Anda di halaman 1dari 19

ANEMIA

1. DEFINISI ANEMIA

Anemia (dalam bahasa Yunani: anaimia, artinya kekurangan darah, from - an-,
"tidak ada" + haima, "darah" ) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari jantung yang diperoleh dari paru-paru, dan kemudian mengantarkannya ke
seluruh bagian tubuh.

Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki penyakit
dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah
merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. Penyebab anemia yang paling sering
adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara
berlebihan hemolisis atau kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang
tidak efektif).

Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5
g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari
11,5 g/dL atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.

2. TANDA-TANDA ANEMIA

Gejala anemia :

Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang sangat
rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala tersebut berupa :

Asimtomatik : terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama

Letargi
Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas
Kepala terasa ringan
Palpitasi
Pucat
Kekebalan Tubuh Menurun
Sedangkan, tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu :

Pucat pada membran mukosa, yaitu mulut, konjungtiva, kuku.

Sirkulasi hiperdinamik, seperti takikardi, pulse yang menghilang, aliran murmur


sistolik
Gagal jantung
Pendarahan retina

Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya :

Glossitis : terjadi pada pasien anemia megaloblastik, anemia defisiensi besi


Stomatitis angular : terjadi pada pasien anemia defisiensi besi.
Jaundis (kekuningan) : terjadi akibat hemolisis, anemia megaloblastik ringan.
Splenomegali : akibat hemolisis, dan anemia megaloblastik.
Ulserasi di kaki : terjadi pada anemia sickle cell
Deformitas tulang : terjadi pada talasemia
Neuropati perifer, atrofi optik, degenerasi spinal, merupakan efek dari
defisiensi vitamin B12.
Garing biru pada gusi (Burtons line), ensefalopati, dan neuropati motorik perifer
sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.

3. PENYEBAB ANEMIA
Perdarahan hebat Kanker atau polip di saluran
Akut (mendadak) pencernaan
Kecelakaan Tumor ginjal atau kandung kemih
Pembedahan Perdarahan menstruasi yang sangat
Persalinan banyak
Pecah pembuluh darah Kekurangan zat besi
Kronik (menahun) Pendarahan usus
Perdarahan hidung Genetic
Wasir (hemoroid) Kekurangan vitamin B12
Ulkus peptikum Kekurangan asam folat
Gangguan sumsum tulang Penyakit-penyakit kronik: TBC,
Kurang gizi (malnutrisi) paru-paru, cacing usus, malaria,
Malabsorpsi infeksi cacing tambang, disentri
dan lain-lain.

1. Kurangnya Zat Besi

Kekurangan zat besi adalah penyebab utama seseorang terkena anemia. Anemia disebabkan
oleh kurangnya sel darah merah di dalam tubuh.Zat besi adalah zat yang bisa memproduksi
sel darah merah, oleh sebab itulah kekurangan zat besi bisa mengakibatkan produktivitas sel
darah merah menjadi menurun. Banyak yang tidak tahu jika tubuhnya kekurangan zat besi,
akibatnya dia akan mudah sekali terkena anemia.

2. Tubuh Tidak Bisa Menyerap Zat Besi

Banyak orang menganggap jika dirinya tidak kekurangan zat besi dikarenakan dirinya selalu
mengkonsumsi suplemen penambah darah dan juga mengkonsumsi berbagai macam
makanan yang mengandung zat besi. Namun setelah dicek, ternyata kadar hb atau sel darah
merahnya sangat rendah. Orang tersebut bingung, mengapa kadar hbnya masih rendah
padahal asupan zat besi selalu dia penuhi.

Salah satu jawaban yang bisa menjawab pertanyaan tersebut adalah tubuh tidak bisa
menyerap zat besi. Tubuh malah mengikat zat besi sehingga menyebabkan zat besi tidak
dapat terserap di dalam tubuh. Oleh sebab itu mengkonsumsi zat besi tidak boleh bersamaan
dengan makanan dan minuman yang mengikat zat besi. Berikut ini berbagai macam golongan
makanan dan minuman yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan zat besi :

Polifenol. Golongan ini ada di berbagai macam sayuran, bumbu seperti bawang merah, cabai,
paprika dan minuman seperti kopi dan juga teh. Saat anda mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak zat besi, sangat tidak dianjurkan setelahnya memakan makanan dan
minuman dalam golongan tersebut. Berilah jeda selama satu jam setelah memakan makanan
yang mengandung zat besi. Jeda tersebut berfungsi untuk membuat tubuh bisa menyerap zat
besi secara sempurna.
Asam fitrat. Golongan ini ada pada gandum utuh, kacang-kacangan, nasi dan berbagai
macam olahan kacang-kacangan. Mengkonsumsi sumber zat besi misalnya sayur bayam tidak
boleh dicampurkan dengan bahan masakan dalam golongan tersebut.

Asam oksalat. Makanan dan minuman dalam golongan asam oksalat akan mudah sekali
mengikat zat besi, akibatnya makanan dan minuman zat besi yang dikonsumsi justru akan
diikat melalui makanan ini. Golongan asam oksalat ini adalah wortel, teh hitam, kopi, cokelat
dan juga ubi manis.

3. Pembentukan Sel Darah Merah Berkurang

Di dalam tubuh ada kalanya pembentukan sel darah merah berkurang sehingga jumlah
eritrosit di dalam tubuh menjadi sedikit. Kondisi ini bisa terjadi pada seseorang yang
mengalami anemia jenis aplastik.

4. Umur Eritrosit Pendek

Umur eritrosit yang pendek dikarenakan adanya penghancuran sel darah merah yang
berlebihan, penghancuran sel darah merah itu ada di dalam sumsum tulang belakang manusia.
Jika sudah dihancurkan, eritrosit pun jumlahnya akan berkurang sehingga anemia akan
muncul.

5. Pendarahan

Pendarahan yang terjadi bisa menyebabkan seseorang bisa terkena anemia. Pendarahan itu
sering menyerang wanita. Wanita yang memiliki hormon tidak normal bisa terkena
pendarahan. Pendarahan itu bisa muncul saat wanita stress atau hormon estrogennya
meningkat. Tidak hanya itu saja, pendarahan juga bisa terjadi saat seseorang mengalami
kecelakaan. Kecelakaan yang mengeluarkan banyak darah bisa menyebabkan seseorang
terkena anemia.

6. Kelainan Antibodi

Salah satu hal yang bisa menyebabkan seseorang terkena anemia adalah kelainan antibodi.
Atibodi yang seharusnya bisa melindungi sel darah merah justru akan menghancurkan sel
darah merah di dalam tubuh. Akibat banyaknya sel darah merah yang dihancurkan oleh
antibodi tersebut membuat orang itu akan mengalami anemia. Kelainan antibodi yang
menyebabkan anemia ini kasusnya sebanyak 20 persen di Indonesia.
7. Menstruasi

Wanita normal selama sebulan sekali akan mengalami dan kedatangan tamu setiap bulannya.
Hal itu adalah hal wajar. Ada wanita yang pola menstruasinya teratur namun ada pula wanita
yang memiliki pola menstruasi yang tidak teratur. Selain itu volume darah kotor yang
dikeluarkan antara wanita satu dengan wanita yang lainnya pun berbeda. Hal-hal yang
berkaitan dengan menstruasi adalah :

Ada wanita yang mengeluarkan banyak darah kotor namun ada pula yang hanya
mengeluarkan darah kotor sedikit.

Darah kotor yang keluar setiap bulannya bisa menyebabkan seorang wanita mengalami
penurunan zat besi, semakin banyak volume darah yang dikeluarkan, semakin banyak pula
zat besi yang dikeluarkan.

Oleh sebab itu penting bagi wanita saat menstruasi memakan makanan yang kaya akan zat
besi, tidak hanya itu saja suplemen zat besi pun juga diperlukan untuk mengganti zat besi
yang hilang.

Saat menstruasi sangat tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi kopi dan teh, hal itu
dikarenakan kandungan kafein di dalam teh dan kopi tersebut bisa membuat penyerapan zat
besi tidak bisa sempurna dikarenakan sifat kafein adalah mengikat zat besi.

8. Melahirkan

Saat melahirkan seorang wanita akan kekurangan banyak darah di dalam tubuhnya. Wanita
yang sehabis melahirkan akan mengalami anemia dikarenakan darahnya banyak berkurang
untuk melahirkan. Oleh sebab itulah wanita yang sehabis melahirkan akan diberikan
suplemen tambah darah untuk mengganti zat besi dan sel darah merah yang dikeluarkan saat
melahirkan.

9. Operasi

Tindakan medis berupa operasi bisa membuat seseorang terkena anemia. Saat seseorang
melakukan operasi dia akan mengeluarkan banyak darah sehingga zat besi akan ikut keluar
saat tindakan operasi tersebut.
10. Mimisan

Anak yang mengalami gangguan sistem imun akan sering mengalami mimisan. Mimisan
pada anak adalah hal wajar selama tidak disertai dengan pusing, kejang dan juga pingsan.
Mimisan yang berkelanjutan bisa menyebabkan anemia pada anak.

11. Pecahnya Pembuluh Darah

Pembuluh darah yang pecah disebabkan oleh penyakit kronis seperti penyakit jantung dan
juga stroke. Penyakit tersebut akan mengalami penyumbatan dan pengerasan pembuluh
darah. Seseorang yang terkena penyakit stroke dan jantung tidak boleh jatuh atau terbentur
sesuatu. Jika sampai terbentur sesuatu, pembuluh darah yang mengalami penyumbatan dan
pengerasan bisa pecah. Tak heran penderita stroke dan jantung sehabis jatuh atau terbentur
akan mengalami pendarahan. Saat terjadi pendarahan itulah pembuluh darah sudah pecah.
Pecahnya pembuluh darah bisa menyebabkan kekurangan zat besi karena zat besi ikut keluar
bersama darah yang keluar.

12. Ambeien

Ambeien adalah salah satu penyakit yang bisa mengeluarkan darah saat digunakan untuk
BAB. Darah yang dikeluarkan tersebut bisa menyebabkan penderita ambeien terkena anemia.
Apalagi jika ambeien tersebut tidak segera diobati, pendarahan akan semakin banyak dan
membuat terkena anemia.

13. Kekurangan Nutrisi

Selain zat besi ada berbagai macam nutrisi yang bisa berguna untuk memproduksi sel darah
merah di dalam tubuh. Orang yang tidak bisa mencukupi berbagai nutrisi tersebut bisa
membuatnya terkena anemia. Berikut ini berbagai macam nutrisi yang harus dicukupi agar
terhindar dari anemia :

Vitamin B12.
Asam folat.
Vitamin C
14. Penyakit Tertentu

Ada jenis penyakit tertentu yang bisa menyebabkan penghancuran atau kerusakan sel darah
merah di dalamnya. Berikut ini berbagai macam penyakit yang bisa membuat kehancuran
atau kerusakan sel darah merah di dalam tubuh :

Pembesaran organ limpa. Talasemia.


Penyakit sel sabit. Sferositosis herediter.
Penyakit kelainan hb C. Elliptositosis herediter.
Penyakit kelainan hb S-C. Ulkus peptikum.
Penyakit kelainan hb E.

15. Polip Di Saluran Pencernaan

Adanya luka di pencernaan bisa menyebabkan anemia, hal itu dikarenakan luka di
pencernaan tersebut bisa membuat asupan zat besi tidak bisa terserap secara sempurna.

16. Kelainan Sumsum Tulang Belakang

Di bagian tulang belakang seseorang terdapat sumsum, kelainan sumsum pada tulang
belakang tersebut bisa membuat seseorang terkena anemia. Penyebabnya adalah sumsum
tulang belakang tidak bisa memproduksi sel darah merah secara normal. Kelainan sumsum
itu bisa terjadi pada anemia aplastik. Anemia aplastik disebabkan oleh hal-hal di bawah ini :

Terkena bahan kimia.


Antibiotik.
Virus.

17. Kurangnya Protein Hewani

Protein hewani bisa membuat produksi sel darah merah menjadi meningkat. Protein juga bisa
menyerap zat besi di dalam tubuh. Kekurangan protein bisa membuat seseorang terkena
anemia karena rendahnya jumlah protein yang masuk di dalam tubuh.

18. Diet Ketat

Wanita suka memperhatikan penampilan dan suka mengabaikan kesehatannya. Banyak


wanita yang melakukan diet rendah protein dan tinggi serat. Diet itu bisa menyebabkan
wanita mengalami anemia dikarenakan kurangnya jumlah protein yang masuk di dalam
tubuh. Tidak hanya itu saja, ada jenis sayuran diet yang bisa menghambat penyerapan zat
besi.

19. Obat Tertentu

Mengkonsumsi obat tertentu juga bisa menyebabkan seseorang mudah terkena anemia.
Berikut ini berbagai jenis obat yang bisa menghambat penyerapan zat besi dan juga
mengurangi zat besi di dalam tubuh :

Obat maag. Obat maag dikenal dengan nama antasida. Antasida bisa menganggu penyerapan
zat besi di dalam tubuh. Hal tiu diokarenakan obat maag bisa mengurang produksi asam
lambung di dalam lambung. Agar makanan bisa diserap, kandungan zat besi yang dimakan
oleh tubuh harus dipaparkan oleh asam lambung. Akibatnya zat besi pun tidak bisa terserap.

Ibuprofen dan aspirin. Kedua jenis pbat tersebut bisa membuat pendarahan dalam
pencernaan. Kedua obat ini disebut dengan obat anti inflamasi non steroid. Efek obat ini
adalah menimbulkan timbulnya luka di dalam lambung. Jika lambung terluka terus menerus,
akan menyebabkan anemia.

20. Donor Darah

Orang yang habis mendonorkan darahnya bisa membuat orang tersebut terkena anemia.
Anemia itu dikarenakan sel darah merahnya telah didonorkan ,melalui transfusi. Oleh sebab
itu orang yang habis mendoronorkan darahnya di PMI akan mendapatkan berbagai macam
makanan dan minuman yang mengandung banyak zat besi.

21. Infeksi

Ada jenis infeksi yang menyebabkan seseorang terkena anemia. Infeksi tersebut adalah
infeksi cacing tambang. Cacing tambang ada di dalam usus manusia. Manusia banyak yang
tidak sadar saat terkena infeksi ini, penyebabnya adalah gejala dari infeksi ini tidak bisa
diketahui secaar pasti. Berikut ini penyebab infeksi cacing tambang bisa menyebabkan
anemia :

Cacing tambang bisa menyerap sel darah merah dan juga mencerna sel darah merah yang
didapatnya dari dinding usus halus.
Cacing tambang juga menyebabkan seseorang kehilangan nafsu makannya. Jika nafsu makan
menurun, nutrisi dan zat besi yang masuk ke dalam tubuh sedikit.

Kekurangan nutrisi dan zat besi bisa menyebabkan seseorang terkena anemia. Tidak hanya
itu saja, berat badan pun bisa menurun drastis dan juga mudah terkena gejala-gejala anemia.

22. Alkoholrisme

Suka mengkonsumsi alkohol adalah salah satu hal yang bisa menyebabkan seseorang terkena
anemia. Hal itu dikarenakan alkohol bisa meracuni sumsum tulang belakang sehingga
produksi sel darah merah akan menjadi berkurang atau terganggu.

23. Penyakit Ginjal

Penyebab anemia yang terakhir adalah penyakit ginjal, orang yang terkena penyakit ginjal
bisa menyebabkan terkena anemia. Alasannya adalah sebagai berikut ini :

Ginjal akan melepaskan hormon eritropoietin. Hormon ini bermanfaat dalam membantu
sumsum tulang belakang untuk memproduksi sel darah merah.

Orang yang mengalami gagal ginjal pelepasan hormon eritropoietin menjadi berkurang.

Pelepasan hormon yang berkurang juga membuat produksi sel darah merah menjadi
berkurang. Hal itu bisa menyebabkan seseorang terkena anemia.

24. Pengobatan Kanker

Berbagai macam pengobatan yang dilakukan oleh survivor kanker bisa membuat survivor
tersebut mengalami anemia. Hal itu dikarenakan pengobatan kanker dan obat kanker bisa
merusak sel darah merah di dalam tubuh. Pengobatan kanker yang bisa menyebabkan
survivornya terkena anemia adalah kemoterapi dan juga radiasi. Kemoterapi dan radiasi bisa
membuat sel darah merah menjadi rusak karena obat kemoterapi dosis tinggi serta radiasi
yang membuat tubuh survivor kanker mengalami paparan dengan sinar radiasi yang
mengandung banyak bahan kimia di dalamnya.

25. Bentuk Sel Darah Merah

Penderita anemia hemolitik mengalami bentuk sel darah merah yang mudah pecah. Karena
sel darah merah yang mudah pecah, sel darah merah tidak bisa menjalankan fungsinya
dengan baik. Oleh sebab itulah, sel darah merah yang mudah pecah dan tidak menjalankan
fungsinya dengan baik bisa membuat seseorang terkena anemia hemolitik.

4. HB NORMAL

a) Pada Ibu Hamil

Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai ambang batas yang
digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil berdasarkan kriteria WHO tahun 1972
ditetapkan 3 kategori yaitu:

a. Normal > 11gr%


b. Ringan 8-11gr%
c. Berat <8gr%

(Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 114)

Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat dan mudah pingsan
walaupun tekanan darah masih dalam batas normal (Feryanto, Achmad, 2011 : 37).

Menurut Proverawati (2011) banyak gejala anemia selama kehamilan, meliputi:

a. Merasa lelah atau lemah


b. Kulit pucat progresif
c. Denyut jantung cepat
d. Sesak napas
e. Konsentrasi terganggu

1. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut Tarwoto,dkk, (2007:13) penyebab anemia secara umum adalah:

a. Kekurangan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi, misalnya faktor kemiskinan.
b. Penyerapan zat besi yang tidak optimal, misalnya karena diare.
c. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak,
perdarahan akibat luka.
Sebagian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah kekuangan zat besi. Zat besi adalah
salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk Hb. Oleh karena itu disebut
Anemia Gizi Besi.

Anemia gizi besi dapat terjadi karena hal-hal berikut ini:

a. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.
b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
c. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh.

(Feryanto, Achmad, 2011 : 37-38)

2. Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan sirkulasi yang
semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat
45-65% pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada pada bulan ke-9, menurun
sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus (Rukiyah, Ai Yeyeh,
dkk, 2010 : 115).

3. Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

Klasifikasi Anemia Dalam kehamilan menurut Tarwoto,dkk, (2007 : 42-56) adalah sebagai
berikut:

a. Anemia Defesiensi Besi


Anemia defesiensi besi merupakan jenis anemia terbanyak didunia, yang
disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh.
b. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan karena defesiensi vitamin B12 dan asam folat.
c. Anemia Aplastik
Terjadi akibat ketidaksanggupan sumsum tulang membentuk sel-sel darah.
Kegagalan tersebut disebabkan kerusakan primer sistem sel yang
mengakibatkan anemia.
d. Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik disebabkan karena terjadi peningkatan hemolisis dari
eritrosit, sehingga usianya lebih pendek.
e. Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitika berat dan pembesaran limpa
akibat molekul Hb.

4. Diagnosis Anemia pada kehamilan

Pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli, yaitu membandingkan


secara visual warna darah dengan alat standar.

a. Alat dan bahan


1. Lancet/jarum penusuk
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3. Bengkok
4. Kapas kering
5. Hb meter
6. Alat pengaduk
7. Aquadest
8. HCl 0,1 n
b. Prosedur kerja
1) Jelaskan prosedur yang dilakukan
2) Cuci tangan
3) Berikan HCl 0,1 n pada tabung Hb meter sebanyak 5 tetes
4) Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan
dilakukan penusukan pada kapiler di jari tangan atau tungkai
5) Lakukan penusukan dengan lancet atau jarum pada daerah
perifer seperti jari tangan.
6) Setelah darah keluar, usap dengan kapas kering
7) Kemudian ambil darah dengan pengisap pipet sampai garis
yang ditentukan
8) Masukkan ke dalam tabung Hb meter dan encerkan dengan
aquadest hingga warna sesuai dengan pembanding Hb meter
9) Baca hasil tunggu 5 menit dengan g % ml darah
10) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

(Hidayat, A.Azis, dkk, 2005 : 269-271)


Setelah dilakukan pengukuran Hb menggunakan Hb Sahli, WHO menetapkan 3 kategori
anemia pada ibu hamil yaitu:

a. Normal > 11 gr%


b. Ringan 8-11 gr%
c. Berat < 8 gr%

(Rukiyah, Ai Yeyeh, 2010 : 114)

Departemen kesehatan menetapkan derajat anemia sebagai berikut:

a. Ringan sekali : Hb 11g/dl-batas normal


b. Ringan : Hb 8g/dl-<11g/dl
c. Sedang : Hb 5g/dl-<8g/dl
d. Berat : < 5g/dl

(Tarwoto, dkk, 2007 : 31)

5. Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut WHO

Adapun kadar Hb menurut WHO pada perempuan dewasa dan ibu hamil adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.1 Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut WHO

Jenis Kelamin Hb Normal Hb Anemia Kurang Dari


(gr/dl)
Lahir (aterm) 13.5-18.5 13.5

Perempuan dewasa tidak 12.0-15.0 12.0


hamil
Perempuan dewasa hamil:
Trimester Pertama : 0-12 11.0-14.0 11.0
minggu
Trimester Kedua : 13-28 10.5-14.5 10.5
minggu
Trimester ketiga : 29 aterm 11.0-14.0 11.0
(Tarwoto, 2007:64)

6. Faktor Resiko Anemia Dalam Kehamilan

Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia selama kehamilan jika:

a. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan


b. Hamil dengan lebih dari satu anak
c. Sering mual dan muntah
d. Tidak mengkonsumsi cukup zat besi
e. Hamil saat masih remaja
f. Kehilangan banyak darah (misalnya dari cedera atau selama operasi)

(Proverawati, Atikah, 2011 : 134)

7. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan

Zat besi terutama sangat diperlukan di trimester tiga kehamilan. Wanita hamil cenderung
terkena anemia pada trimester ketiga, karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat
besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir (Sinsin, Lis, 2008 :
65 ).

Tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan
rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen.
Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah dan
angka kematian perinatal meningkat. Pengaruh anemia pada kehamilan bervariasi dari
keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (Abortus,
partus prematurus), gangguan proses persalinan (atonia uteri, partus lama), gangguan pada
masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stress, produksi ASI rendah) dan gangguan pada
janin (abortus, mikrosomia, BBLR, kematian perinatal) (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 114-
115).

8. Pencegahan Anemia Kehamilan

Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia jika sedang hamil.
Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran berdaunan hijau, daging
merah dan kacang tanah) dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi
yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa
tubuh memiliki cukup zat besi dan folat. Pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat
setiap hari. Jika mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan
mengambil suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil diperiksa pada kunjungan
pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, Atikah, 2011 : 137).

9. Pengobatan Anemia Kehamilan

Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg ferro
sulfat dan 0,25 mg asam folat. Wanita yang sedang hamil dan menyusui, kebutuhan zat
besinya sangat tinggi sehingga perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja.
Minumlah 1 (satu) tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 (satu) tablet
setiap hari selama haid. Untuk ibu hamil, minumlah 1 (satu) tablet tambah darah paling
sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan.

Perawatan diarahkan untuk mengatasi anemia. Transfusi darah biasanya dilakukan untuk
setiap anemia jika gejala yang dialami cukup parah (Proverawati, Atikah, 2011 : 136).

2) Pada dewasa

Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk
mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh kadar
Hemoglobin.
Nilai normal Hb :

Wanita 12-16 gr/dL

Pria 14-18 gr/dL

Anak 10-16 gr/dL

Bayi baru lahir 12-24gr/dL


Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-
vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan
tertentu seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat
antiradang).

Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (COPD),
gagal jantung kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa
(salah satu jenis obat darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulit).

5. PENANGANAN ANEMIA

Anemia akan ditangani sesuai dengan penyebab yang mendasari. Ketika kadar hemoglobin
<7 gram/dl, maka dokter akan menyarankan untuk dilakukan transfusi. Karena penyebab
terbanyak dari anemia adalah kekurangan zat besi, maka sangat disarankan sebagai
penanganan paling sederhana, perbanyaklah konsumsi makan makanan yang mengandung zat
besi.
DAFTAR PUSTAKA

http://blog-anemia.blogspot.co.id/2013/03/anemia-pada-ibu-hamil_7.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia

https://mediskus.com/wanita/hb-normal-ibu-hamil

http://penyakitanemia.com/gejala-dan-penyebab-anemia/

https://halosehat.com/penyakit/anemia/penyebab-anemia

http://doktersehat.com/anemia-2/
NAMA : ERSI YULI TRIANI

NIM : 170631635015

KELAS : PKO/A

Anda mungkin juga menyukai

  • Ersi Yuli T
    Ersi Yuli T
    Dokumen8 halaman
    Ersi Yuli T
    Muhammad Andi Catur Ferdiansyah
    Belum ada peringkat
  • PPD Angket
    PPD Angket
    Dokumen2 halaman
    PPD Angket
    Muhammad Andi Catur Ferdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Re Sensi
    Re Sensi
    Dokumen7 halaman
    Re Sensi
    Muhammad Andi Catur Ferdiansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen74 halaman
    Bab 1
    Muhammad Andi Catur Ferdiansyah
    Belum ada peringkat