Pelayanan
Kesehatan
13
02 panduan praktis | Pelayanan
Kesehatan
Kata Pengantar pemahaman tentang hak dan kewajiban stakeholder
terkait baik Dokter/Dokter Gigi yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan, Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
dengan BPJS Kesehatan, Peserta BPJS Kesehatan maupun
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan
pihak-pihak yang memerlukan informasi tentang program
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Jaminan Kesehatan Nasional.
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ditetapkan bahwa
operasional BPJS Kesehatan dimulai sejak tanggal 1 Dengan terbitnya buku ini diharapkan masyarakat
Januari 2014. akan mengetahui dan memahami tentang Jaminan
Kesehatan Nasional, sehingga pada saat pelaksanaannya
BPJS Kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan
masyarakat dapat memahami hak dan kewajibannya
badan hukum publik yang dibentuk untuk
serta memanfaatkan jaminan kesehatan dengan baik
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi
dan benar. Tentu saja, pada waktunya buku panduan
seluruh rakyat Indonesia.
praktis ini dapat saja direvisi dan diterapkan berdasarkan
Tujuan diberlakukannya program Jaminan Kesehatan dinamika pelayanan yang dapat berkembang menurut
Nasional ini adalah untuk memenuhi kebutuhan situasi dan kondisi di lapangan serta perubahan regulasi
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada terbaru.
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh Pemerintah.
Direktur Utama BPJS Kesehatan
Masyarakat sebagai peserta Jaminan Kesehatan
Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dan
stakeholder terkait tentu perlu mengetahui prosedur
dan kebijakan pelayanan dalam memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan haknya. Untuk itu diperlukan Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes.
Buku Panduan Praktis yang diharapkan dapat membantu
h. Surat rujukan dibutuhkan untuk pertama diharapkan dilakukan pada satu tempat
kali pengobatan ke Fasilitas Kesehatan yang sama, misalnya pemeriksaan
Tingkat Lanjutan, dan selanjutnya selama kehamilan (ANC) dilakukan pada
masih dalam perawatan dan belum di rujuk bidan jejaring maka diharapkan proses
balik ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama persalinan dan pemeriksaan pasca
tidak dibutuhkan lagi surat rujukan. Dokter melahirkan (PNC) juga dilakukan pada
yang menangani memberi surat keterangan bidan jejaring tersebut.
masih dalam perawatan. 3) Pemeriksaan kehamilan (ANC) dan
i. Fasilitas kesehatan wajib melakukan pemeriksaan pasca melahirkan (PNC)
pencatatan pelayanan dan tindakan yang pada tempat yang sama dimaksudkan
telah dilakukan ke dalam Aplikasi Sistem untuk :
Informasi Manajemen yang telah disediakan a) Monitoring terhadap perkembangan
BPJS Kesehatan kehamilan
j. Ketentuan Khusus Pelayanan pemeriksaan b) Keteraturan pencatatan partograf
kehamilan (ANC) dan pemeriksaan pasca c) Memudahkan dalam administrasi
melahirkan (PNC) pengajuan klaim ke BPJS Kesehatan
1) Peserta memeriksakan kehamilan (ANC) 3. Rawat Inap Tingkat Pertama
pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
a. Peserta datang ke fasilitas kesehatan tingkat
atau jejaringnya sesuai dengan prosedur
pertama yang memiliki fasilitas rawat inap
pemeriksaan di fasilitas kesehatan
b. Fasilitas kesehatan dapat melayani peserta
tingkat pertama
yang terdaftar maupun peserta yang dirujuk
2) Pemeriksaan kehamilan (ANC) dan
dari fasilitas kesehatan tingkat pertama lain
pemeriksaan pasca melahirkan (PNC)
tis | Ya
dua
Identitas
Pelay
Peserta BPJS
n
Peserta dapat dilayani
Peserta untuk 1 kali
terdaftar tidak pemeriksaan dengan
approval KC
YA
anan Pemeriksaan
prak
Kese tis |
Perlu
Mendapatkan Perlu pemeriksaan Ya
pemeriksaan
hatan
Perlu rawat inap
resep obat penunjang dasar/
pratama?
lanjutan/
spesialis?
Ya
Pela
Ya
Ya
Bagi Pasien
mengambil
Pasien mendapatkan
pelayanan
Diterbitkan surat
rujukan
Pasien dirawat inap
di faskes tk. 1 yang yana
resep di apotek memiliki fasilitas
penunjang
jaringan PPK rawat inap
ta Tidak
Kes
JKN Pasien Pulang
Pemeriksaan
Mulai Peserta Penjaminan
pan
eligibilitas Tidak
BPJS Pribadi
peserta
dua
Ya
Identitas
Peserta BPJS
Peserta dapat dilayani
Peserta untuk 1 kali
n
terdaftar tidak pemeriksaan dengan
YA approval KC
Pemeriksaan
prak Ya Ya
Diterbitkan
Faskes memiliki surat perintah
Perlu rawat inap
fasilitas rawat inap rawat inap
tis |
Dirujuk ke faskes
Pela
tk. 1 yang
memiliki fasilitas Pasien dirawat
rawat inap inap
yana
Tida
Diterbitkan k Pasien
surat rujukan sembuh
n Pelayanan
Tingkat
Ya
Pasien Pulang
Lanjutan
Kes
ehat
an
lanjutan adalah sesuai dengan seluruh Negeri Sipil golongan ruang I dan
cakupan pelayanan di RJTL dengan tambahan golongan ruang II beserta anggota
akomodasi yaitu perawatan inap non intensif keluarganya;
dan perawatan inap intensif dengan hak kelas 4) Peserta Pekerja Penerima Upah dan
perawatan sebagaimana berikut: Pegawai Pemerintah Non Pegawai
a. ruang perawatan kelas III bagi: Negeri dengan gaji atau upah sampai
1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan dengan 1,5 (satu koma lima) kali
2) Peserta Pekerja Bukan Penerima penghasilan tidak kena pajak dengan
Upah dan Peserta bukan Pekerja status kawin dengan 1 (satu) anak,
yang membayar iuran untuk Manfaat beserta anggota keluarganya; dan
pelayanan di ruang perawatan kelas III. 5) Peserta Pekerja Bukan Penerima
b. ruang perawatan kelas II bagi: Upah dan Peserta bukan Pekerja
1) Pegawai Negeri Sipil dan penerima yang membayar iuran untuk Manfaat
pensiun Pegawai Negeri Sipil golongan pelayanan di ruang perawatan kelas II.
ruang I dan golongan ruang II beserta c. ruang perawatan kelas I bagi:
anggota keluarganya; 1) Pejabat Negara dan anggota
2) Anggota TNI dan penerima pensiun keluarganya;
Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri 2) Pegawai Negeri Sipil dan penerima
Sipil golongan ruang I dan golongan pensiun pegawai negeri sipil golongan
ruang II beserta anggota keluarganya; ruang III dan golongan ruang IV beserta
3) Anggota Polri dan penerima pensiun anggota keluarganya;
Anggota Polri yang setara Pegawai 3) Anggota TNI dan penerima pensiun
Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri 3. Alat Kesehatan di Luar Paket INA CBGs
Sipil golongan ruang III dan golongan a. Tarif di luar paket INA CBGs adalah besaran
ruang IV beserta anggota keluarganya; pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan
4) Anggota Polri dan penerima pensiun kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan
Anggota Polri yang setara Pegawai atas alat kesehatan yang digunakan secara
Negeri Sipil golongan ruang III dan tidak permanen di luar tubuh pasien
golongan ruang IV beserta anggota b. Alat kesehatan di luar paket INA CBGs
keluarganya; ditagihkan langsung oleh fasilitas kesehatan
5) Veteran dan Perintis Kemerdekaan ke BPJS Kesehatan
beserta anggota keluarganya; c. Alat kesehatan di luar paket INA CBGs
6) janda, duda, atau anak yatim piatu dari adalah pelayanan yang dibatasi, yaitu:
Veteran atau Perintis Kemerdekaan; a) Pelayanan diberikan atas indikasi medis,
7) Peserta Pekerja Penerima Upah dan b) Adanya plafon maksimal harga alat
Pegawai Pemerintah Non Pegawai kesehatan
Negeri dengan gaji atau upah di atas c) Adanya batasan waktu pengambilan
1,5 (satu koma lima) sampai dengan 2 alat kesehatan
(dua) kali penghasilan tidak kena pajak
d. Jenis alat kesehatan di luar paket INA CBGs
dengan status kawin dengan 1 (satu)
adalah sebagai berikut:
anak, beserta anggota keluarganya; dan
1) Kacamata
8) Peserta Pekerja Bukan Penerima
2) Alat bantu dengar
Upah dan Peserta bukan Pekerja
yang membayar iuran untuk Manfaat 3) Protesa alat gerak
pelayanan di ruang perawatan kelas I. 4) Protesa gigi
j. Apabila pasien sudah dalam kondisi stabil dalam aplikasi Surat Elijibilitas Peserta (SEP)
sehingga dapat dirujuk balik ke Faskes dan melakukan pencetakan SEP
tingkat pertama, maka Dokter Spesialis/Sub d. Petugas BPJS kesehatan melakukan
Spesialis akan memberikan surat keterangan legalisasi SEP
rujuk balik. e. Fasilitas kesehatan melakukan pemeriksaan,
k. Apabila Dokter Spesialis/Sub Spesialis perawatan, pemberian tindakan, obat dan
tidak memberikan surat keterangan bahan medis habis pakai (BMHP)
yang dimaksud pada huruf i dan j maka
untuk kunjungan berikutnya pasien harus
membawa surat rujukan yang baru dari Peserta harus melengkapi persyaratan
Faskes tingkat pertama. administrasi sebelum pasien pulang,
2. Rawat Inap Tingkat Lanjutan maksimal 3 x 24 jam hari kerja sejak
a. Peserta melakukan pendaftaran ke RS masuk Rumah Sakit
dengan membawa identitas BPJS Kesehatan
serta surat perintah rawat inap dari poli atau f. Setelah mendapatkan pelayanan peserta
unit gawat darurat menandatangani bukti pelayanan pada
b. Peserta harus melengkapi persyaratan lembar yang disediakan. Lembar bukti
administrasi sebelum pasien pulang pelayanan disediakan oleh masing-masing
maksimal 3 x 24 jam hari kerja sejak masuk fasilitas kesehatan
Rumah Sakit. g. Dalam hal peserta menginginkan kelas
c. Petugas Rumah Sakit melakukan perawatan yang lebih tinggi daripada
pengecekan keabsahan kartu dan surat haknya, maka Peserta dapat meningkatkan
rujukan serta melakukan input data ke
kerja sejak pasien terdaftar sebagai dari fasilitas kesehatan tingkat satu
peserta BPJS kesehatan; atau keterangan gawat darurat. Untuk
3) Apabila peserta mengurus SEP lebih penjaminan selanjutnya, peserta wajib
dari 3 x 24 jam hari kerja sejak terdaftar mengikuti prosedur pelayanan BPJS
sebagai peserta BPJS Kesehatan, maka Kesehatan yang berlaku.
penjaminan diberikan untuk 3 hari 6) Perhitungan penjaminan berdasarkan
mundur ke belakang sejak pasien proporsional hari rawat sejak pasien
mengurus SEP; dijamin oleh BPJS Kesehatan.
4) Biaya pelayanan yang terjadi sebelum 7) Besar biaya yang ditanggung oleh BPJS
peserta terdaftar dan dijamin oleh BPJS Kesehatan adalah sejak pasien dijamin
Kesehatan menjadi tanggung jawab oleh BPJS Kesehatan sampai dengan
pasien sesuai dengan ketentuan yang tanggal pulang dibagi total hari rawat
berlaku di Fasilitas kesehatan tersebut. kali tarif INA CBGs.
3. Rujukan Parsial
Peserta mengurus Surat Elijibilitas a. Rujukan parsial adalah pengiriman pasien
Peserta atau spesimen ke pemberi pelayanan
(SEP) di BPJS Center dalam waktu kesehatan lain dalam rangka menegakkan
maksimal diagnosis atau pemberian terapi, yang
3 x 24 jam hari kerja sejak pasien merupakan satu rangkaian perawatan
terdaftar sebagai peserta BPJS pasien di Fasilitas kesehatan tersebut.
kesehatan; b. Rujukan parsial dapat berupa:
1) pengiriman pasien untuk dilakukan
pemeriksaan penunjang atau tindakan
5) Untuk pasien baru yang sudah
mendapatkan pelayanan rawat inap,
maka tidak diperlukan surat rujukan
panduan praktis | Pelayanan Kesehatan
35
36 panduan praktis | Pelayanan Kesehatan
Mulai
LOKET PENDAFTARAN
Pemeriksaan eligilitas
Pengecekan
ulang status Peserta
tidak
Konfirmasi status
pan
eligibilitas BPJS elijibel kepesertaan
peserta dan surat rujukan
peserta
n
Pr
os indikasi medis dan
ed paket INA CBGs
ur (UGD, rawat jalan
Kl maupun rawat inap)
ai
m Kes
Proses pendaftaran
Pasien rujukan
dua
Peserta memerlukan parsial
rujukan ke faskes
tidak
lanjutan lain
ya
Pasien diterbitkan
n
Diterbitkan surat rujukan
oleh dokter spesialis di SEP baru dan alur Pasien dilayani
RS pelayanan sesuai tanpa diterbitkan
alur pelayanan SEP baru
kesehatan tingkat
lanjutan
Pasien
Perlu
Pela
tdk langsung
ambulan
dirujuk
ya
yana pelayanan
Ambulan
Pelayanan ambulan
tidak dijamin untuk
pelayanan rujukan
parsial,
n Faskes menerima
rujukan balik pasien
rujukan parsial
Kes
ehat
an
b. Peserta non kuota Jamkesmas, terhitung pelayanan kesehatan tersebut tidak dijamin
mulai tanggal 1 Januari 2014 tidak dilayani BPJS Kesehatan.
dalam penyelenggaraan program BPJS
Kesehatan, kecuali didaftarkan sebagai
peserta BPJS Kesehatan.
V Pelayanan Gawat Darurat
3. Peserta BPJS Kesehatan Pekerja Penerima Upah A. Fasilitas Kesehatan
anak ke-1 sd ke-3 1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Bayi anak ke-1 (satu) sampai dengan anak 2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
ke-3 (tiga) dari peserta Pekerja Penerima Upah baik yang bekerjasama maupun tidak
secara otomatis dijamin oleh BPJS Kesehatan. bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
4. Bayi baru lahir dari :
a. Peserta pekerja bukan penerima upah; B. Cakupan Pelayanan
b. peserta bukan pekerja; dan 1. Pelayanan gawat darurat yang dapat dijamin
c. anak ke-4 (empat) atau lebih dari peserta adalah sesuai dengan kriteria gawat darurat
penerima upah yang berlaku.
Dijamin oleh BPJS Kesehatan jika pengurusan 2. Kriteria gawat darurat terlampir.
kepesertaan dan penerbitan SEP dilakukan 3. Cakupan pelayanan gawat darurat sesuai
dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak dengan pelayanan rawat jalan dan rawat inap
kelahirannya atau sebelum pulang apabila bayi di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun
dirawat kurang dari 7 (tujuh) hari. tingkat lanjutan
Dalam pengurusan kepesertaan bayi dilakukan
pada hari ke-8 atau seterusnya, maka biaya
C. Prosedur
Pada kasus kegawatdaruratan medis
1. Dalam keadaan gawat darurat, maka:
tidak diperlukan surat rujukan.
a. Peserta dapat dilayani di fasilitas kesehatan
Kriteria kegawatdaruratan
tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan
sebagaimana terlampir
tingkat lanjutan yang bekerjasama maupun
yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan 2. Prosedur Pelayanan Gawat Darurat di Fasilitas
b. Pelayanan harus segera diberikan tanpa kesehatan yang Bekerjasama dengan BPJS
diperlukan surat rujukan Kesehatan
c. Peserta yang mendapat pelayanan di a. Pada keadaan gawat darurat (emergency),
Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama seluruh fasilitas kesehatan baik yang
dengan BPJS Kesehatan harus segera dirujuk bekerjasama maupun yang tidak
ke Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, wajib
dengan BPJS Kesehatan setelah keadaan memberikan pelayanan kegawatdaruratan
gawat daruratnya teratasi dan pasien dalam sesuai indikasi medis
kondisi dapat dipindahkan b. Pelayanan kegawatdaruratan di fasilitas
d. Pengecekan validitas peserta maupun kesehatan tingkat pertama dapat diberikan
diagnosa penyakit yang termasuk dalam pada fasilitas kesehatan tempat peserta
kriteria gawat darurat menjadi tanggung terdaftar maupun bukan tempat peserta
jawab fasilitas kesehatan terdaftar
e. Fasilitas kesehatan tidak diperkenankan c. Pelayanan kegawatdaruratan di fasilitas
menarik biaya pelayanan kesehatan kepada kesehatan tingkat pertama maupun
peserta lanjutan mengikuti prosedur pelayanan
yang berlaku
3. Prosedur Pelayanan Gawat Darurat di Fasilitas yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
kesehatan Tingkat pertama dan Fasilitas maka biaya pelayanan selanjutnya tidak
kesehatan Rujukan yang tidak bekerjasama dijamin oleh BPJS. Fasilitas kesehatan
dengan BPJS Kesehatan harus menjelaskan hal ini kepada peserta
a. Fasilitas kesehatan memastikan eligibilitas dan peserta harus menandatangani surat
peserta dengan mencocokkan data peserta pernyataan bersedia menanggung biaya
dengan master file kepesertaan BPJS pelayanan selanjutnya
Kesehatan pada kondisi real time. Hal ini c. Penanganan kondisi kegawatdaruratan di
dapat dilakukan dengan cara: fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama
1) Fasilitas kesehatan mengakses master ditanggung sebagai pelayanan rawat jalan
file kepesertaan melalui website BPJS kecuali kondisi tertentu yang mengharuskan
Kesehatan www.bpjs-kesehatan.go.id, pasien dirawat inap.
sms gateway dan media elektronik d. Kondisi tertentu yang dimaksud diatas
lainnya. adalah sebagai berikut:
2) Apabila poin (a) tidak dapat dilakukan 1) Tidak ada sarana transportasi untuk
maka Fasilitas kesehatan menghubungi evakuasi pasien.
petugas BPJS Kesehatan melalui telepon 2) Sarana transportasi yang tersedia
atau mendatangi kantor BPJS Kesehatan tidak memenuhi syarat untuk evakuasi
b. Apabila kondisi kegawatdaruratan pasien Kondisi a dan b dinyatakan oleh petugas
sudah teratasi dan pasien dalam kondisi BPJS Kesehatan setelah dihubungi oleh
dapat dipindahkan, tetapi pasien tidak Fasilitas kesehatan, dan petugas BPJS
bersedia untuk dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Kesehatan tersebut telah berusaha
Pe
se
Pada keadaan gawat darurat rta
D. Alur Pelayanan
PE Pe Unit
PE Dirujuk
Ti Cek
ke
daKriter
E
m
Pemberi
Pe Validasi
PUBuka Ti KondiRujukSt ke PPK
Tidak Pasie Ya
Gawa
SE poli ser
an Ln
Kepeser da si Stabilab
PROVIDER, n
NJ ser k er Peser k il
A ta panduan
RT
A
D
t ia
yang
Eme
praktis
sesua
|
ta Pelayanan Kesehatan
ge Pelayan
Ba
A
taan ke
N
akhir dengan
P membawa d
nc an KC
MI
N
49
ar irgen ya
Emerge
r
a resume UGD, i
s hasil pemerik- r
saan
A penunjang
N
PE
LA
Y
A
N
A Aproval
Surat
N Jaminan
E Pelayan
M an
ER
G
Pengajuan surat
EN
jaminan
SI pelayanan,
P melengkapi Kartu
A Peserta, resume
D medis, Srt Ket.
A Rawat Inap
PP
K
N
O
50 panduan praktis | Pelayanan Kesehatan
lanjuta an
ya Am
bula
n
17. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada pertimbangan BPJS Kesehatan dan Asosiasi
hubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan Fasilitas Kesehatan
yang diberikan. 4. Penetapan daerah yang tidak tersedia fasilitas
kesehatan memenuhi syarat dilakukan dengan
Pelayanan Di Wilayah Tidak keputusan Kepala Dinas Kesehatan. Keputusan
VIII Tersedia Faskes Kepala Dinas Kesehatan dapat ditinjau
sewaktu-waktu menyesuaikan dengan kondisi
Memenuhi ketersediaan fasilitas kesehatan di daerah
Syarat
A. Penentuan Wilayah Tidak Tersedia Fasilitas tersebut
Kesehatan Memenuhi Syarat 5. Kompensasi diberikan dalam bentuk
1. Dalam hal di suatu daerah belum tersedia penggantian uang tunai; atau pengiriman
Fasilitas Kesehatan yang memenuhi syarat guna tenaga kesehatan; atau penyediaan fasilitas
memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, kesehatan tertentu.
BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi 6. Kompensasi dalam bentuk penggantian uang
2. Yang dimaksud dengan daerah tidak tersedia tunai berupa klaim perorangan atas biaya
fasilitas kesehatan memenuhi syarat adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
sebuah Kecamatan yang tidak terdapat Dokter fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama
atau Bidan atau Perawat dengan BPJS Kesehatan.
3. Penentuan daerah belum tersedia Fasilitas 7. Besaran penggantian atas biaya pelayanan
Kesehatan yang memenuhi syarat guna kesehatan disetarakan dengan tarif Fasilitas
memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta Kesehatan di wilayah terdekat dengan
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan setempat atas memperhatikan tenaga kesehatan dan jenis
pelayanan yang diberikan
8. Kompensasi dalam bentuk pengiriman tenaga adalah rata-rata tarif/unit cost pelayanan
kesehatan dan penyediaan Fasilitas Kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama di
tertentu dilakukan dengan bekerja sama wilayahnya,dengan tarif maksimal sesuai
dengan dinas kesehatan, organisasi profesi ketentuan
kesehatan, dan/atau asosiasi fasilitas kesehatan 4. Selisih biaya yang terjadi atas biaya pelayanan
menjadi tanggung jawab pasien
Penetapan daerah yang tidak tersedia 5. Untuk dapat memperoleh kompensasi uang
fasilitas kesehatan memenuhi syarat tunai, peserta yang tinggal di wilayah tidak
dilakukan dengan keputusan Kepala ada fasilitas kesehatan memenuhi syarat
Dinas Kesehatan harus mengikuti prosedur pelayanan rujukan
berjenjang sesuai ketentuan yang berlaku
6. Pembayaran untuk pelayanan kesehatan
B. Kompensasi Uang Tunai tingkat lanjutan ditagihkan langsung oleh
1. Kompensasi uang tunai diberikan langsung fasilitas kesehatan kepada BPJS Kesehatan.
kepada peserta berdasarkan klaim yang 7. Prosedur Pelayanan Kesehatan
bersangkutan atas pelayanan yang diberikan a. Untuk pertama kali mendapatkan
oleh Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama yang pelayanan, peserta mendatangi fasilitas
tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. kesehatan tingkat pertama yang terdekat.
2. Besaran kompensasi disetarakan dengan tarif b. Apabila fasilitas kesehatan tingkat pertama
Fasilitas Kesehatan di wilayah terdekat dengan terdekat tersebut adalah fasilitas kesehatan
memperhatikan tenaga kesehatan dan jenis yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan,
pelayanan yang diberikan maka biaya pelayanan kesehatan akan
3. Dasar besaran penggantian kompensasi
ditagihkan ke BPJS Kesehatan, peserta tidak fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
dikenakan urun biaya. tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
c. Apabila fasilitas kesehatan tingkat pertama c. Kelengkapan administrasi klaim perorangan:
terdekat tersebut adalah fasilitas kesehatan 1) Formulir pengajuan klaim
yang tidak bekerjasama dengan BPJS 2) Berkas pendukung berupa:
Kesehatan, maka peserta membayarkan
a) Salinan KTP/keterangan domisili
biaya pelayanan kesehatan terlebih dahulu,
(untuk memastikan peserta berada
kemudian peserta menagih kepada BPJS
di wilayah tidak ada Fasilitas
Kesehatan melalui klaim perorangan
Kesehatan memenuhi syarat sesuai
d. Apabila dalam kondisi kegawatdaruratan, Surat Keputusan Dinas Kesehatan)
peserta dapat langsung menuju RS tanpa
b) Kuitansi asli bermaterai cukup
mengikuti sistem rujukan berjenjang yang
c) Rincian pelayanan yang diberikan
berlaku. Biaya yang timbul akibat pelayanan
serta rincian biaya
RS akan ditagihkan oleh RS ke BPJS
Kesehatan, peserta tidak dikenakan urun
biaya C. Kompensasi Pengiriman Tenaga Kesehatan
8. Prosedur Pengajuan Klaim Perorangan Dan Penyediaan Fasilitas Kesehatan Tertentu
a. Peserta mengajukan klaim ke Kantor 1. Pengiriman tenaga kesehatan dan penyediaan
Operasional Kabupaten atau Kantor Cabang fasilitas kesehatan tertentu hanya diberikan ke
BPJS Kesehatan terdekat daerah yang belum tersedia fasilitas kesehatan
yang memenuhi syarat.
b. Klaim perorangan hanya diberlakukan pada
peserta yang mendapatkan pelayanan di 2. Penyediaan fasilitas kesehatan tertentu adalah
penyediaan sebuah tim tenaga kesehatan yang
dilengkapi dengan peralatan medis untuk pelayanan yang telah diberikan oleh tenaga
memberikan pelayanan medis tertentu sesuai kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan
dengan kebutuhan di wilayah yang akan tertentu.
dikunjungi
3. Pengiriman tenaga kesehatan dan penyediaan
IX Koordinasi Manfaat
fasilitas kesehatan tertentu yang dijamin BPJS
kesehatan adalah pengiriman tenaga kesehatan 1. Koordinasi Manfaat atau Coordination of Benefit
yang bukan program pemerintah pusat maupun (COB) adalah suatu proses dimana dua atau lebih
daerah serta dapat dlakukan melalui kerjasama penanggung (payer) yang menanggung orang
dengan dinas setempat, instansi pemerintah yang sama untuk benefit asuransi kesehatan
lainnya, maupun swasta yang sama, membatasi total benefit dalam jumlah
4. Kompensasi dalam bentuk pengiriman tenaga tertentu yang tidak melebihi jumlah pelayanan
kesehatan dan penyediaan Fasilitas Kesehatan kesehatan yang dibiayakan.
tertentu dapat bekerja sama dengan dinas 2. Peserta Koordinasi Manfaat/COB adalah Peserta
kesehatan, organisasi profesi kesehatan, dan/ BPJS Kesehatan yang mempunyai program jaminan
atau asosiasi fasilitas kesehatan kesehatan lain yang bekerjasama dengan BPJS
5. Pembayaran pengiriman tenaga kesehatan dan Kesehatan.
penyediaan fasilitas kesehatan tertentu sesuai 3. Prinsip Koordinasi Manfaat
ketentuan yang berlaku a. BPJS Kesehatan sebagai penjamin pertama
6. Pembayaran kompensasi dalam bentuk BPJS Kesehatan menjamin Peserta sesuai
pengiriman tenaga kesehatan dan penyediaan haknya sebagai Peserta BPJS Kesehatan,
fasilitas kesehatan tertentu berupa klaim atas selebihnya ditanggung oleh Asuransi tambahan
atau Badan Penjamin lain