Anda di halaman 1dari 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares)

Ikan tuna sirip kuning mempunyai tubuh yang gemuk dan kuat. Ikan ini
mempunyai sirip punggung kedua dan sirip dubur yang melengkung panjang ke
arah ekor yang ramping dan runcing yang berbentuk sabit. Pada bagian ujung sirip
dada berakhir pada permulaan sirip dubur, dan semua sirip yang ada pada ikan
jenis ini mempunyai warna kuning keemasemasan cerah, yang pada bagian
pinggir dan ujungnya berwarna hitam yang tajam. Pada badan bagian atas
mempunyai warna kehijau-hijauan dan semakin ke bawah berwarna keperak-
perakan (Ghufron dan Kordi, 2011).
Menurut Widiastuti (2008), ikan tuna memiliki warna biru kehitaman pada
bagian punggung dan berwarna keputih-putihan pada bagian perut. Tubuh ikan
tuna berbentuk cerutu menyerupai torpedo serta tertutup oleh sisik sisik kecil.
Ikan tuna pada umumnya mempunyai panjang antara 40–200 cm dengan berat
antara 3-130 kg.

2.2 Klasifikasi dan Morfologi Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares)

Menurut FAO 1997 Klasifikasi ikan tuna sebagai berikut:


Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Teleostei
Subkelas : Actinopterygi
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombroidae
Famili : Scombridae
Genus : Thunnus
Spesies : Thunnus albacares
Gambar 1. Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares)
Morfologi dari Ikan tuna yaitu memiliki tubuh seperti torpedo dengan
kepala yang lancip. Tubuhnya licin, sirip dada melengkung dan sirip ekor
bercagak dengan celah yang lebar. Dibagian belakang sirip punggung dan sirip
dubur juga terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil dan terpisah-pisah. Pada
sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada
tubuh, sehingga dapat memperkecil daya gesekan pada air pada saat ikan sedang
berenang dengan kecepatan penuh (Ghufron dan Kordi, 2011).
Tuna sirip kuning dapat tumbuh mencapai 239 cm dengan berat maksimal
mencapai 2 kwintal, dapat berumur mencapai umur 9 tahun. Ikan ini tersebar luas
di perairan tropis dan subtropis akan tetapi tidak ada pada laut Mediterania. Ikan
tuna jenis ini dapat hidup di laut sampai kedalaman 250 meter, mempunyai daya
perkembangbiakan yang cepat karena hanya butuh waktu 1,4 sampai 4,4 tahun
untuk menggandakan populasinya. Jumlah telur yang dihasilkan bisa mencapai
sekitar 200 ribu butir. Namun, tuna sirip kuning jarang terlihat di sekitar karang,
karena hidupnya dengan cara berkelompok dalam jumlah yang sedang sampai
besar dan kadang juga bergerombol dengan ikan lumba-lumba. Ikan ini sangat
sensitif terhadap kandungan oksigen yang terlarut dalam air laut sehingga ikan ini
jarang sekali ditemukan di bawah kedalaman 250 meter (Kuncoro dan Wiharto,
2009).

2.3 Kandungan Gizi Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares)

Kandungan Gizi Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) sebagai salah satu
bahan pangan produkmemiliki kandungan gizi yang memenuhi sejumlah besar
unsur kesehatan. Kandungan gizi ikan kembung dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Kandungan gizi tuna sirip kuning (Thunnus albacares)
Kandungan Zat Gizi Per 100 gram
Protein (gram) 23,38 g
Kalori 108 kkal
Lemak (gram) 0,95 g
Lemak Jenuh 0,235 g
Lemak tak jenuh ganda 0,284 mg
Kalium 444 mg
Sumber : FatSecret Platform API, 2008

2.4 Abon

Abon dapat merupakan jenis lauk pauk kering berbentuk khas dengan
bahan baku pokok berupa daging atau ikan. Pengolahan abon dilakukan dengan
cara direbus, dicabik-cabik, dibumbui, digoreng, dipres. Bahan campuran abon
dapat menggunakan bahan nabati, misalnya keluwih atau jantung pisang. Abon
memiliki harga yang cukup beragam tergantung pada biaya produksi dan bahan
baku yang digunakan. Abon yang terbuat dari daging atau ikan biasanya memiliki
harga yang cukup tinggi. Walaupun harga abon dari bahan tertentu cukup tinggi,
namun peminatnya tetap banyak. Untuk menekan harga agar terjangkau oleh
masyarakat menengah ke bawah, maka produk abon dapat dibuat dari bahan
nabati yang dikombinasikan dengan bahan hewani (Fachruddin,1997).

Menurut Suryani (2007) Abon ikan merupakan jenis makanan olahan ikan
yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk
yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai
daya simpan yang relatif lama.Jenis ikan yang digunakan sebagai bahan baku
abon belum selektif, bahkan hamper semua jenis ikan dapat dijadikan abon.
Namun demikian, akan lebih baik bila dipilih jenis ikan yang mempunyai serat
yang kasar dan tidak mengandung banyak duri seperti tuna, cakalang, tongkol,
marlin dan lele (Leksono dan Syahrul, 2001).

DAFTAR PUSTAKA
Leksono, T dan Syahrul. 2001. Studi Mutu Dan Penerimaan Konsumen Terhadap
Abon Ikan.

Suryani,dkk. 2007. Membuat Aneka Abon. Penebar Swadaya. Jakarta

M. Ghufran H dan Kordi K. 2011. Buku pintar budidaya 32 ikan laut ekonomis
Yogyakarta : Lily Publishier

Kuncoro dan wiharto. 2009. Ensiklopedia Populer Ikan Air Laut.Yogyakarta: Lily
Publishier

Fachruddin, L.1997. Membuat Aneka Abon. Kanisius. Yogyakarta

Widiastuti . 2008. Analisis Mutu Ikan Tuna Selama Proses Tangkap Pada
Perbedaan Preparasi Dan Aktu Penyimpanan. Jurnal IPB. Bogor

Anda mungkin juga menyukai