Anda di halaman 1dari 5

Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi


Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang
Hartono Guntur1)
1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil STTR Cepu
Jl. Kampus Ronggolawe Blok B No. 1. Mentul Cepu

Abstrak
Sekam padi adalah limbah pertanian yang merupakan hasil penggilingan padi dan hampir terdapat di seluruh
wilayah di Indonesia. Karena bentuknya yang kasar (3 - 4 mm), dan bobotnya ringan, penyimpanan limbah ini
memerlukan tempat yang luas. Limbah sekam padi banyak sekali terdapat di daerah pedesaan, dengan potensi yang
melimpah. Dalam penelitian ini selain sekam padi yang digunakan sebagai substitusi agregat juga digunakan abu sekam
padi dan kapur sebagai substitusi semen. Abu sekam padi merupakan basil pembakaran sekam padi, yang dapat
digunakan sebagai absorben atau bahan baku pada pembuatan keramik. Dalam penelitian ini padi yang digunakan
bervariasi yaitu dari 15% sampai 35%. Selain dari pada itu digunakan kapur dan abu sekam padi sebagai substitusi
semen yaitu dari 10% sampai 20%. Dari hasil penelitian ternyata bata beton berlobang dengan komposisi 1 bagian
semen (100%) dengan 5 bagian agregat (85% pasir, 15% sekam padi) dapat digunakan untuk di dalam atau pada bagian
dalam bangunan yang memikul beban dimana kuat tekan rata-rata 50 kg/cm2. Tetapi untuk menghemat biaya dan masih
memenuhi syarat dapat digunakan campuran 1 bagian semen (80% semen, 10% kapur dan 10% abu sekam padi) dengan
5 bagian agregat (85% sekam padi , 15% sekam padi). Bata beton ini masih dapat digunakan untuk komponen yang
terlindung atau pada bagian dalam bangunan yang tidak memikul beban.

Kata kunci : Sekam padi, abu sekam padi, bata beton berlobang

1. Pendahuluan ini perlu dicari dan dikembangkan teknologi


Bahan bangunan sebagai unsur utama di pemanfaatan limbah.
dalam industri konstruksi semakin penting Penelitian ini bertujuan : menganalisa
peranannya dengan meningkatnya pembangunan pengaruh sekam padi sebagai bahan substitusi
perumahan, gedung gedung dan pekerjaan agregat dan pengaruh abu sekam padi sebagai
konstruksi lainnya yang dilakukan baik oleh bahan substitusi semen terhadap karakteristik bata
pemerintah maupun swasta. Perkembangan beton berlobang.
pembangunan dewasa ini ditandai dengan 2. Tinjauan Pustaka
meningkatnya macam macam bahan bangunan 2.1. Sekam Padi
dan munculnya bahan bangunan baru. Hal tersebut Sekam padi adalah lapisan beras yang
memungkinkan alternatif pemilihan bahan meliputi kariopsis, terdiri dari dua belahan
bangunan. (disebut lemma dan palea) yang saling bertautan.
Beberapa tahun terakhir, penggunaan Sekam yang dihasilkan oleh penggilingan padi
berbagai macam produk limbah dalam tipe Engelberg berbentuk hancuran sekam
konstruksi sipil telah mendapat perhatian bercampur bekatul, sedangkan sekam dihasilkan
sehubungan dengan terbatasnya dan mahalnya dari mesin pengupas tipe rol karet. (Damardjati,
material konvensional seperti agregat maupun 1988: BPS, 1996)
semen. Adanya isu global mengenai lingkungan Sedangkan Agus SM (2002) menyatakan
hidup juga menambah perhatian akan bahwa sekam padi mempunyai susunan kimia,
pentingnya pemanfaatan limbah. Sekam padi yang biasanya terdiri dari : selulosa (40 45 %),
merupakan limbah utama yang dihasilkan dari lignin (25 30 %), abu (15 20 %), dan kadar air
hasil panen padi. Pada umumnya, tidak (8 15 %). Abunya terutama terdiri dari opalin
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi atau yang merepresentasikan struktur sel dari sekam
murah karena jumlahnya yang berlimpah. padi yang terdiri dari sebagian besar silika
Dalam proses penanganan pascapanen dan sebanyak 90 %. Kandungan silika tergantung
pengolahan hasil pertanian akan dihasilkan kepada : (a) jenis padi, (b) kondisi tanah dan
produk utama, produk samping, dan sisa atau iklim, (c) suhu, dan (d) pengolahan pertanian
limbah. Pada tanaman padi produk utama berupa sejak pembibitan, pemberian pupuk,
beras. Produk samping berupa menir dan bekatul penyemprotan hama, dll. Metode konvensional
dan limbah padi berupa jerami dan sekam. yang sering digunakan untuk mendapatkan abu
Proses penghancuran limbah secara alami sekam padi adalah melalui pembakaran.
berlangsung lambat sehingga tidak saja
mengganggu estetika, tetapi dapat menimbulkan 2.2. Abu Sekam Padi
dampak polusi yang mencemari lingkungan dan Abu sekam padi adalah limbah pembakaran
kesehatan manusia. Untuk mengatasi masalah sekam padi memiliki unsur yang bermanfaat
untuk peningkatan mutu beton, mempunyai sifat

SimetriS Nomor : 12, Tahun 8, Januari - April 2010 39


Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

pozolan dan mengandung silika yang sangat yang dihasilkan, oleh karena itu harus
menonjol, bila unsur ini dicampur dengan semen dilakukan pengendalian mutu sebelum
akan menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi digunakan sebagai bagian dari jaminan mutu
(Ika Bali, Agus Prakoso, 2002). terhadap beton yang akan dihasilkan. Berdasarkan
Pembakaran sekam akan menghasilkan abu besar butirannya, agregat dapat dibagi menjadi
yang mengandung silika ( SiO2 ) dalam berbagai dua, yaitu :
bentuk, bergantung kepada suhu pembakaran dan - agregat halus (pasir) dimana ukuran butirnya
untuk keperluan industri tertentu, dengan antara 0,075 - 4,8 mm, dan
mengatur suhu pembakaran. Pembakaran sekam - agregat kasar (kerikil) dengan ukuran butir
pada suhu 500-600C menghasilkan silika dalam dari 4,8 40,0 mm.
bentuk kristal, sedangkan pembakaran sekam -
pada suhu 800-900C dalam bentuk kwarsa 2.5. Bata Beton Berlobang
(Quartz). Pembakaran sekam secara terbuka Bata beton adalah jenis unsur bangunan
seperti di lahan sawah atau penggilingan akan berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan
menghasilkan abu dengan silika berbentuk amorf perekat hidrolis atau yang sejenis, ditambah
dan biasanya mengandung 85-90% silika dan 10- agregat dan air, dengan atau tanpa bahan tambah
15% karbon. (Andriati Amir, 2007) lain yang tidak merugikan sifat beton itu. Yang
termasuk bata beton adalah : bata bangunan yang
2.3. Semen PC terbuat dari stabilisasi kapur atau semen, bata
Semen Portland adalah semen hidrolis yang kapur tras, dan atau bata semen ( PC + agregat ).
dihasilkan dengan cara menggiling terak semen Bata beton berlobang adalah bata beton yang
Portland yang terutama terdiri dari Kalsium silikat memiliki luas penampang lobang lebih dari 25%
hidrat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama- luas penampang batanya dan isi lobang lebih dari
sama dengan bahan tambahan satu atau lebih 25% isi bata keseluruhan. Bata beton berlobang
bentuk kristal senyawa Kalsium sulfat. Presentasi dibedakan menurut kuat tekannya adalah sebagai
dari oksida-oksida yang terkandung di dalam berikut :
semen Portland adalah sebagai berikut : 1. Bata beton berlobang mutu HB 20 adalah bata
Kapur (CaO) : 60 66 % beton berlobang yang kuat tekannya tidak
Silika (SiO2) : 16 25 % kurang dari 20 kg/cm2
Alumina (Al2O3) : 3 8 % 2. Bata beton berlobang mutu HB 35 adalah bata
Besi :15% beton berlobang yang kuat tekannya tidak
Beberapa jenis dari semen Portland dibuat kurang dari 35 kg/cm 2
dengan mengadakan variasi baik dalam
3. Bata beton berlobang mutu HB 50 adalah bata
perbandingan unsur-unsur utamanya maupun
beton berlobang yang kuat tekannya tidak
dalam derajat kehalusannya. Senyawa- senyawa
kurang dari 50 kg/cm 2
tersebut di atas saling bereaksi di dalam tungku
dan membentuk senyawa-senyawa kompleks dan 4. Bata beton berlobang mutu HB 70 adalah bata
biasanya masih terdapat kapur sisa karena tidak beton berlobang yang kuat tekannya tidak
cukup bereaksi sampai keseimbangan reaksi kurang dari 70 kg/cm 2
tercapai. Pada waktu pendinginan terjadi proses
pengkristalan dan yang tidak terkristal berbentuk
amorf. Adapun komponen-komponen tersebut
berbentuk : 3. Metodologi
- Trikalsium silikat: 3CaOSiO 2 (C3S) Metode Penelitian
- Dikalsium silikat 2CaOSiO 2 (C2S) Metode yang digunakan adalah eksperimental
- Trikalsium aluminat 3CaOAl 2O3 (C3A) dengan membuat benda-benda uji yang berupa
- Tetra kalsium alumino ferrit : bath beton berlobang dengan campuran 1 bagian
4CaOAl2O3Fe2O3 (C4AF) volume bahan pengikat (semen Portland, abu
- Air : H2O sekam padi dan kapur) : 5 bagian volume agregat
Kekuatan semen ditentukan oleh komponen - (pasir, sekam padi).
komponen C3S dan C2S. Kedua bahan ini
merupakan 70% dari seluruh bahan semen. Bahan dan Alat
Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian
2.4. Agregat ini adalah semen Portland, kapur, abu sekam padi,
Agregat sebagai bahan pengisi dalam pasir, sekam padi, dan air. Alat-alat yang
pembuatan baton mempunyai peranan penting digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan,
karena beberapa fungsi yang dimiliki diantaranya mesin pengaduk, alat cetak bata beton berlobang,
adalah untuk menambah kekuatan, mengurangi jangka sorong, oven, eksikator, alat uji kuat tekan
penyusutan, dan mengurangi penggunaan semen. dan alat bantu lainnya.
Mutu agregat sangat menentukan kualitas beton

SimetriS Nomor : 12, Tahun 8, Januari - April 2010 40


Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

Rancangan Percobaan karena yang reaktif bereaksi dengan kapur adalah


Komposisi campuran yang dibuat dalam silikanya harus dalam bentuk silika amorf.
penelitian ini adalah rancangan percobaan faktorial Abu sekam yang dihasilkan dari hasil
acak lengkap 4 x 3 x 3 dengan 3 kali ulangan pembakaran sekam padi sangat tergantung pada
dimana diselidiki 3 faktor yaitu : suhu pembakaran. Misalnya apabila dibakar pada
I. Faktor A : faktor semen (bahan pengikat) temperatur 500-600C akan terbentuk silika dalam
A1= PC 100% bentuk kristal, sedangkan apabila suhu
A2= PC 80%, abu sekam 10%, kapur 10% pembakarannya adalah 800-900C akan terbentuk
A3= PC 70%, abu sekam 15%, kapur 15% silika dalam bentuk kwarsa. Apabila sekam padi
A4= PC 60%, abu sekam 20%, kapur 20% dibakar secara terbuka seperti di lahan sawah
II. Faktor B : fakor jenis agregat atau penggilingan akan
Bl = pasir 85%, sekam padi 15% menghasilkan abu sekam dengan silika berbentuk
B2= pasir 75%, sekam padi 25% amorf dan biasanya mengandung 85-90% silika
B3= pasir 65%, sekam padi 35% dan 10-15% karbon.
III. Faktor C : umur pengujian Kuat tekan rata-rata tertinggi akan dicapai
C1= 14 hari pada komposisi campuran 1 bagian semen dan 5
C2= 21 hari bagian agregat dimana agregat yang digunakan
C3= 28 hari adalah B1 ( 85% pasir + 15% sekam padi ) yaitu
Dalam penelitian ini sebagai respon yang 50,06 kg/cm2. Komposisi campuran ini dapat
diselidiki adalah kuat tekan, berat jenis, kadar air, digunakan untuk pemakaian di dalam atau pada
dan penyerapan air. Jika F hitung lebih besar dari F bagian dalam bangunan yang memikul beban.
tabel pada tingkat kepercayaan 5% maka pengaruh Untuk campuran dengan komposisi B2 ( 75%
faktor yang bersangkutan nyata dan bila F hitung pasir + 25% sekam padi ) dan B3 ( 65% pasir +
lebih besar dari F tabel pada tingkat kepercayaan 35% sekam padi ) dapat digunakan untuk
1% maka pengaruh faktor yang bersangkutan pemakaian di dalam atau pada bagian dalam
adalah sangat nyata terhadap kuat tekan, berat bangunan yang tidak memikul beban dimana kuat
jenis, kadar air dan penyerapan air. tekan rata-ratanya lebih besar dari 25 kg/cm 2 yaitu
39,15 kg/cm2 dan 35,47 kg/cm 2.
4. Hasil Dan Pembahasan Untuk campuran A2 ( 80% semen, 10% abu
4.1. Kuat Tekan sekam padi, 10% kapur ) dengan B1 ( 85% pasir,
Data hasil pengujian kuat tekan dapat 15% sekam padi ) dan B2 ( 75% pasir, 25% sekam
dilihat pada tabel di bawah ini : padi ) dapat digunakan untuk pemakaian di dalam
Tabel 1. Hasil Pengujian Kuat Tekan (Kg/cm 2) atau pada bagian dalam bangunan yang tidak
Bahan Agregat Umur memikul beban.
Ikat C1 C2 C3 Campuran 1 bagian semen dan 5 bagian
B1 48,12 48,96 50,06 agregat yaitu B1 ( 85% pasir, 15% sekam padi)
A1 B2 31,17 37,09 39,15 dapat memenuhi syarat HB 50 sedangkan yang
B3 28,49 35,47 35,99 menggunakan B2 ( 75% pasir, 25% sekam padi )
B1 26,78 31,31 33,64 dan B3 ( 65% pasir, 35% sekam padi ) termasuk
A2 B2 24,73 24,90 25,31 HB 35. Untuk campuran yang menggunakan bahan
B3 19.42 22,94 23,15 pengikat A2 ( 80% semen, 10% abu sekam padi
B1 21,04 22,01 22,76 dan 10% kapur ) dapat memenuhi syarat HB 20,
A3 B2 18,21 18,22 18,36 begitu juga untuk campuran A3 ( 70% semen, 15%
B3 13,37 13,64 16,02
abu sekam, 15% kapur ) dimana agregat yang
B1 19,27 19,60 20,03
digunakan adalah B1 ( 85% pasir, 15% sekam padi
A4 B2 14,73 16,17 16,22
B3 11,38 11,61 11,62
) dapat memenuhi HB 20. Sekam mempunyai sifat
Sumber : Hasil Analisa Data (2009) dapat basah maka sekam dapat digunakan sebagai
Dari hasil perhitungan ANAVA ternyata dari penguat.
seluruh perlakuan tidak nyata. Hal ini berarti tidak
ada perbedaan yang nyata antara perlakuan faktor 4.2. Berat Jenis ( gr / cc )
A, faktor B, dan faktor C. Kuat tekan akan Tabel 2. Hasil Pengujian Berat Jenis ( gr / cc )
bertambah besar dengan bertambahnya umur Bahan Agregat Umur
Ikat C1 C2 C3
pengujian. Kekuatan akan berkurang dengan
B1 1,53 1,53 1,53
berkurangnya pemakaian semen, begitu juga
A1 B2 1,53 1,53 1,53
makin banyak sekam padi yang digunakan
B3 1,52 1,52 1,52
kekuatan akan berkurang pula. Dengan B1 1,43 1,43 1,43
penambahan abu sekam dan kapur sebagai A2 B2 1,41 1,41 1,41
substitusi semen kekuatannya semakin menurun. B3 1,36 1,36 1,36
Hal ini kemungkinan besar abu sekam yang B1 1,40 1,40 1,40
digunakan bukan silika dalam bentuk silika amorf , A3
B2 1,38 1,38 1,38

SimetriS Nomor : 12, Tahun 8, Januari - April 2010 41


Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

B3 1,35 1,35 1,35 B1 16,20 16,03 15,12


B1 1,33 1,33 1,33 A2 B2 16,08 15,93 14,81
A4 B2 1,29 1,29 1,29 B3 15,91 14,89 14,01
B3 1,22 1,22 1,22 B1 16,00 15,12 14,87
Sumber : Hasil Analisa Data (2009) A3 B2 15,72 14,60 14,21
B3 15,39 14,14 13,62
Dari tabel di atas terlihat bahwa setiap B1 15,82 15,07 14,60
campuran rerata berat jenis tidak jauh berbeda. A4 B2 15,32 14,29 14,08
Berat jenis tertinggi dicapai pada campuran 1 B3 14,28 14,06 13,12
bagian semen dan 5 bagian agregat (85% pasir, Sumber : Hasil Analisa Data (2009)
15% sekam padi) yaitu 1,53 g/cc sedangkan berat
jenis terendah dicapai pada campuran 1 bagian Dari tabel dapat dikatakan penyerapan air
semen ( 60% semen, 20% abu sekam padi dan berbanding terbalik dengan kadar air. Penyerapan
20% kapur) dengan 5 bagian agregat (65% pasir, air akan turun apabila pemakaian sekamnya
35% sekam padi) yaitu 1,22 g/cc. Makin banyak semakin banyak. Penyerapan air akan turun
sekam yang digunakan berat jenisnya semakin apabila kadar airnya tinggi, hal ini disebabkan
kecil, hal ini disebabkan karena berat jenis sekam karena sekam padi mempunyai sifat dapat
padi lebih kecil daripada pasir. Begitu juga makin menyerap air. Penyerapan air yang dihasilkan
sedikit semen yang digunakan berat jenisnya akan antara 13,22% - 18,65%. Dari angka tersebut
menurun. Karena berat jenis yang dicapai antara diketahui bahwa penyerapan air rendah karena
1,22 sampai 1,53 maka bata beton berlobang ini untuk HB 50, penyerapan air yang disyaratkan
dapat dikatakan bata beton ringan. adalah 35%. Jadi penyerapan air memenuhi syarat
SNI.
4.3. Kadar Air
Tabel 3. Hasil Pengujian Kadar Air (%) 5. Kesimpulan
Bahan Agregat Umur Kesimpulan dari hasil penelitian ini
Ikat C1 C2 C3 adalah :
B1 5,24 5,02 4,02 1) Untuk campuran 1 bagian semen (100%
A1 B2 5,28 5,18 4,48 semen portland) dan 5 bagian agregat (85%
B3 6,07 5,59 4,96 pasir, 15% sekam padi) dapat digunakan untuk
B1 6,02 5,86 5,59 pemakaian di dalam atau pada bagian dalam
A2 B2 6,45 5,25 5,21 bangunan yang memikul beban
B3 7,38 556 5,36 2) Penggunaan sekam padi sebagai substitusi
B1 5,28 4,49 4,50 agregat akan meningkatkan penyerapan air
A3 B2 5,78 5,20 4,96
dan akan menurunkan bobotnya akibat
B3 6,16 5,59 5,20
pengurangan agregat sehingga bata beton
B1 6,17 5,12 4,98
berlobang yang dihasilkan dapat
A4 B2 7,06 6,02 5,62
B3 7,31 7,02 6,02 diklasifikasikan ke dalam bata beton
Sumber : Hasil Analisa Data (2009) berlobang ringan
3) Penggunaan abu sekam padi sebagai
Dari tabel dapat dikatakan kadar air substitusi semen pada pembuatan bata beton
terendah akan dicapai pada campuran 1 bagian berlobang, ternyata menurunkan kekuatan, hal
semen (100% semen) dan 5 bagian agregat ( 85% ini kemungkinan besar silika yang terdapat
pasir, 15% sekam padi) dan kadar air tertinggi dalam abu sekam padi tersebut bukan dalam
akan dicapai untuk campuran 1 bagian semen bentuk amorf, karena yang reaktif bereaksi
(100% semen) dan 5 bagian agregat (65% pasir, dengan kapur ada silika dalam bentuk amorf.
35% sekam padi) . Kadar air rata-rata dari seluruh
campuran antara 4,02% sampai 7,38%. Sekam padi 6. Rekomendasi
mempunyai sifat dapat basah jadi sekam padi dapat Beberapa rekomendasi yang berhubungan
digunakan juga sebagai bahan pengikat. Sekam dengan hasil penelitian :
padi bersifat menyerap air, karena itu semakin 1) Untuk menghemat biaya maka pada
banyak sekam maka kadar airnya akan semakin pemakaian di dalam atau pada bagian dalam
tinggi. bangunan yang tidak memikul beban dapat
digunakan campuran 1 bagian semen (80%
4.4. Daya Serap Air semen, 10% abu sekam padi, 10% kapur) dan
Tabel 4. Hasil Daya Serap Air (%) 5 bagian agregat ( 85% pasir, 15% sekam
Bahan Agregat Umur padi)
Ikat C1 C2 C3 2) Perlu dilakukan penelitian dengan
B1 18,65 18,01 18,00 menggunakan berbagai komposisi campuran
A1 B2 18,32 18,00 17,59 yang lain sehingga mendapatkan hasil
B3 18,31 17,91 17,31 optimal.

SimetriS Nomor : 12, Tahun 8, Januari - April 2010 42


Majalah Ilmiah STTR Cepu ISSN 1693 - 7066

3) Perlunya perhitungan nilai ekonomis akibat


penghematan karena penggunaan material
limbah.

7. Daftar Pustaka
................, Mutu dan Cara Uji Bata Beton
Berlobang, SNI 03-0349-1989, Dewan
Standardisasi Nasiona IDSN.
................, Spesifkasi Bahan Bangunan Bagian A
(Bahan Bangunan Bukan Logam),
Departemen Pekerjaan Umum
................, Semen Portland, SNI 15-2049-1994,
Pusat Standardisasi Industri, Departemen
Perindustrian, Jakarta
Ashari, Isya., Joedono. Agustus 2005. Pengaruh
Penambahan Pozzolan Abu Sekam Padi
Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Tarik
Belah Beton Beragregat Kasar Batuan
Silika. Jurnal Teknik SKALA. Mataram;
Universitas Muhamadiyah Mataram.
Bali, Ika., A, Prakoso. Mei 2002. Beton Abu
Sekam Padi Sebagai Alternatif Bahan
Konstruksi, Jurnal Sains dan Teknologi
EMAS, Jakarta ; Universitas Kristen
Indonesia.
Kartika, MD, Pengaruh penambahan
abu sekam padi terhadap sifat
mekanis beton pada mutu tinggi,
T e k n i k S i p i l F T S P I TN M a l a n g
M u n t o h a r A . S . , Utilization of uncontrolled
burnt rice husk ash in soil improvement,
Dimensi Teknik Sipil Vol. 43, No. 2,
September 2002 : 100 105
Pasaribu RP., Analisis kemampuan beton ringan
abu sekam padi, Jurusan Arsitektur
Universitas Tarumanegara Bandung

SimetriS Nomor : 12, Tahun 8, Januari - April 2010 43

Anda mungkin juga menyukai