Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

KISTA OVARIUM

Pembimbing : dr. Nilakusuma, Sp.OG

Oleh :

SITI HALIMAH

2012730099

KEPANITRAAN KLINIK BAGIAN ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH JAKARTA

BLUD RSU SEKARWANGI

2016

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.3


1.2 Tujuan.4
1.3 Manfaat4

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi5
2.2 Klasifikasi..5
2.3 Faktor resiko.7
2.4 Klasifikasi..7
2.5 Manifestasi klinik.8
2.6 Diagnosis8
2.7 Penatalaksanaan10
2.8 Diagnosis banding.11
2.9 Komplikasi...11
2.10 Prognosis...12

Bab 3 LAPORAN KASUS

3.1 Identitas13
3.2 Subyektif..14
3.3 Objektif.15

Bab 4 PERMASALAHAN
4.1 Medis.21
4.2 Sosial.21

1
4.3 Ekonomi21

Bab 5 PEMBAHASAN..22

Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan..26
5.2 Saran.26

DAFTAR PUSTAKA..27

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana saja
dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang
paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus
menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil yang menahan
sel telur.Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur,
sehingga dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian
kantung pecah.Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular,
kantung ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini
biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum, bentuk lain
dari kistafungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak menghilang. Malahan
kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.(Wiknjosastro, 2007)

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.Kanker ovarium
merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer).Karena, memang seringkali penderita
tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah lanjut misalnya:
sering kembung, teraba massa atau ada benjolan di perut bagian bawah, gangguan
pencernaan, danlain-lain.Sampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana
untuk memeriksa adanyakeganasan ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih
menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena biayanya
cukup mahal.Berbeda halnya dengan kanker serviks yang bisa dideteksi dini dengan
papsmear.(Moeloek FA,2006)

Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa lebih
kecil.Karena kanker ovarium itu terjadi apabila ovarium aktif mengalami pertumbuhan
folikel.Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama pil KB, proses itu pada
ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan pada ovarium menurun.Kista
ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak, bahkan ketika masih bayi, pada remaja
sampai orang tua. Tetapi kebanyakan dialami wanita berusia di atas 40 tahun. Bahkan, pada
bayi dalam kandungan bisa ditemukan kista ovarium. Pada ibu hamil yang terdapat

3
kistaneoplasti, bila menutupi jalan lahir kistanya bisa dioperasi saat hamil. Tetapi jika
kistanya tidak menutupi jalan lahir, kista dapat dioperasi setelah melahirkan.(Sastrawinata,
Sulaiman. dkk. 2004)

1.2 Tujuan
1. Mengetahui penegakkan diagnosa kista ovarium pada pasien ini.
2. Mengetahui faktor resiko kista ovarium pada pasien ini.
3. Mengetahui penatalaksanaan kista ovarium pada pasien ini.
4. Mengetahui bagaimana monitoring pada kondisi kista ovarium.

1.3 Manfaat
Penulisan makalah laporan kasus dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
dokter muda mengenai kista ovariumdalam hal anamnesa, pemeriksaan fisik dan
penunjang, penegakkan diagnosa, penatalaksanaan, dan monitoring.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja
dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium
(indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.(Wiknjosastro, 2007)

2.2 Klasifikasi

Klasifikasi tumor ovarium dibagi menjadi :

Tumor ovarium jinak


a. Kistik tumor ovarium non neoplastik:

Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus
menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah
pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan memebesar
menjadi kista.

Kista Korpus luteum


Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans.
Kadang-kadang korpus luteum mempertahan diri, perdarahan yang sering terjadi
didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah cokelat
karena darah tua.

Kista inklusi germinal


Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum
pada permukaan ovarium.

Kista teka lutein

5
Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
Kista endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium

Kista stein leventhal


Disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuliovarium.

b) Tumor ovarium neoplastik

Kistoma ovarii simpleks


Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali billateral,
dan dapat menjadi besar

Kistadenoma musinosum
Asal tumor ini belum diketahui pasti namun diperkirakan berasal dari suatu teratoma
dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain.

Kistadenoma serosum
Para penulis berpaendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelium).

Kista endometroid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalamterdapat satu
lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.

Kista dermoid
Sebenernya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di manastruktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,rambut, gigi, dan produk
glandula sebasea.

Tumor ovarium ganas


Kistik
Kistadenokarsinoma musinosum, kistadenokarsinoma serosum, dan epidermoidkarsinoma

6
Solid
Karsinoma endometroid dan mesonefroma.

2.3 Faktor Resiko

Penyebab kista ovarium dan beberapa faktor resiko berkembangnya ovarium adalah
wanita yang biasanya memiliki:(Wiknjosastro, 2007).

Riwayat kista ovarium terdahulu


Siklus haid tidak teratur
Perut buncit
Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
Sulit hamil
Penderita Hipotiroid
Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi.

2.4 Etiologi

Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap gonadotropin
(Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004).

Gestational tropoblastic neoplasma (molahidatidosa dan khoriokarsinoma)


Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel permukaan
ovarium mengalami perubahan neoplastik.
Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik
Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadi
induksiovulasi melalui manipulasi hormonal.

2.5 Manifestasi klinik

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi besar dan menimbulkan
nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat dari gejala-gejala saja karena

7
mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,
kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk
memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana
yang serius. (Wiknjosastro , 2007)

Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:

Perut terasa penuh, berat, kembung.


Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil).
Haid tak teratur.
Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul
bawah dan paha.
Nyeri senggama.
Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.

2.6 Diagnosis

Anamnesa
Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit
tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa
penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman, gangguan miksi dan defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih
sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.

Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal jika
terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadisulit pada pasien yang gemuk.
Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus
dapat terdorong pada satu sisi.Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul
padaligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. Padaperkusi
mungkin didapatkan ascites yang pasif.(Wiknjosastro, 2007).

8
Pemeriksaan Penunjang

1. USG
Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium.Dengan pemeriksaan
ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dariuterus, atau ovarium,
apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pulaantara cairan dalam rongga perut
yang bebas dan tidak.Dapat membantumengidentifikasi karakteristik kista ovarium.

2. Foto Roentgen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks.Pemeriksaan
pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk menentukan
apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan dari ovarium yang
terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid.

3. Pengukuran serum CA-125


Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-
125diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak atau
ganas.

4. Laparoskopi
Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan laparoskop.Melalui
laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh kista untuk pemeriksaan
PA.
2.7 Penatalaksanaan

Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan
tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm.
Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang.
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan
tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi
jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai
dengan pengangkatan tuba.

Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk
diperikasa. Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi.

9
Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita post menopause, kista yang berukuran kurang
dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun
harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause,
kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi. Terapi bedah
diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm dan kista ovarium
kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional atau
simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan
resiko keganasan dan pada pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan
laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang
menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.Pengangkatan
ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita post menopause, perimenopause,
dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi
serta yang beresiko menyebabkan karsinoma ovarium.Diperlukan konsultasi dengan ahli
endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik.
Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan
serum CA125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada
keluarga.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan
sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk
mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.

Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama. Prosedurnya adalah
total abdominal histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi,dan appendiktomi (optional).
Tindakan hanya mengangkat tumornya saja (ooforektomi atau ooforokistektomi) masih
dapat dibenarkan jika stadiumnya iamasih muda, belum mempunyai anak, derajat
keganasan tumor rendah seperti pada fow potential malignancy (borderline). Radioterapi
hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi, disgerminoma dan tumor sel
granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika seperti agens alkylating
(cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit (adriamycin). FoIlow up tumor
ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun
setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali.

2.8 Diagnosa Banding

Kehamilan

10
Mioma uteri
Tumor kolon sigmoid
Ginjal ektopik
Limpa bertangkai
Ascites

2.9 Komplikasi

a. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur


menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang
minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi
distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak.
b. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau
lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang
bersifat total.
c. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat
menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung
kemih secara sempurna.
d. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang menyebabkan
pemeriksaan pelvic menjadi penting.

2.10 Prognosis

Prognosis untuk kista jinak baik.Walaupun penanganan dan pengobatan kanker


ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai
sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di
pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun (5 Years
survival rate) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%,
sedangkan sebagian besar penderita 60-70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut
sehingga penyakit ini disebut juga dengan silent killer.(Wiknjosastro, 2007).

11
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas

3.1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. R

Usia : 36 tahun

Alamat : Kp. Sukamaju, warnajati

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SD

Menikah : 1 kali

Lama Menikah: 10 tahun

Identitas Suami :

Nama Suami : Tn. T

Usia : 34 tahun

Menikah : 1 kali

Agama : Islam

Pekerjaan : Buruh

Pendidikan : SMP

12
3.2 Subyektif

Anamnesa

(Tanggal 24 Oktober 2016 )

Keluhan Utama : Benjolan di perut sebelah kanan disertai nyeri


kadang- kadang. Benjolan semakin lama semakin
membesar.

Keluhan Penyerta : Nyeri kalau ditekan di benjolan dan mual .

Pasien datang ke IGD dr. Saiful Anwar Malang dengan keluhan benjolan
di perut sebelah kanan disertai nyeri kadang-kadang sejak 2 bulan yang lalu.Nyeri
juga dirasakan saat perut ditekan dan disertai mula Sebelum datang ke IGD RSU
dr. Saiful Anwar Malang pasien sudah berobat ke RSU Lawang oleh dr Hendri
SpOG dan akhirnya dirujuk ke RSSA karena benjolan sudah terlalu besar.Pasien
tidak mengalami penurunan berat badan.Riwayat haid teratur tiap bulan,lama 3-4
hari,ganti pembalut 3-4 kali sehari..Pasien sering BAK tetapi
sedikit.Pasienmempunyai riwayat minum jamu daun sirih setelah
menstruasi.Pasien juga tidak ada riwayat merokok, minum-minuman
beralkohol.Pasien tidak mengalami nyeri pervaginal. Pasien tidak pernah darah
tinggi, Pasien tidak pernah gula darah tinggi..Tidak ada riwayat pemakaian KB.

Riwayat penyakit terdahulu


Pasien mempunyai riwayat penyakit keputihan sejak 3 tahun yang lalu dan sudah
kontrol ke poli ginekologi.

Riwayat pengobatan
Os suka minum jamu daun sirih setelah menstruasi dan pada saat menstruasi.

Riwayat penyakit keluarga


Pasien menyangkal kalau dalam keluarganya ada yang pernah mempunyaitumor
kandungan seperti yang pasien alami.Keputihan (- ) DM (-), hipertensi (-).

13
Riwayat kehamilan dan kelahiran
G0P0Ab0

Riwayat intake makanan


Nafsu makan pasien normal 3 x sehari.

3.3 Obyektif
Pemeriksaan Fisik
(A) Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/Menit, Reguler
RR : 20 x/Menit
Temperatur Axilla : 36,80C
Temperatur Rectal : 36,6o C
Kepala dan Leher : Anemis - / - Ikterus - /-

Thorax : Cor/ S1 S2 tunggal, Murmur(-)


Pulmo/ v v Rh - - Wh - -
v v - - - -
v v - - - -

Abdomen :Teraba massa kistik ukuran 12 x 10 cm, mobile,


permukaan rata ,berbatas tegas.
Ekstermitas : edema - - Anemi - - Gatal- Gatal - -
- - - - - -

Berat badan : 48 kg
Tinggi Badan : 147 cm

(B) Status Ginekologi

Genetalia Externa

14
Vulva : Flux (-) Flex -) Massa (-) ulkus (-)

Inspekulo
V/v : Flux (-) Flex(-)
POMP tertutup, Licin,
VT
Vulva : POMP tertutup, licin,
CUAF ~ dalam batas normal
APD:teraba massa kistik ukuran 12
cm,mobile,permukaan rata,berbatas tegas,tidak nyeri
AP S: massa (-),nyeri (-)
Cavum Douglasi dalam batas normal.

Diagnosis banding

PDx

- Laboratorium : Lab lengkap ( DL,SE,SGOT,SGPT,Albumin ,GDS,


Creatinine,Ureum),Konsul kardiologi,Konsul anastesi.

a. Hasil Laboratorium Darah Lengkap

Darah Lengkap Nilai Satuan Nilai Rujukan Kesan

Leukosit 6,69 103/mm3 4,7-11,3 Normal

Hemoglobin 11,9 g/dL 11,4-15,1 Normal

Hematokrit 36,9 % 38 - 42 Rendah

Trombosit 350 103/mm3 142 424 Normal

MCV 80,40 Fl 80 93 Normal

MCH 25,90 Pg 27 31 Normal

15
MCHC 32,20 g% 32 36 Normal

RDW 12,90 % 11,5 - 14,5 Normal

Hitung Jenis :

Neutrofil 83,9 % 51 67 Normal

Limfosit 10,6 % 25 33 Normal

Monosit 4,8 % 25 Normal

Eosinofil 0.4 % 04 Normal

Basofil 0,3 % 01 Normal

Lain-lain -

a. Serum Elektrolit
Natrium:134 mmol/L
Kalium :3.73 mmol/L
Klorida:114 mmol/L

b. Faal Hati
SGOT:14 U/L
SGPT:6 U/L
Albumin:4.34 g/dL

c. Metabolisme Karbohidrat
Gula Darah Sewaktu :112 mg/dL

d. Faal Ginjal
Ureum: 17.90 mg/dL
Creatinine:0.59 mg/dL

e. Faal Hemostasis
PPT dan APTT Dalam Batas Normal

16
f. Hasil USG color Doppler
Mixed ovarial tumor kanan suspect teratoma
RI:0.72-0.83

i) Ca 125 : 134.5

Diagnosis Kerja

Cystoma Ovarii

PTx

1.Pro SOVC

2.Persiapan operasi

-Puasa

-IVFD RL 1000cc

-Injeksi Ceftriaxone 1gr IV (skin test)

-Injeksi Metoclopramide 1 amp IV

-Injeksi Ranitidin 1 amp IV

-Daftar OK/Sedia darah/SP

PMo

Observasi VS dan keluhan

KIE

Menjelaskan kepada pasien tentang :

1. Menjelaskan tentang operasi yang akan dilakukan beserta komplikasi yang bisa
terjadi.
2. Pasien disuruh banyak istirehat dan menghindari pekerjaan yang berat- berat
setelah operasi.

17
3. Menjelaskan kapan pasien harus kontrol lagi dan sampai berapa lama.

18
BAB IV
PERMASALAHAN

4.1 Medis

Siklus haid masih teratur.


Menyangkal nyeri saat berhubungan.
Terapi apa yang dapat diberikan.

4.2 Sosial

Tingkat Pendidikan

4.3 Ekonomi

Pekerjaan Tukang Listrik

19
BAB V
PEMBAHASAN

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuhdimana
saja dan jenisnya bermacam-macam.Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium
(indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.(Wiknjosastro, 2007)
Keluhan utama pada kista ovarium adalah .Perut terasa penuh, berat,
kembung,Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil),Haid tak
teratur,nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul bawah
dan paha,nyeri senggama,mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada
saat hamil. Pada pasien ini didapatkan keluhan nyeri pada perut sejak 2 bulan yang laludi
sertai masa yang besar pada perut bagian kanan. Selain itu pasien juga mengeluhkan
beberapa bulan terakhir buang air kecil menjadi sedikit.
Penyebab kista ovarium adalah stimulasi yang berlebihan terhadap
gonadotropin:(Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004). Selain itu,Gestational tropoblastic
neoplasma ( molahidatidosa dan khoriokarsinoma),Fungsi ovarium, ovulasi yang terus
menerus akan menyebabkan epitel permukaan ovarium mengalami perubahan neoplastik,
dan Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik. Pada
pasien ini penyebabnya masih perlu dicari.
Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit
tersebutakan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa
penuh di perut.Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa
tidaknyaman, gangguan miksi dan defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap kandung
kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering. Pada pasien anam nesa
yang didapatkan adalah keluhan benjolan di perut sebelah kanan disertai nyeri kadang-
kadang sejak 2 bulan yang lalu.Nyeri juga dirasakan saat perut ditekan dan disertai.Pasien
tidak mengalami penurunan berat badan.Riwayat haid teratur tiap bulan,lama 3-4 hari,ganti
pembalut 3-4 kali sehari. Pasien tidak merasakan nyeri saat haid dan saat berhubungan.Hari
pertama menstruasi terakhir 14 Oktober 2012.Pasien sering BAK tetapi sedikit.

Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien dengan kista ovarium
adalah Kista yang besar dan dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah abnormal jika
terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadisulit pada pasien yang gemuk.

20
Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus
dapat terdorong pada satu sisi.Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul
padaligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis. Padaperkusi
mungkin didapatkan ascites yang pasif.(Wiknjosastro, 2007). Pada pasien ini, didapatkan
pemeriksaan fisik didapatkan Teraba massa kistik ukuran 12 x 10 cm, mobile, permukaan
rata ,berbatas tegas pada abdomen disertai APD:teraba massa kistik ukuran 12
cm,mobile,permukaan rata,berbatas tegas,tidak nyeri pada pemeriksaan VT.
Pemeriksaan penunjang yang di lakukan untuk mendiagnosa kista ovarium
Pemeriksaan Penunjang,USG Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista
ovarium. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal
dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pulaantara
cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak dapat membantumengidentifikasi
karakteristik kista ovarium. Foto Roentgen,pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan
adanya hidrotoraks.Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada
kolon dapat untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya
tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid.
Pengukuran serum CA-125,Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan
CA-125, CA-125diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa
ini jinak atau ganas.dan Laparoskopi Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat
untuk memasukan laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil
sedikit contoh kista untuk pemeriksaan PA. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan
penunjang antar lain :

a) USG ginekologi dengan hasilVU:Ukuran normal,dinding


regular,massa/batu (-) Uterus:Ukuran normal ,tidak tampak massa patologis,posisi
retrofleksia.Tampak massa complex solid kistik ,batas tegas ,bersepta ,dengan
kalsifikasi ,ukuran mencapai hingga region umbilical,kemungkinan dari adnexa
kanan dengan color Doppler tampak vaskularisasi pada septanya dan bagian yang
solid RI=0.72-0.83.Tidak tampak limfadenopati pada aorta abdominalis dan
parailiaca.dengan Kesimpulan :mixed ovarial tumor kanan susp teratoma. Dan
pemeriksaan pada tanggal 14 November 2012 Tampak VU terisi minimal,Tampak
Uterus dalam batas normal serta Adnexa:Massa kistik dengan internal echo ukuran
91.9x134 mm .
a. USG color Doppler dengan hasil, Mixed ovarial tumor kanan suspect teratoma.
RI:0.72-0.83, dan Ca 125 : 134.5

21
Penatalaksanaan yang dilakukan pada kista ovari Dapat dipakai prinsip bahwa tumor
ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non
neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang.Tindakan operasi pada tumor
ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan
reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada
komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba.
Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk
diperikasa.Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan terapi.
Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita post menopause, kista yang berukuran kurang
dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun
harus dimonitor dengan pemeriksaan USG serial.Sedangkan untuk wanita premenopause,
kista berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.Terapi bedah
diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yanglebih besar 10 cm dan kista ovarium
kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional atau
simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan
resiko keganasan dan pada pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan
laparaskopi.Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang
menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.Pengangkatan
ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita post menopause, perimenopause,
dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi
serta yang beresiko menyebabkan karsinoma ovarium.Diperlukan konsultasi dengan ahli
endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik.
Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan
serum CA125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada
keluarga.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan
sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk
mendapat kepastian tumor ganas atau tidak. Penatalaksan yang dilakukanpada pasien
meliputi SOVC dan Operasi dengan premedikasi
-Puasa

-IVFD RL 1000cc

-Injeksi Ceftriaxone 1gr IV (skin test)

-Injeksi Metoclopramide 1 amp IV

22
-Injeksi Ranitidin 1 amp IVmedik

-Daftar OK/Sedia darah/SP

Operasi dilakukan karena ukuran kista yang melebihi 5 cm dan sudah menggangu
organ sekitar.

Prognosis pada pasien ini adalah Dubia ed Bonam jika penatalaksanaan telah benar
dan sesuai prosedur.

23
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kista ovarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang dapat


menimbulkan pembengkakan yang dapat berisi cairan maupun berbentuk padat. Penemuan
terbaru untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan laparoskopi.Satu-satunya
pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi, tergantung pada jenis usia
wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka,
sebelum perut ditutup kembali. Pada wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang
baik adalah hysterectomytotalis dan salping oophorectomy bilateral walaupun tidak
terdapat tanda-tanda keganasan.

6.2 Saran

Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan terutama


kista ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas.Penyakit ini disebut juga silent killer
karena gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh penderita dan kebanyakan diketahui
saat kista sudah besar.Menghindari faktor pemicu timbulnya kista ovarium dan
peningkatan status gizi sangatlah penting karena dari tubuh yang sehat akan memperkecil
kemungkinan untuk terjangkit penyakit.

24
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor


Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran.
Jilid I. Jakarta :Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2000. p. 388-9.

Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik


Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan
GinekologiIndonesia; 2006. p.130.

Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri


Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC hal :104.

Wiknjosastro H. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu


KandunganEdisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawirohardjo.2005: 345-346.

Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan 5.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 346
362.

25

Anda mungkin juga menyukai