Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

RESISTIVITAS LOGAM

Disusun oleh :
Muhammad Isa Al-Rasyid NRP. 02311540000087

Asisten :
Nurhikmah Khaeraningrum NRP. 02311440000082

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
i

HALAMAN JUDUL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK P2

RESISTIVITAS LOGAM

Disusun Oleh :
Muhammad Isa Al-Rasyid NRP. 02311540000087

Asisten :
Nurhikmah Khaeraningrum NRP. 02311440000082

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
ii

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL LAPORAN : RESISTIVITAS LOGAM

IDENTITAS PENYUSUN LAPORAN


NAMA : MUHAMMAD ISA AL-RASYID
NRP : 02311540000087

IDENTITAS ASISTEN PRAKTIKUM


NAMA : NURHIKMAH KHAERANINGRUM
NRP : 02311440000082

Asisten Praktikum,
Penulis,

Muhammad
Nurhikmah Isa AL-Rasyid
Khaeraningrum
NRPNRP 02311540000087
02311440000082

Mengetahui,
Koordinator Praktikum
iii

ABSTRAK

Bahan logam adalah bahan yang memiliki kemampuan


untuk menghantarkan panas dan arus listrik yang berbeda pada
setiap logamnya atau resistivitas. Resistivitas () adalah
kemampuan suatu bahan untuk mengantarkan arus listrik yang
bergantung terhadap besarnya medan istrik dan kerapatan arus.
Semakin besar resistivitas suatu bahan maka semakin besar pula
medan listrik yang dibutuhkan untuk menimbulkan sebuah
kerapatan arus. Satuan untuk resistivitas adalah .m. Pada
praktikum ini, dibahas mengenai resistivitas suatu bahan. Bahan
yang diuji adalah kaleng sarden dan kaleng coca-cola. Tiap bahan
diberi perlakuan yang sama, yaitu diberi tegangan sebesar 3; 6; 9;
12 volt, kemudian diberi dikondisikan suhunya pada suhu ruang,
2000C, 3000C dan 4000C. Setelah diberi tegangan, maka akan
diperoleh nilai resistansi penghantar dan resistivitas bahan.

Kata Kunci: Resistivitas logam dan Resistansi


iv

ABSTRACT

Metallic materials are materials that have the ability to


conduct heat and different currents on each metal or resisitivity.
Resistivity () is the ability of a material to deliver electric current
depends on the magnitude of the case of electric field and current
density. The greater the resistivity of a material, the greater the
electric field required to induce a current density. The units for
resistivity is .m. In this lab, discussed the resistivity of a
material. The materials tested are cans of sardines and a can of
coca-cola. Each material was given the same treatment, the rated
voltage of sebesar 3; 6; 9; 12 volts, then conditioned by the
temperature is at room temperature, 2000C, 3000C dan 4000C.
After the rated voltage, it will obtain the conductor resistance
value and the resistivity of the material.

Key Words: metal resistivity and resistance


v

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat


dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum Rekayasa
Bahan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Asisten yang telah membimbing dalam pelaksanaan
praktikum Rekayasa Bahan.
2. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan
praktikum Rekayasa Bahan. Dan,
3. Dosen-dosen pengajar mata kuliah Rekayasa Bahan.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian.
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Surabaya, 12 November 2017

Penulis
vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................ii
ABSTRAK............................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...viii
BAB 1......................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................1
1.2 Masalah1
1.3 Tujuan.....................................................................2
1.4 Batasan Masalah....................................................2
BAB II....................................................................................3
DASAR TEORI.....................................................................3
2.1 Arus listrik..............................................................3
2.2 Resistivitas Bahan...3
2.3 Hukum Ohm4
BAB III.7
METODOLOGI...7
3.1 Peralatan....7
3.2 Prosedur Percobaan..7
BAB IV...8
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN..8
4.1 Analisis data1..8
4.2 Pembahasan .13
BAB V .15
KESIMPULAN DAN SARAN ..15
5.1 Kesimpulan ...15
5.2 Saran .15
DAFTAR PUSTAKA..16
Lampiran .ix
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Resistivitas suatu bahan...4


Tabel 4.1 Data resistansi dan resistivitas kaleng coca-cola
untuk 1k dan 0.545k...8
Tabel 4.2 Data resistansi dan resistivitas kaleng sarden
untuk 1k dan 0.545k.10
viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logam dengan luas penampang yang sama..5


Gambar 4.1 Hubungan resitansi dan resistivitas logam kaleng
coca-cola 1k.12
Gambar 4.2 Hubungan resitansi dan resistivitas logam kaleng
coca-cola 0.545k..12
Gambar 4.3 Hubungan resitansi dan resistivitas logam kaleng
sarden 1k..13
Gambar 4.4 Hubungan resitansi dan resistivitas logam kaleng
sarden 0.545k...13
9

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun
beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal
umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan
tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan
konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, yaitu bahan
material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih
besar menahan aliran elektron sehingga disebut sebagai isolator.
Pada tahun 1827 seorang ahli fisika jerman. George Simon Ohm
menemukan hubungan antara arus listrik (I) yang mengalir melalui
suatu rangkain dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian
(V). Hubungan V dan I tersebut diperoleh ohm melalui sebuah
percobaan dan secara empiris ohm menyatakan hubungan antara V
dan I .Hukum ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir
pada suatu konduktor, pada suhu tetap sebanding dengan badan
potensial antara kedua ujung-ujung konduktor.
Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan untuk
mengantarkan arus listrik yang bergantung terhadap besarnya
medan istrik dan kerapatan arus. Pada kondisi tertentu dibutuhkan
suatu bahan dengan kemampuan resistifitas tinggi. Bahan
resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang
memerlukan resistansi yang besar agar bila dialiri arus listrik akan
terjadi penurunan tegangan yang besar. Bahan -bahan ini harus
mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas,
pada suhu tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh terjadi
oksidasi dan meleleh. Oleh karena itu dilakukan sebuah praktikum
mengenai perilaku resistivitas bahan apabila dikenai suhu.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah
1. Bagaimana mengetahui resistivitas pada suatu logam.?
10

2. Bagaimana mengetahui dan menjelaskan pengaruh suhu


pada resistivitas logam?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1. Mahasiswa mampu mengetahui resistivitas pada suatu
logam.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pengaruh
suhu pada resistivitas logam

1.4 Batasan Masalah


Dalam praktikum ini hanya dipelajari resistivitas logam
dan pengaruh suhu pada resistivitas logam.
11

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Arus Listrik


Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang
disebabkan dari pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui
suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik
dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.[1] Dalam
kebanyakan sirkuit arus searah dapat
diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan
sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung
pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm. Arus listrik
merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional. Satuan internasional untuk arus listrik
adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan
sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua
penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat
diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa
udara.[2]

2.2 Resistivitas Bahan Logam


Resistivitas listrik adalah salah satu metode geofisika yang
menyelidiki struktur bawah permukaan dengan menggunakan sifat
- sifat kelistrikan batuan. Resistivitas juga berfungsi untuk
mengukur sifat batuan dan fluida pori (baca: minyak, gas dan air)
disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan
kelistrikannya.Besaran resistivitas batuan dideskripsikan dengan
Ohm Meter, dan biasanya dibuat dalam skala logarithmic dengan
nilai antara 0.2 sampai dengan 2000 Ohm Meter.
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu
mengalami hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan
tersebut tergantung dari jenis bahan penghantar yang digunakan.
Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1mm2
pada temperature 200 oC dinamakan hambatan jenis atau
12

resistivitas. Ketika pergerakan elektron-elektron bebas dalam suatu


bahan, tanpa arah atau kecepatan tertentu, dan terpengaruh oleh
gaya sehingga bergerak secara terkoordinasi melalui suatu bahan
konduktif, maka pergerakan elektron yang merata ini
disebutdengan listrik atau arus listrik. Elektron dapat bergerak
melalui ruang kosong diantara atom-atom dari konduktor.
Konduktor mungkin terlihat sebagai suatu benda padat, tetapi
bahan yang tersusun dari atom-atom sebagian besar merupakan
ruang kosong. Untuk keperluan penyaluran arus listrik secara
efektif dan efisien, maka diperlukan bahan konduktor yang
memiliki konduktivitas tinggi atau memiliki nilai resistansi rendah.
Berikut ini contoh jenis resistivitas dari suatu bahan
Table 2.1 Jenis resistivitas suatu bahan

2.3 Hukum Ohm


Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus
listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding
lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.[3] Sebuah
benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan
ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun
istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
13

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan


persamaan:
V = I.R
Di mana :
I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar
dalam satuan Ampere.
V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung
penghantar dalam satuan volt.
R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat
pada suatu penghantar dalam satuan ohm.
Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm,
seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan
pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically pada tahun 1827. [4] Atau,
=
Dimana:
J = rapat arus ( A/m2)
= konduktivitas bahan ( )
E = kuat medan listrik

Gambar 2.1 Logam dengan luas penampang sama


Misal beda potensial al antara P dan Q
() () =
Maka kuat medan listrik antara P dan Q
=
Menurut Hukum Ohm:
=
Dengan mengganti nilai E maka akan didapatkan persamaan:
14

=
Dimana J adalah rapat arus yakni:
= 1 1 =
Sehingga
= =

Besaran 1/ x / adalah konstanta dan harganya


ditentukan oleh sifat konduktivitas bahan , panjang penghantar
dan arus penampang penghantar A. 1/ sering dinamakan
resistivitas atau = 1/. Konstanta penghantar tersebut sering
diberi nama Resistansi penghantar ( R ) sehingga:
= 1/ x /
Atau
=

BAB III
15

METODOLOGI

3.1 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam eksperimen ini
adalah sebagai berikut:
a. Kaleng cola dan kaleng sarden
b. Ampelas
c. Ohmeter
d. Oven

3.2 Langkah Percobaan


Adapun langkah-langkah dalam melakukan eksperimen
adalah sebagai berikut:
1. Kaleng cola dan kaleng sarden diampelas. Kaleng yang
sudah diampelas dipotong dan dibagi menjadi 4 bagian.
2. Di pasang sampel yang telah diampelas pada alat ukur
resistivitas.
3. Di ukur arus pada tiap perubahan voltase dan hambatan.
Voltase yang digunakan adalah 3, 6, 9, 12 Volt. Hambatan
yang digunakan adalah 560 Ohm, dan 1k Ohm.
4. Di plot nilai arus yang didapat (sumbu X) dan voltase
yang digunakan (sumbu Y) pada masing masing hambatan
(560 Ohm dan 1k Ohm).
5. Diberi perlakuan panas pada 4 sampel logam selama 60
menit. Sampel 1 dipanaskan 100 0C, sampel 2 dipanaskan
200 0C, sampel 3 dipanaskan 300 0C, dan sampel 4
dipanaskan 400 0C.
6. Di ulangi langkah 2 hingga 4.
7. Di hitung resistansi.dan resistivitas logam dengan
menggunakan grafik yang telah diplot.
16

BAB IV
ANALSIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data


Adapun dari praktikum, didapatkan hasil sebagai berikut
Tabel 4.1 Data resistansi dan resistivitas kaleng coca-cola untuk
1k dan 0.545k
Suhu V I R r r rata
Kamar 5.7 0.6 1 8.5 8.169183
10.4 1.15 1 8.043478
14.97 1.67 1 7.964072
5.7 1.02 0.545 5.043235 5.162902
10.4 1.8 0.545 5.232778
14.97 2.6 0.545 5.212692
200 5.7 6.2 1 -0.08065 -0.07874
10.4 11.3 1 -0.07965
14.97 16.2 1 -0.07593
5.7 10.2 0.545 0.013824 0.016256
10.4 18.5 0.545 0.017162
14.97 26.6 0.545 0.017782
5.7 5.7 1 0 0.003829
300 10.4 10.4 1 0
14.97 14.8 1 0.011486
5.7 10.2 0.545 0.013824 0.021898
10.4 18.3 0.545 0.023306
14.97 26.1 0.545 0.028563
5.7 5.7 1 0 -0.00604
10.4 10.5 1 -0.00952
400 14.97 15.1 1 -0.00861
5.7 10.99 0.545 -0.02635 0.001156
10.4 18.6 0.545 0.01414
17

14.97 26.7 0.545 0.015674

jumlah
luas panjang lebar resistivitas
rata2
13.29044 0.0351 5.8 3.9 0.049437644

13.29044 0.0351 5.8 3.9 0.031244457

-
13.29044 0.0351 5.8 3.9
0.000476507

13.29044 0.0351 5.8 3.9 9.83761E-05

13.29044 0.0351 5.8 3.9 2.3171E-05

13.29044 0.0351 5.8 3.9 0.000132518

-3.65788E-
13.29044 0.0351 5.8 3.9
05

13.29044 0.0351 5.8 3.9 6.99431E-06


18

Tabel 4.2 Data resistansi dan resistivitas kaleng sarden untuk


1k dan 0.545k
Suhu V I R R r rata
Kamar 5.7 0.6 1 8.5 8.436932
10.4 1.1 1 8.454545
14.97 1.6 1 8.35625
5.7 1 0.545 5.155 5.02771
10.4 1.9 0.545 4.928684
14.97 2.7 0.545 4.999444
200 5.7 5.8 1 -0.01724 -0.01491
10.4 10.6 1 -0.01887
14.97 15.1 1 -0.00861
5.7 10.2 0.545 0.013824 0.017274
10.4 18.4 0.545 0.020217
14.97 26.6 0.545 0.017782
300 5.7 6.21 1 -0.08213 -0.07761
10.4 11.22 1 -0.07308
14.97 16.23 1 -0.07763
5.7 10.1 0.545 0.019356 0.026718
10.4 18.3 0.545 0.023306
14.97 25.7 0.545 0.03749
400 5.7 5.8 1 -0.01724 -0.01708
10.4 10.6 1 -0.01887
14.97 15.2 1 -0.01513
5.7 10.5 0.545 -0.00214 0.005568
10.4 18.9 0.545 0.005265
14.97 26.8 0.545 0.013582

jumlah
luas panjang lebar resistivitas
rata2
19

13.29044 0.0351 5.8 3.9 0.051057984

13.29044 0.0351 5.8 3.9 0.030426311

-9.02082E-
13.29044 0.0351 5.8 3.9
05

13.29044 0.0351 5.8 3.9 0.000104539

-
13.29044 0.0351 5.8 3.9
0.000469701

13.29044 0.0351 5.8 3.9 0.000161687

-
13.29044 0.0351 5.8 3.9
0.000103365

13.29044 0.0351 5.8 3.9 3.36956E-05

Adapun hubungan antara resistansi dan resistivitas logam


dapat dilihat pada grafik
20

Gambar 4.1 Hubungan resitansi dan resistivitas logam kaleng


coca-cola 1k

Gambar 4.2 Hubungan resitansi dan resistivitas logam kaleng


coca-cola 0.545k
21

Gambar 4.3 Hubungan resitansi dan resistivitas logam kaleng


sarden 1k

Gambar 4.4 Hubungan resitansi dan resistivitas logam kaleng


sarden 0.545k

4.2 Pembahasan
Pada percobaan resistivitas logam dilakukan percobaan
mencari hubungan resistansi dengan resistivitas logamnya.
Percobaan tersebut dilakukan pada suhu kamar, 200 OC, 300OC, dan
22

400oC, terhadap kaleng sarden dan coca-cola dengan menentukan


nilai tegangan, arus dan hambatan luarnya. Setelah itu mencari
resistansi dalam masing-masing dan merata-ratakannya. Kemudian
hasil rata-rata dijumlahkan, untuk menghitung nilai resistivitas
maka diperlukan luas dan panjang kaleng. Hubungan antara
resistansi dan resistivitas pada logam dapat dilihat dari grafik.
Pada grafik dilihat bahwa garis resistansi dan resistivitas logam
bersinggungan karena nilainya sangat kecil, hal ini menyatakan
bahwa resistivitas logam dan resistansinya sama padahal menurut
teori seharusnya tidak sama. Hal ini disebabkan kesalahan
praktikan dalam mengolah data maupun membaca alat ohmmeter.
Untuk resistansi maupun resistivitas tidak mengalami perubahan
nilai yang signifikan walaupun dikenai suhu tinggi, hal ini sesuai
dengan teori bahwa resistansi dan resistivitas logam tidak
dipengaruhi oleh perubahan temperature.
23

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah
1. Untuk mengetahui resistivitas logam dicari terlebih dahulu
nilai resistansi logam tersebut beserta luas dan
panjangnya.
2. Resistansi dan resistivitas tidak dipengaruhi oleh kenaikan
temperature, dapat dibuktikan dengan melihat persamaan
masing-masing.

5.2. Saran
24

Daftar Pustaka

1. Anonim (2017). Spektrum. Diambil dari:


https://id.wikipedia.org/wiki/Spektrum
2. Lna, Pierre; Franois Lebrun, Franois Mignard
(1998). Observational Astrophysics. Springer-
Verlag. ISBN 3-540-63482-7.
3. Karen E. Kalumuck (2000). Human body explorations:
hands-on investigates of what makes us tick. Kendall
Hunt. p. 74. ISBN 9780787261535.
4. Gregory Hallock Smith (2006). Camera lenses: from box
camera to digital. SPIE Press. p. 4. ISBN 9780819460936.
5. Conceptual physics, Paul Hewitt, 2002
6. Mulyadi Kusumowidagdo, dkk. 2007. Penginderaan Jauh
dan Interpretasi Citra. Universitas Negeri Semarang.
Semarang.
25

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai