2, Desember 2007
PENDAHULUAN
Ikan tunatermasuk komoditas utamadalam
program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan (RPPK) yang telah dicanangkan oleh
PresidenRepublikIndonesiapadatanggal11Juni
2005.Revitalisasitersebutmerupakanstrategiumum
pemerintahuntukmeningkatkankesejahteraanpetani,
nelayan,danpetani-hutan;meningkatkandayasaing
produkpertanian,perikanandankehutanan;serta
menjagakelestariansumberdayapertanian,perikanan
dan kehutanan (Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian,2005).Tunadancakalangdipilihdi
dalamprogramrevitalisasikarenaproduksinyamasih
dapatditingkatkan,terutamadikawasanTimur
Indonesia. Potensi pelagis besar secara nasional
mencapai1.165,36ributon(DepartemenKelautandan
Perikanan,2005).Disampingikantuna,komoditas
lainyangmasukkedalamprogramrevitalisasiadalah
udangdanrumputlaut.
Ikantunadansejenisnyasampaisaatinimasih
mendominasi eksporprodukperikananIndonesia.
Perkembangan perikanan tuna diikuti dengan
berkembangnyaindustripengolahantuna,terutama
dilokasi-lokasisentrapendaratantuna,sepertiMuara
Baru-Jakarta,PelabuhanRatu-JawaBarat,CilacapJawaTengah,Benoa-BalidanBitung-SulawesiUtara.
Pada umumnya tuna dipasarkan sebagai produk
segar(didinginkan)dalambentukutuhdisiangi(fresh
whole gilled and gutted);sebagaiprodukbekudalam
bentukutuhdisiangi(frozen whole gilled and gutted),
loin(frozen loin)dansteak(frozen steak);danproduk
dalamkaleng(canned tuna)(DepartemenKelautan
danPerikanan,2005).
*)
Produksiikantunakalengcenderungmeningkat
yang ditunjukkan oleh trend yang meningkat dari
eksporproduktunakaleng.Eksportunakalengpada
tahun 1999 sebanyak 36.264 ton dan meningkat
menjadi 118.449 ton pada tahun 2004 dengan
tingkatkenaikanrata-rata7,27%pertahun(Direktorat
JenderalPerikananBudidaya,2006).Datatersebut
mengindikasikanbahwapasareksporuntukproduk
tunakalengcukupbaikdanmasihberpeluanguntuk
meningkat.
Ikan Tuna sebagai Bahan Baku Ikan Kaleng
Jenis-jenis ikan tuna yang digunakan sebagai
bahanbakutunakalengmenurutSNI-01-2712-1992
dapatdilihatpadaTabel1.Didalamstatistikperikanan
Indonesia,tunadigunakansebagainamagrupdari
beberapajenisikanyangterdiridarijenistunabesar
danjenisikanmiriptuna.Jenisikanyangtermasuk
kedalamtunabesar(Thunnusspp)adalahyellow fin
tuna, big eye, southern bluefin tuna, dan albacore.
Sedangkanyangtergolongdalamjenisikanmiriptuna
(tuna like species)adalahmarlin,sailfish,danswordfish. Skipjack tuna sering digolongkan sebagai
cakalang, sedangkan istilah tongkol umumnya
digunakanuntukjeniseastern little tuna(Euthynus
spp),frigatedanbullet tuna(Auxisspp)danlongtail
tuna(Thunnus tonggol)(DepartemenKelautandan
Perikanan,2005).
Ikan tuna mempunyai bentuk seperti torpedo
dengankepalayanglancip,tubuhnyalicin,siripdada
melengkungdansiripekorbecagakdengancelahyang
lebar. Di belakangsirip punggung dan siripdubur
terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil dan
**)
43
Tabel1.Jenisikantunayangdikalengkan
Na m a Indone sia
Na m a Inggris
Na ma la tin
Albakora
Alb acore
Thunnus germo
Madidihang
Tunamatabesar
Thunnus ob esus
Tunaabu-abu
Thunnus tonggol
Cakalang
Sk ipjack
Katsuwonus pelamis
Tongkol
Euthynnus affinis
Setuhukloreng
Striped marlin
Setuhukhitam
Black marlin
Setuhukputih
W hite marlin
Ikanpedang
Sword fish
Xiphias gladius
Sumber : SNI-01-2712-1992
terpisah-pisah.Sirip-sirippunggung,dubur,perutdan
dada,padapangkalnya mempunyai lekukanpada
tubuh. Sirip-sirip tersebut dapat dilipat masuk ke
dalamlekukanitu,sehinggadapatmemperkecildaya
gesekanairpadasaatikantunaitusedangberenang
dengankecepatanpenuh.Ikantunamemangterkenal
sebagai perenang-perenang yang hebat, bisa
mencapaikecepatansekitar50km/jam.Umumnya
ikan-ikantunahidupdenganmengarungisamuderasamuderabesardunia(Nontji,2002)
Komposisikimiadagingtunabervariasimenurut
jenis,umur, kelamindanmusim.Perubahanyang
nyataterjadipadakandunganlemaksebelumdan
sesudahmemijah.Kandunganlemakjugaberbeda
nyatapadabagiantubuhyangsatudenganyanglain.
Ketebalan lapisan lemak di bawah kulit berubah
menurutumurdan/ataumusim.Lemakpalingbanyak
terdapatdidindingperut(Murniyati&Sunarman,2000).
KomposisikimiadagingtunadapatdilihatpadaTabel
2.
Ikantunayangdigunakansebagaibahanbaku
pada pengolahan tuna kaleng harus memenuhi
persyaratan sepertiyangdiuraikandalamSNI 012712.1-1992,yaitu:
1. Bentukbahanbakuyangdigunakansebagai
bahanbakupengalenganikantunaberupatuna
segar atau beku, utuh atau tanpa isi perut.
2.Bahanbakuharusberasaldariperairanyang
tidaktercemar.
3.Bahanbakuharusbersih,bebasdarisetiapbau
yangmenandakanpembusukan,bebasdaritanda
Tabel2.Komposisiproksimatdagingtuna(dalam%berat)
Jenis tuna
Air
Protein
Lem ak
Abu
Dagingmerah
68.7
28.3
1.4
1.50
Dagingberlemak
52.6
21.4
24.6
1.30
65.6
23.6
9.3
1.40
Dagingberlemak
63.9
23.1
11.6
1.30
Dagingmerah
74.2
22.2
2.1
1.40
Marlin
72.1
25.4
1.40
Sk ipjack
70.4
25.8
1.40
Mack erel
62.5
19.8
16.5
1.10
Sampel
44
dekomposisidanpemalsuan,bebasdarisifatalami
lainyangdapatmenurunkanmutusertatidak
membahayakankesehatan.
Jenis Produk Tuna Kaleng
Ikan tuna dalam kaleng didefinisikan sebagai
potongandagingputihikantunayangtelahmengalami
pemasakan pendahuluan dan dikalengkan dalam
mediumminyakatauairgaram(brine)(SNI-01-27121992).Dengandemikianberdasarkanjenismedium
yangdigunakan,produkikantunakalengdibedakan
atasproduktuna in oildantuna in water/brine.Dua
jenisproduktersebutmerupakanproduktunakaleng
yang selama ini diproduksi dan dipasarkan oleh
industripengalenganIndonesia.
Perusahaan-perusahaanpengalengantunadapat
membuat klasifikasi sendiri terhadap produk tuna
kalengyangdihasilkan.Sebagaicontohklasifikasi
produkikankalengyangdihasilkanolehsalahsatu
perusahaanpengalengantunakalengdiIndonesia
adalahsebagaiberikut:
1.TANS(Tuna Albacore Natural Solid)yaituproduk
tunakalengdariikantunaalbakoradengandaging
berupasoliddanflakemenggunakanmediumair
garam
2.TANC(Tuna Albacore Natural Chunk)yaituproduk
tunakalengdariikantunaalbakoradengandaging
berupalayer,chunkdanflakemenggunakanmediumairgaram.
3.TWNC(Tuna White Natural Chunk)yaituproduk
tuna kaleng dari ikan baby tuna atau dikenal
dengansebutanSSWM(Sub Standar White Meat)
dengan daging berupa layer, chunk dan flake
menggunakanmediumairgaram.
4.TYNC(Tuna Yellow fin Natural Chunk)yaituproduk
tunakalengdariikanyellow fintuna dengandaging
berupalayer, chunk danflakemenggunakanmediumairgaram.
5.THS(Tuna Hot Spicy)yaituproduktunakaleng
dari ikan yellowfin tuna dengan daging yang
dipotong-potongsepanjang2cmmempunyai
lebar 0,5cmmenggunakanmediumbumbubumbumasakan,produkinidipasarkanlokaldan
biasanyadigunakandalampembuatanPizza Hut.
6.SJNC(Skip Jack Natural Chunk)yaituproduktuna
kalengdari ikan tuna cakalangdengan daging
berupalayer, chunkdanflakemenggunakanmediumairgaram,dipasarkanlokal.
7. SJOC (Skip Jack Oil Chunk) yaituproduktuna
kalengdari ikan tuna cakalangdengan daging
berupalayer, chunkdan flakemenggunakan
mediumminyak,dipasarkanlokal.
45
46
Pemotongan daging
Pemotongan dimaksudkan untuk memperoleh
bentuk dan ukuran ikan yang sesuai dengan
kal engnya. Proses pemotongan di lakukan
menggunakanpisauyangtajamyangmenghasilkan
dagingsoliddanserpihan(flake).Dagingsolidyang
merupakanhasilutamapemotongandikikisdengan
pisau dan menghasilkan serpihan yang nantinya
diisikankedalamkaleng.Dalamprosespemotongan
daging, chunk yang dihasilkan dari proses
pembersihandagingikanbisadibuatmenjadidaging
serpihan.
Pengisian daging ke dalam kaleng
Pengisian daging ke dalam kaleng dilakukan
dengancara menatadagingikankedalamkaleng
sesuai dengan tipe produk (solid, chunk, flake,
standar,dangrated)sepertiyangdiperlihatkanpada
Tabel3.
Dagingikantunaalbakorayangdiisikanadalah
dagingsoliddanflakedengankalengyangdigunakan
berukuran603x408.Standarpengisianuntukberbagai
macamprodukyangtelahditerangkansebelumnya
dapatdilihatpadaTabel4.Dagingsolidyangdiisikan
dalamsatukalengberjumlah2 3potongan,pengisian
dilakukansepadatmungkindansesuaidengannet
weight, oleh karenanya ditambahkan flake untuk
memenuhipersyaratantersebut.
Penambahan medium
Sepertiyangtelahdisinggungsebelumnyabahwa
mediumyangdigunakandalampengalengantuna
adalahminyaknabatiatauairgaram.Padamedium
minyaknabatibiasanyaditambahkangaramsebanyak
2,8% dari berat medium (Angrenani, 1997).
Penambahanmediumdilakukansecaramanualdan
otomatis.
Padapenambahanmediumairgaram,mula-mula
medium dimasukkan ke dalam kaleng sebanyak
seperempatnyadandibiarkanbeberapamenit,yang
bertujuanagarairgaramdapatmeresapkedalam
daginguntukmemberikanrasa.Setelahitudilewatkan
padaconveyordankalengsecaraotomatisakanterisi
Tabel3.Tipedagingikantunayangdikalengkan
Tipe da ging
S olid
S tandar
Chunk
Ka ra kte ristik
1-2potongdagingputih,bebasserpihan
2-3potongdagingputih,serpihanmaksimal2%
S erpihan daging putih + satu kali makan, serpihan flake
m aksimum 40%
P otongandagingkecil<chunk
Flak e
Dagingkecil(flake,tidaksepertipasta)
Grated
Dagingkecil(flake,tidaksepertipasta)
Tabel4.Pengisiandagingikandalamkaleng
No
Nama produk
Flake (%)
TANS
1950-2000
2-3
TANC
1950-1980
18-20
TW NC
1950-1980
18-20
TYNC
1950-1980
18-20
SJNCLokal
1800-1850
30-35
SJOCLokal
1800-1850
30-35
Sumber:Akbarsyah(2006)
47
airgaramyangkeluarmelaluipipa-pipasalurandari
tempatpemasakanairgaramyangterdapatdiatas
conveyor.Pengisianairgaramtidakbolehberlebih,
karenamempengaruhikalengpadasaatpenutupan
dandapatmenyebabkankalengmembengkakatau
bocor. Oleh karena itu pengisian medium harus
sampai batas head space atau 610% dari tinggi
kaleng.MenurutSNI01-2712.2-1992,suhumedium
tidakbolehkurangdari700C.Suhuairgaramyang
tinggiakanmembuatkondisivakumyangsemakin
tinggi. Pada suhu tinggi peluang udara yang
terperangkapdiantarabagianprodukdalamkaleng
lebihkecil(Winarno,1994).Pengisianmediumminyak
nabatikedalamkalengdilakukandengancarayang
samasepertidiatas.
Penutupan kaleng
Penutupankalengdilakukandengansistemdouble
seaming secara otomatis menggunakan vacum
seamer,yaitumesinpenutupkalengyangsekaligus
dapatmelakukanpenghampaanudaradalamkaleng.
Dalamhalini,kalengyangtelahberisikanikandan
mediumdilewatkanmelaluiconveyormenujuvacum
seameruntukdilakukanpenutupansecaraotomatis.
Setiapkalengyangditutupdiceksecaravisualuntuk
melihat kesempurnaan proses penutupan kaleng.
Adapunstandarpenutupankalengdapatdilihatpada
Tabel5.
Fosesuaidenganjenisdanukurankaleng,media
dan tipe produk dalam kemasan atau equivalent
dengannilaiFo>2,8menitpadasuhu120oC.
Setelah proses sterilisasi berakhir dilakukan
pendinginan dengan menyemprotkan air yang
mengandung khlorin 2 ppm selama 30 menit.
Penyemprotanbertujuanuntukmencegahterjadinya
over cooking atau over processing yaitu ikan
mengalamipemasakanlebihlanjutyangberakibat
padaperubahanrasa,warna,danteksturdaging.
Pendinginan dan pemeraman kaleng
Ikantunakalengyang masihdalamkeranjang
sterilisasididinginkandalamruangterbukaselama
24jam.Untukmempercepatprosespendinginan,
dalamruangantersebutdapatdipasangkipasangin.
Ikantunakalengyangtelahdingindibersihkandengan
minyak goreng untuk menghilangkan sisa-sisa
kotoranpadakaleng.Disampingitujugadilakukan
pengecekanterhadaplabelpadatutupkaleng,jika
adayangterhapusdapatdilakukanpenutupanulang.
Ikantunakalengtersebutselanjutnyadilakukan
uji pemeraman untuk mengetahui kesempurnaan
prosessterilisasi.UjipemeramanmenurutSNI-27121992, yaitu ikan kaleng yang telah dingin
dimasukkankedalamsuaturuangandengansuhu
kamar dan diletakkan dengan posisi terbalik,
Tabel5.Standarpenutupankaleng
No
Ba gia n ka le ng
Sta nda r
Countersink
3.280.15m m
Thick ness
1.430.10m m
W idth
3.220.15m m
Body hook
2.160.20m m
Can height
113.780.30mm
Tightness (minimal)
75%
75%
1.10mm
Sumber:Akbarsyah(2006)
Sterilisasi
Proses sterilisasi diawali dengan penyusunan
kaleng dalam keranjang sterilisasi. Selanjutnya
keranjangdimasukkandalamretort dandisemprot
denganairyangmengandungkhlorin2ppmselama
10menit.Waktudansuhusterilisasitergantungpada
jenisprodukdankalengyangdisterilisasisepertiyang
diperlihatkanpadaTabel6.MenurutSNI01-2712.21992,sterilisasidilakukandidalamretortdengannilai
48
kemudiandilakukanpengecekanterhadapkerusakan
kaleng.Kalengyangdianggaprusakadalahkaleng
yangmenggembungataubocor.Pemeramankaleng
dilakukanminimal7hari.
Pelabelan
Pelabelan tuna kaleng dengan menggunakan
kertascetakan.Labelberisikanketerangantentang
namaataujenisikanyangdikaleng,mediumyang
Tabel6.Suhudanwaktusterilisasiuntukbeberapatipeproduktunakaleng
Ukuran
kale ng
Suhu minimal
bagian dalam (o C)
Solid in brine
603x408
25
110/113/116
234/199/174
Solid in oil
603x408
25
110/113/116
284/245/218
Chunk in b rine
603x408
25
110/113/116
199/166/144
Chunk in oil
603x408
25
110/113/116
257/220/145
Flak e in brine
603x408
25
110/113/116
274/235/280
25
110/113/116
121/94/78
Solid/Chunk in oil
307x112
25
110/113/116
128/101/84
Flak e in oil
603x408
25
110/113/116
348/302/269
Tipe produk
tuna kale ng
Sumber:Akbarsyah(2006)
produsen.Master cartondisimpandalamgudang
yangkering,denganpenerangandanventilasiyang
cukup dan pada suhu kamar sampai menunggu
prosesdistribusi.
Mutu Ikan Tuna Kaleng
Spesifikasi persyaratan mutu ikantunakaleng
dapatdilihatpadaTabel7.Pengujianmutuikantuna
kalengmeliputipengujianorganoleptik,mikrobiologi,
kimia dan fisik. Di dalam penilaian organoleptik
terhadap ikantunakaleng dilakukan dengancara
memisahkanikandarimediumnya.
Tabel7.Spesifikasipersyaratanmutuikantunakaleng
Je nis uji
Pe rsya ra ta n m utu
a) Organoleptik:
-Nilaiminimal
b) Mikrobiologi:
1)TPCanaerobperg
2)TPCaerobperg
c) Kimia
1)Stanum(Sn) *)ppmmaks
*)
2)Plumbum(Pb) ppmmaks
3)Arsen(As) *)ppmmaks
4)Mercuri(Hg) *)ppmmaks
5)Histaminmg/100gmaks
250
5
1
0.5
20
d) Fisika
1)Fisikakaleng
2)Bobottuntas(% )
Baik
70
49
50
DepartemenKelautan danPerikanan.2005.Revitalisasi
Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan.
Jakarta.80pp.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2006. Statistik
Ekspor Hasil Perikanan. Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan
Perikanan. Jakarta
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2005.
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Indonesia 2005. Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian. Jakarta. 56 pp.
Moeljanto,R.1992.Pengawetan dan Pengolahan Hasil
Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta. 259 pp.
Murniyati, S. dan Sunarman. 2000. Pendinginan,
Pembekuan dan Pengawetan Ikan. Kanisius.
Jakarta.220pp.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan.
Jakarta.367pp.
Standar Nasional Indonesia SNI 01-2712-1992: Tuna
Dalam Kaleng.DewanStandarisasiNasional DSN.
Jakarta.5pp.
StandarNasionalIndonesiaSNI01-2712.1-1992:Bahan
Baku Tuna Dalam Kaleng. Dewan Standarisasi
Nasional DSN. Jakarta. 6 pp.
Standar Nasional Indonesia SNI 01-2712.2-1992:
Penanganan dan Pengolahan Ikan Tuna Dalam
Kaleng. Dewan Standarisasi Nasional DSN.
Jakarta.10pp.
Suwanrangsi,
S.,
Keerathuviriyaporn,
S.,
Sophongphong, K., Briliantes, S. and Limpus, L.G.
1995. Canned Tuna Quality Management Manual.
Asean Canada Fisheries Post-Harvest Technology
Project Phase II.DepartmentofFisheries.Bangkok.
203 pp.
W inarno, F.G. 1994. Sterilisasi Komersial Produk
Pangan. PTGramediaPustakaUtama.Jakarta.165
pp.