Anda di halaman 1dari 3

MENJAUHI PERGAULAN BEBAS

`Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah mengatur alam ini sedemikian rupa sehingga tertata
rapi, namun manusialah yang merubah tatanan menjadi porak poranda, baik dalam kehidupan
manusia maupun alam semesta.
Salam dan salawat semoga selalu dilimpahkan kepada teladan utama dalam pergaulan yaitu
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam , keluarga, Sahabat beliau ridwnullahualaih dan para
pengikutnya yang baik hingga hari kiamat.
Pada zaman sekarang ini pintu kemaksiatan terbuka lebar. Wanita fasik dan fajir telah diperdaya oleh
setan hingga mengumbar aurat di mana-mana. Mata setiap orang bebas memandang perkara yang
diharamkan, kecuali orang yang dirahmati Allah SWT . Bercampur baur antara lelaki dan perempuan
terjadi di setiap tempat. Pergaulan bebas digandrungi setiap remaja.
Pergaulan bebas dan pacaran, di kalangan kawula muda dianggap perkara biasa, karena sudah menjadi
lifestyle (gaya hidup) di sebagian kalangan masyarakat. Perempuan bergandengan dan pergi dengan
laki-laki yang bukan mahramnya, baik dalam acara resmi, santai, study atau bisnis. Maka tidak dapat
dielakkan lagi bahwa musibah besar akan menimpa generasi muda negeri ini.
Oleh karena itu, seorang remaja Muslim yang ingin pandai bergaul namun tetap bersih dan tidak
terkontaminasi oleh berbagai macam kebiasaan buruk dan dekadensi moral sehingga menjadi
sampah masyarakat, harus memperhatikan dan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk berikut ini:
1. Pergaulan Bebas
Kondisi saat ini sungguh sangat memprihatinkan, sebab anak-anak yang masih belia dan produktif,
yang seharusnya masih bersungguh-sungguh menentukan arah hidupnya, ternyata terperosok dalam
pergaulan bebas dan penggunaan obat terlarang. Kondisi ini diperparah dengan tayangan televisi yang
menampilkan adegan ranjang secara vulgar atau penerbitan majalah murahan. Waliyydzu billh,
Allhu mustan.
Islam sebagai agama yang sempurna, telah mengatur etika pergaulan dengan norma-norma yang
sangat indah. Jika diamalkan, akan tercipta kehidupan yang terhormat dan bermartabat. Allah Azza
wa Jalla menjaga manusia dengan syariat Islam yang membatasi pergaulan antara laki-laki dan
perempuan dengan ketat. Tidak boleh bercampur baur antara laki-laki dan perempuan, bahkan
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang wanita sering keluar rumah; kecuali untuk urusan
mendesak dan sangat penting; walaupun untuk shalat. Sebagaimana `Abdullah bin Umar
Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


Jika isteri-isteri kalian minta izin kepada kalian pada waktu malam ke masjid (untuk ibadah), maka
izinkanlah bagi mereka.[1]
Seorang isteri tidak boleh pergi tanpa mendapatkan ridha suami, meskipun untuk mengunjungi
keluarganya; karena mematuhi suami hukumnya wajib. Hadits di atas juga mengandung makna jika
wanita ingin shalat berjamaah di masjid harus minta izin suami.
2. Berjabat Tangan dengan Wanita Bukan Mahram
Berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan bukan mahram sudah menjadi tradisi resmi tingkat
nasional maupun internasional, baik dalam intansi pemerintah, swasta maupun masyarakat. Mereka
akan menganggap aneh jika ada orang yang mempermasalahkannya. Orang yang ingin mengamalkan
hadits dari Maqil bin Yassr Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:


Sungguh kepala seseorang di antara kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka demikian itu lebih
baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.[2] ;
Maka ia tidak akan berani menentang sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam itu, apapun
alasannya. Sehingga karenanya dia berani menerobos tradisi yang bisa memicu berbagai kemaksiatan
termasuk perzinaan. Subhnallh betapa rincinya Allah Azza wa Jalla membikin aturan untuk
menjaga hamba-Nya agar tidak ternoda sekecil apapun. Sudah selayaknya kita umat Islam pada
khususnya dan umat manusia pada umumnya melaksanakan petunjuk-petunjuk Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam , karena tidak ada sesuatu yang dilarang kecuali di dalamnya mengandung mafsadat
dan tidak ada segala sesuatu yang diperintahkan kecuali di dalamnya terdapat manfaat.
3. Pacaran (berkhalwah dan Ikhtilth)
Pacaran dalam kamus bahasa Indonesia artinya adalah teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai
hubungan berdasarkan cinta kasih. Sedangkan berpacaran artinya bercintaan atau berkasih-kasihan
atau lebih gampangnya menjalin hubungan cinta dengan lawan jenis sebelum nikah yang biasanya
dilakukan hanya berduaan.
Berpacaran merupakan budaya yang sangat digandrungi oleh anak muda zaman sekarang, bahkan
gairah hidup bisa menjadi sirna jika tidak punya pacar. Cara berpacaran sekarang sangat bervariasi di
antaranya adanya fasilitas handphone, telephon, komputer untuk chating atau face book. Bermula dari
hubungan elektronik, lalu berjanji untuk bertemu dan akhirnya perjumpaan demi perjumpaan pun
terjadi. Sehingga berakibat terjadinya perbuatan haram dan terkutuk. Awalnya, mereka lakukannya
dengan penuh rasa takut, tapi akhirnya menjadi kebiasaan
Syariat Islam sangat melarang budaya tersebut sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam yang melarang laki-laki dan wanita bukan mahram berdua-duan.


Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah berdua-duaan dengan wanita yang
tidak bersama mahramnya karena yang ketiga adalah setan. [3]
Amir bin Rabiah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda:

Ketahuilah, tidak boleh seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita yang tidak halal
baginya, karena yang ketiga adalah setan kecuali bersama mahramnya. (HR. Ahmad no:142) dan
hadits serupa dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu telah dituturkan di atas.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

:
: .

Jagalah dirimu dari masuk ke tempat kaum wanita. Seorang laki-laki dari Anshar bertanya; Wahai
Rasulullah, bagaimana dengan Al Hamwu? Beliau bersabda: Al Hamwu adalah kematian. [4]
Maksud al-Hamwu adalah saudara laki-laki suami (ipar).
4. Bercengkerama Mesra dengan Lawan Jenis.
Menurut pantun Dari mana datangnya lintah, dari sawah turun ke kali, dari mana datangnya cinta
dari mata turun ke hati. Berawal dari pandangan mata yang menggoda, lalu hati bergetar dan
perasaan pun berbunga-bunga, maka gayung pun bersambut; sehingga timbul perasaan cinta yang
menggebu-nggebu. Keduanya begadang sampai larut malam . Akhirnya setan pun tidak tinggal diam,
sehingga keduanya pun melalukan perbuatan yang diharamkan. Allah Azza wa Jalla melarang setiap
bentuk pembicaraan dengan lawan jenis, seperti dalam firman-Nya:



Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam
hatinya. [al-Ahzb/33:32]
Akan tetapi, bukan berarti seorang wanita dilarang secara mutlak berbicara dengan laki-laki yang
bukan mahramnya, karena pembicaraan terkadang diperlukan. Namun harus berbicara dengan serius
seperlunya, baik tatkala berbicara langsung maupun lewat telepon. Pembicaraan telepon bisa
menimbulkan banyak madharat dan kerusakan karena suara wanita yang manja bisa menggoda lawan
bicara.
Hendaknya para remaja Muslim meninggalkan bentuk-bentuk pergaulan yang telah disebutkan di
atas, mengisi waktu dengan ilmu yang bermanfaat, beribadah dan berdawah di jalan Allah Azza wa
Jalla .

Sampai disini kultum yang bisa saya sampaikan, jika ada kesalahan itu datangnya dari saya, lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan
Billahi fisabililhaq fastabiqul khairat
Assalamualaikumaiakum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai