Anda di halaman 1dari 6

Rancang Bangun Mesin Pengering Kerupuk Untuk Industri Kecil Kerupuk (A.

Walujodjati )

RANCANG BANGUN MESIN PENGERING KERUPUK UNTUK


INDUSTRI KECIL KERUPUK

A Walujodjati dan Darmanto*)

Abstrak

Pengeringan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengurangi kandungan air yang ada
pada obyek yang dikeringkan. Kandungan air yang ada telah menyatu dalam benda. Proses
yang bisa digunakan untuk mengeluarkan kandungan air tersebut adalah proses penguapan.
Proses ini dapat berlangsung apabila obyek yang dikeringkan diberi pemanasan, baik
dengan memanfaatkan sinar matahari atau diberi sumber panas lain, baik secara elektrik
maupun dengan menggunakan nyala api. Sumber pemanas yang menggunakan nyala api
biasanya menggunakan nyala api dari kompor atau dari kayu bakar, tetapi kebanyakan dari
mesin pengering menggunakan nyala api kompor. Nyala api kompor merupakan sumber
panas yang digunakan untuk seluruh pemanasan yang ada dalam sistim pengeringan
kerupuk ini. Panas yang diakibatkan oleh nyala api kompor memanaskan udara disekeliling
api, panas akan merambat naik ke atas melalui udara, Panas ini akan berpindah ke benda-
benda yang dilaluinya yang mempunyai temperatur lebih rendah, termasuk dalam hal ini
digunakan untuk memanasi plat stabilisator yang letaknya persis di atas nyala api tersebut.
Perpindahan panas dari nyala api kompor ke pelat yang ada di atasnya berlangsung secara
konveksi bebas dan besarnya laju perpindahan panas tergantung dari perbedaan temperatur
udara panas dan temperatur permukaan plat stabilisator.

Kata kunci : Mesin pengering, plat stabilisator, konveksi bebas, laju perpindahan panas

Pendahuluan
Kerupuk dengan berbagai macam jenis matahari atau diangin-anginkan di tempat terbuka
yang ada sudah dikonsumsi orang dari segala begitu saja. Model pengeringan seperti sangat
kalangan, dari status ekonomi rendah sampai dipengaruhi oleh keadaan alam dalam hal ini
status ekonomi atas, baik yang tinggal di desa cuaca. Ketika musim kemarau atau kebetulan hari
maupun yang tinggal di kota. Kerupuk banyak tidak hujan dan cuaca cerah, maka proses
diproduksi oleh industri-industri kecil kerupuk pengeringan dapat dilakukan dengan relatif baik.
dengan menggunakan teknologi yang sangat Tetapi bila keadaan sebaliknya, yaitu ketika hari
sederhana mulai dari pengolahan bahan baku, tidak cerah atau pada musim penghujan, proses
proses pengeringan sampai pada proses pengeringan menjadi tidak bisa dilakukan dengan
penggorengannnya. baik sehingga setelah digoreng hasilnya sangat
Sebelum dilakukan penggorengan, selalu tidak diharapkan dan sangat merugikan
dilakukan pengeringan bahan kerupuk. Proses pengusaha kerupuk.
pengeringan menjadi tahapan yang sangat Proses pengeringan kerupuk yang sangat
mempengaruhi kualitas hasil gorengan dari tergantung dari keadaan alam sebagaimana yang
kerupuk. Kerupuk akan sulit mekar bila kurang dijelaskan di atas dan dengan segala
kering, dan produk seperti ini sering dinamakan permasalahan yang muncul perlu dihindari dan
dengan krupuk bongko. Krupuk dengan dicari jalan keluarnya. Keberadaan mesin
kondisi seperti ini sangat dihindari oleh pembuat pengering kerupuk sebelum digoreng menjadi
kerupuk. Kerupuk menjadi keras sekali dan sangat mendesak diperlukan. Karena dengan
volomenya per satuan kerupuk menjadi kecil, menggunakan mesin proses pengeringan kerupuk
keadaan seperti ini sangat merugikan pengusaha menjadi tidak bergantung pada cuaca. Kapanpun
kerupuk karena kondisi kerupuk seperti ini juga bisa dilakukan proses pengeringan. Mesin
sangat dihindari oleh calon pembeli. Proses pengering kerupuk yang digunakan harus bisa
pengeringan kerupuk sebelum digoreng selama efektif dan efisien serta kualitas hasilnya pun
ini dilakukan dengan cara dijemur pada panas tidak kalah dari kerupuk yang dikeringkan
*)
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
27
Jl *)Menoreh Tengah X/22 Semarang
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Jl Menoreh Tengah X/22 Semarang
Momentum, Vol. 1, No. 1, April 2005 : 27- 32

dengan menggunakan sinar matahari. dT


Pengeringan pada dasarnya merupakan usaha Qk = - k . A. (2)
dx
untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
obyek yang dikeringkan. Kandungan air yang ada Dimana : k = konduktifitas thermal bahan
telah menyatu dalam benda. Proses yang bisa (W/m K)
digunakan untuk mengeluarkan kandungan air A = luas permukaan perpindahan
tersebut adalah proses penguapan. Proses ini panas (m2)
dapat berlangsung apabila obyek yang dT = perbedaan temperatur kedua
dikeringkan diberi pemanasan, baik dengan sisi (K)
memanfaatkan sinar matahari atau diberi sumber dx = tebal plat. (m)
panas lain, baik secara elektrik maupun dengan
menggunakan nyala api. Sumber pemanas yang Konduktivitas thermal bahan teknik pada
menggunakan nyala api biasanya menggunakan tekanan atmosfer bergerak dari sekitar 4 x 10-3
nyala api dari kompor atau dari kayu bakar, tetapi untuk gas, melintasi sekitar 1 x 10-1 untuk
kebanyakan dari mesin pengering menggunakan cairan, sampai dengan 2,4 x 102 Btu/h ft F untuk
nyala api kompor. Nyala api kompor merupakan tembaga. [Ref. 1. hal. 8]. Bahan yang mempunyai
sumber panas yang digunakan untuk seluruh konduktifitas termal yang tinggi disebut
pemanasan yang ada dalam sistim pengeringan konduktor sedangkan bahan yang mempunyai
kerupuk ini. Panas yang diakibatkan oleh nyala konduktifitas termal bahan yang rendah disebut
api kompor memanaskan udara disekeliling api, isolator. Pada umumnya konduktifitas termal
panas akan merambat naik ke atas melalui udara, berubah dengan suhu, tetapi dalam banyak soal
Panas ini akan berpindah ke benda-benda yang perekayasaan perubahannya cukup kecil
dilaluinya yang mempunyai temperatur lebih diabaikan. [Ref. 1. hal. 9].
rendah, termasuk dalam hal ini digunakan untuk Kasus aliran panas yang paling sederhana
memanasi plat stabilisator yang letaknya persis di adalah konduksi panas yang melalui dinding
atas nyala api tersebut. Perpindahan panas dari datar. Pada kasus ini akan didapatkan bahwa suhu
nyala api kompor ke pelat yang ada di atasnya pada permukaan yang panas maupun yang dingin
berlangsung secara konveksi bebas dan besarnya adalah seragam pada permukaan. Panas
laju perpindahan panas tergantung dari perbedaan permukaan sisi atas plat stabililastor ini
temperatur udara panas dan temperatur dipindahkan ke plat distributor yang letaknya di
permukaan plat stabilisator. atas pelat stabilisator secara konveksi (lihat pers.

Qc = hc . A.(T Ts ) (1) 1). Panas pada pelat distributor ini diharapkan
mempunyai sebaran yang merata pada seluruh
permukaan pelat. Panas yang sudah terdistribusi
Dimana : hc = koefisien perpindahan panas merata inilah yang digunakan untuk memanasi
konveksi udara ( W/s ) kerupuk mentah yang ditaruh pada rak-rak
A = luas permukaan perpindahan kerupuk. Perpindahan panas dari pelat distributor
panas ( m2 ) ke kerupuk pada rak-rak terjadi secara konveksi,
T = temperatur udara (K) begitu juga dari rak satu ke rak yang lainnya.
Ts = temperatur pelat (K) Dinding sisi samping mesin pengering ini terbuat
dari pelat besi, dimana pelat ini merupakan
Perpindahan panas konveksi bebas konduktor panas maka untuk menghilangkan
terjadi bilamana sebuah benda ditempatkan terjadinya panas yang hilang keluar harus
dalam suatu fluida yang suhunya lebih tinggi dari dipasang isolator pada permukaan sisi luar.
pada benda tersebut. Sebagai akibat dari Pemasangan isolator pada suatu permukaan yang
perbedaan suhu tersebut, panas mengalir antara padanya tidak boleh ada perpindahan panas
fluida dan benda tersebut serta mengakibatkan sangatlah penting. Ini akan memberikan
perubahan kerapatan lapisan-lapisan fluida di keuntungan yang sangat besar karena dapat
dekat permukaan. [Ref. 1. hal. 383]. Pada pelat meningkatkan efektifitas pemanasan. Adanya
stabilisator terjadi perpindahan panas secara pemasangan isolator dari satu sisi pada suatu
konduksi, panas dipindahkan dari permukaan konduktor menyebabkan panas berpindah hanya
yang sebelah bawah (sisi bawah) ke permukaan dari satu sisi saja yaitu pada sisi yang tidak diberi
atas plat. bahan isolator. Bahkan dengan cara sepperti ini

28
Rancang Bangun Mesin Pengering Kerupuk Untuk Industri Kecil Kerupuk (A. Walujodjati )

panas yang berpindah hanya dari satu sisi dapat pada rak-rak diatas plat tembaga
digunakan sebagai sumber panas. Permukaan sisi pendistribusi panas pengeringan. Supaya
dalam dibiarkan terbuka karena bisa menjadi kapasitas kerupuk yang dikeringkan besar,
sumber pemanasan dari samping. maka rak-rak kerupuk dibuat bersap-
sap/bertingkat-tingkat. Panas pengeringan
Metode Penelitian diharapkan sampai pada rak yang letaknya
1. Survey di paling jauh dari sumber panas maka bahan
Industri kecil Kerupuk. rak dibuat dari bahan ayakan dengan jarak
Survey ini dilakukan untuk mengetahui antar lobang tidak boleh lebih dari 1 cm.
berbagai persoalan yang dihadapi oleh Dengan cara seperti ini akan memberikan
industri kecil kerupuk dalam pengeringan keleluasaan panas untuk bias naik memanasi
kerupuk mentah, antara lain: lapisan rak yang letaknya paling jauh dari
- sumber panas. Rak-rak kerupuk mentah ini
Kendala-kendala yang dialami selama ini. dapat dilepas (dibuat model sorogan) dan
- dapat dilakukan pertukaran tempat antar rak.
Tingkat kebasahan kerupuk mentah yang Dengan sistim seperti ini maka kadar
akan dikeringkan. pengeringan kerupuk pada setiap raknya akan
- sama. Yang dibutuhkan dari nyala api
Tingkat kekeringan kerupuk mentah yang kompor adalah panasnya, maka pengaruh
diinginkan, yang akan memberikan hasil warna dan bau dari asap akibat pembakaran
yang terbaik apabila kerupuk digoreng harus dihindarkan. Oleh karena itu pada
yang tentunya disesuaikan dengan mesin pengering dibuatkan saluran khusus
keinginan/kesukaan konsumen. untuk tempat mengalirnya asap pembakaran .
- Saluran ini pada ujungnya menyatu dengan
Kapasitas pengeringan kerupuk yang harus cerobong asap. Dengan cara seperti ini
terpenuhi sesuai dengan target yang telah pengaruh asap baik bau dan warnanya tidak
ditetapkan. akan mempengaruhi kualitas hasil
- pengeringan. Kerupuk mentah yang telah
Kemampuan pendanaan oleh para industri dikeringkan pada mesin pengering ini
industri kecil kerupuk. diharapkan telah siap untuk dilakukan
penggorengan pada setiap saat kapan pun
2. Merencanakan diperlukan.
Alat pengering
Untuk proses pengeringan kerupuk yang 3. Pembuatan alat
tidak memanfaatkan panas matahari dan Pembuatan mesin pengering dilakukan
tidak tergantung pada cuaca diperlukan dengan mengacu pada hasil perencanaan
sumber panas lain selain matahari dalam hal yang telah dilakukan.
ini digunakan nyala api dari kompor sebagai a. Pemilihan sumber panas pengeringan
sumber panas. Penggunaan nyala api kompor Sumber panas pengeringan diambil dari
sangat menguntungkan karena besar kecilnya nyala api kompor. Untuk sumber nyala
api dapat disetel sesuai dengan kebutuhan api sebenarnya dapat menggunakan jenis
serta biayanya pun tidak mahal. Panas kompor apa saja yang ada dipasaran,
pengeringan yang digunakan diharapkan akan tetapi untuk memudahkan dalam
stabil dan terdistribusi merata pada pemilihan dan hematnya bahan bakar,
permukaan kerupuk mentah yang akan maka untuk keperluan ini dipilih kompor
dikeringkan. Untuk memberikan kestabilan dengan bahan bakar minyak tanah.
panas pengeringan, tepat di atas nyala api Disamping harga minyak tanahnya
kompor dipasang plat logam tipis yang di murah, nyala apinya pun dirasa cukup
atasnya diberikan pasir bangunan, pasir untuk memenuhi sarat nyala api yang
inilah yang berfungsi sebagai penstabil dibutuhkan.
panas. Pendistribusian panas pengeringan b. Pembuatan kerangka utama alat
dilakukan dengan memasang plat tembaga di Kerangka ini merupakan penyangga
atas pasir penstabil. Kerupuk-kerupuk utama dari mesin ini.
mentah yang akan dikeringkan diletakkan

29
Momentum, Vol. 1, No. 1, April 2005 : 27- 32

Bahan : pelat siku 4 x 4, panjang 12 3. menyambungkan potongan-


meter potongan yang telah tersedia dengan
Peralatan : gergaji logam, las listrik, menggunakan las listrik sehingga
penyiku membentuk kerangka dalam yang
Langkah pembuatan : diinginkan
1. Memotong pelat siku dengan g. Menempatkan pelat stabilisator
panjang 1,5 meter sebanyak 4. panas, pelat distributor panas dan rak-rak
2. Memotong pelat siku yang telah kerupuk di tempat yang telah dibuat pada
tersedia sepanjang 70 cm sebanyak 8 kerangka dalam.
batang h. Menempatkan komponen-komponen
3. Menyambungkan potongan- yang telah disusun pada langkah g ke
potongan yang telah tersedia dengan dalam kerangka utama alat.
menggunakan las listrik sehingga i. Pembuatan cerobong asap.
membentuk kerangka alat yang Cerobong ini merupakan tempat
diinginkan. keluarnya asap akibat nyala api kompor.
c. Pembuatan pelat stabilisator panas Bahan : pelat lembaran, tebal 0,5 mm
Bahan : pelat tembaga lembaran, Peralatan : Gunting, las listrik
70x70 cm, tebal 0,5 mm Cerobong ini diletakkan di atas rak
Peralatan : brender pemotong pelat, kerupuk pada lapisan paling atas.
penyiku j. Perakitan cerobong ke dalam
Lembaran pelat tipis (0,5 mm) dipotong komponen lainnya, sehingga didapatkan
dengan ukuran 70 x 70 cm susunan alat/mesin pengering kerupuk
d. Pembuatan pelat distributor panas secara lengkap.
Bahan : pelat tembaga lembaran ,
70x70 cm, tebal 0,5 mm 5
Peralatan : brender pemotong pelat,
penyiku, pelubang pelat
Lembaran pelat tipis (0,5 mm) dipotong d
dengan ukuran 70 x 70 cm dan tengahnya
c
diberi lubang supaya efektifnya
perpindahan panas ke rak kerupuk.
6 b
e. Pembuatan rak-rak kerupuk 4
7
Bahan : saringan logam, ukuran 70 x a
70 cm 3
Peralatan : Gunting, penggaris, meteran 2
Bahan yang ada dibentuk dengan
menggunakan gunting sesuai dengan 1
ukuran yang telah ditentukan di atas
menjadi 3 lembar. Keterangan gambar :
f. Pembuatan kerangka dalam
Kerangka dalam merupakan kerangka 1. Kompor
tempat melekatnya pelat stabilisator 2. Pelat Stabilisator
panas, pelat distributor panas, dan rak- 3. Pelat Distributor
rak kerupuk. 4. Pelat dinding dalam
Bahan : pelat siku 4 x 4, panjang 10 5. Cerobong
meter 6. Saluran asap samping
7. Dinding isolator
Peralatan : gergaji logam, las listrik,
a, b, c, d : Rak-rak kerupuk
Langkah pembuatan :
1. memotong pelat siku yang Gambar 1. Mesin pengering kerupuk
telah tersedia dengan panjang 0,75
meter sebanyak 4 batang. 4. Pengujian unjuk
2. memotong pelat siku yang kerja alat
telah tersedia sepanjang 70 cm meter
sebanyak 16 batang.

30
Rancang Bangun Mesin Pengering Kerupuk Untuk Industri Kecil Kerupuk (A. Walujodjati )

Pengujian unjuk kerja alat dilakukan untuk Peruba Berat Berat Berat Kualitas Hasil
han kerupu kerupuk kerupu Penggorengan
mengetahui efektifitas kerja alat yang telah Penuka k setelah k
dibuat dalam mengeringkan kerupuk. ran Rak sebelu dikeringka setelah
Langkah pengujian : (menit) m n digoren
dikerin (gram) g
a. Menimbang berat kerupuk yang akan gkan (gram)
dikeringkan (gram)
b. Mengisi tiap rak kerupuk dengan 15 0,53 0,52 0,49 Kurang
kerupuk dengan ketebalan rata-rata 0,5 menit mengembang
1 cm pada tiap raknya. 20 0,54 0,50 0,48 Mengembang
menit
c. Setelah alat ditutup rapat, dilakukan
30 0,55 0,49 0,47 Mengembang
penyalaan kompor pada posisi
menit tidak rata
kapasitas penyalaan.
Dari tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa
d. Melakukan penukaran tempat rak
pada perubahan rak selama 15 menit, pada saat
tiap 15 menit sekali sehingga tiap-tiap
sebelum dikeringkan beratnya 0,5 dan setelah
rak akan menempati posisi yang sama
dikeringkan, maka beratnya menjadi 0,52, dan
pada tiap-tiap tempat rak. Cara seperti ini
setelah digoreng beratnya 0,49 dengan kualitas
dimaksudkan untuk mendapatkan
kurang mengembang. Hal ini disebabkan bahwa
pemanasan yang merata terhadap
kerupuk kurang lama/terlalu sebentar pada saat
kerupuk yang dikeringkan sehingga
penukaran rak yaitu hanya 15 menit, sehingga
kerupuk akan mengalami pengeringan
kandungan/kadar air dalam kerupuk masih tinggi.
yang sama di setiap raknya.
Untuk perubahan rak setiap 20 menit,
e. Setelah penukaran rak selesai, proses
berat kerupuk setelah dikeringkan berkurang 0,3
pengeringan diakhiri dan mengeluarkan
gram dan setelah digoreng berkurang 0,2 gram
kerupuk dari rak .
dengan hasil mengembang. Hal ini bisa dianalisa
f. Melakukan penimbangan kerupuk
bahwa dengan penukaran rak selama 20 menit
hasil pengeringan
sekali, kerupuk yang dihasilkan bisa
g. Mengulangi percobaan (dari a f)
mengembang dengan baik.
dengan merubah penukaran rak tiap 20
Untuk perubahan rak setiap 30 menit,
dan 30 menit sekali. Perubahan waktu
kerupuk pada saat digoreng bisa mengembang
pertukaran rak ini dilakukan untuk
tetapi tidak rata, ini dikarenakan terlalu lama
menentukan waktu pengeringan yang
pada saat penukaran rak, sehingga kandungan air
efektif dalam pengeringan kerupuk.
yang hilang tidak merata pada tiap bagian
kerupuk.
5. Analisa data
Analisa data hasil pengujian dilakukan untuk
Kesimpulan
menentukan :
Dari analisa diatas, maka dapat
-
disimpulkan bahwa alat pengering kerupuk ini
Waktu pengeringan kerupuk yang efektif.
bisa untuk mengeringkan kerupuk dengan baik
-
apabila pada saat penukaran rak setiap 20 menit
Kemampuan mesin dalam mengeringkan
sekali.
kerupuk dengan membandingkan berat
kerupuk sebelum dan sesudah
Ucapan Terima kasih
dikeringkan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang
-
sebesar besarnya kepada Proyek Penelitian Dan
Kualitas kerupuk hasil gorengan dengan
Pengabdian Masyarakat Kopertis Wilayah VI
menggunakan alat ini dan dengan
Jawa Tengah Tahun 2004 yang telah membiayai
menggunakan sinar matahari.
penelitian ini, juga kepada para pengrajin
kerupuk yang berada di daerah Ketileng Sendang
Hasil dan Pembahasan
Mulyo Tembalang atas penggunaan mesin
Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada tabel 1
pengering ini.
dibawah ini
Daftar Notasi
Tabel 1. Perbandingan Berat kerupuk dan kualitas
Kerupuk

31
Momentum, Vol. 1, No. 1, April 2005 : 27- 32

A = luas permukaan perpindahan panas (m2) Daryanto, Drs., 1987, Mesin Pengerjaan Logam,
dT = perbedaan temperatur kedua sisi (K) Bandung, Tarsito.
dx = tebal plat. (m)
hc = koefisien perpindahan panas konveksi Filino Harahap., Reynold. W.C. & Perkins, H.C.
udara ( W/s ) 1993, Thermodinamika Teknik, Jakarta, Erlangga
k = konduktifitas thermal bahan (W/m K)
T = temperatur udara (K) Jasfi. E, Holman. J.P. 1993. Perpindahan Kalor,
Ts = temperatur pelat (K) Jakarta, Erlangga.

Daftar Pustaka Sriati Japri, Van Vlack H. Lawrence, Ilmu


Arko Priyono & Kreith, Frank., 1991, Prinsip- dan Teknologi Bahan. Jakarta, Erlangga.
Prinsip Perpindahan Panas, Jakarta, Erlangga

Baker, N.D. & Ryder,E.A. 1987, Themperature


Measurement in Engineering, Standford Omega
Press,

Bergeyk van.,Liedekerken,A.J., 1987, Teknologi


Proses, Jakarta, Bhatara Karya Aksara.

32

Anda mungkin juga menyukai

  • 7 13 1 SM
    7 13 1 SM
    Dokumen6 halaman
    7 13 1 SM
    Alan Sanara
    Belum ada peringkat
  • 7 13 1 SM
    7 13 1 SM
    Dokumen6 halaman
    7 13 1 SM
    Alan Sanara
    Belum ada peringkat
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen10 halaman
    1 PB
    Alan Sanara
    Belum ada peringkat
  • 7 13 1 SM
    7 13 1 SM
    Dokumen6 halaman
    7 13 1 SM
    Alan Sanara
    Belum ada peringkat
  • Lampiran PDF
    Lampiran PDF
    Dokumen33 halaman
    Lampiran PDF
    Alan Sanara
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii PDF
    Bab Ii PDF
    Dokumen26 halaman
    Bab Ii PDF
    Kristiani
    Belum ada peringkat
  • 7 13 1 SM
    7 13 1 SM
    Dokumen6 halaman
    7 13 1 SM
    Alan Sanara
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Alan Sanara
    Belum ada peringkat
  • Cover Mufti
    Cover Mufti
    Dokumen1 halaman
    Cover Mufti
    Alan Sanara
    Belum ada peringkat