Anda di halaman 1dari 7

BAB V

HIMPUNAN TAK BERHINGGA

Tujuan Instuksional Umum

Mahasiswa memahami himpunan berhingga dan tak-berhingga, himpunan

denumerabel dan non-denumerabel, himpuna countabel dan non-countabel.

Tujuan Instruksional Khusus

1) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan berhingga

2) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan tak-berhingga

3) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan denumerabel

4) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan non-denumerabel

5) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan countabel

6) Mahasiswa dapat menyebutkan himpunan non-countabel

5.1 Ketakberhinggaan

Kita ingat kembali bahwa dua himpunan S dan T equipoten jhj dapat ditemukan

suatu fungsi bijektif diantara dua himpunan itu. Sekarang disajikan dua definisi

himpunan tak berhingga. Yang pertama mendefinisikan lebih dahulu himpunan

berhingga, dengan ingkarannya himpunan tak berhingga. Sedangkan yang kedua

sebaliknya, yaitu dimulai dengan suatu definisi himpunan tak berhingga dengan

ingkarannya himpunan berhingga, dimana kedua definisi tersebut ekuivalen.

Definisi 1 :

Suatu himpunan S disebut berhingga atau induktif jika dan hanya jika S

ekuipoten dengan suatu himpunan bagian sejati dari himpunan bilangan- bilangan asli,
yaitu apabila ada bilangan asli n sedemikian sehingga S memuat n anggota. Apabila

tidak demikian maka S disebut tidak berhingga atau non-induktif.

Definisi 2 :

Suatu himpunan S disebut tak-berhingga atau refleksif jika dan hanya jika S

ekuipoten dengan himpunan bagian sejati dari diri sendiri. Apabila tidak demikian maka

S disebut berhingga atau non refleksif.

5.2 Denumerabilitas

Definisi :

Suatu himpunan yang ekuipoten dengan himpunan bilangan-bilangan asli

disebut himpunan denumerabel, sedangkan himpunan yang tidak memenuhi syarat

diatas disebut non-denimerabel. Suatu fungsi tertentu yang memperlihatkan

denumerabilitas disebut suatu enumerasi.

Contoh :

Himpunan bilangan-bilangan genap positif adalah denumerabel.Suatu enimerasi terlihat

dibawah ini.

1 2 3 4 5 6 7... n...

2 4 6 8 10 12 14 . . . 2n . . .

Teorema 1.

Apabila dari suatu himpunan yang denumarbel ditambahkan anggota yang

berhingga banyaknya maka hasilnya tetap denumarbel. Apabila darinya dikeluarkan

anggota-anggota yang berhingga banyaknya maka sisanya tetap denumerabel.

Bukti :
Perhatikan bahwa dimungkinkannya menggunakan himpunan indeks I = {1,2,3, }

untuk anggota-anggota suatu himpunan, memperlihatkan bahwa himpunan itu

denumerabel. Jadi S = { s1, s2, s3, . . . }, misalnya kepada S ditambahkan p1, p2, . . . pn .

Maka S1 = { p1, p2, . . . pn, s1, s2, . . .}. Suatu enumerasi didapat demikian

S1 : s1 s2 s3 . . . sn sn+1 sn+2

S : p1 p2 p3 . . . pn s1 s2

Bagian kedua dibuktikan secara analog.

Teorema 2.

Gabungan dari dua himpunan A dan B yang kedua-duanya denumerabel adalah

himpunan denumerabel.

A : a1 a2 a3 . . .

B : b1 b2 b3 . . .

Suatu enumerasi dari A B adalah a1, b1, a2, b2, a3, . . . yang didapat dengan mengikuti lintasan anak panah.

Teorema 3.

Gabungan dari suatu keluarga himpunan dengan anggota yang denumerabel

banyaknya, sedangkan setiap anggota keluarga himpunan tersebut denumerabel adalah

himpunan denumerabel.

A1 : a11 a12 a13 a14

A2 : a21 a22 a23

A3 : a31 a32 a33


An : an1 an2 an3

Suatu enumerasi dari A A A . . . A . . . umpamanya adalah

A A A . . . A . . . : a ,a, a, a, a, . . .

Catatan

Perhatikan bahwa anggota-anggota setiap himpunan kita sajikan dengan menggunakan

dua indeks, yaitu indeks pertama sama dengan indeks dari himpunannya, sedangkan

indeks kedua memperlihatkan enumerasi dari himpunan yang bersangkutan.

Teorema 4.

Himpunan semua pasangan terurut dari bilangan-bilangan asli adalah denumerabel.


Bukti :
Pasangan-pasangan itu kita susun dalam aturan sebagai berikut :
(1,1) (1,2) (1,3) (1,4)
(2,1) (2,2) (2,3) (2,4)
(3,1) (3,2) (3,3) (3,4)
(4,1) (4,2) (4,3) (4,4)
dan seterusnya.
Suatu enumerasi didapat dengan mengikuti jalannya arah anak-anak panah.

(1,1) (2,1) (1,2) (3,1) (2,2) (1,3) . . .

1 2 3 4 5 6 ...

4.2 Himpunan Countabel

Definisi :

Suatu himpunan disebut countabel (terbilang) jika himpunan tersebut merupakan

himpunan berhingga atau denumerabel. Suatu himpunan disebut himpunan uncountabel

jika tak-berhingga dan non-denumerabel.

Catatan

1) Suatu subset dari himpunan countabel merupakan himpunan cauntabel


2) Gabungan dari suatu keluarga himpunan dengan anggota yang countabel, sedangkan

setiap anggota keluarga himpunan itu countabel adalah himpunan cauntabel.

Contoh-Contoh Soal

1) Jika A = {1, 2, 3, . . .} dan B = { 2, 4, 6 . . .}

a) Apakah himpunan A ekivalen dengan himpunan B ?

b) Apakah himpunan A infinit?

Jawab :

a) Dari himpunan A dapat dibuat fungsi f ke B yang didefinisikan sebagai

f(x) = 2x. Karena setiap anggota yang berbeda dari A dipasangkan dengan

anggota yang berbeda dari B, dan semua anggota B akan menjadikan pasangan

anggota A, maka A B.

b) Himpunan A infinit, karena A ekivalen dengan himpunan bagian sejati dari

dirinya sendiri, dalam hal ini himpunan B ( B subset dari A)

2) Ditentukan K = { 1, , 1/3, . . ., 1/n, . . . }

M = { 1, -2, 3, -4, . . . , (-1)n - 1 n, . . .}

N = {(1,1), (4,8), (3,27), . . ., (n2 , n3),. . . }

Periksalah mana yang merupakan himpunan denumerabel ?

Jawab :

Pada K atau M atau N dapat dibuat fungsi f(n) =an yang domainnya adalah himpunan

bilangan asli, sehingga menjadi barisan infinit a1, a2, a3, . . . . Jika an merupakan elemen-

elemen yang berbeda, maka fungsi itu merupakan fungsi satu-satu dan onto.

Jadi K, M dan N merupakan himpunan denumerabel.


Rangkuman

1) Himpunan S disebut berhingga atau induktif jika dan hanya jika S ekuipoten dengan

suatu himpunan bagian sejati dari himpunan bilangan- bilangan asli, yaitu apabila

ada bilangan asli n sedemikian sehingga S memuat n anggota. Apabila tidak

demikian maka S disebut tidak berhingga atau non-induktif.

2) Himpunan yang ekuipoten dengan himpunan bilangan-bilangan asli disebut

himpunan denumerabel, sedangkan himpunan yang tidak memenuhi syarat diatas

disebut non-denimerabel.

3) Himpunan disebut countabel (terbilang) jika himpunan tersebut merupakan

himpunan berhingga atau denumerabel. Suatu himpunan disebut himpunan

uncountabel jika tak-berhingga dan non-denumerabel.

Latihan Soal-Soal

1) Buktikan bahwa relasi A B dalam himpunan adalah relasi ekivalen

2) Buktikan bahwa :

a) Himpunan bagian dari suatu himpunan denumerabel merupakan himpunan finit

atau denumerabel.

b) Interval satuan A = [0,1] bukan himpunan denumerabel.

3) Himpunan bilangan bulat B dapat dikorespondensikan satu-satu dengan himpunan

bilangan asli A sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

0 1 -1 2 -2 3 -3

Dapatkan rumus yang mendefinisikan fungsi f : A B


4) Buktikan bahwa jika A dan B adalah himpunan denumerabel maka A x B

merupakan himpunan denumerabel.

5) Buktikan bahwa himpunan bilangan-bilangan rasional positif adalah denumerabel.

6) Himpunan semua bilangan-bilangan rasional (positif, nol, negatif) adalah

denumerabel. Buktikan!.

7) Buktikan bahwa himpunan semua himpunan berhingga yang terdiri dari bilangan-

bilangan asli adalah denumerabel.

Anda mungkin juga menyukai