PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya pengabsorbsian energi
cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai fungs dari panjang gelombang radiasi, demikian
pula pengukuran pengabsorbsian yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu.
Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan dari pemilikan visual
di mana studi yang lebih rinci mengenai pengabsorbsian energi cahaya oleh spesies kimia
memungkinkan kecermatan yang lebih besar daalam pencirian dan pengukuran kuantitatif.
Spektrofotometri sesuai dengan namanya dalah alat yang terdiri dari spektrofotometer
dan fotometer. Spektrofotmeter yang menghasilkan sinar spektrum dengan panjang
gelombang yaitu dan fotometer adalah alat pengukuran intenstas cahaya ditransmisikan atau
yang diabsorbsi.
Untuk memahami spektrofotometri, memperhatikan interaksi radiasi dengan spesies
kimia dengan cara yang elementer dan secara umum mengurus apa kerja instrumen
instrumen. Spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi
tersebut ditransmisikan, direfleksikan di sebagai fungsi dari panjang gelombang.
C. Prinsip Percobaan
Penentuan kadar secara multikomponen PCT dan kafein dalam sediaan tablet
panadol extra menggunakan spektrofotometer UV VIS dengan metode linear, y = ax + b
pada deret konsentrasi 1, 2, 5, 10 dan 20 ppm pada panjang gelombang maksimal (1) dan
maks menentukan nilai absorbansi dari senyawa PCT dan kafein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometri menghasilkan sinar dan spektrum dengan
panjang gelombang dan fotometri adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometri digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang (Khopkar, 1990: 325).
Kelebihan spektrofotometri dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dan
sinar putih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, glatung,
ataupun celah optis. Pada spektrofotometri panjang gelombang yang benar-benar terseleksi
dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahay seperti prisma suatu spektrofotometer
tersususn dari sumber spektrum tampak yang kontinu. Monokromator sel pengabsorbsian
untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding
(Khopkar, 1990: 225 226).
Spektrofotometri ultravoilet dan cahaya tampak berguna pada penentuan struktur
molekul organik dan pada analisa kuantitatif. Spektrum elektron suatu molekul adalah hasil
transmisi antara dua tingkat energi elektron pada molekul tersebut (Creswell, 2005: 26).
Spektroskopi UVVIS adalah tekhnik analisis spektroskopi yang menggunakan
sumber radiasi elektromagnetik dan sinar tampak dengan mengunakan instrumen.
Spektrofotometri adalah penyerapan sinar tampak untuk ultraviolet dengan suatu molekul
yang daat menyebabkan eksitasi molekul dan tingkat dasar ke tingkat energi yang paling
tinggi (Sumar, 1994: 135).
Panjang gelombang cahaya UV-VIS dan sinar tampak jauh lebih pendek daripada
panjang gelombang radiaatsi inframerah. Satuan yang digunakan untuk menentukan panjang
gelombang ini adalah monokromator (1 nm = 10 -7 cm). Spektrum tampak sekitar 400 nm
(ungu) sampai 750 nm (merah) sedangkan spektrum UV adalah 100 400 nm (Day and
Underwood, 2002: 788).
Radiasi ultraviolet maupun radiasi cahaya tampak berenergi lebih tinggi dripada radiai
inframerah absorbsi cahaya UV atau visibel mengakibatkan transmisi elektromagnetik yaitu
promosi elektron-elektron dan orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital
keadaan terdesitasi berenergi lebih tinggi transisi ini memerlukan 40 300 kkal/mol. Energi
yang terserap selanjutnya terbuang sebagai cahaya atau tersalurkan melalui reaksi kimia
misalnya isomerisasi atau reaksi reaksi radiasi lain (Day and Underwood, 2002: 189).
Panjang gelombang cahaya UV dan VIS bergantung pada mudahnya promo elektron.
Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron akan
menyerap pada panjang gelombang yang lebih sedikit akan menyerap pada panjang
gelombang yang lebih panjang. Cahaya yang menyerap cahaya pada daerah tampak (yakni
mudah dipromosikan dan pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang UV yang
lebih pendek (Day and Underwood, 2002: 180).
Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah UV-VIS karena mereka
mengandung elektron baik sekutu maupun menyendiri yang dapat dieksitasikan ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Panjang gelombang di mana absorbsi itu terjadi bergantung pada
beberapa elektron kuat itu terikat dalam molekul itu. Elektron dalam suatu ikatan kovalen
tunggal terikat denagn kuat dan diperlukan iodisasi yang lebih tinggi atau panjang
gelombang pendek untuk sksitasinya (Day and Underwood, 2002: 388).
Spektrum elektronik senyawa dalam fase uap kadang kadang menunjukkan struktur
harus di mana sumbangan vibrasi individu teramati. Namun dalam fase-fase merapat tingkat
energi molekul demikian terganggu oleh tetangga-tetangga dekatnya, sehingga sering sekali
hanya tampak pita lebar (Day dan Underwood, 2002: 389).
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri UV-VIS
terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan senyawa
spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut harus diubah menjadi senyawa yang
berwarna pembentukan molekul yang dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut (Ibnu
Ghalib, 2012: 252).
Spektrofotometri yang sesuai denga pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan
sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sianr
monokromtis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm. Dengan komponen-
komponen meliputi sumber-sumber sinar, monokromator dan sistem optik (Ibnu Ghalib,
2012: 261).
Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek antipiuretik yang ditimbulkan
oleh gugus aminobenzena dengan efek anlagetik parasetamol menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek antiinflamasi sangat lemah. Parasetamol
diabsorbsi cepat dan sempurna melalui sluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma
dicapai dalam waktu jam dan masa penuh plasma antara 1-3 jam. Dalam plasma 25 %.
Parasetamol terikat plasma. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom di hati (Sulistia,
2007: 237 238).
Kafein dengan daya vasokonstriksi sering kali ditambahkan pada parasetamol dan
asetosal untuk memperkuat daya kerjanya ( Tjay, 2007: 812).
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979: 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquadest, Air suling, air mineral
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur : O
H H
Berat Molekul : 18,00
: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pelarut
Rumus Struktur :
Rumus Struktur :
: serbuk atau hablur berbentuk jarum, mengkilat, menggumpal, tidak berbau, rasa pahit.
: agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol 95 %, larut dalam eter P
: dalam wadah tertutup baik
: sebagai sampel
5. Panadol (www.dechacare.com)
: meringankan sakit kepala
: penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.
: tiap tablet mengandung:
- Parasetamol 400 mg
- Kafeien 65 mg
BAB III
METODE KERJA
B. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Stok Parasetamol dan Kafein
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang masing-masing 100
mg parasetamol dan 50 mg kafein dan dilarutkan dalam 500 ml NaOH 0.1 N
2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Dibuat masing-masing parasetamol dan kafein 10 ppm, Dirunning pada panjang
gelombang 200-400 nm dan ditentukan panjang gelombang maksimumnya.
3. Penentuan Absortifitas Jenis (a) dari Larutan Standar
Dibuat masing-masing kafein dan parasetamol 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm
dan 25 ppm dan kafein 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm kemudian dicatat nilai
absorbansi pada 1 dan 2
4. Penentuan Kadar Parasetamol dan Kafein
Ditimbang 150 mg sampel, dilarutkan dalam 500 ml NaOH 0.1 N dan diukur
absorbansi pada maks 1 dan maks 2.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
1. Parasetamol
Konsentrasi Larutan
Standar ( C ) A pada maks 1 A pada maks 2
5 ppm 0,149 0,148
10 ppm 0,347 0,339
15 ppm 0,442 0,428
20 ppm 0,600 0,567
25 ppm 0,724 0,677
Rata rata = A/C Ax1 = 0,4524 Ax2 = 0,4318
2. Kafein
Konsentrasi Larutan
Standar ( C ) A pada maks 1 A pada maks 2
5 ppm 0,216 0,263
10 ppm 0,429 0,462
15 ppm 0,482 0,573
20 ppm 0,655 0,641
25 ppm 0,795 0,773
Rata rata = A/C Ay1 = 0,5154 Ay2 = 0,5424
3. Sampel
Absorbansi
PANADOL I II III
maks 1 0,085 0,108 0,85
maks 2 0,093 0,115 0,091
B. Perhitungan
1. Parasetamol
A/C = a
-untuk maks 1
a1 =
a2 =
a3 =
a4 =
a5 =
sehingga :
ax1=
=
-untuk maks 2
a1 =
a2 =
a3 =
a4 =
a5 =
sehingga :
ax2=
2. Kafein
-untuk maks 1
a1 =
a2 =
a3 =
a4 =
a5 =
sehingga :
ay1=
=
-untuk maks 2
a1 =
a2 =
a3 =
a4 =
a5 =
sehingga :
ay2=
Cx=
Cx= 7.45326
BAB V
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pecobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwakadar parasetamol
ialah 1.618 dan kafein 0.3779.
B. Saran
1. Untuk Laboratorium
Sebaiknya bahan dan alat di laboratorium dilengkapi dan diperbanyak jumlahnya.
2. Untuk Asisten
Semoga tetap mampu membagi ilmunya dengan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Cresswell, Clifford.J. 2005. Analisis Spektrum Senyawa Organik. Bandung:
ITB
Ghalib, Ibnu Ganjar Dan Abdul Rahman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
1. Pembuatan Larutan Stok PCT dan Kafein
100 mg PCT 50 mg kafein
Dikeringkan 105C
Dibuat 10 ppm
Didapat maksimum
150 mg
Dikeringkan 105C
Diambil 5 ml