Anda di halaman 1dari 9

Faktor penyebab nyeri dada

Sensasi yang tidak menyenangkan akibat kompleks syaraf yang berhubungan


organ organ seperti jantung, paru paru, oesophagus, dan juga otot. Nyeri dada
ada 2 macam yaitu:

A. Nyeri dada pleuritik

Nyeri dada pleuritik biasa lokasinya posterior atau lateral. Sifatnya tajam
dan seperti ditusuk. Bertambah nyeri bila batuk atau bernafas dalam dan
berkurang bila menahan nafas atau sisi dada yang sakit digerakan. Nyeri
berasal dari dinding dada, otot, iga, pleura perietalis, saluran nafas besar,
diafragma, mediastinum dan saraf interkostalis. Nyeri dada pleuritik dapat
disebakan oleh difusi pelura akibat infeksi paru, emboli paru, keganasan atau
radang subdiafragmatik; pneumotoraks dan penumomediastinum.

B. Nyeri dada non pleuritik

Nyeri dada non-pleuritik biasanya lokasinya sentral, menetap atau dapat


menyebar ke tempat lain. Paling sering disebabkan oleh kelainan di luar paru.

1. Kardial
a. Iskemik miokard akan menimbulkan rasa tertekan atau nyeri substernal
yang menjalar ke aksila dan turun ke bawah ke bagian dalam lengan
terutama lebih sering ke lengan kiri. Rasa nyeri juga dapat menjalar ke
epigasterium, leher, rahang, lidah, gigi, mastoid dengan atau tanpa nyeri
dada substernal. Nyeri disebabkan karena saraf eferan viseral akan
terangsang selama iekemik miokard, akan tetapi korteks serebral tidak
dapat menentukan apakah nyeri berasal dari miokard. Karena
rangsangan saraf melalui medula spinalis T1-T4 yang juga merupakan
jalannya rangsangan saraf sensoris dari sistem somatis yang lain.
Iskemik miokard terjadi bila kebutuhan 02 miokard tidak dapat dipenuhi
oleh aliran darah koroner. Pada penyakit jantung koroner aliran darah
ke jantung akan berkurang karena adanya penyempitan pembuluh darah
koroner.
b. Prolaps katup mitral dapat menyebabkan nyeri dada prekordinal atau
substernal yang dapat berlangsung sebentar maupun lama. Adanya
murmur akhir sistolik dan mid sistolik-click dengan gambaran
elektrokardiogram dapat membantu menegakkan diagnosa.
c. Stenosis aorta berat atau substenosis aorta hipertrofi yang idiopatik juga
dapat menimbulkan nyeri dada iskemik.
2. Perikardikal

Saraf sensoris untuk nyeri terdapat pada perikardium parietalis diatas


diafragma. Nyeri perikardila lokasinya di daerah sternal dan area
preokordinal, tetapi dapat menyebar ke epigastrium, leher, bahu dan
punggung. Nyeri bisanya seperti ditusuk dan timbul pada aktu menarik
nafas dalam, menelan, miring atau bergerak.

Nyeri hilang bila penderita duduk dan berdandar ke depan. Gerakan


tertentu dapat menambah rasa nyeri yang membedakannya dengan rasa
nyeri angina. Radang perikardial diafragma lateral dapat menyebabkan nyeri
epigastrum dan punggung seperti pada pankreatitis atau kolesistesis.

3. Aortal

Penderita hipertensi, koartasio aorta, trauma dinding dada merupakan


resiko tinggi untuk pendesakan aorta. Diagnosa dicurigai bila rasa nyeri
dada depan yang hebat timbul tiba- tiba atau nyeri interskapuler. Nyeri dada
dapat menyerupai infark miokard akan tetapi lebih tajam dan lebih sering
menjalar ke daerah interskapuler serta turun ke bawah tergantung lokasi dan
luasnya pendesakan.

4. Gastrointestinal

Refluks geofagitis, kegansan atau infeksi esofagus dapat menyebabkan


nyeri esofageal. Neri esofageal lokasinya ditengah, dapat menjalar ke
punggung, bahu dan kadang kadang ke bawah ke bagian dalam lengan
sehingga seangat menyerupai nyeri angina. Perforasi ulkus peptikum,
pankreatitis akut distensi gaster kadang kadang dapat menyebabkan nyeri
substernal sehingga mengacaukan nyeri iskemik kardinal. Nyeri seperti
terbakar yang sering bersama sama dengan disfagia dan regurgitasi bila
bertambah pada posisi berbaring dan berkurang dengan antasid adalah khas
untuk kelainan esofagus, foto gastrointestinal secara serial, esofagogram,
test perfusi asam, esofagoskopi dan pemeriksaan gerakan esofageal dapat
membantu menegakan diagnosa.

5. Muskuloskletal

Trauma lokal atau radang dari rongga dada otot, tulang kartilago sering
menyebabkan nyeri dada setempat. Nyeri biasanya timbul setelah aktivitas
fisik, berbeda halnya nyeri angina yang terjadi waktu exercise. Seperti
halnya nyeri pleuritik, nyeri dada dapat bertambah waktu bernafas dalam.
Nyeri otot juga timbul pada gerakan yang berputar sedangkan nyeri pleuritik
biasanya tidak demikian.

6. Fungsional

Kecemasan dapat menyebabkan nyeri substernal atau prekordinal, rasa


tidak enak di dada, palpilasi, dispnea, using dan rasa takut mati. Gangguan
emosi tanpa adanya kelainan objektif dari organ jantung dapat membedakan
nyeri fungsional dengan nyeri iskemik miokard.

7. Pulmonal

Obstruksi saluran nafas atas seperti pada penderita infeksi laring kronis
dapat menyebakan nyeri dada, terutama terjadi pada waktu menelan. Pada
emboli paru akut nyeri dada menyerupai infark miokard akut dan substernal.
Bila disertai dengan infark paru sering timbul nyeri pleuritik. Pada
hipertensi pulmoral primer lebih dari 50% penderita mengeluh nyeri
prekordial yang terjadi pada waktu exercise. Nyeri dada merupakan keluhan
utama pada kanker paru yang menyebar ke pleura, organ medianal atau
dinding dada.
Tabel 1. Penyebab nyeri dada.

sistem Organ Penyebab

Penyakit arteri koronaria, penyakit katp aorta

Hiprtendi pulmonal, prolaps katup mitral


Jantung
Perikarditis, stensis subaorta hipertrofik
idiopatik (IHSS)

Vaskuler Diseksi aorta

Pulmonal Emboli paru, pneumonia,pleuritis, pneumotoraks

Muskuloskeletal Kostokndritis, artritis, spasme otot, tumor tulang

Neural Herpes zooster

Penyakit tukak: penyakit kolon, hiatus hernia,


Gastrointestinal
pankretitis, kolesistisis

Emosinal Ansietas, depresi

Tabel 2. Karakteristik nyeri dada berdasarkan organ penyebabnya

Penyebab Frekue Gejala umum Tanda umum Pemeriksaan


nyeri nsi penunjang
dada diagnostik yang
penting
Infark Sering Nyeri dada sentral Kesakitan, EKG
miokard seperti diikat, berat, berkeringat, Rontgen toraks
atau seperti takikardia Enzim jantung
dihancurkan (mungkin ada
Mual, muntah, tanda-tanda
cemas, berkeringat MI, misalnya
Menjalar ke lengan, syok, gagal
rahang jantung)
(Tetapi bisa
tidak ada)
Angina Sangat Nyeri dada sentral, Bisa tidak ada EKG
sering seperti diikat, berat Tes exercise
Menjalar ke lengan, Angiogram
rahang koroner
Dipicu oleh aktivitas
Berkurang dengan
istirahat, GTN
Emboli Sering Nyeri dada sentral Takikardia EKG
paru atau pleuritik Takipnea Rontgen toraks
Sesak napas JVP Analisis gas
mendadak meningkat darah
Hemoptosis Hipotensi Scan V/Q
Syok CT Scan spiral
Gesekan
pleura (bisa
tidak ada)
Diseksi Jarang Nyeri dada atau Hipertensi Rontgen toraks
aorta punggung yang Perbedaan EKG
seperti merobek TD di kedua CT dada
dengan onset sangat lengan Ekokardiogram
mendadak Nadi tidak
Kolaps teraba
Mual, berkeringat, Deficit
muntah neurologis
(tetapi bisa
tidak ada)
Perikardi Jarang Nyeri dada Bisa ada EKG
tis membakar, gesekan Ekokardiogram
berdenyut, atau berat perikard
Musculos Sangat Nyeri terlokalisasi Nyeri tekan EKG normal
keletal sering Diperberat atau terlokalisasi Rontgen toraks
ditimbulkan kembali
oleh gerakan,
bernapas, dan batuk
Dispepsia Sangat Nyeri sentral, Nyeri tekan Respon terhadap
/ refluks sering epigastrik, epigastrik antasid
esofagus substernal yang (atau tidak EKG normal
tajam atau ada) Rontgen toraks
membakar
Bisa menjalar ke
punggung
Menghilang dengan
antacid
Pleuritis Sering Nyeri tajam, Gesekan Rontgen toraks
terlokalisasi, pleura
menusuk Bisa ada
Diperberat oleh tanda
bernapas, batuk, konsolidasi
gerakan Demam

Referensi

Sudoyo, Aru, W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. K, Marcellus, Simadibrata.


Setiati, Siti. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V. Jakarta
: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
T.Bahri A. Nyeri Dada. Diunduh dari : http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-
bahri7.pdf Tanggal 6 Juni 2017.
Tujuan pemeriksaan Troponin T dan CKMB

Troponin adalah molekul protein yang merupakan bagian dari otot rangka
dan otot jantung. Troponin merupakan suatu kompleksyang terdiri dari 3 buah
subunit yaitu troponin-I, troponin-C, dan troponin T. Troponin T adalah suatu
protein jantung yang terdapat pada otot lurik yang berfungsi sebagai regulator
kontraksi otot yang spesifik terhadap otot jantung.

Enzim CKMB adalah isoenzim Creatine Kinase (CK) yang terdapat pada
berbagai jaringan terutama miokardium dan 20% pada skeletal.

Kreatinin kinase-MB (CK-MB) atau troponin I/T merupakan marka


nekrosis miosit jantung dan menjadi marka untuk diagnosis infark miokard.
Troponin I/T sebagai marka nekrosis jantung mempunyai sensitivitas dan
spesifisitas lebih tinggi dari CK-MB. Peningkatan marka jantung hanya
menunjukkan adanya nekrosis miosit, namun tidak dapat dipakai untuk
menentukan penyebab nekrosis miosit tersebut (penyebab koroner/nonkoroner).
Troponin I/T juga dapat meningkat oleh sebab kelainan kardiak nonkoroner
seperti takiaritmia, trauma kardiak, gagal jantung, hipertrofi ventrikel kiri,
miokarditis/perikarditis. Keadaan nonkardiak yang dapat meningkatkan kadar
troponin I/T adalah sepsis, luka bakar, gagal napas, penyakit neurologik akut,
emboli paru, hipertensi pulmoner, kemoterapi, dan insufisiensi ginjal. Pada
dasarnya troponin T dan troponin I memberikan informasi yang seimbang
terhadap terjadinya nekrosis miosit, kecuali pada keadaan disfungsi ginjal. Pada
keadaan ini, troponin I mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi dari troponin T.

Dalam keadaan nekrosis miokard, pemeriksaan CK-MB atau troponin I/T


menunjukkan kadar yang normal dalam 4-6 jam setelah awitan SKA, pemeriksaan
hendaknya diulang 8-12 jam setelah awitan angina. Jika awitan SKA tidak dapat
ditentukan dengan jelas, maka pemeriksaan hendaknya diulang 6-12 jam setelah
pemeriksaan pertama. Kadar CK-MB yang meningkat dapat dijumpai pada
seseorang dengan kerusakan otot skeletal (menyebabkan spesifisitas lebih rendah)
dengan waktu paruh yang singkat (48 jam). Mengingat waktu paruh yang singkat,
CK-MB lebih terpilih untuk mendiagnosis ekstensi infark (infark berulang)
maupun infark periprosedural.

Waktu timbulnya berbagai jenis marka jantung

Pemeriksaan marka jantung sebaiknya dilakukan di laboratorium sentral.


Pemeriksaan di ruang darurat atau ruang rawat intensif jantung (point of care
testing) pada umumnya berupa tes kualitatif atau semikuantitatif, lebih cepat (15-
20 menit) tetapi kurang sensitif. Point of care testing sebagai alat diagnostik rutin
SKA hanya dianjurkan jika waktu pemeriksaan di laboratorium sentral
memerlukan waktu >1 jam. Jika marka jantung secara point of care testing
menunjukkan hasil negatif maka pemeriksaan harus diulang di laboratorium
sentral.

Referensi

Prasetyo, Rendi Dwi., Masrul Syafri, dan Efrida. 2014. Gambaran Kadar
Troponin T dan Creatinin Kinase Myocardial Band pada Infark Miokard
Akut. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3). Diakses dari:
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka. tanggal 6 Juni 2017.
PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Diakses dari:
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_tatalaksana_Sindrom_Korone
r_Akut_2015.pdf. tanggal 7 Juni 2017.

Anda mungkin juga menyukai