LAPORAN TUTORIAL
“ MODUL EDEMA ”
OLEH
KELOMPOK :
Nurul zakiah 105420418812
Ningsih ridwan 10542050213
Renaldy rajab 10542052413
Rizki safitri 105421101517
Ainun amalia ahdi 105421101617
Ilham 105421104717
Maria melania S.B 105421105417
Sitti hajijah soo 105421105517
Muh. Syahrir ramadhan 105421105017
Rizqi awaliah ramadani 105421108817
Adinda nurul ismi fitrianti 105421109017
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR
2018
SKENARIO I
Seorang pria berusia 35 tahun dibawa ke RS dengan keluhan bengkak pada kedua
kaki dan tungkai bawah yang makin membesar sejak 1 minggu lalu, disertai demam tinggi.
Napsu makan turun, buang air kecil dan besar lancar.
KATA KUNCI
1. Seorang pria usia 35 tahun
2. Bengkak pada kedua kaki dan tungkai bagian bawah
3. Makin membesar sejak 1 minggu yang lalu
4. Demam tinggi
5. Napsu makan menurun
PERTANYAAN
6. Sebutkan gangguan kondisi cairan antar kompartemen dan kondisi kelebihan serta
kekurangan cairan !
1. Jelaskan defenisi edema !
Pada umumnya edema berarti pengumpulan cairan berlebihan pada sela-sela
jaringan atau rongga tubuh. Secara garis besar cairan edema ini dapat dikelompokkan
menjadi edema peradangan atau eksudat dan edema non radang atau transudat. Sesuai
dengan namanya eksudat timbul selama proses peradangan dan mempunyai berat jenis
besar (> 1,20). Cairan ini mengandung protein kadar tinggi sedangkan transudat mempunyai
berat jenis rendah (<1,15) dan mengandung sedikit protein. Edema dapat bersifat setempat
atau umum. Edema yang bersifat umum dinamakan anasarka, yang menimbulkan
pembengkakaan berat jaringan bawah kulit. Edema yang terjadi pada rongga serosa tubuh
diberi nama sesuai dengan tempat yang bersangkutan. Secara umum edema nonradang
akan terjadi pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
1. Peningkatan tekanan hidrostatik
2. Penurunan tekanan onkotik plasma
3. Obstruksi saluran limfe.
4. Peningkatan permeabilitas kapiler.
Edema radang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler. Edema juga
dapat terjadi akibat gangguan pertukaran natrium/keseimbangan elektrolit. Edema dapat
timbul akibat tekanan koloid osmotik plasma yang menurun atau tekanan hidrostatik
kapiler yang meningkat. Tekanan osmotik plasma adalah tekanan yang mempertahankan
cairan didalam pembuluh darah dengan cara menarik cairan dari ruang intersrtitial.Tekanan
hidrostatik adalah tekanan yang mendorong cairan dari plasma keruang interstitial.Tekanan
koloid osmotik plasma dapat berkurang akibat terjadinya kerusakan hepar seperti pada
sirosis hati. Pada sirosis hepatik hati tidak dapat mensintesis protein, sedangkan protein
terutama albumin sangat berperan dalam mempertahankan tekanan koloid osmotik
plasma, sehingga pada sirosis hepatik dapat terjadi edema. Tekanan koloid osmotik plasma
juga dapat berkurang pada sindroma nefrotik. Pada sindroma nefrotik, ginjal mengalami
“kebocoran” sehingga albumin yang dalam keadaan normal tidak dapat diekskresi oleh
ginjal, pada sindroma nefrotik akan terbuang bersama urin. Akibatnya kandungan albumin
didalam plasma akan berkurang sehingga terjadi penurunan tekanan koloid osmotik
plasma. Hal ini menyebabkan timbulnya edema. Tekanan hidrostatik kapiler dapat
meningkat pada hambatan aliran darah vena seperti yang terjadi pada gagal jantung
kongestif. Pada gagal jantung kongestif, tekanan darah vena meningkat yang akan diikuti
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapiler. Cairan akan didorong dari plasma keruang
interstitial sehingga cairan akan tertimbun dijaringan interstitial maka terjadilah edema.
Kadar albumin dalam darah sangat dipengaruhi oleh status gizi pasien gagal
ginjal kronik yang telah menjalani hemodialisis. Dimana fungsi albumin adalah
sebagai cadangan asam amino yang bersirkulasi. Dalam kapasitas sebagai simpanan
asam amino maka albumin merupakan indikator status gizi. Menurut Lowrie dan
USRDS menyebutkan bahwa status gizi dalam hal ini diintervensi oleh BMI (Body
Mass Index), apabila pasien tersebut mengkonsumsi asupan protein yang kuat atau
status gizi baik, maka status albumin akan stabil. Lowri menyatakan bahwa status
albumin merupakan predictor.
5.Apa yang menyebabkan tungkai ikut membesar ?
Imobilitas umum : pasien biasanya berusia tua dan jelas imobil karena
lemah atau penyakit serebrovaskular. JVP menurun, dan tidak ada tanda
penyakit hati ataupun ginjal.
Malnutrisi : penyakit kronis bisa berhubungan dengan keadaan katabolik
dan derajat malnutrisi yang bisa cukup berat untuk menurunkan kadar
albumin serum dan menyebabkan edema tungkai.
6.Sebutkan gangguan kondisi cairan antar kompartemen dan kondisi kelebihan serta
kekurangan cairan !
• Cairan
Intravaskuler
(plasma)
• Cairan
Interstitial
• Cairan
Gangguan keseimbangan cairan :
Transeluler
• Kelebihan volume CES (hipovolemia) -> cairan tubuh isotonik, natrium dan air
hilang.
• Kekurangan volume CES (hipervolumia) -> cairan isotonik yang terkumpul pada
CES berpindah ke kompatemen interstitial dan menyebabkan edema
• Ketidakseimbangan osmolallitas -> hiponatremia dan hipernatremia
Hipertonisitas (kelebihan konsentrasi di CES)
CES hipertonik -> H2O pindah ke CES yang lebih pekat -> CES menciut
Hipotonisitas (Overhidrasi)
H2o pindah dari CES yang encer ke dalam sel -> bengkak <- kemasukan H2O
DAFTAR PUTAKA
Ali imron yusuf, Dr, Sp.PD-KGEH,2010,divisi Gastro-Hepatologi BAG/SMF
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2014,Jilid I Edisi VI
Robbins and Cotran, 2008, Buku Saku Dasar Patologis Edisi VII, EGC,jakarta.
dr.zida Maulina Aini, dkk, 2011, Modul Bengkak Fakultas Kedoktern Haluoleo Kendari
Lauralee sherwood,2016,Buku Fisiologi Manusia Edisi VIII,EGC,jakarta