Zalika Syindjia
Add Comment
KIMIA
halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat
Metode argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah metode titrasi
ion klorida atau bromida. Sisa AgNO3 selanjutnya ditirasi kembali dengan menggunakan
terjadi pada penentuan ion klorida dengan cara titrasi kembali adalah sebagai berikut
:(2:147)
atau dilapisi dengan penambahan dietiftalat untuk mencegah disosiasi AgCl oleh ion
tiosianat. Halogen yang terikat dengan cincin aomatis tidak dapat dibebaskan dengan
hidrolisis sehingga harus dibakar dengan labu oksigen untuk melepaskan halogen
sebelum titrasi.
1. Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam
suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium
kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida
dan setelah tercapai titik ekivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi
dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.
Cara yang mudah untuk membuat larutan netral dari larutan yang asam adalah
dengan menambahkan CaCO3 atau NaHCO3 secara berlebihan. Untuk larutan yang
alkalis, diasamkan dulu dengan asam asetat kemudian ditambah sedikit berlebihan
a. Bromida dan KLorida kadarnya dapat ditetapkan dengan metoda Mohr akan tetapi untuk
iodida dan tiosianat tidak memberikan hasil yang memuaskan, karena endapan perak
iodida atau perak tiosianat akan mengadsorbsi ion kromat, sehingga memberikan titik
b. Adanya ion-ion seperti sulfida, fosfat, dan arsenat juga akan mengendap.
c. Titk akhir kurang sensitif jika menggunakan larutan yang encer.
d. Ion-ion yang diadsorbsi dari sampel menjadi terjebak dan mengakibatkan hasil yang
rendah sehingga penggonjongan yang kuat mendekati titik akhir titrasi diperlukan untuk
Titrasi langsung iodida dengan perak nitrat dapat dilakukan dengan penambahan
amilum dan sejumlah kecil senyawa pengoksidasi. Warna biru akan hilang pada saat
titk akhir dan warna putih-kuning dari endapan perak iodida (AgI) akan muncul.
2. Metode Volhard
Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dengan larutan baku
kalium atau ammonium tiosianat yang mempunyai hasil kali kelarutan 7,1 x 10-13.
Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) nitrat atau
besi(III) amonium sulfat sebagai indikator yang akan membentuk warna merah dari
kompleks besi(III)-tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5 1,5 N. Titrasi ini harus
dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi(III) akan diendapkan menjadi Fe(OH) 3
jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukkan. pH larutan harus di
bawah 3. Pada titrasi ini terjadi perubahan warna 0,7-1% sebelum titik ekuivalen. Untuk
mendapatkan hasil yang teliti pada waktu akan dicapai titik akhir, titrasi digojog kuat-
kuat supaya ion perak yang diadsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat bereaksi
dengan tiosianat.
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida, dan iodida
dalam suasana asam. Caranya dengan menambahkan larutan baku perak nitrat
berlebihan, kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali dengan
3. Metode K. Fajans
Pada metode ini digunakan indikator adsorbsi, senyawa yang biasa digunakan
Pada titik ekivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini, endapan harus dijaga sedapat
mungkin dalam bentuk koloid. Garam netral dalam jumlah besar dan ion bervalensi
banyak harus dihindarkan karena mempunyai daya mengkoagulasi. Larutan tidak boleh
terlalu encer karena endapan yang terbentuk sedikit sekali sehingga mengakibatkan
perubahan warna indikator tidak jelas. Ion indikator harus bermuatan berlawanan
dengan ion pengendap. Ion indikator harus tidak teradsorbsi sebelum tercapai titik
ekuivalen tetapi harus segera teradsorbsi kuat setelah tercapai titik ekuivalen. Ion
indikator tidak boleh teradsorbsi sangat kuat, seperti misalnya pada titrasi klorida
dengan indikator eosin, yang mana indikator teradsobsi lebih dulu sebelum titik
ekuivalen tercapai.
4. Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator akan
tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan
kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojoan
akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut.
Cara Leibig hanya menghasilkan titik ahir yang memuaskan apabila pemberian
pereaksi pada saat mendekati titik akhir dilakukan perlahan-lahan. Cara Leibig ini tidak
dapat dilakukan pada larutan amoni-akalis karena ion perak akan membentuk kompleks
Ag(NH3)2+ yang larut. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan sedikit larutan kalium
iodida.