PENDAHULUAN
di indonesia selama ini menganut dua jalur sistem ialah sistem pidana
sanski pidana.
LATAR BELAKANG
dengan bidang ilmu hukum, maka kita temui di dalam UUTPE tersbut
ilmu yang tunduk kepada norma-norma yang ada padanya, maka dalam
2. dalam hal dimana UU tidak menentukan, maka dalam hal ini yang
pelanggaran
PEMBAHASAN
sistem yaitu, sistem altenatif dan kumulatif. Hal ini bisa dilihat dalam
kumulatif.
tahun atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati, bagi
orang yang melakukan tindak pidan ekonomi yang mengetahui atau patut
dan politik
Jadi sesudah tahun 1959, dengan dikeluarkanya UU No
dari 1 (satu) macam. Misalnya pidana penjara dan pidana denda. Dengan
menetapkan:
jadi, ada 3 hal yang dapat disimpulkan sejak keluarnya dua peraturan
tersebut, ialah:
1. sejak saat itu, Tindak Pidana Ekonomi tidak lagi mengenal Tindak
kejahatan
denda saja.
TPE.
Istilah seorang yang tidak dikenal sebagai yang termaksud dalam pasal
16 tersebut dengan ayat-ayat (7), (8) dan (9) sebagai berikut : (7) Yang
memanggilnya;
atau yang ditempatkan dalam satu surat kabar atau lebih dan tidak
surat kabar atau lebih yang akan ditunjuk oleh Hakim. (8) Ayat-
ayat (3), (4) dan (5) dari pasal 16 berlaku terhadap perkara-
perkara tersebut dalam ayat-ayat (6) dan (7) dari pasal itu. (9)
A. Hukuman pokok
KUHP (ps. 10 KUHP) akan tetapi maksimum pokok itu adalah lebih
berat.
berdasarkan pasal 11, pasal 6 ayat i sub a kata-kata lima ratus ribu
B. Hukuman tambahan
sebagai berikut:
berwujud
yakni barang bergerak yang berwujud, akan tetapi dapat dilakukan juga
sanski untuk meniadakan laba dimuat dipasal 7 ayat (1) sub e yang
keuangan tertentu,.
jika diteliti pasal-pasal tersebut maka pada dasarnya tindakan tata tertib
pidana pokok. Hal ini dikecualikan dalam hal apabila pesakitan dianggap
tanpa pidana.
BAB IV
KESIMPULAN
bidang Ekonomi
pembangunan ekonomi
http://www.transparansi.or.id
http://www.legalitas.org
Arief SH, prof. Dr. barda Nawawi, masalah penegakkan hukum &
kebijakan penanggulangan kejahatan, citra aditya bakti, bandung,
2001.