Anda di halaman 1dari 24

Pantangan dan Anjuran Pada Anak

MAKALAH

(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi Masyarakat)

Disusun Oleh :

Ika Rachmawati (15-169)

Putri Ayu Purwodewi (15-170)

Dyah Safitri Setyopalupi(15-174)

Ratih Ristanti Nugrahani (15-178)

Meila Umroh Yunitasari (15-188)

Najihatus Saadah (15-198)

Lirih Diana Purba (15-203)

Khusnul Khotimah (15-205)

Zahrah Nabila Khairani (15-213)

Jannis Sherly Shauma Rizdiana (15-216)

Nevita Ray Rizky (15-230)

Farah Puteri Fatmala (15-249)

Alif Muhammad Fahlefi (15-259)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Pantangan dan
Anjuran Pada Anak ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca dalam menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, namun kami tetap
berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi berbagai pihak,
terutama dalam upaya tindakan meningkatkan gizi masyarakat pada kelompok anak.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah turut serta dalam membantu penyelesaian makalah ini.

Jember, November 2017

Penulis
Bab 1

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan peningkatan derajat


kesehatan masyarakat, karena pemerintah memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan
masyarakat salah satunya melalui peningkatan kesehatan. Contoh upaya peningkatan derajat
kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, karena gizi yang seimbang dapat meningkatkan
ketahanan tubuh.

Namun sebaliknya, gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit
sekali ditanggulangi oleh Indonesia. Masalah gizi yang tidak seimbang itu seperti Kurang
Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), dan anemia zat besi. Masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal
dengan gizi kurang yang sering ditemui pada anak balita, masih merupakan masalah yang
sangat sulit ditanggulangi, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sederhana
yaitu kurangnya intke (konsumsi) makanan terhadap kebutuhan makan seseorang, namun tidak
ditingkat rumah tangga, tapi anehnya di daerah-daerah yang telah swasembada pangan bahkan
terdistribusi merata sampai ketingkat rumah tangga, masih sering ditemukan kasus gizi buruk.

Padahal, sebelum kasus gizi buruk itu terjadi telah melewati beberapa tahapan yang
mulai dari penurunan berat badan dari berat badan ideal seorang anak sampai akhirnya terlihat
anak tersebut sangat buruk. Jadi masalah sebenarnya adalah masyarakat atau keluarga balita
kurang mengetahui pantangan dan anjuran gizi bagi anak.

Dengan banyaknya orang tua yang tidak mengetahui pantangan dan anjuran gizi bagi
anak, maka penulis membuat makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja peran makanan bagi balita?


2. Bagaimana kebutuhan makanan bagi balita?
3. Apa saja menu makanan yang dianjurkan bagi balita?
4. Apa saja pantangan makanan bagi balita yang sedang sakit?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui peran makanan bagi balita
2. Mengetahui kebutuhan makanan balita
3. Mengetahui menu makanan yang dianjurkan bagi balita
4. Mengetahui pantangan makanan bagi balita yang sedang sakit
Bab 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemenuhan Gizi Pada Balita


2.1.1 Makanan
Berdasarkan definisi dari WHO dalam Chandra (2007) Makanan adalah semua
substansi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak termasuk air, obat-obatan, dan substansi-
substansi lain yang digunakan untuk pengobatan (Chandra, 2007). Sedangkan menurut
ensiklopedia bebas Wikipedia, makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau
tumbuhan, yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan nutrisi
(Wikipedia).
Dengan kata lain, makanan dapat diartikan sebagai suatu substansi yang
dibutuhkan oleh tubuh yang tidak termasuk air ataupun substansi yang digunakan untuk
pengobatan yang biasanya berasal dari tumbuhan ataupun hewan yang dimakan oleh
makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan juga nutrisi.

2.1.2 Anak
Perserikatan bangsa-bangsa dalam Convention on the Right of the Child (CRC)
atau KHA yang disebutkan dalam Supeno (2010), mendefinisikan, anak berarti setiap
manusia dibawah umur 18 tahun, kecuali menurut undang-undang yang berlaku pada
anak, kedewasaan dicapai lebih awal (Supeno, 2010). Sedangkan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 desebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak juga
merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat
harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, selain itu anak adalah tunas, potensi,
dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan
mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan
negara pada masa depan.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa anak merupakan semua manusia yang
belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan, kecuali menurut
undang-undang yang berlaku pada anak dinyatakan kedewasaannya dicapai lebih awal.
2.1.3 Peran Makanan Bagi Balita

Chandra (2007), menyebutkan bahwa makanan merupakan salah satu bagian yang
penting untuk kesehatan manusia mengingatsetiap saat dapat saja terjadi penyakit-
penyakit yang diakibatkan oleh makanan. Ia juga menyebutkan bahwa makanan memiliki
tiga fungsi. Pertama, makanan sebagai sumber energi karena panas dapat dihasilkan dari
makanan seperti juga energi. Kedua, makanan sebagai zat pembangun karenamakanan
berguna untuk membangun jaringantubuh yang baru, memelihara, dan memperbaiki
jaringan tubuhh yang sudah tua. Fungsi ketiga, makanan sebagai zat pengatur karena
makanan turut serta mengatur proses alami, kimia, dan proses faal dalam tubuh (Chandra,
2007).

A. Makanan Sebagai Sumber energi


Dalam bukunya Herlanti (2007) menyebutkan bahwa, makanan sebagai sumber
energi berarti makanan dapat menyediakan energi untuk berbagai aktivitas tubuh
(Herlanti, et al., 2007). Agar dapat memenuhi fungsinya sebagai sumber energi,
konsumsi makanan dengan kandungan gizi yang tepat juga jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan perlu didapatkan oleh anak. Makanan-makanan yang mengandung sumber
energi biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan atau makanan yang mengandung lemak.
Karbohidrat memiliki fungsi sebagai sumber energi. Makanan makanan yang
mengandung karbohidrat pada umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti roti,
nasi, singkong, jagung, ubi jalar, kentang, dan mie.
Selain karbohidrat lemak juga memiliki fungsi sebagai sumber energi dalam
tubuh. Dalam bukunya Herlanti (2007) menyebutkan bahwa, lemak mengandung energi
dua kali lebih banyak dibandingkan karbohidrat (Herlanti, et al., 2007). Herlanti juga
menyebutkan bahwa, lemak memiliki fungsi :
1. Menghangatkan tubuh. Lapisan lemak di bawah kulit mencegah panas tubuh tidak
cepat hilang sehingga tubuh tetap hangat
2. Melarutkan vitamin A, D, E, dan K
3. Sebagai pelindung organ tubuh seperti ginjal, jantung, dan usus.
B. Makanan Sebagai Pembangun Tubuh
Makanan sebagai pembangun tubuh berarti makanan berguna untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan pengganti sel-sel tubuh yang rusak (Herlanti, et al.,
2007). Makanan harus dapat membantu dan berperan dalam proses pertumbuhan anak
juga berfungsi dalam metabolisme tubuh anak.
Protein merupakan salah satu sumber zat gizi yang memiliki peran pada
pertumbuhan juga metabolisme anak. Dalam bukunya Panut (2007) menyebutkan bahwa,
Tubuh memerlukan protein untuk menghasilkan kalori. Protein juga dapat
menyeimbangkan cairan tubuh , membentuk sel baru untuk mengganti jaringan yang
rusak dan mempertinggi daya tahan tubuh terhadap penyakit (Panut, et al., 2007).
Makanan makanan sumber protein ini didapat dari sumber hewani seperti daging, telur,
ikan, udang, dan susu serta nabati seperti, tempe, tahu, dan kacang-kacangan.

C. Makanan Sebagai Pelindung tubuh


Makanan sebagai pelindung tubuh berarti makanan berperan menjaga kesehatan
tubuh (Herlanti, et al., 2007). Protein memiliki fungsi untuk membantu menjaga
kesehatan tubuh. Selain protein vitamin juga memiliki fungsi pada metabolisme tubuh
sehingga tubuh juga tidak mudah terserang penyakit.
Vitamin juga berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap penyakit. Buah-buahan
dan sayur-sayuran yang kita makan sehari-hari banyak mengandung vitamin yang
banyak diperlukan oleh tubuh (Abdullah, et al., 2007).

2.2 Kebutuhan Gizi Pada Balita


Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkiran cukup untuk memelihara
kesehatan pada umumnya . secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis
kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluaran harus
ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau
dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).

a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energy bayi dan balita relative besar dibandingkan dengan orang
dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat.
Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
b. Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya
relative lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi
yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relative lebih kecil.
c. Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasu seiring dengan
bertambahnya usia.

Secara umum terdapat dua kriteria untuk menentukan kecukupan konsumsi pangan,
yaitu konsumsi energi dan protein. Kebutuhan energi biasanya dipenuhi dari konsumsi pangan
pokok, sedangkan kebutuhan protein dipenuhi dari sejumlah substansi hewan, seperti ikan,
daging, telur dan susu (Supariasa et al. 2002). Angka Kecukupan Gizi (AKG) dapat digunakan
untuk menilai tingkat kecukupan zat gizi individu. Basis dari AKG adalah kebutuhan
(Estimated Average Requirement). Untuk mengetahui kecukupan gizi anak balita digunakan
AKG tahun 2004, yang disajikan pada tabel 2.1. Kecukupan gizi tersebut dianjurkan untuk
dipenuhi dari konsumsi pangan anak balita setiap harinya.

2.3 Menu Makanan Balita yang Sedang Sakit

Penyakit yang sering melanda balita, biasanya adalah panas, diare, batuk, dan muntah.
Tindakan terbaik yang dapat dilakukan adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani
dengan obat yang tepat, agar cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan balita, anda bisa
membantu mengimbangi dengan pengaturan makanannya.

2.3.1 Untuk Balita dengan Panas Tinggi


Balita yang sakit disertai dengan panas tinggi, kebutuhan gizinya lebih banyak.
Hal ini disebabkan metabolisme tubuh yang meningkat dan penyerapan zat-zat gizi
yang menurun. Namun, nafsu makannya biasanya menurun.
Pemberian makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat:

Konsistensinya lunak. Makanan pokok yang bisa diberikan antara lain seperti nasi
tim, kentang pure, bubur, dan lain-lain.
Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-
kacangan diberikan lebih dari porsi normalnya.
Berikan air lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari normal, banyak terjadi
penguapan melalui keringat. Sari buah sangat dianjurkan karena mengandung air,
vitamin dan mineral.
Makanan dan minuman jangan diberikan terlalu panas atau terlalu dingin.
Kebutuhan kalori pada balita yang panas tinggi juga meningkat, maka sebaiknya
diberikan porsi makan yang kecil dan sering.

2.3.2 Untuk Balita dengan Diare

Diare pada bayi dan anak merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi di
Indonesia. Diare diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Akibat Diare, anak akan kehilangan
banyak air dan elektrolit, atau dikenal juga dengan dehidrasi, yang menyebabkan tubuh
kekurangan cairan, gangguan gizi yang dikarenakan masukkan makanan kurang
sedangkan pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia, yaitu kadar gula darah turun di
bawah normal.

Penyebab diare ada beberapa faktor, yaitu:

a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaa merupakan
penyebab diare pada anak.
b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu karbohidrat
(umumnya laktosa), lemak dan protein.
c. Makanan. Makanan basi,beracun atau alergi terhadap makanan tertentu.
d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak).

Pengaturan makanannya secara umum adalah :

Cairan harus cukup untuk mengganti cairan yang hilang, baik melalui muntah
maupun Diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas larutan oralit atau
larutan gula garam.
Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral.
Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas atau
terlalu dingin.
Bentuk makanan lunak.

2.3.3 Untuk Balita dengan Gejala Penyakit Saluran Pernapasan

Penyakit saluran pernapasan yang dikenal adalah Bronchitis, dan umumnya


disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain itu juga karena cuaca dan polusi
udara.

Mengatur makanan bagi balita dengan Bronkhitis antara lain,

Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan, sebaiknya diberikan dalam


keadaan hangat.
Makanan diberikan dalam keadaan lunak dan tidak merangsang.
Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti sirup dan lain-
lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti puding.
Hindari makanan yang digoreng.

2.3.4 Untuk Balita dengan Gejala Muntah

Muntah merupakan gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan,
infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain.

Syarat makanan bagi balita yang muntah - muntah antara lain,

Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil tetapi bertahap dan
sering.
Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah segar dan susu.
Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan peningkatan
protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh dari telur, susu,
daging, ayam dan lain-lain.
Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan kalori. Tetapi
berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena kelebihan lemak
akan membuat mual.

2.3.5 Untuk Balita dengan Gejala Batuk

Sakit batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit Bronchitis
yang disertai panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan sebagainya.

Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan bagi balita yang sedang batuk antara lain,

Jika ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan atau minum.
Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus diimbangi makan
yang cukup supaya kondisi tubuh membaik.
Untuk memudahkan pengaturan makannya, berikan porsi kecil tetapi sering dan
bertahap agar kebutuhan gizinya terpenuhi.
Jangan makan gorengan atau bumbu yang tajam. Kurangi mengonsumsi yang
terlalu manis dan bisa menimbulkan batuk seperti cokelat, permen, manisan dan
minuman manis.
Cukup protein, karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan protein lebih
tinggi dari biasanya. Berikan menu menu ikan, telur, tahu, tempe dan sebagainya
yang tidak digoreng.
BAB 3

No Makanan Tabu Alasan


1 Buah- buahan Mitos
2 Hati ayam Cacingan
3 Ikan Bau
4 Ikan laut Cacingan
5 Jantung pisang Nati pecah kaki/ tumit retak-retak
6 Pedas Perut terganggu
7 Pisang Mitos
8 Pisang raja Karma orang tua
9 telur bau
PEMBAHASAN

3.1. Pantangan atau Makanan Tabu untuk Anak


Tabel 1. Makanan tabu bayi

Makanan yang ditabukan untuk bayi ada 9 macam. Makanan tersebut antara lain adalah buah-
buahan, hati ayam, ikan, telur, dan lain-lain, seperti disajikan pada Tabel 5. Tabu makanan
untuk bayi tersebut sangat mengkhawatirkan karena makanan yang ditabukan merupakan
sumber vitamin, mineral, dan protein. Alasan tabu yang diberikan sangat tidak masuk akal,
misalnya buah-buahan ditabukan karena sejak dahulu tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi
bayi.
Analisis Makanan Tabu Bayi di Rokan Hulu Riau

1. Buah-buahan

Pada masyarakat Rokan Hulu Riau, buah-buahan tidak diberikan kepada bayi, hal ini
tergolong dalam pantangan negatif, sebab buah-buahan dapat digunakan sebagai sumber untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi mikro yakni vitamin.

2. Hati ayam

Hati ayam pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan kepada bayi karena menurut
mereka dapat menyebabkan cacingan.hal ini tergolong dalam pantangan negatif, sebab hati
ayam dapat digunakan sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro yakni
protein. Hati ayam tinggi kandungan protein, lemak dan air serta zat gizi mikro yakni zat besi,
kalium, magnesium, fosfor, tembaga dan seng (Depkes RI, 1996). Hati ayam juga tinggi
kandungan folat dan vitamin A dan beberapa vitamin B utamanya vitamin B12.

3. Ikan

Ikan pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi karena menurut mereka
dapat menyebabkan bau pada bayi, hal ini tergolong dalam pantangan negatif, sebab ikan
memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro untuk bayi.

4. Ikan laut

Ikan laut pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi karena menurut
mereka ikan laut dapat menyebabkan cacingan, hal ini tergolong dalam pantangan negatif
sebab ikan laut memilki kandungan protein berkualitas tinggi (asam amino lisin), kandungan
asam lemak omega 3 (DHA dan EPA) yang baik untuk otak, vitamin A, D, mineral (Iodium,
Selenium, Fosfor, Besi, Kalsium, Zink dll), rendah kalori, rendah lemak jenuh ( LDL), yang
baik untuk bayi

5. Jantung Pisang

Jantung pisang pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi karena
menurut mereka dapat menyebabkan tumit retak-retak, hal ini tergolong dalam pantangan
negatif sebab jantung pisang memiliki kandungan nutrisi per 100 gram jantung pisang segar
menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992): energi 31kkal, protein 1,2 gram,
lemak 0,3 gram, karbohidrat 1 gram, kalsium 3,0 mg, fosfor 50 mg, zat besi 0,1 mg, vitamin A
170 mg, vitamin B1 0,05 mg, vitamin C 10 mg, air 90,2 g yang baik untuk bayi.

6. Pedas

Makanan pedas pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi karena
menurut mereka dapat menyebabkan masalah kesehatan perut terganggu, hal ini tergolong
dalam pantangan positif, sebab makanan pedas memiliki sifat iritasi terhadap saluran cerna
karena kadar asam (pH rendah) yang dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mukosa
pencernaan.

7. Pisang & Pisang Raja

Pisang & pisang raja pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi, sebab
pisang menurut mereka ada mitos bahwa pisang menyebabkan karma orang tua, hal ini
tergolong dalam pantangan negatif, sebab pisang memiliki kandungan nutrisi seperti energi,
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B,C, air yang baik untuk bayi.

8. Telur

Telur pada masyarakat Rokan Hulu Riaun tidak diberikan pada bayi, sebab telur menurut
mereka dapat menyebabkan bau pada bayi. Hal ini tergolong dalam pantangan negatif, sebab
telur memiliki kandungan 6 gram protein berkualitas tinggi serta 9 asam amino penting, dan
memiliki 3,5 gram lemak baik dan terdapat kandungan vitamin D serta kuning telur memiliki
300 mikrogram kolin yang baik untuk bayi.

Tabel 2. Makanan tabu balita

Makanan yang ditabukan bagi balita relatif sedikit, yaitu hanya 6 macam makanan
seperti dapat dilihat pada Tabel 6. Makanan yang ditabukan tersebut yaitu ayam, ekor ayam,
hati ayam, jengkol, pedas, dan telur seperti dapat dilihat pada Tabel 6. Telur ditabukan untuk
balita karena menyebabkan anak bisa menjadi bodoh. Alasan ini sangat konyol dan sangat
merugikan bagi balita, karena sebagaimana kita ketahui bahwa telur mengandung protein dan
banyak mengandung zat gizi lainnya dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Oleh
karena itu penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat dalam upaya mengurangi bahkan
menghilangkan tabu khususnya bagi balita perlu dilakukan.

No Makanan Tabu Alasan


1 Ayam Bikin bodas
2 Ekor ayam Sudah besar sering lupa
3 Hati ayam muntaber
4 Jengkol Penyakit tulang
5 Pedas Gangguan perut
6 Telur Anak bisa bodoh
Analisis makanan tabu balita pada balita di Rokan Hulu Riau

1. Ayam

Ayam pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada balita karena menurut
mereka dapat menyebabkan bodas. Hal ini termasuk dalam pantangan negatif, sebab ayam
memiliki kandungan energi, protein, lemak, lemak jenuh, kolesterol, kalsium,besi magnesium,
fosfor, kalium, natrium, dan seng serta vitamin C, vitamin B1, Riboflavin, niasin, vitamin B6,
folat, B12, vitamin A, vitamin E, vitamin D dan vitamin K yang dibutuhkan oleh tubuh,
sehingga jika balita tidak mengonsumsi ayam sama sekali maka balita kurang mendapat asupan
nutrisi yang bisa didapatkan jika balita mengonsumsi ayam.

2. Ekor ayam

Ekor ayam pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada balita karena menurut
mereka dapat menyebabkan saat anak tersebut sudah besar maka akan menjadi pelupa. Hal ini
tergolong dalam pantangan negatif, sebab ekor ayam/pantat ayam memilki kandungan zat besi,
dan kalsium yang lebih besar daripada dada ayam, zat besi dan kalsium dibutuhkan oleh balita
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro

3. Hati ayam

Hati ayam pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan kepada bayi karena menurut
mereka dapat menyebabkan muntaber.hal ini termasuk dalam pantangan negatif, sebab hati
ayam dapat digunakan sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro yakni
protein. Hati ayam tinggi kandungan protein, lemak dan air serta zat gizi mikro yakni zat besi,
kalium, magnesium, fosfor, tembaga dan seng (Depkes RI, 1996). Hati ayam juga tinggi
kandungan folat dan vitamin A dan beberapa vitamin B utamanya vitamin B12.

4. Jengkol
Jengkol pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan kepada bayi karena menurut
mereka jengkol dapat menyebabkan penyakit tulang. Hal ini tergolong dalam pantangan positif
sebab jengkol mengandung asam jengkolat yang dapat menyumbat saluran air seni ynag
disebabkan karena pembentukan kristal dari asam jengkolat. Jengkol juga menyebabkan bau
mulut yang dapat mengganggu dan apabila dikonsumsi secara berlebih dapat menyebabkan
keracunan

5. Pedas

Makanan pedas pada masyarakat Rokan Hulu Riau tidak diberikan pada bayi karena
menurut mereka dapat menyebabkan gangguan perut, hal ini termasuk dalam pantangan positif,
sebab makanan pedas memiliki sifat iritasi terhadap saluran cerna karena kadar asam (pH
rendah) yang dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mukosa pencernaan.

6. Telur

Telur pada masyarakat Rokan Hulu Riaun tidak diberikan pada bayi, sebab telur menurut
mereka dapat menyebabkan anak menjadi bodoh. Hal ini tergolong dalam pantangan negatif,
sebab telur memiliki kandungan asam amino. Sejumlah jenis asam amino memilki peranan
penting pada otak yang sedang bertumbuh maupun menetukan fungsi otak, sehingga telur
penting untuk pertumbuhan otak.

Kebiasaan makan pada masyarakat suku Sasak

Tabel 3. Makanan tabu balita

No Makanan tabu Alasan


1 Pisang Jika seorang anak terserang demam,
panasnya tidak akan turun
2 telur Menyebabkan penyakit kulit dan gatal-gatal
3 Ikan laut
4 ayam
Analisis makanan tabu balita pada balita suku Sasak

1. Pisang

Pisang tidak diberikan pada balita di masyarakat suku Sasak sebab menurut mereka pisang
jika diberikan pada seorang anak yang terserang demam maka panasnya tidak akan turun. Hal
ini termasuk pantangan negaif sebab pisang memiliki kandungan air yang tinggi. Saat demam,
tubuh akan kehilangan air dalam jumlah yang banyak sebab saat demam tubuh menjadi panas
sehingga cairan dalam tubuh menguap dan akan cepat menyebabkan dehidrasi, sehingga saat
demam dianjurkan untuk banyak air putih. Pisang memiliki kandungan air yang tinggi sehingga
kemungkinan pisang untuk menurunkan demam juga tinggi.

2. Telur, ikan laut, ayam

Telur, ikan laut, ayam tidak diberikan pada balita di masyarakat suku Sasak sebab menurut
mereka telur akan menyebabkan penyakit kulit dan gatal-gatal. Gatal-gatal yang dimaksud
merupakan alergi yang merupakan respon tubuh yang berlebih akibat alergen. Telur, ikan laut
dan ayam memilki kadar protein yang tinggi, jika kekebalan tubuh seseorang mengalami
hipersensitivitas dan mengonsumsi telur ikan laut, dan ayam secara berlebihan maka tubuh
menganggap protein tersebut sebagai antigen. Maka dari itu tubuh merespon dalam bentuk
alergi. Meskipun begitu protein dalam telur ikan dan ayam sangat penting bagi tubuh terutama
untuk pertumbuhan balita, sehingga pantangan untuk tidak mengonsumsi telur, ikan laut, dan
ayam termasuk pantangan Negatif

3.2 Anjuran Makanan untuk Anak

Anjuran makanan untuk anak diberikan saat anak berada dalam kondisi tertentu, seperti
sakit. Berikut adalah anjuran makanan yang diberikan saat anak sakit menurut hasil penelitian
skripsi Nursiyah (2013):

Tabel 1

Tanaman untuk penyakit panas

Alternatif Obat tradisional yang Jumlah Persentase (%)


No
digunakan
1 Beluntas 4 8,2
2 Kencur 6 12,2
3 Mentimun 10 20,4
4 Labu 5 10,2
5 Bawang merah 6 12,2
6 Asam jawa 8 8,2
Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), tanaman yang paling banyak digunakan
untuk mengobati demam yakni mentimun.Mentimun memiliki kandungan yang paling banyak
air, 0,65% protein, 0,1 % lemak, 2,2% karbohdrat, kalsium, zat besi, magnesium, fosforus,
vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B2, dan Vitamin C. Mentimun juga banyak mengandung
banyak air. Saat demam suhu tubuh akan menjadi panas, cairan tubuh akan menguap sehingga
memungkinkan dapat menyebabkan dehidrasi. Saat demam, seseorang dianjurkan untuk
mengonsumsi air putih dalam jumlah yang banyak. Mentimun dianjurkan untuk pengobatan
demam sebab mentimun memilki banyak air.Mentimun merupakan anjuran postif dalam
mengobati demam

Tabel 2

Tanaman untuk penyakit batuk

No Alternatif Obat Tradisional yang Jumlah Persentase


digunakan
1 Kencur 17 56,67
2 Jeruk nipis 26 86,67
3 Bawang Putih 2 6,67
4 Jahe 6 20,00
5 Asam jawa 2 6,67
Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), tanaman yang paling banyak digunakan
untuk mengobati penyakit batuk yakni jeruk nipis. Jeruk nipis memiliki kandungan kimia yang
bermanfaat, yakni linalin asetat, limonene, geranil asetat, sitral, dan fellandren. Jeruk nipis juga
mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral,
limonen,fellandren, lemon kamfer, kadinen, gerani/ plasetat, linalil asetat, aktillaldehid) damar,
glikosida, asam sitrun. Sebagai herbal alami, jeruk nipis berkhasiat untuk menghilangkan
sumbatan vital energi, obat batuk, peluruh dahak (mukolitik), peluruh kencing (diuretik) dan
keringat, serta membantu proses pencernaan. Karena kandungan nutrisinya yang amat beragam
tersebut, buah jeruk nipis banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai
macam penyakit. Manfaat lainnya dari jeruk nipis adalah untuk mengobati batuk. Sehingga
jeruk nipis merupakan anjuran postif dalam pengobatan batuk.

Tabel 3

Tanaman untuk penyakit pilek

Alternatif obat tradisional yang


No Jumlah Persentase (%)
digunakan
1 Bawang merah 3 10,00
2 kencur 4 13,33
3 jahe 7 23,33
4 kemukus 25 83,33

Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), alternatif obat tradisional yang paling
banyak digunakan untuk mengobati pilek yakni kemukus. Kemukus mempunyai kandungan
kimia minyak atsiri 10-20%terdiri atas kadinen, sineol, karen, sabinen, pinen, kamfor, azulen,
teerpineol. Asam kubebat lebih kurang 1%, damar 3,5 %, zat pahit (kubebin 0,3 3%), piperin
0,1 0,4 %, gom, pati dan minyak lemak yang baik untuk mengobati infeksi virus. Berdasarkan
hal tersebut maka anjuran daun jambu biji untuk penyakit diare merupakan anjuran positif.

Tabel 4
Tanaman untuk Penyakit Radang Tenggorokan
No Alternatif obat tradisional yang Jumlah Persentase (%)
digunakan
1 Kencur 2 6,67
2 Jeruk nipis 15 50,00
3 Lidah buaya 4 13,33
4 Buah nanas 2 6,67
5 Asam jawa 14 46,67
6 Daun sirih 1 3,33
Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), tanaman yang paling banyak digunakan
untuk mengobati penyakit radang tenggorokan yakni jeruk nipis. Jeruk nipis memiliki
kandungan kimia yang bermanfaat, yakni linalin asetat, limonene, geranil asetat, sitral, dan
fellandren. Jeruk nipis juga mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak
atsiri (sitral, limonen,fellandren, lemon kamfer, kadinen, gerani/ plasetat, linalil asetat,
aktillaldehid) damar, glikosida, asam sitrun. Sebagai herbal alami, jeruk nipis berkhasiat untuk
menghilangkan sumbatan vital energi, obat batuk, peluruh dahak (mukolitik), peluruh kencing
(diuretik) dan keringat, serta membantu proses pencernaan. Karena kandungan nutrisinya yang
amat beragam tersebut, buah jeruk nipis banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk
mengobati berbagai macam penyakit. Manfaat lainnya dari jeruk nipis adalah untuk mengobati
radang tenggorokan. Sehingga jeruk nipis merupakan anjuran postif dalam pengobatan radang
tenggorokan.
Tabel 5

Tanaman tradisional untuk penyakit cacingan

No Alternatif Obat tradisional yang Jumlah Presentase


digunakan
1 Daun sirih 3 10,00
2 Biji pepaya 1 3,33
3 Bawang putih 5 16,67
4 Daun putri malu 1 3,33
5 Nanas 0 0,00
6 Buah pinang 2 6,67
7 Temu giring 17 56,67
8 Bawang merah 0 0,00
9 Wortel 9 30,00
Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), tanaman yang paling banyak digunakan
untuk mengobati penyakit cacingan yakni temu giring. Temugirng mempunyai kandungan
kimia antara lain kurkumin, minyak atsiri, saponin, dan flafonoid. Dimana kandungan tersebut
memiliki manfaat utama untuk mengeluarkan cacing dalam tubuh, mengobati sakit perut
dikarenakan temu giring mampu menurunkan asam lambung dan mendinginkan perut atau
lambung, dan bagi tips kecantikan temu giring mampu membuat tubuh cepat langsing.
Sehingga anjuran pemberian temu giring untuk obat cacingan tergolong anjuran positif.

Tabel 6

Tanaman tradisional untuk penyakit mimisan

Alternatif Obat tradisional yang


Jumlah
No digunakan Prosentase (%)

1 Daun sirih 30 100,00


2 Kangkung 0 0,00
3 Akar alang-alang 0 0,00
4 Kulit ari kacang tanah 0 0,00
5 Rambut jagung 0 0,00
6 Akar teratai 0 0,00
Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), tanaman yang paling banyak digunakan
untuk mengobati penyakit mimisan yakni daun sirih. Pada dasarnya ketika ada luka dan
perdarahan pada sautu bagian tubuh, maka tubuh akan melakukan respon untuk menghentikan
perdarahan tersebut dengan segera. Tubuh akan membuat darah di sekitar luka mengental dan
mengendap, sehingga pada akhirnya luka tertutup kemudian perdarahan pun terhenti.
Sementara, pada daun sirih terdapat kandungan seperti tannin dan berbagai zat lainnya yang
dapat mempercepat respon tersebut sehingga perdarahan pada hidung saat mimisan akan
berhenti dalam waktu yang cepat, dalam hal ini anjuran penggunaan daun sirih untuk
mengobati mimisan merupakan anjuran yang positif.

Tabel 7

Tanaman untuk penyakit diare

No Alternatif Obat tradisional yang Jumlah Presentase (%)


digunakan
1 Temu lawak 3 10,00
2 Daun jambu biji 26 86,67
3 Jambu biji 1 3,33
4 lainnya 2 6,67
Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), tanaman yang paling banyak digunakan
untuk mengobati penyakit diare yakni daun jambu biji. Daun jambu biji dianggap sebagai salah
satu obat diare karena mempunyai sifat anti diare, terutama yang disebabkan oleh infeksi. Hal
ini dikarenakan daun jambu biji memiliki kandungan zat flavonoid, dimana di dalamnya
terdapat quercetin, glykoside yang mampu menghambat atau mengurangi pembuangan air
besar. Kandungan zat lain yaitu tannin juga berguna untuk mengecilkan pori-pori usus yang
membuat aliran air yang masuk kedalam usus berkurang sehingga tinja menjadi keras.
Berdasarkan hal tersebut maka anjuran daun jambu biji untuk penyakit diare merupakan
anjuran positif.

Tabel 8

Tanaman untuk penyakit sembelit

No Alternatif Obat tradisional yang Jumlah Presentase (%)


digunakan
1 Pepaya 28 93,33
2 Kunyit 7 23,33
3 Kangkung 8 26,67
4 nanas 2 6,67
Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), tanaman yang paling banyak digunakan
untuk mengobati penyakit simbelit yakni pepaya. Pepaya memiliki manfaat yang banyak
karena pepaya banyak mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, dan manfaat
pepaya lainnya adalah untuk melancarkan BAB karena memiliki serat yang cukup tinggi
sehingga mampu memperlancar pencernaan. Berdasarkan hal tersebut maka anjuran daun
jambu biji untuk penyakit diare merupakan anjuran positif.

Tabel 9

Tanaman tradisional untuk penyakit korengan

No Alternatif Obat tradisional yang Jumlah Presentase (%)


digunakan
1 Pinang 5 16,67
2 Temu ireng 5 16,67
3 Bawang putih 1 3,33
4 Singkong 6 20,00
5 Kemuning 16 53,33
6 lainnya 1 3,33
Berdasarkan hasil penelitian Nursiyah (2013), tanaman yang paling banyak digunakan
untuk mengobati penyakit korengan yakni kemuning. Beberapa bahan kimiayang terkandung
dalam daun kemuning diantaranya methyl anthranilat, caryophyllen, geramul, carene, eugenol,
citronellol yang baik untuk kulit. Berdasarkan hal tersebut maka anjuran daun jambu biji untuk
penyakit diare merupakan anjuran positif.
Daftar Pustaka

Abdullah, Mikarajuddin, Saktiyono dan Lutfi. 2007. IPA Terpadu SMP dan MTs. Jakarta :
ESIS, 2007.

Chandra, Budiman. 2007. PengantarKesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC, 2007.

Herlanti, Yanti, Lestari, Tutut M. dan F., Donny H. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam.
Surabaya : Quadra, 2007.

Panut, H. dan Suryadi, Dedi. 2007. Dunia Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2007.

Presiden RI. 2002. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak. Jakarta : s.n., 2002.

Supeno, Hadi. 2010. Kriminalisasi Anak: Tawaran Gagasan Radikal Pengadilan Anak Tanpa
Pemidanaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010.
Wikipedia. Makanan. Wikipedia. [Online] [Dikutip: 5 November 2017.]
https://id.wikipedia.org/.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31168/Chapter II.pdf?sequence=4
[diakses pada 5 November 2017]

http://melindahospital.com/artikel/104/Menu-untuk-Balita-yang-Sedang-Sakit.html [diakses
pada 5 November 2017]

Anda mungkin juga menyukai