DENGAN CHF
OLEH :
Mega Handayani
221030230407
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
2. Etiologi
Gagal ginjal kronik dupat timbul dari hamper semua penyakit, Apapun sebabnya, dapat
memmbulkatl perburukan fungsi ginjal secara progresif. Dibawah ini terdapat beberapa
penyebab gagal ginjal kronik:
2) Glomerulonefritis
Nefritis lupus disbabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi yang terperangkap
dalammembrane basalis glomerulus dan menimbulkan kerusakan. Perubahan yang paling
dini sering kali hanya mengenai sebagian rumbai glomerulus atau hanya mengenai
beberapa glomerulus yang tersebar„ (Price, 2005:925).
Penyakit ginjal polikistik (PKD) ditandai dengan kista-kista multiple, bilateral, dan
berekspansi yang lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal
akibat penekananrsemakin lama ginjal tidak mampu mempenahankan fungsi ginjals
sehingga ginjal akan menjadi rusak (GGK) (Price% 2005:937).
5) Pielonefritis
Pielonefritis adalah infeksi yang terjadi pada ginjal itu sendiri. Pielonefritis itu sendiri dapat
bersifat akilt atau kronik. Pielonefritis akut juga bias terjadi meldlui infeksi hematogen.
Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang-ulang dan biasanya dijumpai pada
individu yang mengidap battis obstruksi lain, atau repluks vesikoureter, 2005: 938)
6) Diabetes Melitus
Ketidakma Diabetes mellitus adalah penyebab tunggal ESRD yang tersering, berjumlah
30% Ilingga dari semua kasus. Diabetes mellitus menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam
bentuk. Nefropati diabetic adalah istilah yang mencakup semua lesi yang terjadi diginjal pada
diabetes mellitus (Price, 2005:941). Riwayat perjalanan nefropati diabetiktllïl dari awitan hingga
ESRD dapat dibagi menjadi lima fase atau stadium:
a) Stadium 1
pada stadium ini sering terjadi peningkatan GFR yang disebabkan oleh banyak factor
yaitu, kadar gula dalam darah yang tinggi, glucagon yang abnormal hormone
b) Stadium 2
(fase perubahan struktur dini) ditandai dengan penebålan membrane basalis kapiler
4. Komplikasi
Komplikasi dari Chronic Kidney Disease menurut (Mubin, 2019) adalah berikut :
1) Hiperkalemia
Hiperkalemia merupakan kondisi dimana jumlah kalium dalam darah tinggi.
Kalium mempunyai fungsi yang penting bagi manusia, yaitu dalam memperlancar pada
suatu fungsi dari sel saraf, otot dan jantung. Namun, jika kandungan kalium banyak
didalam tubuh dapat mengakibatkan terganggunya aktivitas listrik didalam jantung yang
ditandai dengan melambatnya detak jantung. Pada kasus hiperkalemia yang berat, bisa
terjadi henti jantung sehingga dapat menyebabkan kematian.
3) Hipertensi
Kondisi saat tekanan darah pada dinding arteri terlalu tinggi atau diatas batas
normal.
4) Perikarditis
Merupakan iritasi pada membran seperti kantung tipis yang membungkus jantung
atau pericardium dan pembengkakan pada jantung.
5) Gagal jantung
Merupakan kondisi kronis saat jantung sudah tidak mampu memompa darah lagi.
Gagal jantung dapat terjadi jika kondisi jantung tidak dapat memompa (sistolik) atau
mengisi (diastolik) secara memadai.
6) Anemia
Merupakan kondisi sewaktu darah sudah tidak memiliki sel darah merah yang sehat
secara cukup. Anemia disebabkan oleh sel darah merah yang sudah tidak berfungsi
dengan baik di dalam tubuh serta kurangnya sel darah merah. Hal ini dapat mengakibatkan
aliran oksigen dapat berkurang ke organ tubuh yang lain.
7) Pleuritis
Merupakan peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus organ pleura.
Kondisi tersebut dapat mengakibatkan penderitanya merasakan nyeri pada dada yang
menusuk, terutama ketika bernapas.
8) Asidosis
Asidosis merupakan kondisi yang dimanifestasikan dengan meningkatnya kadar
asam didalam darah lebih dari batas normal. Kondisi ini terjadi ketika fungsi ginjal serta
paru-paru terganggu.
5. Patofisiologi
Pada awal perjalanan penyakit chronic kidney disease penanganan pada garam,
keseimbangan pada cairan, serta penimbunanan zat sisa masih bergantung serta
bervariasi pada bagian dari ginjal yang bermasalah. Hingga fungsi pada ginjal
menurun kurang dari 25% kondisi normal, tanda dan gejala dari Chronic Kidney
Disease mungkin sedikit karena nefron yang tersisa dalam kondisi sehat mengambil
alih fungsi dari nefron yang tidak normal. Nefron yang tersisa akan meningkatkan
kecepatan filtrasi, reabsorpsi, dan sekresinya sehingga dapat terjadi hipertrofi.
Semakin banyaknya nefron yang rusak, maka nefron yang tersisa tersebut akan
melaksanakan tugas yang semakin berat, sehingga nefron tersebut ikut rusak dan
akhirnya juga mati (Corwin, 2001). Sebagian dari siklus kerusakan sel ini berkaitan
dengan tuntutan pada nefron yang masih normal untuk meningkatkan reabsorpsi
protein. Seiring dengan hal tersebut nefron akan mengalami penyusutan yang
progresif, sehingga terjadi pembentukan jaringan parut dan aliran darah menuju ginjal
berkurang. Pelepasan renin akan meningkat dengan kelebihan dari cairan yang akan
mengakibatkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. (Corwin, 2001).
Tanda dan gejala dari penyakit Chronic Kidney Disease yang tidak spesifik dari
biasanya dapat ditemukan pada tahap akhir penyakit. Pada stadium awal, Chronic
Kidney Disease biasanya asimtomatik (Tanto, 2014). Tanda dan gejala Chronic
Kidney Disease melibatkan berbagai sistem organ, diantaranya (Tanto, 2014):
1) Gangguan keseimbangan cairan: edema perifer,edema anarsaka, asites, efusi
pleura, hipertensi
2) Gangguan elektrolit dan asam basa: tanda dan gejala hiperkalemia,
hiperfosfatemia ,asidosis metabolik (nafas kusmaul)
3) Gangguan gastrointestinal dan nutrisi: ulkus peptikum, metallic taste, malnutrisi
, mual, muntah, gastritis.
4) Kelainan kulit: kulit terlihat kering, pucat, pruritus, ekimosis
5) Gangguan metabolik endokrin: gangguan metabolik glukosa, dislipidemia,
gangguan hormon seks
6) Gangguan hematologi: gangguan hemostatis , anemia (dapat mikrositik
hipokrom maupun normositik normokrom).
6. Penatalaksanaan
A. Terapi umum
1) Istirahat
2) Diet:
a) Protein : maksimal 30gr/hari
b) Rendah kalori : 40-50 Kal/kg/hari
c) Cairan dan elektrolit pertama diberikan 3000 mL IV, lalu diberikan sampai
diuresis cukup 40 mL/jam
Cairan dibatasi jika ada :
1) Edema
2) Hipertensi
3) Gagal jantung kongestif
d) Natrium dibatasi tetapi cukup untuk menjaga volume cairan ekstraseluler
e) Kalium dibatasi jika ada oliguri
f) Jika kadar Kalium lebih dari 6,5 m mEq/L perlu rawat inap.
1) Hiperkalemi akut diberikan insulin dan dextrose IV, Fludrokortison, albuterol
nebulizer
2) Hiperkalemia kronis dapat diberikan natrium polystyrene sulfonate
3) Medikametosa
a) Obat pertama:
1) Jika ada asidosis metabolik diberikan natrium bikarbonat 20-30mmol/d atau
Natrium sitrat sebaiknya dikombinasi dengan Loop diuretik
b) Obat alternatif:
1) Eritropoitin jika ada anemi dosis 25-50 unit/kg BB 3x/minggu, lalu dinaikkan
setelah 8-12 minggu
2) Preparat kalsium = 3 x 650 mg jika ada hipokalsemi dan hiperfosfatemi
3) Alopurinol jika ada hiperurisemia dan terjadi artritis gout
c) Tranfusi darah, jika sangat perlu
d) Dialysis
e) Transplantasi ginjal: terbaik
B. Terapi komplikasi
1) Jika ada asidosis: Bikarbonat natrium 2-3x60 mg/hari
2) Jika ada hipertensi: ACEI atau CCB (calcium channel blocker) (Mubin, 2019).
BAB II
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang kadang muntah, nafsu
makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada
dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer,
a. Biodata
b. Keluhan Utama
saluran pencernaan
e. Pola aktivitas
f. Aspek Psikososial
g. Aspek Ekonomi
Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat
h. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
cemas,
2) Palpasi
(<5x/menit)
5)
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
lambung.
ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN
Jam : 06 : 57 WIB
Pengkajian tgl : 6 april 2022 NO. RM :-
Tanggal MRS : 6 april 2022 Dx. Masuk :-
Ruang/Kelas :- Dokter yang merawat :-
Nama : ny S
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 66 tahun
Status Perkawinan : nikah
Identitas
Agama : islam
Penanggung Biaya : BPJS
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Suku/Bangsa : jawa / indonesia
Alamat : pondok aren Tangerang selatan
Keluhan utama :
klien mengatakan sesak nafas engos engosan bila bergerak, batuk berdahak tapi
tidak bisa keluar jika tidur terlentang, nyeri di dada hilang timbul diam ataupun
bergerak seperti di tekan, keringat dingin badan lemas.
Riwayat Sakit dan Kesehatan
Penglihatan (mata)
Pupil : Isokor
Sclera/Konjungtiva : Anemis
Pendengaran/Telinga
Penginderaan
Masalah:
Kebersihan :Bersih
Urin: Jumlah: 400 cc/hr Warna: kuning Bau: normal
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): kateter
Perkemihan
Masalah:
Nafsu makan :Menurun Frekuensi: 2 x/hari
Porsi makan :Habis
Diet :-
Minum : 1500 cc/hari Jenis: air mineral
Mulut dan Tenggorokan
Mulut : Bersih
Mukosa : Stomatitis
Tenggorokan : normal
Pencernaan
Abdomen : normal
Peristaltik :-
Pembesaran hepar : ya
Pembesaran lien :-
Buang air besar : 1x/hari
Teratur : Ya
Konsistensi : Bau
Masalah:
Kulit
Warna kulit : Kemerahan
Turgor : sedang
Odema : ada daerah kedua tungkai bawah
Luka : tidak ada
Tanda infeksi luka : Tidak ada
Muskuloskeletal/ Integumen
Masalah:
1.
Intoleransi
aktifitas
2.
Nyeri akut
3.
Resti
infeksi/
resiko
infeksi
4.
Gangguan
perfusi
jaringan
perifer
Masalah:
Laboratorium
a. Terapi obat :
• lovenox 2x40 mg (Sc)
• Brilinta 2x1 tab (po)
• NTG 50 mg/ml 4 ml/jam ( titrasi iv)
• Furosemide 20 mg 1x60 mg
• Blopres 8mg 1x1 tablet (po)
• Lipitor 1x40 mg (po)
• Pletaal 1x50 mg (po)
b. Diit : tim 1200 kalori, Rg3, RL, RCH. Cairan 1000 ml/24 jam
Terapi:
ANALISA DATA
No. Data Problem Etiologi
DO.
- Klien tampak kesulitan bernafas dan
tampak lemas
TTV
- TD : 115/71 mmhg
- nadi : 145 X/menit
- Pernafasan :24x/menit
- Suhu : 36 C
- Agen cedera
3. DS.- - Klien mengatakan nyeri dada - Nyeri akut fisiologis
hilang timbul sudah 2bulan yang lalu (misalnya
iskemia)
DO.
- Klien terlihat kesakitan dan
memegang dada
- TTV
- TD : 115/71 mmhg
- nadi : 145 X/menit
- Pernafasan :24x/menit
- Suhu : 36 C
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hypervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
3. Nyri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis
3. ajarkan
membatasi
cairan
4. pemberian
diuretik
Bersihan jalan
2 nafas 1. melatih batuk
10/03\2022 berhubungan efektif Ttd
dengan Setelah dilakukan 2. edukasi Mega
sekresi perawatan selama 3x fisioterapi handayani
tertahan 24 jam bersihan jalan dada
nafas meningkat 3. atur posisi
dengan kriteria hasil 4. berikan obat
: nasal
- RR : 16-20
X/menit
-Batuk efektif
meningkat
-Produksi spatum
menurun
- pola nafas membaik
Manajemen nyeri
Nyeri akut 1. edukasi
10/03/2022 berhubungan Teknik nyeri
dengan agen 2. manajemen
3 cedera Setelah dilakukan efek samping
fisiologis perawatan 1x 24jam obat Ttd
(iskemia) control nyeri 3. beriakan obat Mega
meningkat dengan 4. ajarkan terapi handayani
kriteria hasil : relaksasi
- Melaporkan
nyeri terkontrol
meningkat
- Kemampuan
mengenali nyeri
meningkat
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien :ny.S
Diagnosis Medis :GAGAL JANTUNG
Ruang Rawat :MELATI
Nyeri akut
10/03/2022 berhubungan S.
dengan agen 1. Mengedukasi Teknik nyeri Klien mengatakan
cedera fisiologis 2. Memanajemen efek samping nyeri sudah
(iskemia) obat menghilang
3. Mengajarkan terapi relaksasi O.
Klien mengatakan
sudah bisa
mengontrol nyeri
A.
Masaah teratasi
P.
Hentikan
intervensi