PENDAHULUAN
Sistem ekonomi yang dikenal oleh masyarakat secara global adalah sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis. Dalam konteks ekonomi, kedua sistem ini telah mampu meningkatkan
kemakmuran rakyat di negara yang menggunakan kedua sistem ekonomi tersebut. Sistem
kapitalis dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan
sumber daya yang terbatas. Usaha kapitalis ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk
memenuhi kebutuhan yang mengakibatkan tingginya persaingan diantara sesamanya untuk
bertahan. Sistem ekonomi kapitalis memiliki beberapa kecenderungan, antara lain: kebebasan
memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, serta
ketimpangan ekonomi. Sedangkan, sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran
bersama. Filosofis ekonomi sosialis, adalah bagaimana bersama-sama mendapatkan
kesejahteraan. Ciri-ciri ekonomi sosalis diantaranya: pemilikan harta oleh negara, kesamaan
ekonomi, dan disiplin politik.
Selain dikenal dua sistem ekonomi tersebut yaitu kapitalis dan sosialis, masyarakat
juga mengenal sistem ekonomi lainnya, yaitu sistem ekonomi islam yang sebenarnya telah
ada sejak 14 abad yang lalu. Pemikiran ekonomi islam diawali sejak Nabi Muhammad SAW.
dipilih sebagai seorang Rasul (utusan Allah). Sistem ekonomi islam, lebih berkaitan dengan
bangunan masyarakat yang perilakunya lebih didasarkan atas sumber islam, al-Quran dan al-
Hadits. Sistem ekonomi islam dapat dipraktekan oleh masyarakat manapun juga. Prinsip
dasar ekonomi islam adalah kebebasan individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi
dalam batas yang wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan,
dan kesejahteraan individu dan masyarakat.
` Pada prinsipnya sistem ekonomi syariah Islam bukan hanya untuk mementingkan
suatu golongan tertentu atau setidaknya kepentingan sendiri untuk mendapatkan untung yang
sebesar-besarnya tanpa mempertimbangkan bagaimana kondisi nasabahnya. Perekonomian
Islam tidak menggunakan sistem riba melainkan dengan sistem bagi hasil yang transparan,
jujur dan akad (perjanjian) yang baik.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan
dibahas yaitu :
2. Apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis dalam konteks ekonomi?
3. Apa saja perbandingan/ perbedaan antara sistem ekonomi islam dan ekonomi
konvensional?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari makalah ini
yaitu :
2. Menguraikan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis dalam konteks ekonomi konvensional.
1.4 Manfaat
Sebagaimana tujuan penulisan, manfaat utama dari penyusunan karya tulis ini antara
lain :
1. Untuk memberikan pemahaman penting mengenai perbedaan antara sistem ekonomi islam
dengan sistem ekonomi konvensional.
2. Tidak hanya memberikan pemahaman ekonomi pada umumnya tetapi juga membantu
memahami konsep ekonomi islam yang saat ini telah berkembang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam ekonomi konvensional, setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya, serta melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan
berbagai cara. Hal ini mengakibatkan terbentuknya sekelompok orang yang kaya dan
sekelompok orang yang miskin. Kaum kaya akan semakin kaya dan kaum miskin akan
semakin miskin. Di dalam sejarah dunia, terdapat beberapa sistem ekonomi konvensional
yang begitu berpengaruh diantaranya:
Sistem Ekonomi Kapitalis adalah salah satu sistem perekonomian yang sudah ada sejak
abad 18 masehi, diawali di inggris dan kemudian menyebar luas ke kawasan Eropa Barat
Laut dan Amerika Utara. Sistem Ekonomi Kapitalis adalah sistem ekonomi yang memberikan
kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian.
Dalam sistem ini pemerintah dapat ikut campur atau tidak sama sekali dalam system ekonomi
ini. Lembaga hak milik swasta merupakan elemen paling pokok dari kapitalisme.
Pemberian hak pemilikan atas harta kekayaan memliliki fungsi ekonomi penting,
yaitu para individu memperoleh perangsang agar aktiva mereka dimanfaatkan seproduktif
mungkin. Hal tersebut sangat mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan karena
3
individu-individu diperkenankan untuk menghimpun aktiva dan memberikannya kepada para
ahli waris secara mutlak apabila mereka meninggal dunia. Ia memungkinkan laju pertukaran
yang tinggi oleh karena orang memiliki hak pemilikan atas barang-barang sebelum hak
tersebut dapat dialihkan kepada pihak lain.
Dengan kata lain, dalam sistem ekonomi kapitalis berlaku "Free Fight Liberalism"
(sistem persaingan bebas). Siapa yang memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal
(Capital) secara efektif dan efisien akan dapat memenangkan pertarungan dalam bisnis.
Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi, dimana pemilikan alat-alat produksi di
tangan individu dan inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik
bagi dirinya.
Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar, dimana pasar berfungsi memberikan
signal kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga. Campur tangan
pemerintah diusahakan sekecil mungkin. The Invisible Hand yang mengatur
perekonomian menjadi efisien serta motif yang menggerakkan perekonomian mencari
laba
Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar
kepentingan sendiri.
4
Kelemahan Ekonomi Kapitalisme
Tidak ada persaingan sempurna, yang ada yaitu persaingan tidak sempurna dan
persaingan monopolistik.
Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya
faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan
lain-lain).
Sistem Ekonomi Sosialis dapat dikatakan sebagai gerakan ekonomi yang muncul
sebagai perlawanan terhadap ketidakadilan yang timbul dari sistem kapitalisme. Sebutan
sosialisme menunjukkan kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung dan
tertindas dengan sedikit tergantung dari bantuan pemerintah. Dalam bentuk yang paling
lengkap sosialisme melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi, termasuk di dalamnya
tanah-tanah pertanian oleh negara, dan menghilangkan milik swasta. Dalam masyarakat
sosialis hal yang menonjol adalah kolektivisme atau rasa kerbersamaan. Untuk mewujudkan
rasa kebersamaan ini, alokasi produksi dan cara pendistribusian semua sumber-sumber
ekonomi diatur oleh negara.
Dengan demikian sistem ekonomi sosialis merupakan suatu sistem yang memberikan
kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi
tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi
untuk menjamin kesejahteraan masyarakat
5
Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap
pengawasan.
Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar, yaitu sebagai
berikut:
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara
keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak
diperbolehkan.
2. Kesamaan Ekonomi
Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua negara komunis)
bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan.
Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
3. Disiplin Politik
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh,
yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak
kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih
mengefektifkan praktek sosialisme. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya upaya yang
lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan system sosialis ini tidak akan
berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.
6
Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman,
pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu
mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada
dalam pengawasan negara.
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang
diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan negara.
2. Membatasi Kebebasan
Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu
yang menghambatnya dalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak. Hal ini
menunjukkan secara tidak langsung bahwa sistem ini terikat kepada sistem ekonomi dictator.
Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
7
Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara
pendidikan moral individu diabaikan. Dengan demikian, pencapaian kepuasan kebendaan
menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi.
Deskripsi paling sederhana dari ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam, dimana keseluruhan nilai tersebut sudah tentu
berasal dari Al-Quran, As-Sunnah, Ijmak, dan Qiyas. Secara umum, lahirnya ide tentang
sistem ekonomi islam didasarkan pada pemikiran bahwa sebagai agama yang lengkap dan
sempurna, islam tentulah tidak hanya memberikan penganutnya aturan-aturan soal ketentuan
dan iman, melainkan juga jawaban atas berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia,
termasuk ekonomi.
Sistem ekonomi Islam hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud
diatas, yaitu pada abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17, dan sosialis abad 18. Dalam sistem
ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya pemerataan distribusi pendapatan, seperti
tercantum dalam surat Al-Hasyr ayat 7.
8
Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan,
supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang
diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
(Q.S. Al-Hasyr : 7).
Dalam ekonomi Islam, kita tidaklah berada dalam kedudukan untuk mendistribusikan
sumber-sumber daya semau kita. Karena didalam Islam, kesejahteraan sosial dapat
dimaksimalkan jika sumber daya ekonomi juga dialokasikan sesuai dengan tuntunan syariat.
Dalam islam, kegiatan ekonomi memiliki tujuan yang lebih tinggi yaitu kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat, dengan berupaya mewujudkan keadilan sosial ekonomi.
1. Harta kepunyaan Allah dan manusia merupakan khalifah atas harta. Dalam hal ini dapat
diartikan bahwa semua harta yang ada di tangan manusia pada hakikatnya kepunyaan Allah,
karena Dialah yang menciptakannya. Akan tetapi, Allah memberikan hak kepada manusia
untuk memanfaatkannya dan pemanfaatan tersebut tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan orang lain. Jadi, kepemilikan dalam Islam tidak mutlak.
2. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah dan akhlak. Yaitu setiap kegiatan ekonomi akan
bernilai ibadah dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan dalam Islam.
3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. Maksudnya adalah bahwa apa saja yang
kita lakukan di dunia ini hakikatnya adalah untuk mencapai kebahagiaan akhirat.
9
5. Kebebasan individu dijamin dalam Islam. Dalam Islam diberikan kebebasan individu
namun tidak boleh melanggar aturan-aturan Allah, dengan kata lain kebebasan tersebut
sifatnya tidak mutlak.
6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian. Dalam Islam, negara
berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok. Negara berkewajiban memberikan jaminan sosial agar seluruh
masyarakat dapat hidup secara layak.
7. Bimbingan konsumsi. Artinya di dalam Islam ada ketentuan mana yang halal dan haram
untuk dikonsumsi dan juga perilaku yang baik dan tidak baik.
8. Petunjuk Investasi. Dalam Islam ada kriteria untuk dapat melakukan investasi yaitu:
9. Zakat. Adalah karakteristik yang paling istimewa, karena tidak dimiliki oleh sistem
ekonomi konvensional. Dalam hal ini ada konsep bahwa dalam harta kita terdapat hak orang
lain dan hukumnya harus kita sisihkan.
10. Larangan riba. Dalam Islam sangat tegas dikatakan bahwa riba adalah haram. Untuk itu
harus dihidupkan ekonomi pada sektor riil. Sebagaimana firman Allah SWT :
10
Artinya: Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti
(dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Q.S Al-
Baqarah : 275).
a. Prinsip tauhid. Tauhid adalah fondasi keimanan Islam yang memiliki makna bahwa segala
apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh Allah SWT, bukan
kebetulan dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan inilah yang memberikan signifikansi
dan makna pada eksistensi jagat raya, termasuk manusia yang menjadi salah satu penghuni di
didalamnya.
b. Prinsip khilafah. Manusia merupakan khalifah Allah SWT. di muka bumi dengan dibekali
perangkat baik jasmani maupun rohani untuk dapat berperan secara efektif sebagai khalifah-
Nya. Implikasi dari prinsip ini adalah:
c) Prinsip keadilan. Keadilan adalah salah satu misi utama ajaran Islam, implikasi dari prinsip
ini adalah:
11
Kelebihan Sistem Ekonomi Islam
1. Nilai-nilai yang tertanam dalam sistem ekonomi Islam sangat kuat, sehingga setiap pelaku
ekonomi dalam menjalankan aktivitasnya tidak akan pernah melakukan aktivitas yang dapat
menyebabkan pencapaian tujuan perekonomian dengan cara-cara yang penuh intrik dan tipu
daya. Apabila sistem ekonomi konvensioal baik kapaitalisme maupun sosialisme menafikkan
nilai-nilai moral dan agama dalam perekonomiannya maka sistem ekonomi Islam sangat
komitmen dan memegang nilai-nilai tersebut.
3. Negara merupakan salah satu institusi penting dalam perekonomian, bahkan ia menempati
salah satu posisi sentral di dalamnya. Negara berperan sebagai pembuat kebijakan dan
melakukan fungsi pengawasan agar tidak terjadi distorsi di dalam perekonomian dan akan
campur tangan apabila telah terjadi distorsi di dalamnya. Hal ini dilakukan agar kepentingan
ekonomi setiap pelaku ekonomi dapat terlindungi.
4. Memiliki sistem yang baik bagi pemerataan dalam distribusi pendapatan melalui instrumen
zakat, infak dan shadaqah dari kelompok kaya kepada kelompok miskin. Dengan adanya
sistem ini pertentangan antar kelas tidak akan terjadi karena telah terjadi saling pengertian
diantara mereka. Instrumen yang dibangun dalam sistem ini merupakan mekanisme distribusi
pendapatan yang tidak terdapat pada sistem ekonomi konvensioal.
5. Setiap individu dalam sistem ekonomi Islam akan termotivasi untuk bekerja keras. Setiap
ajaran agama menganjurkan penganutnya untuk bekerja sebagai kunci kesuksesan individu.
Berbagai praktik ibadah dalam Islam memotivasi individu untuk bekerja keras contohnya
seperti zakat dan haji. Keduanya merupakan ibadah yang hanya dapat dilaksanakan oleh
orang yang berkecukupan.
12
diaplikasikan secara keseluruhan, karena belum ada negara yang mengaplikasi sistem
ekonomi Islam secara penuh dalam perekonomiannya.
Bila dilihat dari berbagai aspek, perbedaan antara sistem ekonomi islam dengan
ekonomi islam adalah sebagai berikut :
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah perbedaan mendasar antara ekonomi Islam dan
ekonomi konvensional. Di antara perbedaan mendasar itu adalah:
1. Rasionaliti dalam ekonomi konvensional adalah rational economics man yaitu tindakan
individu dianggap rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri sendiri (self interest) yang
menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Ekonomi konvensional mengabaikan
moral dan etika dan terbatas hanya di dunia saja dan tidak memperdulikan hari akhirat.
Sedangkan, dalam ekonomi Islam jenis manusia yang hendak dibentuk adalah islamic man.
13
Islamic man dianggap memiliki perilaku yang rasional jika konsisten dengan prinsip-prinsip
Islam yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang seimbang. Tauhidnya mendorong
manusia untuk yakin bahwa Allah-lah yang berhak membuat peraturan untuk mengantarkan
kesuksesan hidup. Ekonomi Islam menawarkan konsep rasionaliti secara lebih menyeluruh
tentang tingkah laku agen-agen ekonomi yang berlandaskan etika ke arah mencapai al-falah,
bukan kesuksesan di dunia melainkan yang lebih penting lagi yaitu kesuksesan di akhirat.
2. Tujuan utama ekonomi Islam adalah mencapai falah di dunia dan akhirat, sedangkan
ekonomi konvensional semata-mata kesejahteraan duniawi.
3. Sumber utama ekonomi Islam adalah al-Quran dan al-Sunnah atau ajaran Islam.
4. Islam lebih menekankan pada konsep need daripada want dalam menuju maslahah, karena
need lebih bisa diukur daripada want. Menurut Islam, manusia mesti mengendalikan dan
mengarahkan want dan need sehingga dapat membawa maslahah dan bukan mudarat untuk
kehidupan dunia dan akhirat.
5. Orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen dalam ekonomi konvensional adalah
untuk semata-mata mengutamakan keuntungan. Semua tindakan ekonominya diarahkan
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika tidak demikian maka justru dianggap
tidak rasional. Lain halnya dengan ekonomi Islam yang tidak hanya ingin mencapai
keuntungan ekonomi tetapi juga mengharapkan keuntungan rohani dan al-falah.
Keseimbangan antara konsumen dan produsen dapat diukur melalui asumsi-asumsi secara
keluk.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selain dikenal dua sistem ekonomi tersebut yaitu kapitalis dan sosialis, masyarakat
juga mengenal sistem ekonomi lainnya, yaitu sistem ekonomi islam. Sistem Ekonomi Islam
adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam, dimana
keseluruhan nilai tersebut sudah tentu berasal dari Al-Quran, As-Sunnah, Ijmak, dan Qiyas.
Pada prinsipnya sistem ekonomi syariah Islam bukan hanya untuk mementingkan suatu
golongan tertentu atau setidaknya kepentingan sendiri untuk mendapatkan untung yang
sebesar-besarnya tanpa mempertimbangkan bagaimana kondisi nasabahnya. Perekonomian
Islam tidak menggunakan sistem riba melainkan dengan sistem bagi hasil yang transparan,
jujur dan akad (perjanjian) yang baik.
3.2 Saran
15
limpah ruah di dunia ,tetapi juga dapat memenuhi kebutuhan sebagai bekal di akhirat
nanti.Sehingga perlu adanya keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan di dunia maupun di
akhirat nanti.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://hidupberawaldari.blogspot.com/2012/10/perbandingan-ekonomi-islam-
dengan.html
http://umam30.blogspot.co.id/2015/10/makalah-sistem-ekonomi-islam-dan.html
https://www.academia.edu/8965238/Perbandingan_Ekonomi_Islam_dengan_Ek
onomi_Konvensional_BAB_I_PENDAHULUAN
17