarga
Tempat tinggal keluarga
Aktivitas keagamaan, sosial, kebudayaan, rekereasi atau pendidikan
Kebiasaan makanan dan cara berpakaian
Dekorasi rumah
Keberadaan peran dan struktur kekuasaan pada keluarga
Penggunaan tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan, atau kepercayaan
keluarga saat sakit
e. Agama
Keyakinan beragama sering mempengaruhi konsepsi keluarga tentang sehat-
sakit dan bagaimana anggota keluarga dapat ditangani. Peran, ritual, nilai dan pola
koping keluarga dipengaruhi oleh warisan atau orientasi keagamaan keluarga.
Beberapa hal yang bisa ditanyakan misalnya:
Agama keluarga
Adakah perbedaan dalam keyakinan dan praktik keagamaan keluarga
Keterlibatan keluarga dalam organisasi keagamaan (mis, masjid, gereja dll)
Praktik keagamaan yang diikuti keluarga
Pengaruh keyakinan dalam keluarga
f. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga dilihat berdasarkan pada tingkat penghasilan
keluarga dan sumber penghasilan, pekerjaan serta pendidikan anggota keluarga
yang dewasa. Pengkajian status sosial ekonomi dapat meliputi:
Identifikasi kelas sosial keluarga, berdasarkan pada pekerjaan, pendidikan dan
pendapatan
Identifikasi status ekonomi
Pencari nafkah dalam keluarga
Penghasilan perbulannya
Dana khusus pada keluarga (mis, askes/bpjs, dana pensiunan, kartu miskin dsb)
Cara mengelola keuangan keluarga
Pengeluaran utama keluarga
g. Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan oleh keluarga, misalnya menonton tv bersama-sama
istri, anak dan cucu pada malam hari. Selain itu bisa dengan liburan keluarga. Bisa
juga dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara bersama dan
membuat keluarga berkumpul.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap keluarga yang sedang dijalani oleh keluarga misalnya dalam keluarga
terdiri dari pasangan suami istri dengan 2 orang anak, salahsatu anaknya berusia 19
dan berpendidikan SMA. Berarti tahap perkembangan keluarga yaitu keluarga
dengan anak usia dewasa awal.

2) Tahap perkembangan yang belum terpenuhi

Pada tahan ini membahas tentang sejauh mana keluarga dapat memenuhi tugas
perkembangan saat ini. Tahap dalam keluarga saat ini yang masih belum
dilaksanakan secara optimal dikarenakan berapa faktor seperti halnya terhambat
karena dalam keluarga ada keluarga yang sedang sakit dan faktor. Pada keluarga
dengan tahap perkembangan anak dewasa awal memiliki masalah pada biaya
sekolah anaknya, maka lebih fokus untuk mencari uang.

3) Riwayat kesehatan keluarga inti


Pada riwayat kesehatan keluarga inti yaitu riwayat keluarga dari lahir hingga
saat ini, misalnya riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan seperti perceraian, kematian,
kehilangan, dsb yang terjadi dalam kehidupan keluarga. Pada riwayat keluarga inti
berisi tentang riwayat sakit pada anggota keluarga dan riwayat masuk rumah sakit.

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Pada riwayat kesehatan keluarga sebelumnya ini yaitu riwayat kesehatan pada
kedua orang tua, misalnya kehidupannya dulu, hubungan masa lalu dan saat dengan
orang tua (nenek-kakek) dari orang tua mereka. Pada riwayat ini mengkaji keluarga
klien apakah pernah memilki riwayat penyakit turun-temurun atau penyakit
penyakit menular.

3. Data Lingkungan
Data lingkungan yaitu meliputi semua lingkungan yang ada disekitar keluarga
mulai dari area yang terkecil seperti aspek dalam rumah hingga komunitas yang lebih
besar di tempat keluarga tinggal.
1) Karakteristik rumah
Karakteristik dari lingkungan rumah dapat mempengaruhi kesehatan keluarga.
Lingkungan rumah memiliki dampak yang signifikan bagi kesehatan fisik maupun
jiwa keluarga dan anggotanya. Pada karakteristik rumah menjelaskan tentang
rumah klien terbuat dari apa, dan apakah tanah yang ditempati merupakan tanah
milik pribadi atau saudara serta luas rumah klien. Selain itu, data pada karakteristik
rumah dapat meliputi:
Tipe tempat tinggal
Kondisi rumah baik interior maupun eksterior. Interior rumah meliputi jumlah
ruang dan jenis ruang (ruang tamu, ruang tidur dll), penerangan dan ventilasi
rumah
Di dapur: Sumber air minum dan sanitasi
Di kamar mandi: fasilitas kamar mandi, sanitasi dan air
Keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah
Ada atau tidaknya bahaya keamanan
Pembuangan sampah keluarga
2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Menjelaskan tentang lingkunan sekitar rumah( tetangga) klien tentang
bangaimana hubungannya apakah baik atau acuh terhadap klien. Selain itu juga
berisi data seperti:
Karakteristik fisik lingkungan sekitar dan komunitas, Tipe
lingkungan/komunitas (desa, kota, subkota, antarkota), Tipe tempat tinggal,
kondisi jalan sekitar, sanitasi jalan dan rumah (kebersihan, pengumpulan sampah
dll), masalah polusi udara suara ataupun air
Karakteristik demografi dari lingkungan dan komunitas, kepadatan populasi
Pelayanan kesehatan dan pelayanan dasar yang ada di komunitas, institusi
kesehatan (klinik, rumah sakit dll), tempat beribadah yang ada
Akses sekolah yang ada di lingkungan dan kondisi sekolah
Fasilitas rekreasi
Transportasi umum
Masalah keamanan lingkungan komunitas
3) Mobilitas geografis keluarga
Pada data ini berisi data apakah keluarga klien sering pindah rumah atau
menetap dan tidak pindah dan berapa lama keluarga tinggal di wilayah tersebut.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Pada pengkajian ini berisi tentang kegiatan keluarga yang berhubungan dengan
masyarakat misalnya keluarga mengikuti perkumpulan-perkumpulan ataupun
musyawarah dengan keluarga atau masyarakat sekitar rumah. Interaksi dengan
masyarakat sangat penting dan bisa juga saling membantu satu sama lain saat
sendang membutuhkan.
5) Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga dapat menjadi sistem pendukung. Pentingnya
hubungan keluarga yang baik, saling mengasihi dan tolong-menolong. Pada
keluarga dengan tahap perkembangan anak usia dewasa awal bisa lebih mengerti
dan mendukung apa yang diinginkan anaknya.

4. Struktur Keluarga
a) Struktur peran
Menurut Friedman (2010) Peran merupakan kumpulan dari perilaku yang
secara sama dan dibatasi oleh norma yang diharapkan dari seseorang yang
menempati posisi sosial yang diberikan. Pada struktur peran berisi bagaimana
peranan setiap anggota keluarga dalam keluarga tersebut. Misalnya seorang ayah
yang berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarga. Seorang
istri yang membantu suaminya bekerja tetapi juga tetap melakukan perannya
sebagai istri yang menyiapkan semua keperluan suami dan anak-anaknya.
b) Nilai dan norma keluarga
Nilai dapat berupa suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Berisi nilai dan norma yang berlaku pada klien dan keluarga klien.
Misalnya apabila anggota keluarga ada yang sakit, tidak dibawa ke puskesmas
terdekat kecuali jika anggota kelurga tersebut dalam keadaan parah.
c) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan
anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti. Komunikasi
dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-
media, massage, environtment dan reciever. Pada pola komunikasi juga berisi
bahasa apa yang digunakan oleh keluarga.
d) Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Struktur pengambilan keputusan dalam keluarga dipengaruhi oleh kekuatan. Biasanya
pengambilan keputusan dalam kelurga lebih berpihak kepada anggota keluarga atau
kepala keluarga.

5. Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Komponen fungsi afektif adalah memelihara saling asuh dimana keluarga
sebagai tempat untuk memperoleh kehangatan, dukungan, cinta dan penerimaan
serta perkembangan hubungan yang akrab meliputi keintiman yang dapat
memenuhi kebutuhan psikologis terhadap kekraban emosional dengan orang lain
dan memungkinkan individu dalam hubungan tersebut untuk mengetahui seluruh
keunikan satu sama lain. Dalam keluarga harus tercipta sikap saling menghargai
agar tercipta hubungan yang baik dan harmonis. Pada klien dengan tahap
perkembangan dewasa muda biasanya akan merasa kurang diperhatikan sehingga
membuat mereka jarang berkomunikasi dengan orangtua.
b) Fungsi sosialisasi
Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota
keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi keluarga
sehingga individu mampu berperan di masyarakat. Pada keluarga dengan tahap
perkembangan dewasa muda harus memiliki hubungan yang baik, terutama antar
anggota keluarga. Tujuannya agar individu dapat belajar cara menjalin hubungan
baik atau bersosialisasi saat jauh dari keluarga.
c) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan
Fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi (Friedman, 1998). Kemampuan keluarga dalam
melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan akan mempengaruhi
status kesehatan keluarga atau individu.
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi: Keluarga mampu mencukupi kebutuhan nutrisi
semua anggota keluarganya dengan makanan yang sehat dan bergizi.
b. Pemenuhan kebutuhan pakaian: Keluarga mampu mencukupi kebutuhan pakaian
untuk seluruh anggota keluarga meskipun secara sederhana.
c. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan: Dalam keluarga harus
mampu mengenal masalah atau penyakit yang diderita oleh dirinya maupun
anggota keluarga yang lain.
d. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan: Dalam hal ini bisa berisi
tentang bagaimana tindakan keluarga saat mengetahui anggota keluarganya
sakit. Selain itu bisa juga tentang pengambilan keputusan mengenai pendidikan
atau masalah yang dialami keluarga. Pada keluarga dengan tahap perkembangan
dewasa muda harus bisa memutuskan tentang kelanjutan pendidikan pada
anaknya.
e. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit: Biasanya
keluarga kurang mampu memberikan perawatan yang sesuai dengan masalah
yang dihadapi oleh anggota keluarga yang lain. Pada keluarga dengan tahap
perkembangan dewasa muda biasanya akan kesulitan dalam memberikan
perawatan saat sakit karena jauh dari keluarga.
f. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat: Keluarga
mampu mengetahui tentang pentingnya cara menjaga kebersihan lingkungan
rumahnya. Dengan rumah yang bersih maka akan berdampak pada
meningkatnya kesehatan anggota keluarga.
g. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat:
keluarga memahami dan mengetahui tempat pelayanan kesehatan yang terdekat
dari lingkungan rumahnya. Diharapkan keluarga dapat menggunakan pelayanan
kesehatan secara maksimal dengan cara membawa anggota keluarga yang sakir
ke pelayanan terdekat.
d) Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi seluruh kebutuhan anggota keluarga,
terutama untuk meningkatkan kesehatan semua anggotanya. Keluarga memberikan
finansial untuk anggota keluarga dan kepentingan di masyarakat. Pada keluarga
dengan tahap perkembangan dewasa muda, akan membutuhkan biaya yang lebih
untuk melanjutkan pendidikan anaknya kejenjang yang lebih tinggi.
e) Fungsi reproduksi
Keluarga merupakan tempat untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga, tetapi juga merupakan tempat mengembangkan fungsi
reproduksi secara universal (menyeluruh) diantaranya seksualitas yang sehat dan
berkualitas, pendidikan seksualitas bagi anak dan yang lainnya. Biasanya pada
keluarga dengan tahap perkembangan dewasa muda sudah mengerti tentang
reproduksi.

6. Stress dan Koping Keluarga


a) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor adalah agen penyebab atau presipitasi yang mengaktifkan proses stress.
Stresor keluarga dapat berupa peristiwa atau pengalaman interpersonal (di dalam
atau di luar keluarga), lingkungan, ekonomi, atau sosial budaya. Akumulasi dan
besarnya stresor dalam kehidupan keluarga memberikan perkiraan jumlah stress
yang dialami keluarga.
1) Stresor jangka pendek
Pada keluarga dengan tahap perkembangan dewasa muda memiliki
stresor dalam hal pekerjaan atau ekonomi, karena mereka lebih berfokus
mencari uang untuk pendidikan anaknya.
2) Stresor jangka panjang
Stresor yang dialami oleh keluarga dengan tahap perkembangan dewasa
muda yaitu anaknya yang melanjutkan pendidikan maka akan berpisah dengan
orang tua dan keluarganya. Jika keluarga yang tidak bisa jauh dari anaknya
maka akan mengakibatkan cemas yang berkepanjangan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Kemampuan ini meliputi persepsi keluarga dalam mengatasi stresor. Persepsi
ini dapat mewarnai sifat dan signifikansi stresor keluarga, karena keluarga tidak
hanya bereaksi terhadap adanya stresor aktual tetapi juga terhadap peristiwa saat
keluarga merasakan atau mengintepretasikan. Pada keluarga dengan tahap
perkembangan dewasa muda harus bisa saling mendiskusikan masalah yang terjadi
dan mencari cara penyelesaian terbaik.
c) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping keluarga dan individu terbentuk serta berubah sepanjang
waktu, sebagai renspon terhadap tuntutan atau stressor yang dialami. Respon atau
perilaku koping keluarga adalah tindakan atau kognisi khusus yang dilakukan
keluarga saat beradaptasi terhadap stress. Pada keluarga dengan tahap
perkembangan dewasa muda biasanya akan memiliki banyak masalah dan strategi
apa yang digunakan keluarga dalam menghadapi masalahnya.
d) Strategi koping disfungsional keluarga
Disfungsional strategi koping keluarga karena koping keluarga yang tidak
efektif dalam mengatasi stress atau masalah. Misalnya kegagalan keluarga dalam
menghadapi masalah yang terjadi pada tahap perkembangan dewasa muda terutama
masalah saat jauh dari keluarga.

7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan pada setiap anggota keluarga. Berikut tabel
pemeriksaan fisik :

Pemeriksaan Fisik Nama Hasil

TTV

Nadi

RR

Suhu

BB

8. Harapan Keluarga

Keluarga mengharapkan adanya suatu informasi dari petugas kesehatan


tentang masalah kesehatan yang ada dalam keluarganya dan alternatif pemecahan
masalah yang terbaik yang harus di lakukan oleh keluarga. Keluarga berharap jika
keluarganya sakit bisa segera sembuh dan masalah yang terjadi pada keluarga bisa
cepat teratasi.
2. PENYUSUNAN MASALAH
- Tahap Penjajakan Pertama (Mengidentifikasi Masalah)
a) Ancaman kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang klien usia muda (lajang), seperti typus,
hepatitis dan keluhan yang biasanya muncul seperti kecemasan dan keletihan.
Terdapat berbagai kebiasaan buruk seperti mengonsumsi minuman beralkohol dan
merokok.
b) Kurang / tidak sehat
- Kondisi keadaan sakit yang biasanya muncul diagnosa medis seperti, typus,
hepatitis, dan infeksi saluran kencing. Sedangkan diagnosa keperawatan yang
biasanya muncul yaitu, gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
kecemasan, keletihan (Fatigue), dan lain sebagainya
- Kegagalan anggota keluarga dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan.
c) Krisis
Pada klien usia muda (lajang) yang mengalami tahap remaja, ingin melanjutkan
sekolah yang jauh dari orang tua.

- Tahap Penjajakan Kedua (Mengidentifikasi Penyebab / Tugas Kesehatan Keluarga)


a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
- Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit?
- Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya?
- Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya?
- Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya
- Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya bila tidak diobati / dirawat?
Pada usia klien dewasa muda (lajang), kaji kurangnya pengetahuan tentang
permasalahan, rasa takut atau kecemasan dan sikap serta falsafah hidup
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat
- Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya?
Pada klien usia dewasa muda (lajang), pengambilan keputusan dilakukan oleh
kepala keluarga dan kesepakatan keluarga
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
- Apa keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarga?
- Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota
keluarganya secara aktif?
- Apakah keluarga mengetahu kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya?
- Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya?
- Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya?
Pada usia dewasa muda (lajang) mampu merawat anggota keluarga yang sakit,
karena pada usia muda memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kurang
dalam memberikan prosedur perawatan atau pengobatan
d) Ketidakmampuan keluarga memelihara atau memodifikasi lingkungan rumah sehat
dan pengembangan pribadi anggota keluarga
- Apakah keluarga mampu memelihatan atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan?
Klien usia dewasa muda (lajang) mampu memelihara lingkungan yang sehat
e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan
masyarakat untuk pemeliharaan kesehatan
- Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga?
Klien usia dewasa muda (lajang) mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan

3. ANALISA DATA
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. 1. Apakah klien Ketidakefektifan Ketidakmampuan individu
mengalami penurunan pemeliharaan kesehatan dalam menghadapi
kondisi kesehatan banyaknya stressor pada
secara fisiologis? tahap perkembangan
2. Apakah perawatan dewasa awal yang jauh dari
kesehatan klien keluarga
dilakukan secara
mandiri atau dibantu
anggota keluarga yang
lainnya?
3. Apakah klien
mengetahui tentang
masalah kesehatan yang
dialami?
4. Apakah klien
mengetahui
pemanfaatan pelayanan
kesehatan?
5. Apakah klien
mengalami perubahan
perilaku sosial?
6. Apakah kemampuan
koping stress klien
mengalami penurunan?
2. 1. Apakah perawatan Ansietas Kekhawatiran keluarga
kesehatan klien akibat perubahan status
diperhatikan oleh kesehatan anaknya yang
anggota keluarga yang jauh dari keluarga
lain?
2. Bagaimana perasaan
klien dengan anggota
keluarganya ada yang
sakit?
3. Apakah klien
mengalami perubahan
kesehatan?
4. Bagaimana perasaan
klien jika penyakitnya
kambuh?
5. Apakah anggota
keluarga klien tidak
memberikan perhatian
yang dibutuhkan klien?

3. 1. Apa yang menyebabkan Resti ketakutan orang tua Ketidakmampuan keluarga


klien takut untuk untuk berpisah satu sama
melepas salah satu lain dan ketakutan orang tua
keluarganya? saat jauh dari anaknya.
2. Bagaimana perasaan
klien jika ada salah
satu anggota keluarga
yang pergi jauh?
4. PRIORITAS MASALAH

Dilakukan setelah penetapan diagnosa kesehatan keluarga.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

1. Penyelesaian masalah tidak dapat diatasi dalam keluarga


2. Masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga
3. Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
4. Keterlibatan keluarga dalam problem solving
5. Sumber daya keluarga dalam penyelesaian masalah
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga

Dalam hal ini masalah yang menjadi prioritas adalah Perilaku Kesehatan Berisiko b.d
Ketidakmampuan individu dalam menghadapi banyaknya stressor pada tahap
perkembangan dewasa awal yang jauh dari keluarga.

Kriteria prioritas masalah :

1. Sifat masalah
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
3. Potensi masalah untuk dicegah
4. Masalah yang menonjol

Skala prioritas masalah :

KRITERIA MASALAH SKOR BOBOT NILAI

SIFAT MASALAH 1
Tidak Sehat 3
Ancaman Kesehatan 2
Krisis atau Keadaan 1
Sejahtera
KEMUNGKINAN 2
MASALAH DAPAT
DIUBAH
Dengan Mudah 2
Hanya Sebagian 1
Tidak Dapat 0

POTENSIAL MASALAH 1
DAPAT DICEGAH
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
MENONJOLNYA 1
MASALAH
Masalah berat, harus segera 2
ditangani
Ada masalah, tapi tidak 1
perlu segera ditangani
Masalah tidak dirasakan 0

SKORING

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria


b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
SOAL

Keluarga A yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. keluarga tersebut sedikit memiliki
konflik dikarenakan anaknya yang bernama An.B yang sekarang berinjak usia 18 tahun sudah
yang akan melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. An.B berbicara kepada orang tuanya bahwa
ingin melanjutkan sekolah diluar kota, tetapi orang tua tidak mengijinkan anaknya untuk pergi
sekolah diluar kota karena anak tersebut belum pernah jauh dari orang tuanya. Untuk
mengurangi kecemasan pada orang tua, akhirnya orang tua berbicara kepada perawat
keluarga.

1. Keluarga Tn.A dalam kasus diatas termasuk dalam tipe keluarga. . .


A. Nuclear Family
B. Extended Family
C. Reconsituted Nuclear
D. Dyadic Nuclear
E. Single Parent

2. Dari kasus diatas, peran perawat keluarga adalah


A. Pendidik
B. Konsultan
C. Fasilitator
D. Pelaksana
E. Kolaborasi

Anda mungkin juga menyukai