MAKALAH
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Pantangan dan
Anjuran Pada Anak ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca dalam menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, namun kami tetap
berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi berbagai pihak,
terutama dalam upaya tindakan meningkatkan gizi masyarakat pada kelompok anak.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah turut serta dalam membantu penyelesaian makalah ini.
Penulis
Bab 1
Namun sebaliknya, gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit
sekali ditanggulangi oleh Indonesia. Masalah gizi yang tidak seimbang itu seperti Kurang
Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), dan anemia zat besi. Masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal
dengan gizi kurang yang sering ditemui pada anak balita, masih merupakan masalah yang
sangat sulit ditanggulangi, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sederhana
yaitu kurangnya intke (konsumsi) makanan terhadap kebutuhan makan seseorang, namun tidak
ditingkat rumah tangga, tapi anehnya di daerah-daerah yang telah swasembada pangan bahkan
terdistribusi merata sampai ketingkat rumah tangga, masih sering ditemukan kasus gizi buruk.
Padahal, sebelum kasus gizi buruk itu terjadi telah melewati beberapa tahapan yang
mulai dari penurunan berat badan dari berat badan ideal seorang anak sampai akhirnya terlihat
anak tersebut sangat buruk. Jadi masalah sebenarnya adalah masyarakat atau keluarga balita
kurang mengetahui pantangan dan anjuran gizi bagi anak.
Dengan banyaknya orang tua yang tidak mengetahui pantangan dan anjuran gizi bagi
anak, maka penulis membuat makalah ini.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui peran makanan bagi balita
2. Mengetahui kebutuhan makanan balita
3. Mengetahui menu makanan yang dianjurkan bagi balita
4. Mengetahui pantangan makanan bagi balita yang sedang sakit
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Anak
Perserikatan bangsa-bangsa dalam Convention on the Right of the Child (CRC)
atau KHA yang disebutkan dalam Supeno (2010), mendefinisikan, anak berarti setiap
manusia dibawah umur 18 tahun, kecuali menurut undang-undang yang berlaku pada
anak, kedewasaan dicapai lebih awal (Supeno, 2010). Sedangkan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 desebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak juga
merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat
harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, selain itu anak adalah tunas, potensi,
dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan
mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan
negara pada masa depan.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa anak merupakan semua manusia yang
belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan, kecuali menurut
undang-undang yang berlaku pada anak dinyatakan kedewasaannya dicapai lebih awal.
2.1.3 Peran Makanan Bagi Balita
Chandra (2007), menyebutkan bahwa makanan merupakan salah satu bagian yang
penting untuk kesehatan manusia mengingatsetiap saat dapat saja terjadi penyakit-
penyakit yang diakibatkan oleh makanan. Ia juga menyebutkan bahwa makanan memiliki
tiga fungsi. Pertama, makanan sebagai sumber energi karena panas dapat dihasilkan dari
makanan seperti juga energi. Kedua, makanan sebagai zat pembangun karenamakanan
berguna untuk membangun jaringantubuh yang baru, memelihara, dan memperbaiki
jaringan tubuhh yang sudah tua. Fungsi ketiga, makanan sebagai zat pengatur karena
makanan turut serta mengatur proses alami, kimia, dan proses faal dalam tubuh (Chandra,
2007).
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energy bayi dan balita relative besar dibandingkan dengan orang
dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.
Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
b. Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya
relative lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi
yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relative lebih kecil.
c. Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasu seiring dengan
bertambahnya usia.
Secara umum terdapat dua kriteria untuk menentukan kecukupan konsumsi pangan,
yaitu konsumsi energi dan protein. Kebutuhan energi biasanya dipenuhi dari konsumsi pangan
pokok, sedangkan kebutuhan protein dipenuhi dari sejumlah substansi hewan, seperti ikan,
daging, telur dan susu (Supariasa et al. 2002). Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat digunakan
untuk menilai tingkat kecukupan zat gizi individu. Basis dari AKG adalah kebutuhan
(Estimated Average Requirement). Untuk mengetahui kecukupan gizi anak balita digunakan
AKG tahun 2004, yang disajikan pada tabel 2.1. Kecukupan gizi tersebut dianjurkan untuk
dipenuhi dari konsumsi pangan anak balita setiap harinya.
Penyakit yang sering melanda balita, biasanya adalah panas, diare, batuk, dan muntah.
Tindakan terbaik yang dapat dilakukan adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani
dengan obat yang tepat, agar cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan balita, anda bisa
membantu mengimbangi dengan pengaturan makanannya.
Konsistensinya lunak. Makanan pokok yang bisa diberikan antara lain seperti nasi
tim, kentang pure, bubur, dan lain-lain.
Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-
kacangan diberikan lebih dari porsi normalnya.
Berikan air lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari normal, banyak terjadi
penguapan melalui keringat. Sari buah sangat dianjurkan karena mengandung air,
vitamin dan mineral.
Makanan dan minuman jangan diberikan terlalu panas atau terlalu dingin.
Kebutuhan kalori pada balita yang panas tinggi juga meningkat, maka sebaiknya
diberikan porsi makan yang kecil dan sering.
Diare pada bayi dan anak merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi di
Indonesia. Diare diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Akibat Diare, anak akan kehilangan
banyak air dan elektrolit, atau dikenal juga dengan dehidrasi, yang menyebabkan tubuh
kekurangan cairan, gangguan gizi yang dikarenakan masukkan makanan kurang
sedangkan pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia, yaitu kadar gula darah turun di
bawah normal.
a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaa merupakan
penyebab diare pada anak.
b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu karbohidrat
(umumnya laktosa), lemak dan protein.
c. Makanan. Makanan basi,beracun atau alergi terhadap makanan tertentu.
d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak).
Cairan harus cukup untuk mengganti cairan yang hilang, baik melalui muntah
maupun Diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas larutan oralit atau
larutan gula garam.
Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas atau
terlalu dingin.
Bentuk makanan lunak.
Muntah merupakan gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan,
infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain.
Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil tetapi bertahap dan
sering.
Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah segar dan susu.
Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan peningkatan
protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh dari telur, susu,
daging, ayam dan lain-lain.
Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan kalori. Tetapi
berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena kelebihan lemak
akan membuat mual.
Sakit batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit Bronchitis
yang disertai panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan sebagainya.
Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan bagi balita yang sedang batuk antara lain,
Jika ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan atau minum.
Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus diimbangi makan
yang cukup supaya kondisi tubuh membaik.
Untuk memudahkan pengaturan makannya, berikan porsi kecil tetapi sering dan
bertahap agar kebutuhan gizinya terpenuhi.
Jangan makan gorengan atau bumbu yang tajam. Kurangi mengonsumsi yang
terlalu manis dan bisa menimbulkan batuk seperti cokelat, permen, manisan dan
minuman manis.
Cukup protein, karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan protein lebih
tinggi dari biasanya. Berikan menu menu ikan, telur, tahu, tempe dan sebagainya
yang tidak digoreng.
BAB 3
Makanan yang ditabukan untuk bayi ada 9 macam. Makanan tersebut antara lain adalah buah-
buahan, hati ayam, ikan, telur, dan lain-lain, seperti disajikan pada Tabel 5. Tabu makanan
untuk bayi tersebut sangat mengkhawatirkan karena makanan yang ditabukan merupakan
sumber vitamin, mineral, dan protein. Alasan tabu yang diberikan sangat tidak masuk akal,
misalnya buah-buahan ditabukan karena sejak dahulu tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi
bayi.
Analisis Makanan Tabu Bayi di Rokan Hulu Riau
1. Buah-buahan
Pada masyarakat Rokan Hulu Riau, buah-buahan tidak diberikan kepada bayi, hal ini
tergolong dalam pantangan negatif, sebab buah-buahan dapat digunakan sebagai sumber untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi mikro yakni vitamin.
2. Hati ayam
Hati ayam pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan kepada bayi karena menurut
mereka dapat menyebabkan cacingan.hal ini tergolong dalam pantangan negatif, sebab hati
ayam dapat digunakan sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro yakni
protein. Hati ayam tinggi kandungan protein, lemak dan air serta zat gizi mikro yakni zat besi,
kalium, magnesium, fosfor, tembaga dan seng (Depkes RI, 1996). Hati ayam juga tinggi
kandungan folat dan vitamin A dan beberapa vitamin B utamanya vitamin B12.
3. Ikan
Ikan pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi karena menurut mereka
dapat menyebabkan bau pada bayi, hal ini tergolong dalam pantangan negatif, sebab ikan
memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro untuk bayi.
4. Ikan laut
Ikan laut pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi karena menurut
mereka ikan laut dapat menyebabkan cacingan, hal ini tergolong dalam pantangan negatif
sebab ikan laut memilki kandungan protein berkualitas tinggi (asam amino lisin), kandungan
asam lemak omega 3 (DHA dan EPA) yang baik untuk otak, vitamin A, D, mineral (Iodium,
Selenium, Fosfor, Besi, Kalsium, Zink dll), rendah kalori, rendah lemak jenuh ( LDL), yang
baik untuk bayi
5. Jantung Pisang
Jantung pisang pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi karena
menurut mereka dapat menyebabkan tumit retak-retak, hal ini tergolong dalam pantangan
negatif sebab jantung pisang memiliki kandungan nutrisi per 100 gram jantung pisang segar
menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992): energi 31kkal, protein 1,2 gram,
lemak 0,3 gram, karbohidrat 1 gram, kalsium 3,0 mg, fosfor 50 mg, zat besi 0,1 mg, vitamin A
170 mg, vitamin B1 0,05 mg, vitamin C 10 mg, air 90,2 g yang baik untuk bayi.
6. Pedas
Makanan pedas pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi karena
menurut mereka dapat menyebabkan masalah kesehatan perut terganggu, hal ini tergolong
dalam pantangan positif, sebab makanan pedas memiliki sifat iritasi terhadap saluran cerna
karena kadar asam (pH rendah) yang dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mukosa
pencernaan.
Pisang & pisang raja pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi, sebab
pisang menurut mereka ada mitos bahwa pisang menyebabkan karma orang tua, hal ini
tergolong dalam pantangan negatif, sebab pisang memiliki kandungan nutrisi seperti energi,
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B,C, air yang baik untuk bayi.
8. Telur
Telur pada masyarakat Rokan Hulu Riaun tidak diberikan pada bayi, sebab telur menurut
mereka dapat menyebabkan bau pada bayi. Hal ini tergolong dalam pantangan negatif, sebab
telur memiliki kandungan 6 gram protein berkualitas tinggi serta 9 asam amino penting, dan
memiliki 3,5 gram lemak baik dan terdapat kandungan vitamin D serta kuning telur memiliki
300 mikrogram kolin yang baik untuk bayi.
Makanan yang ditabukan bagi balita relatif sedikit, yaitu hanya 6 macam makanan
seperti dapat dilihat pada Tabel 6. Makanan yang ditabukan tersebut yaitu ayam, ekor ayam,
hati ayam, jengkol, pedas, dan telur seperti dapat dilihat pada Tabel 6. Telur ditabukan untuk
balita karena menyebabkan anak bisa menjadi bodoh. Alasan ini sangat konyol dan sangat
merugikan bagi balita, karena sebagaimana kita ketahui bahwa telur mengandung protein dan
banyak mengandung zat gizi lainnya dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Oleh
karena itu penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat dalam upaya mengurangi bahkan
menghilangkan tabu khususnya bagi balita perlu dilakukan.
1. Ayam
Ayam pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada balita karena menurut
mereka dapat menyebabkan bodas. Hal ini termasuk dalam pantangan negatif, sebab ayam
memiliki kandungan energi, protein, lemak, lemak jenuh, kolesterol, kalsium,besi magnesium,
fosfor, kalium, natrium, dan seng serta vitamin C, vitamin B1, Riboflavin, niasin, vitamin B6,
folat, B12, vitamin A, vitamin E, vitamin D dan vitamin K yang dibutuhkan oleh tubuh,
sehingga jika balita tidak mengonsumsi ayam sama sekali maka balita kurang mendapat asupan
nutrisi yang bisa didapatkan jika balita mengonsumsi ayam.
2. Ekor ayam
Ekor ayam pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada balita karena menurut
mereka dapat menyebabkan saat anak tersebut sudah besar maka akan menjadi pelupa. Hal ini
tergolong dalam pantangan negatif, sebab ekor ayam/pantat ayam memilki kandungan zat besi,
dan kalsium yang lebih besar daripada dada ayam, zat besi dan kalsium dibutuhkan oleh balita
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro
3. Hati ayam
Hati ayam pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan kepada bayi karena menurut
mereka dapat menyebabkan muntaber.hal ini termasuk dalam pantangan negatif, sebab hati
ayam dapat digunakan sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro yakni
protein. Hati ayam tinggi kandungan protein, lemak dan air serta zat gizi mikro yakni zat besi,
kalium, magnesium, fosfor, tembaga dan seng (Depkes RI, 1996). Hati ayam juga tinggi
kandungan folat dan vitamin A dan beberapa vitamin B utamanya vitamin B12.
4. Jengkol
Jengkol pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan kepada bayi karena menurut
mereka jengkol dapat menyebabkan penyakit tulang. Hal ini tergolong dalam pantangan positif
sebab jengkol mengandung asam jengkolat yang dapat menyumbat saluran air seni ynag
disebabkan karena pembentukan kristal dari asam jengkolat. Jengkol juga menyebabkan bau
mulut yang dapat mengganggu dan apabila dikonsumsi secara berlebih dapat menyebabkan
keracunan
5. Pedas
Makanan pedas pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi karena
menurut mereka dapat menyebabkan gangguan perut, hal ini termasuk dalam pantangan positif,
sebab makanan pedas memiliki sifat iritasi terhadap saluran cerna karena kadar asam (pH
rendah) yang dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mukosa pencernaan.
6. Telur
Telur pada masyarakat Rokan Hulu Riaun tidak diberikan pada bayi, sebab telur menurut
mereka dapat menyebabkan anak menjadi bodoh. Hal ini tergolong dalam pantangan negatif,
sebab telur memiliki kandungan asam amino. Sejumlah jenis asam amino memilki peranan
penting pada otak yang sedang bertumbuh maupun menetukan fungsi otak, sehingga telur
penting untuk pertumbuhan otak.
1. Pisang
Pisang tidak diberikan pada balita di masyarakat suku Sasak sebab menurut mereka pisang
jika diberikan pada seorang anak yang terserang demam maka panasnya tidak akan turun. Hal
ini termasuk pantangan negaif sebab pisang memiliki kandungan air yang tinggi. Saat demam,
tubuh akan kehilangan air dalam jumlah yang banyak sebab saat demam tubuh menjadi panas
sehingga cairan dalam tubuh menguap dan akan cepat menyebabkan dehidrasi, sehingga saat
demam dianjurkan untuk banyak air putih. Pisang memiliki kandungan air yang tinggi sehingga
kemungkinan pisang untuk menurunkan demam juga tinggi.
Telur, ikan laut, ayam tidak diberikan pada balita di masyarakat suku Sasak sebab menurut
mereka telur akan menyebabkan penyakit kulit dan gatal-gatal. Gatal-gatal yang dimaksud
merupakan alergi yang merupakan respon tubuh yang berlebih akibat alergen. Telur, ikan laut
dan ayam memilki kadar protein yang tinggi, jika kekebalan tubuh seseorang mengalami
hipersensitivitas dan mengonsumsi telur ikan laut, dan ayam secara berlebihan maka tubuh
menganggap protein tersebut sebagai antigen. Maka dari itu tubuh merespon dalam bentuk
alergi. Meskipun begitu protein dalam telur ikan dan ayam sangat penting bagi tubuh terutama
untuk pertumbuhan balita, sehingga pantangan untuk tidak mengonsumsi telur, ikan laut, dan
ayam termasuk pantangan Negatif
Anjuran makanan untuk anak diberikan saat anak berada dalam kondisi tertentu, seperti
sakit. Berikut adalah anjuran makanan yang diberikan saat anak sakit menurut hasil penelitian
skripsi Nursiyah (2013):
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), alternatif obat tradisional yang paling
banyak digunakan untuk mengobati pilek yakni kemukus. Kemukus mempunyai kandungan
kimia minyak atsiri 10-20%terdiri atas kadinen, sineol, karen, sabinen, pinen, kamfor, azulen,
teerpineol. Asam kubebat lebih kurang 1%, damar 3,5 %, zat pahit (kubebin 0,3 3%), piperin
0,1 0,4 %, gom, pati dan minyak lemak yang baik untuk mengobati infeksi virus. Berdasarkan
hal tersebut maka anjuran daun jambu biji untuk penyakit diare merupakan anjuran positif.
Tabel 4
Tanaman untuk Penyakit Radang Tenggorokan
No Alternatif obat tradisional yang Jumlah Persentase (%)
digunakan
1 Kencur 2 6,67
2 Jeruk nipis 15 50,00
3 Lidah buaya 4 13,33
4 Buah nanas 2 6,67
5 Asam jawa 14 46,67
6 Daun sirih 1 3,33
Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), tanaman yang paling banyak digunakan
untuk mengobati penyakit radang tenggorokan yakni jeruk nipis. Jeruk nipis memiliki
kandungan kimia yang bermanfaat, yakni linalin asetat, limonene, geranil asetat, sitral, dan
fellandren. Jeruk nipis juga mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak
atsiri (sitral, limonen,fellandren, lemon kamfer, kadinen, gerani/ plasetat, linalil asetat,
aktillaldehid) damar, glikosida, asam sitrun. Sebagai herbal alami, jeruk nipis berkhasiat untuk
menghilangkan sumbatan vital energi, obat batuk, peluruh dahak (mukolitik), peluruh kencing
(diuretik) dan keringat, serta membantu proses pencernaan. Karena kandungan nutrisinya yang
amat beragam tersebut, buah jeruk nipis banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk
mengobati berbagai macam penyakit. Manfaat lainnya dari jeruk nipis adalah untuk mengobati
radang tenggorokan. Sehingga jeruk nipis merupakan anjuran postif dalam pengobatan radang
tenggorokan.
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Abdullah, Mikarajuddin, Saktiyono dan Lutfi. 2007. IPA Terpadu SMP dan MTs. Jakarta :
ESIS, 2007.
Herlanti, Yanti, Lestari, Tutut M. dan F., Donny H. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam.
Surabaya : Quadra, 2007.
Panut, H. dan Suryadi, Dedi. 2007. Dunia Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2007.
Presiden RI. 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak. Jakarta : s.n., 2002.
Supeno, Hadi. 2010. Kriminalisasi Anak: Tawaran Gagasan Radikal Pengadilan Anak Tanpa
Pemidanaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Wikipedia. Makanan. Wikipedia. [Online] [Dikutip: 5 November 2017.]
https://id.wikipedia.org/.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31168/Chapter II.pdf?sequence=4
[diakses pada 5 November 2017]
http://melindahospital.com/artikel/104/Menu-untuk-Balita-yang-Sedang-Sakit.html [diakses
pada 5 November 2017]