Anda di halaman 1dari 8

Dedhy, dkk. 2011.

Creative Accounting: Mengungkap Manajemen Laba & Skandal


Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Riahi, Ahmed, Belkaoui. 2011. Accounting Theory (Teori Akuntansi). Edisi Kelima.
Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat

I. PENDEKATAN POSITIF

Pendekatan positif melihat pada mengapa praktik dan/atau teori dikembangkan


dengan cara tertentu dalam rangka untuk menjelaskan memprediksi peristiwa
akuntansi. Dengan cara seperti itu, pendekatan positif berusaha untuk menentukan
berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi faktor-faktor rasional dalam bidang
akuntansi.

Secara mendasar pendekatan tersebut berusaha untuk menentukan sebuah


teori yang menjelaskan fenomena observasian. Pendekatan positif secara umum
dibedakan dari pendekatan normatif, yang berusaha untuk menentukan sebuah teori
yang menjelaskan apa yang seharusnya dan bukan apa yang sesungguhnya.

Bagi mereka yang mengadopsi paradigma positif, antropologis, atau induktif pokok
masalah mendasar adalah :

a. Praktek akuntansi yang sudah ada


b. Sikap manajemen terhadap praktek tersebut

Para pendukung dari pandangan ini berpendapat bahwa teknik teknik dapat
diperoleh dan dijustifikasi berdasarkan atas hasil penggunaan yang telah teruji bahwa
manajemen ikut memainkan peran yang penting dalam menentukan teknik teknik
yang hendak diterapkan. Terkait dengan pendekatan positif dalam paradikma
informasi/ekonomi Feltham memberikan suatu kerangka kerja untuk menentukan nilai
suatu perubahan dalam suatu sistem informasi dilihat dari sudut pandang individu
yang membuat suatu keputusan informai (pengambilan Keputusan). Kerangka kerja
ini bergantung pada masing-masing komponen yang diperlukan untuk menghitung
ekspektasi hasil yang diperoleh dari sistem informasi tertentu yang terdiri dari
(Belakoui,2011:182):
a. Serangkaian kemungkinan tindakan pada setiap periode di dalam horizon
waktu
b. Suatu fungsi pegembalian hasil atas peristiwa-peristiwa yang terjadi
selama periode yang bersangkutan
c. Hubungan probabilistik antara peristiwa-peristiwa di masa lalu dan masa
depan
d. Peristiwa dan pertanda dari sistem informasi, termasuk pertanda di masa
lalu dan masa depan
e. Serangkaian aturan keputusan sebagai fungsi dari pertanda tersebut.

Bagi mereka yang menerapkan informasi/ekonomi, pokok masalah mendasar adalah


(Belakoui,2011:183):

a. Informasi adalah suatu komoditas ekonomi


b. Akuisisi atas informasi menjadi suatu masalah pilihan ekonomi

II. INCOME SMOOTHING

A. Definisi Income Smoothing

Income Smoothing adalah bentuk manajemen pendapatan yang merefleksikan


akibat atau hasil ekonomi, bukan karena hasil-hasil tersebut, melainkan karena
manajemen menghasilkan kualitas laba atau keuntungan yang lebih rendah karena
pendapatan tidak menggambarkan kinerja ekonomi suatu bisnis selama periode
tertentu.

Income Smoothing tidak tergantung pada kecurangan dan distorsi atau


perubahan, melainkan pada peluang yang muncul dalam alternatif prinsip-prinsip
akuntansi transaksi yang diterima dan penyebarannya.

Teori Efficiency Market Hypothesis (EMH) menyebutkan bahwa laporan


keuangan dapat mempengaruhi pasar modal. Ini menunjukkan betapa pentingnya
peranan laporan keuangan. Karena pentingnya laporan keuangan ini di masyarakat
barat khususnya, maka menunjang manajemen melakukan hal-hal yang mengubah
laporan laba rugi untuk kepentingan pribadinya, seperti mempertahankan jabatan atau
mendapatkan bonus yang tinggi. Biasanya laba yang stabil di mana tidak banyak
fluktuasi atau variance dari suatu periode lain dinilai sebagai prestasi baik. Upaya
menstabilkan laba ini disebut income smoothing.

Income Smoothing biasanya dilakukan dengan berbagai cara yaitu :

a. Mengatur waktu kejadian transaksi.


b. Memilih prinsip atau metode alokasi.
c. Mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan dari
modal normal.

Tidak semua negara menganggap Income Smoothing ini merupakan pekerjaan


haram. Swedia misalnya membenarkan perlakuan ini sepanjang dibuat secara
transparan dan memang pada hakikatnya hasilnya sama dalam jangka panjang.

B. Hipotesis IncomeSmoothing

1. Sifat Perataan Income

Income smoothing dapat dipandang sebagai upaya yang sengaja dilakukan


untuk menormalkan income dalam rangka mencapai kecenderungan atau
tingkat income yang diinginkan.

Secara lebih spesifik, teorisasi Gordon tentang perataan income adalah


sebagai berikut :

Proporsi 1 : Kriterium yang digunakan manajemen korporat dalam memilih


prinsip akuntansi adalah memaksimalkan utilitas atau kemakmurannya.
Proporsi 2 : Utilitas manajemen meningkatkan seiring dengan :

a. Keamanan kerjanya.
b. Aras (level) dan tingkat pertumbuhan dalam income manajemen.
c. Aras dan tingkat pertumbuhan besarnya korporasi.

Proporsi 3 : Pencapaian tujuan manajemen yang dinyatakan dalam proporsi 2


sebagian tergantung pada kepuasan pemegang saham terhadap kinerja
korporasi yaitu jika hal-hal lain sama, makin bahagia pemegang saham, makin
besar keamanan kerja, income dan sebagainya dari manajemen.

Proporsi 4 : Kepuasan pemegang saham terhadap korporasi meningkat seiring


dengan rata-rata tingkat pertumbuhan income korporasi (atau rata-rata
tingkat return terhadap modalnya) dan stabilitas income-nya.

Teorema : Apabila ke tempat proporsi di atas diterima atau terbukti benar, maka
manajemen dalam lingkup kekuasaannya. Yaitu ruang gerak yang diijinkan oleh
aturan akuntansi akan (1) meratakan income yang dilaporkan (2) meratakan
tingkat pertumbuhan income.

2. Motivasi Perataan

Motivasi dibalik perataan meliputi peningkatan hubungan dengan kreditor,


investor, dan memperkecil siklus bisnis melalui proses psikologi.

Gordon mengemukakan bahwa :

a. Kriterium yang digunakan manajemen korporasi atau korporat dalam memilih


prinsip akuntansi adalah untuk memaksimalkan utilitas atau kemakmurannya.
b. Utilitas yang sama adalah sebuah fungsi keamanan kerja, aras dan tingkat
pertumbuhan gaji dan aras tingkat pertumbuhan ukuran perusahaan.
c. Kepuasan pemegang saham terhadap kinerja korporasi meningkatkan status
dan penghargaan terhadap manajer.
d. Kepuasan yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan
stabilitas income perusahaan.

Manajemen juga ditugasi untuk menggalakkan berita tentang kendala-kendala


prinsip akuntansi umum dengan berusaha meratakan angka income sedemikian rupa
untuk menyampaikan ekspektasi mereka terhadap arus kas masa depan,
mempertinggi keandalan prediksi yang didasarkan pada serangkaian
angka income yang telah diratakan.

Ada tiga kendala yang dianggap mengiring manajer untuk melakukan perataan
yaitu :

a. Mekanisme pasar kompetitif, yang mengurangi pilihan bagi manajemen.


b. Skema kompensasi manajemen, yang secara langsung terkait dengan kinerja
perusahaan.
c. Ancaman penggantian.
3. Dimensi-Dimensi Perataan

Dimensi perataan pada dasarnya adalah alat yang digunakan untuk melakukan
perataan angka income. Dascher dan Malcolm membedakan antara perataan riil dan
perataan artifisial sebagai berikut :

Perataan riil merujuk pada transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan
atas dasar efek perataannya terhadap income. Sedangkan perataan artifisial merujuk
pada prosedur akuntansi yang diimplementasikan untuk memindahkan biaya dan atau
pendapatan dari satu periode ke periode yang lain.

Kedua tipe perataan tersebut mungkin tidak dapat dibedakan untuk kedua tipe
tersebut. Uji operasional disarankan adalah mencocokkan kurva dengan arus
dua income dihitung dengan dua cara :

a. Mengeluarkan variabel manipulatif yang mungkin dan


b. Memastikannya.

Selain perataan riil dan artifisial, juga dikenal perataan klasifikator sebagai
dimensi perataan yang ke tiga. Barnet et.al membedakan tiga dimensi sebagai berikut:

a. Perataan melalui terjadinya peristiwa atau pengakuan.


b. Perataan melalui alokasi dari waktu ke waktu.
c. Perataan melalui klasifikasi (sehingga disebut perataan klasifikator).

4. Objek Perataan

Pada dasarnya objek perataan seharusnya didasarkan pada indikasi keuangan


yang paling mungkin dan paling digunakan, yaitu laba. Karena perataan laba bukanlah
suatu fenomena yang terlihat, literatur memperkirakan berbagai bentuk pernyataan
keuntungan sebagai objek perataan yang paling memungkinkan.

Para peneliti memilih indikator laba bersih atau laba per saham sebagai objek
perataan karena keyakinan bahwa perhatian jangka panjang manajemen adalah
terhadap laba bersih dan para pengguna laporan keuangan biasanya melihat pada
angka paling akhir, baik laba maupun laba per saham.

5. Variabel Perataan

Alat atau instrumen perataan adalah variabel-variabel yang digunakan untuk


meratakan indikator kinerja yang dipilih. Copeland menguraikan lima kondisi yang
diperlukan untuk suatu instrumen pertaan sebagai berikut:

a. Sekali digunakan, instrumen tersebut tidak harus membuat perusahaan


memiliki komitmen untuk melakukan tindkaan tertentu apa pun di masa depan.
b. Intrumen perataan harus didasarkan pada penerapan pertimbangan
profesional dan diperkirakan dalam wilayah Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang
Berlaku Umum
c. Instrumen perataan harus mengarah pada pergerakan yang material secara
relatif terhadap perbedaan pendapatan dari tahun ke tahun.
d. Instrumen perataan tidak memerlukan suatu transaksi riil dengan pihak kedua,
tetapi hanya suatu reklasifikasi atau saldo akun internal.
e. Instrumen perataan harus digunakan, secara sendirian atau bersama-sama
dengan praktik lainnya, selama suatu periode waktu tertentu.

III. TEORI AGEN, TEORI SINYAL, DAN TEORI KONTRAK

A. Agency theory

Exposisi teoritis secara mendetail dari teori keagenan pertama kali dinyatakan oleh
Jensen dan Meckling (1976).

Menurut Jensen dan Meckling teori keagenan merupakan :

We define an agency relationship as a contract under which one or more person (the
principals) engage another (the agent) to perform some service on their behalf which
involves delegating some decisions making authority to the agent.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa hubungan keagenan didefinisikan sebagai


suatu kontrak antara manajer (agent) dan pemilik (principal) dimana pemilik (principal)
mendelegasikan sebagian kewenangan kepada manajer untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan dan kewenangan untuk mengambil keputusan. Hal tersebut
mengakibatkan manajer lebih banyak informasi dibandingkan pemilik.

Teori agensi ini mengeksporasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk
memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Prinsip utama teori
ini menyatakan adanya hubungan kinerja antara pihak yang memberi wewenang yaitu
investor dengan pihak yang menerima wewenang yaitu manajer dalam bentuk kontrak
kerja sama. Teroi agensi memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-
mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik
antara pemilik dan manajer, salah satunya kemungkinan manajer bertindak tidak
sesuai dengan kepentingan pemilik, sehingga memicu biaya keagenan. Sebagai
agen, manajer bertanggung jawab secara moral untuk mengoptimalkan keuntungan
para pemilik dengan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak.

Menurut Ujiyantho dan Pramuka (2007) menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu
:

a. Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest)


b. Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang
(bounded rationality)
c. Manusia selalu menghindari resiko (risk adverse)

Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia


kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan sifat opportunistic, yaitu
mengutamakan kepentingan pribadinya.
Menurut Jensen dan Meckling, adanya masalah keagenan memunculkan biaya
agensi yang terdiri dari:

a. Monitoring costs
Biaya untuk memonitoring perilaku agen. Biaya yang dikeluarkan oleh principal
untuk mengukur, mengamati dan mengontrol perilaku agen.
b. Bonding costs
Biaya yang ditanggung oleh agen untuk menetapkan dan mematuhi
mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk kepentingan
principal.
c. Residual losses
Pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat
dari perbedaan keputusan agent dan keputusan principal.

B. Signalling theory

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan


oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi
merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada
hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan
masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup
suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan,
akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat
analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan


ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat
dalam efisiensi pasar. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang dapat menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor
adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat
berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan
dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan
keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan
mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna
laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi
untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan
diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang
diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka
perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan
transparan.

Menurut signaling theory, jika manajer mengharapkan tingkat pertumbuhan di


masa depan yang tinggi, mereka akan memberikan sinyal melalui data akuntansi.
Signaling theory memprediksi bahwa perusahaan akan mengungkapkan informasi
lebih dari yang diminta. Dalam perspektif ini, manajer sukarela memberikan informasi
kepada investor untuk membantu pengambilan keputusan mereka. Manajer
melakukan peran ini karena mereka memiliki keunggulan komparatif dalam produksi
dan penyebaran informasi. Signalling theory merupakan sinyal yang baik untuk
stakeholder dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
Teori signal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik (prinsipal),
dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan
kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak
yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan
pihak perusahaan (agent), perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas
memberikan pendapat tentang laporan keuangan (Jamaan, 2008).

Selain perspektif kontraktor,yang menggambarkan perspektif lebih lanjut tentang


pilihan kebijakan akuntansi. Di bawah perspektif tersebut manajer secara sukarela
memberikan informasi kepada investor untuk membantu pengambilan keputusan
mereka.Manajer melakukan peran ini karena mereka memiliki keunggulan komparatif
dalam produksi dan penyebaran informasi. Informasi akuntansi yang digunakan untuk
menunjukkan bagaimana nilai perusahaan dan klaim terhadap itu akan berubah.
Dalam perspektif kontrak efisien, akuntansi mencerminkan arus kas berubah yang
mempengaruhi perusahaan: laporan akuntansi yang digunakan untuk
memantau(konfirmasi) peristiwa ekonomi dan transaksi yang telah terjadi.

Hipotesis informasi mendasari sebagian besar riset pasar modal awal. Dalam studi
pasar modal, manajer diasumsikan memberikan informasi untuk pengambilan
keputusan oleh investor. Dengan demikian, setiap perubahan dalam metode
akuntansi harus berarti bahwa informasi telah berubah dan keputusan investasi harus
berubah. Menurut teori signaling, perusahaan mengharapkan manajer untuk
meningkatkan pertumbuhan yang tinggi di masa depan, maka mereka akan mencoba
untuk memberi sinyal kepada investor melalui akun. Manajer dari perusahaan lain
yang berkinerja baik akan mendapat insentif yang sama, dan manajer dari perusahaan
dengan berita yang netral akan memiliki insentif untuk melaporkan berita positif
sehingga mereka tidak dicurigai memiliki hasil yang buruk. Manajer perusahaan
dengan kabar buruk akan memiliki insentif untuk tidak melaporkan. Namun, mereka
juga akan memiliki insentif untuk melaporkan berita buruk mereka, untuk menjaga
kredibilitas di pasar yang efektif di mana sahamnya diperdagangkan. Dengan asumsi
insentif ini untuk sinyal informasi ke pasar modal, menandakan teori memprediksi
bahwa perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih dari yang diminta.

Konsekuensi logis dari teori signaling adalah bahwa ada insentif bagi semua manajer
untuk menerima sinyal harapan keuntungan masa depan, karena jika investor percaya
akan sinyal tersebut, harga saham akan meningkat dan para pemegang saham (dan
manajer bertindak untuk kepentingan mereka) akan mendapatkan keuntungan.
Penelitian insentif signaling termasuk studi yang menyelidiki mengapa perusahaan
secara sukarela mengungkapkan berita buruk, mengurangi dividen dan peningkatan
dividen, pendapatan dan merevaluasi serta merusak aset, dan mengakui aset internal
yang dihasilkan.

C. Contracting theory

Teori kontrak adalah hubungan kontrak antara pemasok dan konsumen faktor-
faktor produksi. Hal ini sebagai semacam perhubungan kontrak karena centralises,
atau hubungan kontrak antara anda sebagai konsumen dan berbagai pemasok.
Dalam pengertian yang lebih umum, semua pemasok faktor-faktor produksi (tanah,
tenaga kerja dan modal) secara tunggal mempunyai kontrak dengan konsumen untuk
output mereka, misalnya, kontrak:
a. Mendokumentasikan syarat dan kondisi kerja para manajer oleh pemegang
saham
b. Mendokumentasikan syarat dan kondisi di mana pemberi pinjaman
menyediakan sumber daya keuangan
c. Kerja untuk pabrik dan pekerja lainnya
d. Untuk penyediaan barang
e. Untuk penjualan dan pengiriman barang dan jasa.

Meskipun penting untuk mengenali bahwa perusahaan melibatkan multiplisitas


kontrak, teori akuntansi positif biasanya berfokus pada dua jenis kontrak: kontrak
manajemen dan kontrak utang. Kedua kontrak adalah kontrak keagenan, dan teori
keagenan yang menyediakan sumber dengan banyak penjelasan untuk praktek
akuntansi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai