NIM : 170631635015
OFF :A
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah pemikiran Islam, filsafat digunakan dalam berbagai kepentingan. Para
teolog rasional (mutakallimn) menggunakan filsafat untuk membela iman khususnya dari
para cendekiawan Yahudi dan Kristiani, yang saat itu sudah lebih maju secara intelektual.
Sedangkan para filosof mencoba membuktikan bahwa kesimpulan-kesimpulan filsafat yang
diambil dari gagasan filsafat Yunani tidak bertentangan dengan iman. Para filosof berusaha
memadukan ketegangan antara dasar-dasar keagamaan Islam (Syariah) dengan filsafat, atau
antara akal dengan wahyu.
B. Tujuan Penulis
1. Memahami Filsafat pada periode zaman peradaban Islam
2. Memahami sifat Filsafat pada periode zaman peradaban Islam
3. Memahami alasan-alasan Filsafat mengapa yang terjadi pada periode zaman
peradaban Islam
4. Memahami tokoh atau ilmuan Filsafat pada periode zaman peradaban Islam
BAB II PEMBAHASAN
Menurut Muhammad Taqi Mishbah Yazdi Di bukunya yang berjudul Buku Daras Filsafat
Islam Mengatakan Filsafat adalah setara dengan filsafat pertama atau metafiisika, dengan
subjek maujud mutlak (bukan maujud secara mutlak), kita dapat mendefinisikannya
sebagai berikut: ilmu yang membahas keadaan-keadaan maujud mutlak; atau ilmu yang
memaparkan hukum-hukum umum kemaujudan; atau sehimpunan proposisi dan masalah
yang menyangkut maujud sejauh ia adalah maujud. (Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, 43-44,
2003)
Komentar : Menurut saya Filsafat yang di kemukakan oleh Muhammad Taqi Mishbah Yazdi
adalah maujud-mutlak. Maujud artinya benar-benar, nyata, konkret. Sedangkan, mutlak
artinya mengenai segenapnya (segalanya) seutuhnya.
Menurut Harun Nasution, Tobrani Di bukunya yang berjudul Falsafat dan Mistisisme dalam
Islam Mengatakan Filsafat berarti cinta kebenaran (al-haq) dan kebijaksanaan (al hikmah).
Penggunaan istilah cinta bukan istilah lain misalnya penemu, pemilik dan penjaga,
menggambarkan sikap rendah hati para filosof akan keterbatasannya dalam usaha menggapai
kebenaran dan kebijaksanaan. Walaupun telah berpikir secara istematis, radikal dan
universal, ia tetap belum bisa menemukan, menjangkau, memiliki, menguasai kebenaran dan
kebijaksanaan dengan sesungguhnya. Ia hanya mendapatkan kebenaran dan kebijaksanaan
secara relatif dan temporal. Sedangkan yang hakiki tetap tidak terjangkau. Ia milik yang
Maha Mutlak, Maha Adil, Maha Bijaksana yaitu Allah Swt. Manyadari akan keterbatasannya
itu maka filosof hanya berharap, kagum, dan cinta yang sedalam-dalamnya kepada kebenaran
dan kebijaksanaan yang hakiki itu. Perilaku inilah yang merupakan kebijaksanaan (wisdom,
hikmah). (Harun Nasution, Tobrani, 2-3, 2008)
Komentar : Menurut saya Filsafat yang di kemukakan oleh Harun Nasution, Tobrani adalah
al-haq dan al-hikmah. Al-haq artinya milik dan al-hikmah artinya perbuatan.
Sumber : https://www.facebook.com/notes/kata-kata-hikmah/apa-sebenarnya-hikmah-itu-
/454215280848/
Menurut Ahmad Syadali dan Mudzakir dibukunya filsafat umum Bandung mengatakan
filsafat adalah sebuah perwujudan dari keinginan untuk mencapai pandai dan cinta pada
kebijakan (Ahmad Syadali dan Mudzakir,12,1997)
Komentar : Menurut saya Filsafat yang di kemukakan oleh Ahmad Syadali dan Mudzakir
adalah cinta kebijakan.
Sifat Filsafat periode zaman peradaban Islam?
1. Theosentris adalah sebuah pemikiran dimana semua proses dalam kehidupan di muka
bumi ini akan kembali kepada Tuhan. Pada kajian yang lebih mendalam, theosentris
berarti menegakkan kejayaan Tuhan dengan melakukan berbagai hal yang baik dan
menghalau berbgai hal yang buruk. Dalam theosentris sering kali dihubungkan
dengan pelayanan dan etika lingkungan. Hal ini terkait dengan keyakinan bahwa
manusia harus menjaga dunia sebagai pemelihara dan sehingga yang mana Tuhan
mengingatkan mereka manusia seharusnya memikirkan semua dari hewan hingga
tumbuhan hingga kemanusiaan sendiri. Hal ini memelihara bahwa sejatinya unutk
waktu yang singkat dan seharusnya menjaga dunia untuk generasi mendatang.
Karya :
Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi adalah Kitab Al-Tasrif,terjemahan Kitab Al Tasrif
pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan judul Liber Theoricae nec non Practicae
Alsaharavii. Salah satu risalah buku tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan
Latin oleh Simone di Genova dan Abraham Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab Al
Tasrif juga juga diterbitkan di Venice pada tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris.
BAB III Penutup
Kesimpulan :
Filsafat Islam muncul sebagai imbas dari gerakan penerjemahan besar-besaran dari
buku-buku peradaban Yunani dan peradaban-peradaban lainnya pada masa kejayaan Daulah
Abbasiah, dimana pemerintahan yang berkuasa waktu itu memberikan sokongan penuh
terhadap gerakan penerjemahan ini, sehingga para ulama bersemangat untuk melakukan
penerjemahan dari berbagai macam keilmuan yang dimiliki peradaban Yunani kedalam
bahasa Arab, dan prestasi yang paling gemilang dari gerakan ini adalah ketika para ulama
berhasil menerjemahkan ilmu filsafat yang mejadi maskot dari peradaban Yunani waktu itu,
baik filsafat Plato, Aristoteles, maupun yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, 2003, Buku Daras Filsafat Islam, Mizan, Bandung.
Prof. Dr. Juhaya S. Praja, 2003, Aliran-aliran Filsafat & Etika, Kencana, Jakarta.
Mulyadhi Kartanegara, 2007, Mengislamkan Nalar, Erlangga, Jakarta.