Cetak Statda Banten 2014 PDF
Cetak Statda Banten 2014 PDF
36
ISSN : 2088-4974
ISSN : 2088-4974
No. Publikasi : 36000.1430
Katalog BPS : 1101002.36
Naskah :
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Gambar Kulit :
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Diterbitkan oleh :
BPS Provinsi Banten
2. Gambar sisipan :
(bantenculturetourism.com / Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten)
1. Kesenian Angklung Buhun, kesenian khas Kabupaten Lebak
2. Pantai Tanjung Layar - Sawarna, Kabupaten Lebak
3. Industri Kimia PT Chandra Asri Petrochemical, Kota Cilegon (www.chandra-asri.com)
4. Masjid Agung Banten Lama, Kota Serang
5. Wisata Bawah Laut Pantai Pulau Panaitan, Kabupaten Pandeglang
6. Pelabuhan Penyeberangan Merak, Kota Cilegon
Kata Pengantar
Materi yang disajikan pada Publikasi Statistik Daerah Provinsi Banten 2013 memuat
berbagai informasi/indikator yang terkait dengan hasil pembangunan dari berbagai
sektor di wilayah Provinsi Banten dan diharapkan dapat digunakan untuk bahan kajian,
perencanaan, dan evaluasi berbagai macam program yang telah dijalankan.
Lampiran Tabel 33
Jumlah PNS 2011 2012 2013 Dilihat dari sisi personil, jumlah PNS di
Banten selama periode 2011-2013 terus
Laki-laki
53 242 51 693 50 545 menurun dari 98 ribu orang menjadi 95 ribu
(54,21%) (53,75%) (53,34%)
orang. PNS laki-laki dan perempuan sama-
Perempuan
44 965 44 472 44 213 sama berkurang, namun jumlah PNS laki-laki
(45,79%) (46,25%) (46,66%)
yang berkurang jauh lebih besar dibandingkan
Jumlah Total
98 207 96 165 94 758 PNS perempuan. Akibatnya, proporsi pegawai
(100,00%) (100,00%) (100,00%)
perempuan meningkat hingga mencapai 47
Sumber : Banten Dalam Angka 2014 persen. Sebaliknya, proporsi pegawai laki-laki
menurun menjadi 53 persen.
Jumlah Anggota DPRD Banten
Pemilu Legislatif 2014 telah berhasil
Hasil Pemilu Legislatif
menghantarkan 16 orang perempuan sebagai
legislator di DPRD Banten. Jumlah ini
bertambah dibandingkan pemilu sebelumnya
yang hanya menghasilkan 14 orang legislator
perempuan. Hanya saja, jumlah legislator
perempuan ini masih tetap di bawah angka 30
persen keterwakilan perempuan dalam
lembaga legislatif sesuai amanat UU No. 10
Tahun 2008.
per tahun. Artinya, peningkatan belanja daerah - Belanja Lainnya 1 761 2 916 2 893
Banten pada periode tersebut, ternyata lebih
B. Pendapatan Daerah : 3 756 5 414 6 230
banyak digunakan untuk keperluan belanja
pegawai dan belanja barang dan jasa, yang Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
kurang berperan dalam pertumbuhan ekonomi.
Porsi dan Pertumbuhan PAD
.Pendapatan daerah (PD) adalah sumber Provinsi Banten
dana utama bagi pembiayaan pembangunan
atau belanja daerah. Salah satu komponen
pendapatan daerah yaitu pendapatan asli
daerah (PAD) merupakan besaran yang dapat
digunakan untuk menggambarkan tingkat
kemandirian keuangan daerah. Semakin besar
porsi PAD suatu daerah terhadap PD, semakin
tinggi pula tingkat kemandirian keuangan
daerah tersebut. Tercatat, total pendapatan
daerah Banten pada tahun 2013 tumbuh
mencapai 15,1 persen hingga menjadi 6,2
triliun rupiah. Padahal, realisasi PAD pada
periode yang sama tumbuh mencapai 21,3
persen. Akibatnya, proporsi PAD Banten
terhadap PD naik dari 62,7 persen menjadi 66,1
persen. Karena itu, tingkat kemandirian
keuangan daerah pun semakin bertambah.
Implikasinya, Banten lebih leluasa untuk
mengatur belanja daerahnya, karena kendala
keterbatasan fiskal berkurang. Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
Dilihat menurut distribusi spasial penduduk, Komposisi Penduduk Banten Tahun 2014
tampak bahwa Kabupaten Tangerang menjadi
daerah dengan jumlah penduduk terbanyak
di Banten, yakni dengan persentase mencapai
27,9 persen (3,4 juta orang). Sebaliknya, Kota
Cilegon dengan persentase hanya 3,5 persen
(0,4 juta orang) menjadi daerah yang paling
sedikit penduduknya.
bagian selatan Banten selain sebagai daerah 6. Kota Cilegon 104,4 1,87 2 309
dengan tingkat pertumbuhan penduduk
terendah, juga menjadi daerah yang paling 7. Kota Serang 101,6 2,10 2 366
jarang penduduknya yakni dengan tingkat 8. Kota Tangsel 104,1 3,55 10 143
kepadatan masing-masing hanya sebanyak
Sumber : BPS Provinsi Banten
433 dan 368 penduduk per kilometer persegi.
Penduduk Bekerja (persen) 90,17 90,46 90,13 Sementara itu persentase penduduk usia
kerja yang bekerja sepanjang Agustus 2012
TPT (persen) 9,83 9,54 9,87 hingga Februari 2014 mengalami penurunan
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 dari 90,2 persen menjadi 90,1 persen. Ini
berarti bahwa tingkat kesempatan kerja juga
berkurang, yang berakibat pada naiknya
Komposisi Lapangan Pekerjaan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Banten
Penduduk Usia Kerja Yang Bekerja, hingga menjadi 9,9 persen. Bahkan angka TPT
Februari 2014
yang dihasilkan tersebut menjadi yang tertinggi
se Indonesia.
Rumah atau hunian tempat tinggal adalah Statistik Perumahan Banten (persen)
salah satu kebutuhan dasar manusia yang
mutlak harus dimiliki. Berdasarkan data yang Uraian 2012 2013
ada, rumahtangga di Banten pada tahun 2013
Rumahtangga menempati
umumnya sudah menempati rumah milik rumah milik sendiri
76,98 76,70
sendiri, dengan persentase kepemilikan
mencapai 76,70 persen. Sisanya, menempati Rumahtangga menempati rumah
80,62 81,81
dengan luas lantai per kapita 8 m 2
rumah antara lain dengan cara sewa/kontrak.
Dibandingkan tahun 2012, terjadi penurunan Rumahtangga menempati rumah
95,03 94,98
dengan lantai terluas bukan tanah
proporsi kepemilikan rumah oleh rumahtangga.
Namun luas rumah yang ditempati oleh Rumahtangga menempati rumah
85,83 83,63
rumahtangga kebanyakan bertambah luasnya. dengan atap dari beton/genteng
oleh kondisi iklim, juga disebabkan oleh adanya - Luas Panen (000 hektar) 1,0 0,8 0,8
- Produksi (000 ton) 0,9 0,7 0,7
bantuan benih unggul melalui berbagai program
UBI KAYU
yang dilaksanakan oleh pemerintah. - Luas Panen (000 hektar) 5,7 6,4 6,2
- Produksi (000 ton) 82,8 97,8 94,7
*** TAHUKAH ANDA UBI JALAR
- Luas Panen (000 hektar) 2,6 2,1 2,3
Produksi beras Banten pada tahun 2013
- Produksi (000 ton) 32,8 28,0 30,6
mencapai 1,17 juta ton. Dibandingkan tingkat
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
konsumsi yang hanya 1,12 juta ton, tersedia
surplus beras sebanyak 56 ribu ton.
Produktivitas Tanaman Pangan Banten
Selain padi, tanaman palawija juga ditanam (kw/ha)
di seluruh wilayah se Banten, dengan sentra
produksi terutama di Kabupaten Serang dan
Pandeglang. Kecuali ubi jalar, produksi
tanaman palawija yang lain selama periode
2013-2014 menurun seiring dengan penurunan
luas panen. Produksi tanaman palawija tertinggi
masih dipegang oleh tanaman ubi kayu,
dengan tingkat produksi sebanyak 85 ribu ton.
Sebaliknya, produksi terendah tetap untuk
tanaman kacang hijau dengan jumlah produksi
tujuh ratus ton. Adapun produktivitas tanaman
palawija tertinggi dan terendah juga dipegang
oleh tanaman ubi kayu dan kacang hijau,
dengan tingkat produktivitas masing-masing
152,7 kw/ha dan 8,3 kw/ha. Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah)
Sektor energi listrik Banten menjadi salah Perkembangan Kapasitas dan Produksi
satu sektor yang strategis bukan saja untuk Listrik di Banten
Banten, tapi juga bagi Indonesia terutama untuk
wilayah Jawa-Bali. Hal ini terjadi karena dari Kapasitas Produksi Listrik
Tahun
Terpasang (MW) (GWh)
sisi supply, Banten memiliki pembangkit listrik
yang masuk dalam jaringan listrik interkoneksi 2010 10 688 55 654
Jawa-Bali. Pembangkit listrik tersebut adalah
PTLU Suralaya dan PT Krakatau Daya Listrik di 2011 10 422 55 229
2013. Adapun jumlah energi listrik yang terjual Energi listrik yang tersedia (juta MWh) 8,08 9,37
di Banten pada tahun 2013 mencapai 9,37 juta
Energi listrik yang terjual (juta MWh) 7,83 9,36
MWh, dengan tiga per empat nya dibeli oleh
pelanggan kalangan industri. Pelanggan Energi listrik yang terpakai
0,01 0,01
oleh sistem distribusi (juta MWh)
rumahtangga meskipun jumlahnya jauh lebih
banyak tapi mengkonsumsi energi listrik hanya Energi listrik yang susut (juta MWh) 0,24 0,26
sekitar seperlima dari total energi listrik yang Persentase listrik yang susut 2,98 2,81
terjual.
Sumber : Banten dalam Angka 2014
Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Sektor industri pengolahan merupakan satu-
di Banten satunya sektor ekonomi yang setiap tahun
selalu mendominasi perekonomian Banten.
Uraian 2010 2011 2012
Hanya saja, jumlah perusahaan industri besar
Perusahaan (unit) 1 620 1 583 1 570 dan sedang (IBS) di Banten sepanjang periode
2010-2012 justru terus menurun hingga
Tenaga Kerja (orang) 477 102 473 361 467 543
menjadi sebanyak 1.570 unit. Penyerapan
Nilai Tambah Bruto (NTB, Milyar Rp) 93 813 89 661 114 713 tenaga kerja juga menurun dari 477 ribu orang
NTB per Tenaga Kerja (Juta Rp) 196,63 189,94 245,35 di tahun 2010 menjadi 468 ribu orang pada
tahun 2012. Sebaliknya, nilai tambah bruto
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
(NTB) yang diciptakan pada periode yang sama
meningkat hingga menjadi 115 triliun rupiah.
Distribusi IBS Banten Tahun 2012 (persen) Akibatnya, NTB per tenaga kerja juga
Uraian Perusahaan Tenaga Kerja NTB
meningkat dari 196 juta rupiah rupiah menjadi
245 juta rupiah.
Kabupaten Tangerang 42,99 35,52 23,60
Kota Tangerang 35,73 37,68 32,65 Secara spasial, IBS Banten terkonsentrasi
Kabupaten Serang 9,68 16,47 17,31
antara lain di Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang dan bagian timur Kabupaten Serang
Kota Cilegon 4,90 4,15 22,77
dengan teknologi produksi kebanyakan padat
Kabupaten/Kota Lainnya 6,69 6,18 3,67 tenaga kerja. Kemudian, Kota Cilegon dan
bagian barat Kabupaten Serang yang
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
cenderung menjadi daerah konsentrasi industri
padat modal. Secara keseluruhan persentase
NTB per Tenaga Kerja di Banten jumlah perusahaan, tenaga kerja dan NTB
Tahun 2012 (juta rupiah) untuk keempat kabupaten/kota tersebut
terhadap total Banten mencapai 93,31 persen,
93,82 persen dan 96,33 persen. Adapun
perbedaan teknologi produksi antar IBS di
kabupaten/kota tersebut dapat dilihat dari
tingkat produktivitas tenaga kerja yang dalam
hal ini diukur dengan NTB per tenaga kerja,
dengan tingkat produktivitas tenaga kerja IBS
padat modal lebih tinggi dibandingkan dengan
IBS padat tenaga kerja. Tingkat produktivitas
tenaga kerja untuk Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, Kabupaten Serang dan Kota
Cilegon masing-masing mencapai 159 juta
rupiah, 207 juta rupiah, 252 juta rupiah dan
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 (data diolah) 1.312 juta rupiah per tenaga kerja.
Banten merupakan jalur penghubung darat Kondisi Jalan Provinsi dan Nasional
yang menghubungkan Pulau Jawa dengan di Banten Tahun 2013
Sumatera, sehingga ketersediaan jalan menjadi
faktor yang sangat strategis. Di Provinsi Banten
pada tahun 2013 ini tersedia jalan utama
sepanjang 1.329 km yang terdiri dari 476 km
jalan nasional dan 853 km jalan provinsi.
Kondisi jalannya, sekitar 62,3 persen dari
seluruh panjang jalan nasional berkondisi baik.
Sementara panjang jalan provinsi yang dalam
kondisi baik mencapai 26,9 persennya. Dengan
demikian jalan berkondisi baik yang tersedia
hanya 39,6 perser dari panjang jalan utama.
dan Stasiun Jakarta Kota. Jumlah penumpang - Mobil Penumpang 82 833 83 451
dan barang yang diangkut di beberapa stasiun
- Mobil Barang 293 209 297 422
KA yaitu Stasiun Merak, Cilegon, Cigading,
- Mobil Bus 100 223 101 714
Serang, Rangkasbitung dan Serpong pada
tahun 2013 sebanyak 4,2 juta orang dan 452 - Sepeda Motor 2 987 834 3 018 213
ribu ton barang, atau menurun dibandingkan Angkutan Kereta Api
tahun sebelumnya yang masing-masing
- Penumpang (orang) 4 420 608 4 162 035
mencapai 4,4 juta orang dan 498 ribu ton
barang. - Barang (tribu on) 498 452
Selama periode 2012-2013, peranan sektor - Nasabah (juta unit) 4,79 6,07
perbankan Banten baik konvensional maupun
- Dana Perbankan (triliun rupiah) 90,95 104,19
syariah meningkat pesat. Hal ini terlihat dengan
bertambahnya pangsa pasar perbankan, - Jumlah Pinjaman (triliun rupiah) 200,78 242,36
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) di Banten selama
Banten periode Januari-Juni 2014 rata-rata mencapai
105,01. Berarti, perubahan harga yang dibayar
Rata-rata
Uraian 2012 201\3 Jan-Juni petani secara rata-rata lebih kecil dibandingkan
2014 yang diterima petani dari usaha pertaniannya.
Dengan kata lain, kenaikan pendapatan petani
Indeks yang diterima petani 101,70 108,77 115,05
dari usaha pertaniannya pada periode Januari-
Indeks yang dibayar petani 99,64 104,89 109,56 Juni 2014, secara umum lebih dari cukup untuk
menutupi kenaikan biaya produksi dan
NTP 102,07 103,70 105,01 penambahan barang modal (BPPBM) serta
Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014 kenaikan biaya hidup. Disamping itu, tingkat
kesejahteraan petani Banten pada periode
Nilai Tukar Petani Banten tersebut juga lebih baik bila dibandingkan
Menurut Subsektor sebelumnya, karena NTP tahun 2012 dan 2013
rata-rata hanya sebesar 102,07 dan 103,70.
mengkonsumsi dalam masyarakat. Adapun - Nilai (rupiah) 349 363 379 461
kesejahteraan masyarakat sendiri memang
- Proporsi (persen) 48,56 47,44
telah meningkat dengan ditandai oleh naiknya
pengeluaran untuk konsumsi bukan makanan. Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Tingkat kecukupan gizi yang mencakup Rata-rata Konsumsi Kalori dan Protein
konsumsi kalori dan protein merupakan salah Sehari per Kapita Penduduk Banten
satu indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur perkembangan tingkat kesejahteraan
penduduk. Angka kecukupan kalori dan protein
untuk konsumsi sehari-hari dihitung menurut
hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ke-
8 tahun 2004 yang masing-masing mencapai
2.000 kkal dan 52 gram protein.
Statistik Perdagangan Luar Negeri Banten Nilai ekspor Banten selama tahun 2013
Menurut Pelabuhan (miliar US$) mencapai 9,88 miliar US$, naik 1,88 persen
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar
Pelabuhan 2012 2013
9,70 miliar US$. Dilihat menurut pelabuhan
Ekspor : 9,70 9,88 muat, ekspor Banten lebih banyak dimuat
melalui pelabuhan di luar Banten, terutama
- Tanjung Priok 8,12 8,23
melalui Pelabuhan Tanjung Priok dengan nilai
- Merak 0,62 0,82
mencapai 8,23 miliar US$. Dilihat dari
- Tanjung Leneng 0,67 0,49 komposisi jenis produk, ekspor Banten
- Lainnya 0,29 0,34 kebanyakan atau tepatnya 9,41 miliar US$
Impor : 11,73 12,33 adalah produk industri pengolahan, sisanya
- Merak 6,46 6,63
merupakan barang migas 0,32 miliar US$ dan
produk lainnya 0,15 miliar US$.
- Cigading 3,96 4,06
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Indikator PDRB Banten Triwulan II-2014
dari sisi supply mencerminkan besaran nilai Menurut Lapangan Usaha
tambah bruto yang tercipta sebagai akibat (persen)
proses produksi barang dan jasa yang
dilakukan oleh berbagai unit produksi yang ada Lapangan Usaha
Share LPE Andil
ADHB (y on y) (y on y)
di suatu wilayah. Dalam jangka pendek, supply
ini ada untuk memenuhi demand. Karena itu
Pertanian 7,99 9,30 0,66
dari sisi demand, PDRB adalah jumlah
Pertambangan dan
permintaan akhir yang dilakukan oleh berbagai Penggalian
0,11 3,67 0,00
pelaku ekonomi yang ada di suatu wilayah, baik
Industri Pengolahan 44,49 2,00 0,96
untuk kepentingan konsumsi rumahtangga dan
investasi swasta maupun belanja pemerintah. Listrik, Gas dan Air Bersih 4,02 9,77 0,35
didominasi oleh sektor industri pengolahan dan Jasa-Jasa 6,24 10,77 0,49
sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan
PDRB 100,00 5,28 5,28
persentase sebesar 44,49 persen dan 19,61
persen. Sedangkan dari sisi demand, konsumsi Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
Banten selama setahun terakhir, dibandingkan DKI Jakarta 126,1 6,11 6,11
dengan provinsi lainnya. Jawa Barat 23,6 6,06 5,63
Banten 21,4 5,86 5,28
Dalam bidang ekonomi, selama periode Jawa Tengah 18,8 5,81 5,21
2013-2014 ini ekonomi Banten menunjukkan DI Yogyakarta 18,0 5,40 5,00
kinerja yang lebih baik dibandingkan beberapa Jawa Timur 29,6 6,55 5,94
provinsi lain di Jawa. Dimana secara riil terlihat Sumber : Indikator Ekonomi Banten 2014
meskipun sama-sama melambat, namun
ekonomi Banten pada Triwulan II-2014 mampu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
tumbuh 5,28 persen, lebih tinggi dibandingkan se Pulau Jawa
Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Demikian
pula dilihat dari sisi pendapatan, pendapatan
per kapita Banten tahun 2013 yang di proxy
dengan PDRB per Kapita mencapai 21 juta
rupiah per kapita per tahun, juga lebih besar
dibandingkan pendapatan per kapita kedua
provinsi tersebut
sedikit dibandingkan DKI Jakarta yang DKI Jakarta 484,0 510,4 26,4
bertambah 0,38 persen. Hanya saja, angka Jawa Barat 1 833,6 1 843,6 10,0
TPT Banten selama periode 2013-2014 adalah Banten 534,2 541,0 6,8
yang tertinggi se Jawa. Adapun jumlah Jawa Tengah 962,6 965,4 2,6
pengangguran terbuka nya, pada periode yang DI Yogyakarta 73,0 44,0 -33,0
sama berada pada urutan ketiga setelah Jawa Timur 808,4 832,4 24,0
Persentase Terhadap
Kabupaten/Kota Luas (km)
Luas Provinsi Banten
Kabupaten :
Kabupaten :
Kabupaten :
Kabupaten :
Kabupaten :
2012 2013
Kabupaten :
1. Pandeglang 115 033 50,13 576 662 130 371 51,59 672 559
Kota :
Provinsi Banten 362 636 51,45 1 865 894 3693 704 52,92 2 083 608