PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AIDS (Acquired immune deficiency syndrome) merupakan salah satu masalah
kesehatan yang sedang dihadapi masyarakat dunia baik di negara negara yang sudah
maju maupun dinegara negara berkembang. Pada tahun 2012 jumlah ODHA (Orang
dengan HIV/AIDS) diseluruh dunia diperkirakan sudah mencapai 33.2 juta (30,6-36,1
juta) setiap hari, lebih 6800 orang terinfeksi HIV dan lebih dari 5700 meninggal
Statistik terbaru dari global HIV dan AIDS yang diterbitkan oleh UNAIDS
(United National Joint Program For HIV/AIDS) pada tahun 2014, diperkirakan
terdapat orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS adalah 33,3 juta dengan
perincian orang dewasa sejumlah 31,3 juta jiwa dan remaja berusia 15-24 tahun
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu virus yang menyerang sistem
sebenarnya penyakit yang berasal dari Negara Afrika dan hanya terdapat pada kera,
dan tanpa disadari virus HIV tersebut menular ke manusia dan dari situlah virus HIV
menyebar ke berbagai negara. Sampai sekarang ini masih banyak kasus HIV/AIDS di
.(Haris, 2014)
1
Penyakit HIV tidak hanya menular pada orang dewasa saja, tetapi penyakit HIV
juga menular kepada anak kecil sejak anak tersebut masih dalam kandungan.
HIV/AIDS. Akan tetapi banyak orang tua tidak mengetahui bahwa dia menderita
penyakit HIV/AIDS, dan ada juga orang tua yang membiarkan penyakit tersebut
sehingga anaknya juga menderita penyakit yang mereka derita (Haris, 2014).
AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan yang sedang dihadapi masyarakat
dunia dan saat ini belum ada Negara yang bebas dari HIV. Penyakit yang ditemukan
pada awal 1980-an ini, menyebabkan dampak buruk pada Negara dari segi kesehatan,
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami peningkatan kasus yang
cukup tinggi. Terjadi peningkatan kasus dari Januari hingga Desember 2010. Jumlah
sebanyak 807 kasus (2,8%), penularan melalui penggunaan jarum suntik pada
penggunaan narkoba (Injecting Drug User atau IDU) sebanyak 9.392 kasus (32,6%),
penularan dari ibu ke anak sebanyak 730 kasus (2,5%), melalui tranfusi darah
Sebagian besar kasus HIV/AIDS sampai saat ini paling banyak terjadi pada
2
remaja umur 15-19 tahun adalah sebesar 3,7%. Terjadinya kasus HIV/AIDS pada
remaja disebabkan semakin banyaknya perilaku seks bebas dan penggunaan narkoba
pada remaja (Riskesdas,2013). Data ini secara jelas memberikan gambaran bahwa,
remaja memerlukan edukasi yang benar tentang penyakit ini supaya tidak terinfeksi
HIV.
Di Indonesia masih banyak kasus HIV/AIDS, dan pada tahun 2014 negara
Indonesia mendapat rapor merah dari The Joint United Nation Program On
penyakit HIV/AIDS di Indonesia masih tinggi. Sampai saat ini Indonesia juga
merupakan negara dengan kasus HIV/AIDS yang tinggi karena tiap tahunnya kasus
manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan infeksi ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
3
Sejak ditemukannya kasus di Sulawesi Utara pada tahun 1997 maka terlihat
pertambahan kasus baru yang semakin membesar pada 5 tahun terakhir. Kasus yang
sebanyak 1.937 kasus. Pada sepanjang tahun 2015 ditemukan 69 kasus HIV baru dan
Jika dilihat secara komulatif maka Kota Manado, Kota Bitung dan Kabupaten
Sulawesi Utara sampai tahun 2015, sedangkan Kabupaten yang tidak memiliki kasus
adalah Bolaang Mangondow Utara dan selatan (Dinas Kesehatan Sulawesi Utara,
2015).
Laikit pada tanggal 10 Februari 2017 dari jumlah siswa 155 orang, peneliti memberi
3 pertanyaan pertama tentang pengertian, kedua tentang tanda dan gejala, ketiga
mengetahui tanda dan gejala penyakit HIV/AIDS dan 13 orang siswa tidak bisa
4
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan Siswa tentang penyakit
HIV/AIDS di SMA N 1 Dimembe Laikit.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan Siswa dari aspek tahu tentang penyakit
HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Dimembe
b. Untuk mengetahui pengetahuan Siswa dari aspek memahami tentang
penyakit HIV/AIDS di SMA Dimembe
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi pendidikan
Untuk menambah referensi dan bahan bacaan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di masa datang.
2. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan ilmiah bagi penulis dalam mengaplikasikan
ilmu pengetahuan yang diperoleh sebagai bahan studi lanjut bagi para
peneliti selanjutnya.
5
3. Bagi lokasi penelitian
Dapat menjadi bahan masukan dalam usaha peningkatan kesehatan para
usia remaja dan sebagai data dasar dalam menyusun kebijakan tentang
masalah Pengetahuan Siswa tentang penyakit HIV/AIDS di SMA N 1
Dimembe Laikit.
4. Bagi ilmu keperawatan
Hasil peneliti diharapkan menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi
ilmu keperawatan dalam melakukan praktek keperawatan medical bedah.
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni
a. Pendidikan
7
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
d. Lingkungan
e. Pengalaman
masa lalu.
f. Usia
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya.
a. Tahu (knowledge)
8
mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di
b. Memahami (comprehension)
hal yang sudah kita kenali. Karna sudah mengalami hal yang bersangkutan
maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentk lain.
mengeksplorasikan.
c. Menerapkan (aplication)
d. Analisis (analysis)
berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan
berarti.
e. Evaluasi (evaluation)
diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang
dinilainya
9
B. KONSEP DASAR HIV/ AIDS
1. Pengertian
atau kerusakan yang didapat dari factor luar dan bukan bawaan sejak
keganasan tertentu yang timbul sebagai akibat menurunnya daya tahan tubuh
atau kekebalan penderita. AIDS merupakan fase terminal akhir dari infeksi
2. Gejala
Seorang dewasa dianggap menderita HIV jika menunjukkan tes HIV positif
gejala mayor yang berkaitan dengan 1 gejala minor , dan gejala ini bukan
disebabkan oleh keadaan-keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV
atau ditemukan sarcoma kaposi atau pneumonia yang mengancam jiwa berulang
(Notoatmodjo,2010).
a. Gejala mayor:
10
b. Gejala minor:
4) Candidosis orofaring
6) Limpadenopati generalis
3. Cara penularan
penderita yang telah terinfeksi HIV. Ini adalah cara penularan yang
kejadian didunia.
b. Melalui alat suntik atau alat tusuk lain yang telah dipakai atau bekas
11
c. Melalui tranfusi darah yang tercemar HIV resikonya sangat tinggi
didunia.
4. Penanganan HIV
Sampai saat ini belum ada obat yang mampu mengobati HIV secara
5. Cara pencegahan
peranan yang penting. Oleh karena itu, setiap orang perlu memiliki
12
1) Abstinence ,yaitu tidak melakukan hubungan seksual.
napza.
melukai kulit.
d. Penggunaan alat-alat seperti jarum suntik, alat cukur, alat tibdik, perlu
13
e. Pencegahan penularan melalui transfusi darah.
tecemar oleh HIV dan perlu dianjurkan bagi penderita HIV atau
Resiko penularan HIV dari seorang ibu yang hamil dengan HIV
penularan tergantung dari kadar virus yang berada dalam tubuh ibu.
Pada fase AIDS resiko penularan akan menjadi lebih besar, karena
14
C. KERANGKA KONSEP
Pengetahuan Siswa
tentang penyakit
HIV/AIDS
Baik
Tahu
Cukup
Memahami
Aplikasi
Kurang
Analisis
Evaluasi
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi
2. Waktu
C. Variable Penelitian
16
D. Definisi Operasional
Tabel 1. Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur dan Skala
Ukur Gamabaran Pengetahuan Siswa Tentang Penyakit HIV/AIDS di
SMA Negeri 1 Dimembe di Laikit
Definisi Skala
Variable Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
(menjelaskan, 0-7
menyebutkan
contoh,
meramalkan) tentang
penyakit HIV/AIDS
17
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
orang.
2. Sampel
Keterangan :
n : Besar Sampel
: Jumlah Populasi
a. Kriteria inklusi
18
2) Berada ditempat pada saat penelitian sedang dilaksanakan
b. Kriteria eksklusi
F. Instrumen Peneliian
dengan skala Gutman yang berisi 20 pertanyaan, 10 pertanyaan dalam tingkat tahu
menjawab dengan benar maka diberi skor 1, sedangkan jika responden menjawab
a. Data Primer
terpimpin (Kuesioner).
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sekolah yang berada di tempat penelitian dalam
Jalannya penelitian melalui beberapa tahapan antara lain yaitu sebagai beriku :
19
1. Tahap persiapan
c. Pengesahan proposal.
2. Tahap pelaksanaan
b. Pengajuan surat permohonan pada instansi pendidikan setempat dalam hal ini
calon responden.
Dimembe.
data.
3. Tahap penyajian
Hasil pengumpulan data diolah dan ditabulasi, di sajikan dalam bentuk tabel
4. Tahap penyelesaian
20
I. Analisa Data
Data yang sudah ditabulasi diolah dalam master tabel kemudian diolah dengan
f
= N x100
Keterangan :
P = Prese ntase
f = Frekuensi
N = Populasi
J. Etika Penelitian
1. Inform Consent
subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika
21
2. Anonimity (tanpa nama)
3. Kerahasiaan (confidentiality)
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
22
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dimembe. Diresmikan pertama kali pada tanggal 6 Juni 1987 oleh Drs. Barthel H.
SMA Negeri 1 Dimembe tahun ajaran 2016/2017 di pimpin oleh kepala sekolah
Dra. Sherly M. Laloan, M.Pd dan di bantu oleh guru staf pengajar berjumlah 24 orang
dan staf pegawai tata usaha berjumlah 5 orang. Dan jumlah keseluruhan siswa di
SMA Negeri 1 Dimembe tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 155 orang. Dengan
jumlah siswa kelas X berjumlah 60 orang, kelas XI berjumlah 33 orang dan XII 62
orang. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Dimembe terdiri dari 18
ruangan yang terbagi atas 1 Ruang Untuk kepala sekolah, 1 ruangan wakil kepala
sekolah, 1 Ruangan untuk staf pengajar, 1 ruangan untuk staf tata usaha, 3 kelas
untuk kelas X, 3 kelas untuk kelas XI, dan 3 kelas untuk XII, 1 ruangan
Adapun visi dan misi dari SMA Negeri 1 Dimembe sebagai berikut :
Berpengetahuan Luas.
23
2. Misi Sekolah :
yang dimiliki.
B. Hasil Penelitian
2017 sampai dengan tanggal 25 Juli 2017. Teknik dalam penarikan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Proposive sampling yaitu penentuan sampel
24
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Presentase
No Umur (Tahun) Jumlah Responden
(%)
1 14 16 Tahun 54 96.4
2 17 18 Tahun 2 3.6
3 19 21 Tahun 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : (Data Primer,2017)
Berdasarkan tabel 2. Menunjukan umur yang paling banyak adalah umur 14-
16 tahun yaitu 54 responden (96.4%) dan terendah yaitu umur 19-21 tahun yaitu 0
responden (0%).
b. Jenis Kelamin
Presentase
No Jenis Kelamin Jumlah Responden
(%)
1 Laki-laki 29 51.8
2 Perempuan 27 48.2
Jumlah 56 100
Sumber : (Data Primer,2017)
25
c. Kelas
Presentase
No Kelas Jumlah Responden
(%)
1 X 22 39.3
2 XI 34 60.7
Jumlah 56 100
Sumber : (Data Primer,2017)
2. Variable penelitian
a. Tingkat Tahu
Presentase
No Tingkat Tahu Jumlah Responden
(%)
1 Baik 17 30.3
2 Cukup 29 51.8
3 Kurang 10 17.9
Jumlah 56 100
Sumber : (Data Primer,2017)
26
b. Tingkat Memahami
Tingkat Presentase
No Jumlah Responden
Memahami (%)
1 Baik 11 19.6
2 Cukup 29 51.8
3 Kurang 16 28.6
Jumlah 56 100
Sumber : (Data Primer,2017)
(51.8%).
c. Pengetahuan
Presentase
No Pengetahuan Jumlah Responden
(%)
1 Baik 19 33.9
2 Cukup 31 55.4
3 Kurang 6 10.7
Jumlah 56 100
Sumber : (Data Primer,2017)
27
C. Pembahasan
Pada bagian ini akan dijelaskan karakteristik responden berdasarkan umur, jenis
kelamin, kelas dan gambaran pengetahuan siswa tentang penyakit HIV/AIDS di SMA
Tabel 2 data menunjukkan umur yang paling banyak adalah umur 14-16 tahun
yaitu 54 responden (96.4%) dan terendah yaitu umur 19-21 tahun yaitu 0 responden
(0%). Pada saat penelitian, responden umur 14-16 tahun banyak yang berminat
Tabel 3 data Menunjukan jenis kelamin yang paling banyak adalah laiki-laki
yaitu 29 responden (51.8%). Disini nampak bahwa responden yang banyak berminat
Tabel 4 data Menunjukan kelas yang paling banyak adalah kelas XI yaitu 34
responden (60.7%). Pada saat penelitian responden kelas X kurang karena sebagian
tidak berada ditempat. Sedangkan kelas XII tidak dijadikan responden karena sedang
28
sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa pendidikan
yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Menurut
Notoatmodjo (2010), salah satu bentuk objek kesalahan dapat dijabarkan oleh
Menurut peneliti dari hasil kuesioner yang diberikan pada responden, peneliti
mereka tahu dan pahami, hal ini dikarenakan mereka hanya menjawab berdasarkan
informasi yang pernah mereka terima dan peneliti juga mendapatkan faktor
tentang penyakit HIV/AIDS . Peneliti juga mendapatkan ada beberapa siswa yang
responden menjawab kuesioner berdasarkan apa yang mereka ketahui dan mereka
rasakan.
pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya), dengan
29
berbeda-beda secara garis besar. Seperti pengetahuan siswa tentang Penyakit
HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Dimembe Laikit dimana yang terbanyak pada kategori
30
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
berikut :
1. Untuk Institusi
3. Untuk Peneliti
ilmu pengetahuan yang diperoleh sebagai bahan studi lanjut bagi para peneliti
selanjutnya.
31