Anda di halaman 1dari 1

Sedikit Mengenai Kebenaran Sejat

Sejak zaman dahulu kala, manusia telah menanyakan pertanyaan yang hakiki itu: Apa sebenarnya
kebaikan yang paling utama? Kita telah diberi anugerah kehidupan. Kita hanya bisa menjalaninya satu
kali. Apakah objek hasrat yang palinng mulia, berkah paling utama yang patut diidam-idamkan?

Selama ini kita sudah terbiasa diberitahu yang paling vital dalam kehidupan beragama adalah iman. Kata
yang pentng itu telah menjadi kata kunci selama berabad-abad dalam agama yang dikenal luas; dan kita
dengan mudahnya menganggap iman tersebut sebagai yang paling mulia di dunia. Nah, kita keliru. Kalau
itu yang diberitahukan pada kita, mungkin intnya lolos dari pemahaman kita. Pada kitab 1 Korintus 13,
Paulus mengajak kita untuk melihat Kristanitas langsung ke sumbernya, dan di sana kita melihat bahwa,
Yang paling besar diantaranya adalah kasih.

Ini bukan suatu kekeliruan. Baru sesaat sebelumnya Paulus berbicara tentang iman. Dia berkata, Dan
sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tdak memiliki
kasih, aku sama sekali tdak berguna. Jadi jauh dari melupakan, dia justru sengaja membandingkan
keduanya, Demikianlah tnggal ketga hal ini, yaitu; iman, pengharapan dan kasih, dan tanpa keraguan
sedikitpun, dia mengakhirinya dengan, Yang terbesar dari semuanya adalah kasih.

Jangan sampai perang dunia ke-2 terulang lagi

Saudaraku, sadarilah sesungguhnya tdak ada kata-kata atau tndakan yang keliru. Sesungguhnya yang
terjadi adalah pikiran yang keliru. Pikiran tanpa memiliki pemahaman yang baik akan melahirkan
perkataan yang keliru, demikian pula tndakan yang keliru. Kata-kata dan tndakan keliru yang dibiarkan
berlangsung terus menerus akan menghasilkan kebiasaan yang keliru. Kebiasaan keliru yang dibiarkan
terus menerus akan menjadi budaya yang keliru. Budaya yang keliru jika dibiarkan terus menerus akan
menjadi Bangsa yang keliru. Bangsa yang keliru pada akhirnya akan membuat kekacauan pada dunia.
Ingat hal ini sudah sering terjadi dan terus-menerus berulang.

Nah untungnya tdak semua orang demikian. Lihat akar masalahnya, darisanalah kita harus
membenahinya. Tidak usah merubah orang lain, karena sekali lagi itu tdak mungkin. Kebohongan
terbesar didunia adalah bahwa saya mampu merubah orang lain, sesungguhnya yang mampu kita rubah
hanyalah diri kita sendiri.

Kita namai saja pikiran yang keliru itu Ego, Ambisi, Pembenaran dan Kepentngan. Supaya kita mudah
mengenal dan menghentkannya sebelum dia mengambil alih jiwa kita.

Anda mungkin juga menyukai