Anda di halaman 1dari 2

Holaday Haddiningsih (2014) berpendapat individu yang memiliki resiliensi

mampu untuk secara cepat kembali kepada kondisi sebelum trauma, terlihat kebal dari

berbagai peristiwa-peristiwa kehidupan yang negatif, serta mampu beradaptasi terhadap

stress yang ekstrim dan kesengsaraan. Newcomb Haddiningsih (2014) melihat

resiliensi sebagai suatu mekanisme perlindungan yang memodifikasi respon individu

terhadap situasi-situasi yang beresiko pada titik titik kritis sepanjang kehidupan seseorang.

Menurut Pratiwi (2011) dalam mengembangkan resiliensi, peran religiusitas juga penting, karena

salah satu faktor internal yang mempengaruhi resiliensi seseorang adalah religiusitas.

Religiusitas menurut Nashori, Reza, (2013) adalah seberapa jauh pengetahuan,

seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan kaidah, dan seberapa

dalam penghayatan atas agama yang dianut. Religiusitas diyakini mampu memberikan

kontribusi dalam meningkatkan kemampuan resiliensi individu, tidak terkecuali

individu yang mengalami kegagalan didalam seleksi kepolisian. Jika religiusitas yang dimiliki

individu tinggi maka akan berpengaruh pula pada kemampuan resiliensinya sehingga akan

terbentuk sikap-sikap positif, begitu juga sebaliknya religiusitas yang rendah akan

mempengaruhi kemampuan resiliensi individu sehingga sikap-sikap yang

terbentuk pada diri individu cenderung negatif Aisha (2014).

Menurut Synder & Lopez (dalam Harmi, 2012) bahwa self-esteem merupakan faktor internal
yang mempengaruhi pembentukan resiliensi seseorang. Individu dengan self-esteem yang tinggi
mampu menghargai diri sendiri, melakukan penilaian baik terhadap diri sendiri dengan
menerima kemampuan yang dimiliknya, menerima segala kekurangan yang dimiliki,
bertanggung jawab atas hidup yang dijalaninya dengan menerima kenyataan baik maupun buruk
yang terjadi dalam kehidupannya. Individu tersebut tidak hanya
memikirkan dirinya sendiri tetapi juga mampu menghargai orang laindan memiliki relasi sosial
atau hubungan yang baik terhadap orang-orang disekitarnya. Hal tersebut akan membentuk
individu yang memiliki resiliensi tinggi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sebagian besar subjek penelitian
memiliki tingkat religiusitas resiliensi yang tinggi. Religiusitas mereka yang tinggi terlihat dari
pemahaman yang dalam tentang agama mereka masing-masing, beberapa dari mereka tekun
melaksanakan ibadah dan melaksanakan kewajiban-kewajiban agama secara rutin dan taat.

Anda mungkin juga menyukai