Anda di halaman 1dari 9

JENIS-JENIS ALAT TANGKAP PERIKANAN

DI INDONESIA

(PENGANTAR ILMU PERIKANAN DAN KELAUTAN)

KELAS : B

DOSEN MATA KULIAH :

Yuli rahayu fitria ningsih, M.Si

DISUSUN OLEH :

Aris Fernando
1505904010033

UNIVERSITAS TEUKU UMAR


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penyusun panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan
akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam menyelesaikan studi
di tingkat perkuliahan semester II (Dua), adapun judul yang dimuat didalam makalah ini
adalah mengenai Jenis-jenis Alat Tangkap Perikanan Di Indonesia.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan,
dukungan, serta doa dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini
penyusun menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala
ketulusan hati kepada:

1. Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang senantiasa
mendukung secara moril & materil serta yang selalu mendoakan penyusun didalam
menempuh pendidikan ini.

2. Ibu Yuli rahayu fitria ningsih, M.Si selaku dosen mata kuliah Pengantar ilmu
perikanan dan kelautan yang dengan segala keikhlasannya telah memberikan bimbingan,
arahan, serta nasehat kepada penyusun hingga terselesaikannya makalah ini.

3. Teman-teman seperjuangan khususnya fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan


(FPIK) yang senantiasa memberi masukan untuk penyusun menyelesaikan makalah ini.

Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan didalam


penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun mengharapkan masukan
baik saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.

Meulaboh, 6 Juni 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i


DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN .. 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah . 1
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah 1

BAB II PEMBAHASAN. 2
2.1 Trawl ........................ 2
2.2 Purse Seine (pukat cincin) ................. 3
2.3 Lift Nets ........................................................................................... 3
2.4 Gill Net ................. 4
2.5 Pancing (Hook and Line) .................................................................... 4
2.6 Traps (Perangkap) ................................................... 5
2.7 Tombak dan Harpoon ................................................................................... 5
2.8 Alat pengumpul kerang dan rumput laut ..................................................... 5

BAB III PENUTUP ... 6


KESIMPULAN . 6
SARAN .............................................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 6


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan manusia.
Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal (neanderthal man)
telah melakukan kegiatan penangkapan dengan menggunakan tangan kemudian profesi ini
berkebang secara perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan mulai membuat
perahu yang sederhana.

Alat penangkapan ikan pertama kali muncul di masyarakat primitif dengan bentuk
tambak, panah, lembing, harpon, dan pancing yang terbuat dari batu, kulit kerang, talang, dan
gigi binatang. Untuk menangkap ikan secara pasif di perairan dangkal, penghadang terbuat
dari tanah atau batu, ranting serta kerei rotan dan terowongan dibangun. Kemudian ikan
ditangkap di dalam batang kayu yang berlubang, perangkap dari tanah liat dan keranjang.
Penangkapan yang lebih aktif dilakukan dengan lembing, sumpitan, penjepit, dan alat
penggaruk bersamaan dengan pancing.

Sejak permintaan dunia akan sumber protein hewani khususnya ikan meningkat, upaya
untuk meningkatkan kemampuan tangkap alat penangkapan ikan terus diupayakan, baik dari
sisi teknologi bahan alat penangkapan ikan, metode penangkapan ikan, maupun teknologi alat
bantu penangkapan ikannya. Kompetisi yang makin tinggi antar nelayan penangkap ikan
mendorong nelayan untuk mengoperasikan alat tangkap yang lebih efektif dan efisien.

Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia umunya
masih bersifat tradisional. namun menurut Ayodhoa (1981) pendapat tersebut tidak
semuanya benar. Jika ditinjau dari teknik penangkapan ikan diIndonesia terlihat telah banyak
pemamfaatan tingkah laku ikan untuk tujuan penangkapan ikan. Hal tersebut membuktikan
perkembangan peradaban manusia dan dapat mendorong manusia untuk semakin kreatif
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada makalah ini akan dijelas beberapa jenis dari alat
tangkap ikan, pengoperasian serta jenis ikan yang ditangkap.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, dapat kita tarik topic permasalahan mengenai jenis-jenis alat
tangkap ikan serta pengoperasiannya.

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang jenis-
jenis alat penangkapan ikan serta cara pengoperasiannya.

1.4 Manfaat Pembuatan Makalah :


Manfaat yang diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menambah referensi tentang jenis-jenis alat tangkap ikan.
2. Menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
3. Menambah pengetahuan bagi penulis maupun pembaca sekalian, baik mencakup teori
maupun uraian tentang jenis-jenis alat tangkap ikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Trawl
Pukat udang (BED Equipped Shrimp Net)

BED singkatan By-catch Excluder Device, tidak lain adalah jaring trawl yang telah
mengalami modifikasi sedemikian rupa yaitu dengan menambahkan (menempatkan) bingkai
jeruji pada bagian papan atau bagian perut antara badan (body) dan kantong yang fungsinya
untuk meloloskan atau menyaring hasil tangkapan.

Pukat udang pada prinsipnya terdiri dari bagian kantong (cod end), badan (body), sayap
(wing), sewakan (otter board) dan tali-tarik (warp). Desain pukat udang pada prinsipnya
adalah sama dengan pukat harimau atau jaring trawl lainnya., tetapi pada pukat udang ini
dilengkapi dengan BED seperti telah dikemukakan.Pukat udang ini dioperasikan dengan
ditarik menelusuri dasar perairan oleh kapal berukuran 100 GT atau lebih dengan anak buah
(crew) lebih dari 10 orang. Lama penarikan antara 1-2 jam tergantung keadaan daerah
penangkapan (trawl ground).

Daerah penangkapan dipilih yang permukaannya rata, berdasar lumpur atau lumpur-pasir.
Operasi penangkapan dilakukan baik pada siang maupun malam hari, tergantung keadaan.
Daerah operasinya ialah Indonesia Timur di sekitar Papua dan Maluku.
Hasil tangkapan utam dari pukat udang adalah udang jerbung (Penaeus merguensis), udang
windu (P.monodon), udang dogol (Metapenaeusensis), udang krosok (parapenaeopsi spp).

Trawl Udang Ganda (Double-rigged Shrimp Trawls)

Trawl udang ganda adalah otter trawl yang dalam operasi penangkapannya menggunakan
dua bua unit jaring sekaligus. Dengan penggunaan trawl udang ganda ini terutama
berpengaruh terhadap luas liputan area penangkapan. Dengan demikian diharapkan hasil
tangkapannya menjadi berlipat ganda dibanding bila hanya menggunakan satu jaring.

Daerah Penangkapan trawl ini berada perairan Papua (Laut Arafura) dan sebagian perairan
Maluku (sekitar Kep. Aru). Panjang jaring sekitar 33 m. Sedang papan trawl (otter board)
berukuran 1,8 m panjang dan 1,4 m lebar, berat 500-562 kg/buah. Dalam operasi
penangkapan menggunakan kapal berukuran 300 GT, kekuatan 700 PK/HP. Mengenai tonase
kapal yang dipakai ini bervariasi tergantung besar kecilnya jaring yang digunakan. Kapal
untuk trawl udang ganda ini dilengkapi dengan dua derek (outriggers) yang dipasang pada
kanan-kiri dari lambung kapal. Dalam keadaan operasi dengan keadaan derek yang telah
dipasang terlihat seakan-akan seperti sayap.
Hasil tangkapan utamanya ialah Udang jerbung (Penaeus merguensis), U. windu (P.
monodon), U. dogol (Metapenaeus ensis), U. krosok (Para penaeopsis spp.).

Pukat Harimau (Cungking Trawl)

Pukat harimau atau lebih dikenal Cungking Trawl adalah termasuk otter trawl kecil atau
dikatakan Mini Otter Trawl. Pukat harimau adalah tipe shrimp trawl, berbentuk bulat panjang
dengan sayap pendek. Jaring trawl ini dapat digolongkan tipe Meksiko.
Bahan jaring yang dipakai sintetik fibre (Polyethylene). Pelampungnya dari bahan plastik,
berbentuk bulat dan mengecil pada kedua ujungnya. Kapal yang umumnya digunakan
berbobot 15 ton (25 PK). Papan trawl berukuran 1,33 m panjang, 0,57 m lebar dan tebal 2,5
cm, berat 27 kg/buah. Jaring trawl yang dipakai berukuran panjang sekitar 12-18 m. Bentuk
kapal Cungkring trawl ini dibuat sedemikian rupa dengan luas relatif datar. Gerakannya
sangat lincah, dapat menelusuri sampai perairan yang relatif dangkal sekali. Hasil Tangkapan
utamanya adalah ikan (utama) dan udang (sampingan).

2.2 Purse Seine (Pukat Cincin)

Pukat cincin harus berbentuk selembar jaring yang terdiri dari sayap dan pembentuk
kantong. Keberhasilan pengoperasian pukat cincin dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu
ketepatan melingkari gerombolan ikan, kecepatan tenggelam pemberat dan kecepatn
penatikan tali kolor. Pengaturan jaring harus tepat dan cepat sehingga gerombolan atau
kawanan ikan tidak punya kesempatan untuk keluar dari lingkaran jaring.Payang mempunyai
bentuk terdiri dari sayap, badan dan kantong, dua buah sayap yang terletak di sebelah kanan
dan kiri badan payang, setiap sayap berukuran panjang 100-200 meter, bagian badan jaring
sepanjang 36-65 meter dan bagian kantong terletak di belakang bagian badan payang yang
merupakan tempat terkumpulnya hasil tangkapan ikan adalah sepanjang 10-20 meter. Jaring
insang hanyut yang digunakan harus mempunyai spesifikasi yang terdiri dari lima faktor
utama, yaitu daya apung jaring harus lebih besar dari pada daya tenggelamnya, warna jaring
yang baik adalah hijau sampai biru muda, benang yang digunakan adalah nylon benang ganda
atau tunggal. Besar mata jaring adalah 2,5-3,0 inci yang dipasang pada tali ris atas dengan
koefisien pengikatan 30-40%.

Jaring lampara mirip jaring payang yaitu terdiri dari sayap kiri dan kanan di samping
kantong. Jaring tersebut dilengkapi dengan sebuah cincin dari besi berdiameter sekitar 2
meter. Kantong lampara lebih cenderung menggelumbung agar ikan pelagis kecil yang
ditangkap tidak mudah mati (ikan umpan hidup).

2.3 Lift Nets

Jaring angkat yaitu satu alat pengkapan yang langkah pengoperasiannya dikerjakan dengan
turunkan serta mengangkatnya dengan vertikal. alat ini terbuat dari nilon yang menyerupai
kelambu, ukuran mata jaringnya relatif kecil yakni 0, 5 cm. bentuk alat ini menyerupai kotak,
didalam pengoperasiannya bisa memakai lampu atau umpan sebagai daya tarik ikan. jaring
ini dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan terus atau dengan tangan manusia. alat tangkap
ini mempunyai ukuran mesh size yang amat kecil serta efisien untuk menangkap type ikan
pelagis kecil. kecenderungan jaring angkat berbentuk destruktif serta tidak selektif. contoh
jaring angkat yaitu bagan perahu atau rakit ( boat / raft lift net ), bagan tancap ( bamboo
platform lift net ), serta serok ( scoop net ).
2.4 Gill Nets

Gill net atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat dengan jarring insang
karena gill berarti insang dan net berarti jaring, adalah suatu jenis alat penangkap ikan dari
bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jarring (mesh) dari bagian
jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring kearah panjang/horizontal (Mesh
Length/ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring kearah vertical atau kearah
dalam (Mesh Depth/ MD).

Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung( float Mts) dan dibagian
bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers), sehingga dengan adanya dua gaya
yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam
keadaan tegak.

Dalam pengoprasian gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung
menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara
menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan.
Contohnya jaring insang hanyut (drift gillnet), jaring insang tetap(setgillnet), jaring insang
lingkar (encircling gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet),dan trammel net. Metode
pengoperasian dari jaring insang pada umumnya dilakukan. secara pasif, tetapi ada juga yang
dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan secara aktif.

2.5 Pancing (Hook and Line)

Pancing adalah salah satu alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama,yaitu : tali
(line) dan mata pancing (hook). Jumlah mata pancing berbeda-beda, yaitumata pancing
tunggal, ganda, bahkan sampai ribuan. Prinsip alat tangkap ini merangsangikan dengan
umpan alam atau buatan yang dikaitkan pada mata pancingnya. Alat ini pada dasarnya terdiri
dari dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Namun, sesuaidengan jenisnya dapat
dilengkapi pula komponen lain seperti : tangkai (pole), pemberat(sinker), pelampung (float),
dan kili-kili (swivel). Cara pengoperasiannya bisa di pasangmenetap pada suatu perairan,
ditarik dari belakang perahu/kapal yang sedang dalamkeadaan berjalan, dihanyutkan, maupun
langsung diulur dengan tangan. Alat inicenderung tidak destruktif dan sangat selektif.
Pancing dibedakan atas rawai tuna, rawaihanyut, rawai tetap, pancing tonda, dan lain-lain.

Rawai Tuna atau Tuna Longline

Rawai tuna atau longline tuna adalah alat penangkap tuna yang paling efektif. Rawai tuna
merupakan rangkaian sejumlah alat pancing yang dioperasikan sekaligus. Satu tuna longliner
biasnya mengoperasikan 1000-2000 mata pancing untuk sekali turun.
Rawai tuna umumnya dioperasikan di laut lepas atau mencapai perairan samudera. Alat
tangkap ini bersifat pasif, menanti umpan dimakan oleh ikan sasaran. Setelah pancing
diturunkan ke perairan, lalu mesin kapal dimatikan, sehingga kapal dan alat tangkap akan
hanyut mengikuti arus atau sering disebut drifting.
Huhate atau Pool and Line

Huhate atau pole and line khusus dipakai untuk menangkap cakalang. Tak heran jika alat
ini sering disebut "pancing cakalang". Huhate dioperasikan sepanjang siang hari pada saat
terdapat gerombolan ikan di sekitar kapal. Alat tangkap ini bersifat aktif. Kapal akan
mengejar gerombolan ikan. Setelah gerombolan ikan berada di sekitar kapal, lalu diadakan
pemancingan.
Bentuk mata pancing huhate tidak berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing
huhate ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak oleh ikan.

2.6 Traps (Perangkap)

Perangkap adalah salah satu jenis alat penangkap ikan yang bersifat statis, umumnya
berbentuk kurungan, berupa jebakan dimana ikan akan mudah masuk tanpa adanya paksaan
dan sulit keluar karena dihalangi dengan berbagai cara. Bahan yang digunakan untuk
membuat perangkap : bamboo, rotan, kawat, jaring, tanah liat, plastic, dan sebagainya.
Pengoperasiannya di dasar perairan, di permukaan perairan, di sungai daerah arus kuat, dan di
daerah pasang surut. Alat ini cenderung selektif karena ikan terperangkap di dalamnya.
Meskipun cenderung tidak destruktif, namun untuk jermal (stow net) maka pengaturan mesh
size jaringannya dan juga lokasi pemasangannya harus sesuai. Contoh perangkap adalah sero
(guiding barrier), jermal (stow net), bubu (portable trap) dan perangkap lain.

2.7 Tombak dan Harpoon

Alat penangkap yang terdiri dari batang (kayu, bambu) dengan ujungnya berkait balik
(mata tombak) dan tali penarik yang diikatkan pada mata tombak. Tali penariknya dipegang
oleh nelayan kemudian setelah tombak mengenai sasaran tali tersebut ditarik untuk
mengambil hasil tangkapan. Senapan adalah alat penangkap yang terdiri dari anak panah dan
tangkai senapan. Penangkapan dengan senapan umumnya dilakukan dengan cara melakukan
penyelaman pada perairan karang. Untuk penangkapan dengan panah biasa, umumnya
dilakukan dekat pantai atau perairan dangkal.

Harpun Tangan adalah alat penangkap yang terdiri dari tombak dan tali panjang yang
diikatkan pada mata tombak. Harpun tangan ini ditujukan untuk menangkap paus, dimana
tombak langsung dilemparkan dengan tangan kearah sasaran (paus) dari atas
perahu. Kecenderungan alat tangkap yang relatif sederhana ini tidak destruktif dan sangat
selektif karena ditujukan untuk menangkap suatu spesies. Tetapi alat ini dapat merusak
habitat bila disalahgunakan.

2.8 Alat pengumpul kerang dan Rumput laut

Alat pengumpul kerang dan rumput laut pada umumnya di desain dengan pengoperasian
yang sederhana dan pengusahaannya dilakukan dengan skala yang kecil. Alat ini selektif dan
tidak destruktif, karena ditujukan untuk menangkap target seperti kerang-kerangan.
Contoh pengumpul kerang adalah garuk (rake), cengkeraman, dan ladung kima. Sedangkan,
contoh pengumpul rumput laut berupa alat sederhana berbentuk galah yang ujungnya
bercabang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :

Alat penangkapan ikan adalah suatu alat atau media yang digunakan untuk menangkap ikan
atau sumber-sumber daya perairan lainnya.

Di Indonesia sendiri sangat banyak jenis-jenis alat penangkap ikan, diantaranya Trawl, Purse
seine (pukat cincin), Lift nets, Gill nets, Pancing (hook and line), Traps (perangkap), Tombak
dan harpoon, Alat pengumpul kerang dan rumput laut.

Jadi intinya sangat banyak sekali jenis alat-alat tangkap ikan, dan penggunaan alat-alat
tersebut didasari oleh tingkah laku ikan yang akan di tangkap.

SARAN :

Dengan adanya makalah ini, diharapkan nelayan dapat menganalisi yang mana jenis alat
tangkap yang aman (tidak melukai) untuk ikan dan juga ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Apridar, dkk. 2011.pengantarilmuperikanandankelautan. Jakarta: Graha ilmu


Anonim. 2011. Pengantar ilmu perikanan. Jakarta: Erlangga
Http://google.com/Jenis-jenisalatpenangkapanikandiindonesia/2016

Anda mungkin juga menyukai