Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mata Kuliah - Arsitektur Kota

Kasus sengketa tanah

Dibuat Oleh :
Evriandy DBB 115 088

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2017
RUU Agraria Diharapkan Jawab Persoalan Lahan Perumahan

Ilustrasi : Pekerja beraktivitas di proyek perumahan bersubsidi, di Bogor, Jawa Barat

22 Oktober 2017 // 23:12 WIB // Oleh : Ipak Ayu H Nurcaya

JAKARTA, Bernas.id - Hingga kini Rancangan Undang Undang Agraria (RUU) masih belum
mencapai solusi.

Para pelaku bisnis industri properti, berharap rencana pemerintah mengeluarkan regulasi
Bank Tanah dan menggodok RUU Agraria menjadi jawaban atas persoalan yang kerap
menghantui pengembang, terutama konsumen properti di Indonesia.

Muhammad Joni, selaku Direktur Utama Smart Property Consulting (SPC) mengungkapkan,
isu pertanahan masih belum rampung. Pasalnya, sejak mewarisi hukum zaman kolonial
hingga sekarang regulasi pertanahan belum sepenuhnya positif mengatur hak kepemilikan
tanah dan peruntukannya.

Dengan dikeluarkannya RUU Agraria, diharapkan pemerintah mampu mengisi kekosongan


UU Pokok Agraria atau pun mengubah dengan kepastian yang lebih menjamin.

Lebih lanjut Joni memaparkan, UU Agraria saat ini belum menyebut secara spesifik
peruntukan lahan khususnya untuk kawasan perumahan. Padahal kebijakan peruntukan
lahan sangat penting untuk menjamin ketersediaan pasokan perumahan rakyat sehingga
tata ruang dapat mengontrol hak-haknya.

Rencana pembentukan Bank Tanah juga dinilainya tidak menyimpan kepastian lahan bagi
perumahan. Pemerintah dalam draft perencanaan lembaga Bank Tanah hanya memastikan
peruntukan kepentingan pembangunan proyek pemerintah tidak spesifik untuk
ketersediaan lahan perumahan rakyat.

Selain itu, untuk merespons pertumbuhan dan perkembangan bisnis properti ke depan
diperlukan upaya norma dan bisnis model. Misalnya, bagaimana kerjasama antara pelaku
pembangunan besar dengan kecil.

Masalah ini terkait dengan upaya menyikapi keberpihakan asosiasi pelaku usaha dalam
melaksanakan hunian berimbang serta membangun Properti Business Sharing.
Komentar :
Pelaku industri berharap rencana pemerintah mengeluarkan RUU agraria dapat menjadi
jawaban atas persoalan lahan yang menjadi hambatan utama pengembang dan konsumen
properti Indonesi

Pemerintah harus lebih tegas dan memperhatikan kasus ini agar para pembisnis tidak
mengalami hal yang tidak terduga mungkin mengalami kerugian atas bisnis properti ini.

Diharapkan agar ada keputusan dari pihak RUU Agraria dalam lahan yang tepat bagi Smart
Property Consulting (SPC) agar tidak mengalami kerugian terhadap lahan yang sudah di
bangun perumahan tersebut.

Kalau mau mengubah UU dan peraturan yang berlaku memang akan membutuhkan debat
yang panjang mengenai dua poin yakni norma dan azas yang akan digunakan, sedangkan
jika hanya dirancang untuk mengisi kekosongan paling penting pemerintah harus mulai
tegaskan peruntukan lahannya saja

Tanah adalah persoalan dasar dan klasik yang memicu berbagai masalah, jika pemerintah
tidak tanggap menyelesaikan sekarang juga jangan heran jika kasus properti terus maju 10
digit sedangkan penyelesainnya hanya 3 digit. Bisnis akan berjalan menentukan modelnya
sendiri, pemerintah akan sangat ketinggalan, dan konsumen lagi-lagi menyimpan peluang
sebagai korban.

Demi pembangunan yang berkelanjutan ada nya sarana negara kepemerintahan harus
dijalankan dengan baik agar tidak menjadi hambatan dan permasalahan yang serius demi
kenyamanan bersama dan pembangunan yang tidak beresiko dan terhindar dari kerugian
yang tidak diinginkan.

Penyelesaian tanah tanah milik adat hak ulayat kenapa selalu berakhir dengan konflik yg tak
berkesudahan,masarakat adat berharap agraria mempunyai tata cara yg bisa mengatasi hal
ini dan direalisasikan secepatnya.

RUU Agraria ini diharapkan mampu memperkuat kembali peran negara dalam penguasaan
dan pengelolaan tanah yang ujungnya untuk memperkuat hak-hak rakyat dan mewujudkan
ekonomi yang berkeadilan.

RUU Pertanahan diharapkan dapat memberikan solusi atas ketimpangan ekonomi yang ada
di masyarakat terkait pertanahan. Keberadaan Bank Tanah akan sangat dibutuhkan karena
selama ini negara tidak memiliki tanah.

Dalam RUU tersebut harusnya pemerintah akan melengkapi kepastian hukum mengenai
status pendaftaran tanah antara lain hak milik, hak pakai, hak guna usaha, dan hak guna
bangunan.

Anda mungkin juga menyukai