Anda di halaman 1dari 17

RESUME III KEWIRAUSAHAAN

Mindset

Tim Penulis :
Fadli (5115155182)
Fajar Arif Budi Surahman (5115152293)
Ibnu Hilman Dewantono (5115141084)
Lisdewi Martini (5115141060)
Muhammad Sugeng Riyadi (5115141085)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan. Dengan karunia
kesehatan dan kesempatan dari-Nya pula, Makalah ini pun dapat rampung tepat
pada waktunya.
Ucapan terima kasih kami berikan kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami dalam penyusunan makalah resume ini. Makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kami sebagai penyusun mengharapkan berbagai saran dan kritik yang
bersifat membangun, agar nantinya dapat dijadikan pedoman bagi kami dalam
penyusunan laporan berikutnya.

Jakarta, Oktober 2017

Kelompok Resume

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan Resume ......................................................................................... 4
1.4 Manfaat Resume ....................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
2.1 Pengertian Mindset....................................................................................... 5
2.2 Pikiran Bekerja Secara Bebas ................................................................... 6
2.3 Membangun Pikiran (Mind Set) Positif ................................................... 7
2.4 Mindset Sebagai Perubahan ..................................................................... 9
2.5 Mindset Positif Dengan Mindset Negatif ............................................... 10
2.6 Mindset Kreatif ....................................................................................... 10
2.7 Gelombang Pada Otak Manusia ............................................................. 11
2.7.1 Gelombang Alpha ................................................................................ 11
2.7.2 Gelombang Beta ................................................................................... 12
2.7.3 Gelombang Tetha ................................................................................. 12
2.7.4 Gelombang delta .................................................................................. 12
2.7.5 Gelombang Gamma, Hipergamma dan Lambda .................................. 13
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14
3.2 Saran ............................................................................................................ 14
BAB IV. SOAL DAN JAWBAN ......................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mindset adalah sikap mental mapan yang dibentuk melalui pendidikan,
paradigma, pengalaman, dan prasangka. Mindset merupakan peta mental
yang dipakai orang sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak. Peta yang
mampu menggambarkan suatu teritorial, menjadikan orang mengetahui
dimana dia berada dan kemana dia menuju, sehingga dia mampu dia
merencanakan bagaimana dia kesana. Peta yang tidak menggambarkan
teritorial yang dijelajahi, akan menjadikan orang tersesat dan keliru didalam
mengambil keputusan. Mindset terdiri dari tiga komponen pokok: paradigm,
keyakinan dasar, dan nilai dasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan Mindset?
2. Apa saja Gelombang otak yang ada pada Manusia dan fungsinya ?
3. Bagaimana Membangun Mindset Positif ?
4. Bagaimana Mindset menjadi Sebagai Perubahan ?

1.3 Tujuan Resume


1. Untuk mengetahui tentang Mindset.
2. Untuk mengetahui tentang Gelombang otak yang ada pada Manusia dan
fungsinya.
3. Untuk mengetahui tentang Bagaimana Membangun Mindset Positif.
4. Untuk mengetahui tentang Bagaimana Mindset menjadi Sebagai
Perubahan.

1.4 Manfaat Resume


1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai Kewirausahaan.
2. Bagi tim penulis, makalah ini dijadikan sebagai tugas resume mata kuliah
Kewirausahaan.
3. Dapat mengembangkan kemampuan penulis dalam penyusunan sebuah
makalah serta sistematika penulisannya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mindset


Mindset yang terdiri dari kata mind dan kata set. Secara harafiah,
arti kata mind adalah: what a person thinks or feels; way o thinking,
feeling, wishing; opinion, intention;purpose. Apa yang dipikirkan atau
dirasakan seseorang; cara seseorang berpikir, merasa, berharap bermaksud,
dan bertujuan. Sedangkan kata set menunjukkan banyak arti, antara lain
yang bersesuaian dengan konteks mind adalah : menjadikan sesuatu,
mempersiapkan sesuatu untuk ditangani, menyebabkan seseorang melakukan
sesuatu, nyetel, menata sesuatu untuk tujuan tertentu. Jadi secara harafiah,
mindset berarti: setelan/tatanan pikiran, perasaan, harapan seseorang dalam
menghadapai situasi.
Mindset adalah sikap mental mapan (fixed mental attitude) yang
dibentuk melalui pendidikan, paradigma, pengalaman, dan prasangka.
Mindset merupakan peta mental yang dipakai orang sebagai dasar untuk
bersikap dan bertindak. Peta yang mampu menggambarkan suatu teritorial,
menjadikan orang mengetahui dimana dia berada dan kemana dia menuju,
sehingga dia mampu dia merencanakan bagaimana dia kesana. Peta yang
tidak menggambarkan teritorial yang dijelajahi, akan menjadikan orang
tersesat dan keliru didalam mengambil keputusan. Mindset terdiri dari tiga
komponen pokok: paradigm, keyakinan dasar, dan nilai dasar.
Paradigma adalah cara yang digunakan oleh seseorang di dalam
memandang sesuatu. Keyakinan dasar adalahh kepercayaan yang dilekatkan
oleh seseorang terhadap sesuatu. Nilai dasar adalah sikap, sifat, dan karakter
yang dijunjung tinggi oleh seseorang, sehingga berdasarkan nilai-nilai
tersebut tindakan seseorang dipandu.
Sumber utama pola pikir seseorang berawal dari orangtua yang
mengasuh dan mendidik sejak lahir. Pola pikir yang diturunkan dari orangtua
berkembang karena pengaruh lingkungan sosial, kelurga dekat, sekolah,
teman, bacaan, dan media masa. Pengaruh itu mulai bahasa, cara berbicara,
ekpresi wajah, agama, keyakinan, yang sebagian besar meniru dari
lingkungan kehidupan kita. Faktor-faktor yang disebut merupakan faktor
eksternal yang memengaruhi pola pikir seseorang. Faktor terpenting dan
sering kurang disadari adalah faktor internal yang bersumber dari jiwanya,
yaitu berupa potensi anugrah Tuhan yang diturunkan secara genetika lewat
kedua orangtua.
Mindset menurut Dr. Ibrahim Ekky, sekumpulan pikiran ynag terjadi
berkali-kali diberbagai tempat dan waktu, serta diperkuat dengan keyakinan
dan proyeksi sehingga menjadi kenyataan yang dapat di pastikan di setiap
tempat dan waktu yang sama.

5
Menurut Gunawan, mindset adalah beliefs that affect somebodys
attitude; a set of beliefs orang a way of thinking that determine somebodys
behavior and outlook (kepercayaan-kepercayaan yang mempengaruhi sikap
seseorang; sekumpulan kepercayaan atau suatu cara berpikir yang
menentukan perilaku dan pandangan, sikap, dan masa depan seseorang).

Jenis-jenis Mindset
Carol Dweck (2006) menyatakan bahwa terdapat dua macam Mindset,
yaitu:
a. Fixed Mindset (Mindset Tetap)
Mindset tetap (Fixed mindset) ini didasarkan pada kepercayaan bahwa
kualitas-kualitas seseorang sudah ditetapkan. Jika seseorang memiliki
sejumlah inteligensi tertentu, kepribadian tertentu, dan karakter moral
tertentu.
b. Growth Mindset (Mindset Berkembang)
Mindset berkembang (growth mindset) ini didasarkan pada kepercayaan
bahwa kualitas-kualitas dasar seseorang adalah halhal yang dapat diolah
melalui upaya-upaya tertentu. Meskipun manusia mungkin berbeda dalam
segala hal, dalam bakat dan kemampuan awal, minat, atau temperamen
setiap orang dapat berubah dan berkembang melalui perlakuan dan
pengalaman.

2.2 Pikiran Bekerja Secara Bebas


Harus dipahami dulu sifat-sifat dari pikiran bebas. Sifat utama dari pikiran
bebas kita adalah :
1. Logika, artinya pikiran bebas menggunakan akal dan berpikiran logis,
logis disini sesuai dengan yang sudah diprogram dari awal di pikiran kita.
Dan ini yang hampir dari kita merasakannnya, ketika diminta melakukan
sesuatu pasti memikirkan dulu hadiahnya. Kalau hadiah itu belum masuk
hitungan untung, maka kita pasti menolaknya. Padahal belum tentu yang
kita pikir logis mendapat untung merupakan untung yang kecil. Sekali lagi
ini tergantung dari program yang kita terima saat kecil.
2. Berurutan, artinya pikiran bebas bekerja urut dari awal terus ke tengah
kemudian ke akhir. Jadi sebelum mengetahui akhirnya, harus ke tengah
dulu.
3. Menganalisa, artinya pikiran bebas melakukan banyak analisa mengenai
untung-rugi dari tindakan kita. Komposisi pikiran bebas hanya sekita 12%
dari keseluruhan pikiran.
Ada 3 cara yang mudah dapat kita lakukan jika ingin berpindah ke state
pikiran bebas, yaitu :
1. Konsentrasi (Fokus), dalam melakukan hal apapun cobalah hanya
memikirkan hal itu saja. Lupakan yang lain saat Kita mengerjakan

6
sesuatu. Maka coba diingat kembali, saat kita berkonsentrasi kepada
sesuatu hal, maka keajaiban terjadi.
2. Berpikir bebas, ketika urutan itu dilanggar, maka pikiran bawah
bebas bekerja dan membantu kita untuk mengerjakan tugas yang
bebas dari urutan seperti membaca buku. Jadi saat membaca buku,
kita bisa membacanya dari awal ke halaman bebas, dan penutupnya.
Atau kita bisa langsung menuju halaman bebas dulu. Itu bebas. Hal
ini agar Pikiran Bebas terasa lebih bebas dan nyaman.
3. Berpikir acak, Mulailah untuk membaca sebuah buku, dengan
menuju halaman sesuai keinginan kita. Tanpa harus dari awal
kemudian ke akhir, bisa ke halaman 70, kembali ke halaman 10,
kemudian ke akhir.
4. Saya sering menganggap pikiran bebas hanya Tool saja. Ketika kita
ingin membangun sebuah usaha, perhatikan bagian kerja dari
pikiran. Saat kita bingung mau buka usaha apa? tanyakan ke pikiran
bawah bebas, usaha apa yang cocok dengan kemampuan kita,
Munculkan gambarannya, beri warna yang jelas. Ingat terima saja
apa yang dimunculkkan oleh pikiran bebas kita.
5. Lalu gunakan Tool pikiran bebas kita, untuk menghitung modal,
untung-ruginya dari membuka usaha tersebut. Ketika menghitung,
kita harus benar, gunakan logika hitungan yang benar. Gunakan
Pikiran bebas kita untuk hal seperti ini.
6. Kemudian ketika sudah ada hitungannya. Laksanakan impian itu,
wujudkan usaha itu, gunakan kembali pikiran bawah bebas kita,
mengapa harus pikiran bawah bebas? Karena semua organ tubuh
pusatnya dikendalikan oleh pikiran bawah bebas. Lakukan saja,
sesuai perhitungan, turuti saja, gunakan Imajinasi kita, tanpa harus
urut mengerjakannnya.

2.3 Membangun Pikiran (Mind Set) Positif


Pikiran positif tidak hanya memiliki dampak baik untuk mood dan
keadaan psikologis seseorang, tetapi juga bagi kesehatan. Namun selalu
berpikiran positif tentu tidak bisa dilakukan semua orang. Terkadang ada
saja alasan untuk merasa pesimis, cemas, khawatir.

1. Bersyukur
Jangan berfokus pada apa yang tidak Kita miliki. Cobalah untuk
mengingat hal-hal baik yang menjadi milik Kita, ingatlah semua hal baik
yang pernah terjadi pada Kita. Bersyukur atas hidup dan menghargai apa
yang Kita miliki adalah peraturan pertama untuk selalu berpikir positif.

7
2. Pilih teman-teman yang suportif
Terkadang, pikiran negatif juga bisa menular. Untuk itu, jangan tempatkan
diri Kita di tengah para pengeluh. Lebih baik, pilih teman-teman yang
selalu memberikan dukungan, bersemangat, dan berpikir positif setiap
hari. Cepat atau lambat, Kita akan merasakan energi mereka
mempengaruhi semangat Kita.

3. Hilangkan drama
Punya teman yang 'beracun' atau selalu membuat hidup Kita penuh drama?
Tinggalkan mereka segera. Berada terus bersama mereka bisa membuat
pikiran negatif menempel terus-menerus pada Kita.

4. Ambil tanggung jawab


Ingat, Kita memang tidak bisa mengendalikan apa yang akan terjadi.
Namun Kita selalu bisa mengendalikan pikiran, perasaan, dan tindakan
Kita sendiri. Jadi, ketika ada hal buruk yang terjadi, katidakan pada diri
Kita: "Aku bertanggung jawab pada perasaan dan pikiranku, dan aku
memutuskan untuk merasa bahagia dan tegar."

5. Ubah 'tidak bisa' menjadi 'bisa'


Ini mungkin membutuhkan latihan, namun jelas bisa berhasil jika Kita
tekun menerapkannya. Cobalah untuk mengubah struktur kalimat Kita,
yang negatif menjadi positif. Misalkan: "Kenapa pekerjaanku
berantidakan?" menjadi "Hasil kerjaku kali ini memang tidak memuaskan.
Tapi selanjutnya aku pasti bisa lebih baik." Jika terus diterapkan, hal ini
bisa mengubah persepsi Kita.

6. Berbuat baik
Berbuat baik pada orang lain bisa membawa dampak besar bagi Kita. Ingat
ketika membantu orang lain memberikan rasa bahagia dan puas? Perasaan
itu bisa membuat Kita merasa lebih positif.

7. Lihat sisi baiknya


Setiap situasi selalu memiliki dua sisi jika Kita bisa menemukannya.
Untuk itu, cobalah cari sisi positif pada setiap situasi. Lebih fokus pada
sisi positif sesuatu akan memberikan kekuatan besar pada diri Kita untuk
mengubah keadaan.

8. Istirahat
Setiap orang perlu istirahat dan menenangkan diri sesekali. Istirahat bisa
saja berarti memelankan langkah ketika berjalan, merenung sejenak

8
tentang apa yang sudah Kita lakukan, serta menyegarkan pikiran dari rasa
khawatir dan cemas.

9. Tentukan tujuan
Menjadi kapten bagi diri dan keinginan Kita sendiri adalah suatu
keharusan. Jangan mau terombang-ambing oleh pendapat orang lain
mengenai diri Kita. Putuskan apa yang ingin Kita lakukan. Tetapkan
stkitar milik Kita sendiri. Mengikuti jalan yang Kita putuskan sendiri akan
memberikan rasa percaya diri yang tinggi.

10. Tertawa
Apapun yang terjadi, jangan lupa untuk menyempatkan diri tertawa.
Tertawalah pada humor, film lucu, pada lelucon yang dibuat saudara atau
anak Kita. Tertawalah pada diri Kita sendiri. Tawa mampu meredakan
stres dan mengingatkan diri Kita untuk tidak terlalu serius ketika ada
masalah.

2.4 Mindset Sebagai Perubahan


Seorang melakukan perubahan atau pengembangan perilaku artinya
orang tersebut telah memperbaiki cara berpikir. Memperbaiki cara berpikir
merupakan tindakan menggantikan cara berpikir yang lama menjadi cara
berpikir yang baru. Yang jadi masalah adalah bukan seberapa banyak
perubahan tersebut, tapi apa arti dari suatu perubahan tersebut. Tentunya bagi
manusia yang waras yang kita evaluasi adalah nilai dari perubahan tersebut.
Apakah bernilai positif atau perubahan tersebut hanya akan membawa pribadi
kita menjadi seseorang yang lebih buruk daripada sebelumnya.

Sebenarnya setiap orang pada dasarnya akan sering menerima kalimat


sejenis berubah namun itu tidaklah masalah selama kita akan berubah ke arah
yang lebih baik jadi jangan hanya terfokus pada suatu hal saja saja namun
cobalah mengeksplorasi satu hal yang yang baru yang dapat meningkatkan
kualitas hidup kita.

Apa hubungannya dengan 'menjadi diri sendiri'? Karena faktanya kita


akan sering mendengar kalimat "cobalah menjadi diri sendiri", sebenarnya
kalimat tersebut bukan berarti kita tidak boleh berubah. Namun banyak orang
yang salah persepsi karena sebenarnya arti dari kalimat tersebut adalah
membuat pilihan berdasarkan keputusan kita sendiri. Dari hasil keputusan itu
yang akan membuat suatu perubahan yang dapat dikatakan sebagai jati diri.
Itulah mengapa remaja dapat dikatakan masih mencari jati dirinya, remaja
pada umumnya lebih tertarik untuk mengeksplorasi lebih banyak hal daripada
hanya melakukan satu hal yang monoton. Oleh karena itu hasil dari pilihan
tersebut akan berdampak pada banyaknya perubahan pada diri orang tersebut

9
yang mengakibatkan jati dirinya pun terbentuk seiring dengan pilihan yang
diambilnya.

2.5 Mindset Positif Dengan Mindset Negatif


Pola pikir dapat dibedakan menjadi pola pikir negatif dan pola pikir
positif. Pola pikir negatif berhubungan dengan cara pandang seseorang
terhadap permasalahan yang dihadapi sebagai suatu hambatan atau
kegagalan. Pola pikir positif berhubungan dengan cara pandang seseorang
terhadap permasalahan yang dihadapi sebagai suatu peluang atau
kesuksesan yang tertunda.

Dengan demikian, meskipun permasalahan yang dihadapi sama,


tetapi persepsi atau sudut pandang seseorang dalam memandang dan menilai
masalah tersebut bisa berbeda. Sebagai contoh, kegigihan dan pola pikir
positif dari Thomas Alva Edison lah yang membuat kita mampu menikmati
kegunaan lampu pijar, mengingat bahwa penemuan lampu tersebut baru
berhasil setelah kegagalan percobaan seribu kali. Thomas Alva Edison
menganggap bahwa kegagalan percobaannya yang hingga percobaan ke-
999 adalah kesuksesan yang tertunda.

Selain itu, pola pikir positif berhubungan dengan ungkapan dan


pemilihan kata yang selaras dengan tujuan sukses. Sebagai contoh, bila kita
melihat gelas yang sebagian berisi tuangan air minum, maka kita bisa
menyebut kondisi tersebut dalam 2 (dua) cara, yaitu pertama : gelas setengah
penuh, dan kedua : gelas setengah kosong. Kedua cara penyebutan tersebut
sama-sama benar. Tetapi bila ditinjau dari kesesuaian dengan tujuan mengisi
gelas hingga penuh, maka cara penyebutan gelas setengah penuh adalah
berpola pikir positif. Logika ini sama dengan kita bisa menyebut kegagalan
dengan kalimat sebagai kesuksesan yang tertunda bila kita mampu
mengambil manfaat dari penyebab kegagalan tersebut untuk meningkatkan
faktor kesuksesan dikemudian hari.

2.6 Mindset Kreatif


Bila kita telah mampu mengubah pola pikir dari kecenderungan negatif
menjadi positif, maka kita akan relatif lebih mudah untuk berpikir kreatif.
Dengan kata lain, orang yang terbiasa berpikir positif selalu menemukan
solusi-solusi cerdas. Sebab pikiran yang positif dapat bekerja secara
sederhana, mencari ide kreatif dan segala kemungkinan untuk berhasil.

Penurunan tingkat kreativitas seseorang terhadap makin tuanya umur


sebenarnya adalah disebabkan oleh faktor hubungan antara derajat intensitas

10
eksperimen dengan keinginan untuk menjaga keamanan diri. Semakin tua
seseorang, maka tingkat eksperimentalnya semakin rendah. Hal ini
disebabkan bahwa semakin tua seseorang, maka ia cenderung menghindari
resiko dan ingin amannya saja (status quo).

Meskipun pada masa kecil kita relatif lebih kreatif, tetapi ada beberapa
perlakuan lingkungan dimasa anak-anak yang menjadikan seseorang
mengalami diskreativitas. Diskreativitas atau rendahnya skor kreativitas
seseorang saat dewasa ini disebabkan oleh hambatan kreativitas oleh
lingkungannya yang berupa perlakuan orang tua yang tidak mendukung,
ataupun budaya sekitar yang menghambat. Dengan mengidentifikasikan
hambatan kreativitas yang dihadapi seseorang sesuai dengan
lingkungannya, maka kita meyakini bahwa kreativitas seseorang akan dapat
ditingkatkan secara sadar melalui pengenalan terhadap hambatan dan upaya
untuk mengatasi hambatan tersebut. Dengan demikian, maka pola pikir
kreatif akan dapat ditingkatkan dan dipelajari melalui pelatihan
dan penciptaan suasana yang kondusif bagi lahirnya proses kreatif.

2.7 Gelombang Pada Otak Manusia


2.7.1 Gelombang Alpha
Gelombang Alpha erupakan gelombang yag memiliki frekuensi yang
lebih rendah dari beta yaitu 8-12 Hz. Gelombang Alpha adalah kondisi
pikiran ketika manusia tengah berkonsentrasi dan terfokus kepada satu tujuan
atau sasaran saja. Contohnya adalah bila manusia sedang membaca, main
game, menonton televisi, membetulkan barang yang rusak, atau justru dalam
situasi di mana seseorang itu sedang melakukan relaksasi, melamun, atau
bahkan santai dan tidak melakukan apapun. Sesesorang ketika gelombang
otaknya berada pada gelombang alpha biasanya berada dalam kondisi sadar
namun relaks dalam artian otak tidak sedang memproses informasi. Keadaan
ini biasanya nampak ketika bangun tidur pagi hari atau tepat sebelum tidur.

Gelombang ini dapat berperan sebagi penghubung antara alam sadar


dengan alam bawah sadar sehingga banyak dipakai untuk self hipnosis,
mental re-programming, maupun untuk meningkatkan kemampuan dalam
proses belajar.

11
2.7.2 Gelombang Beta
Gelombang Beta adalah kondisi pikiran ketika manusia berada dalam
posisi aktif dan waspada. Gelombang ini bekerja pada situasi umum di mana
manusia tengah menjalankan aktivitas normal dalam kehidupan sehari-hari.
Frekuensi pikiran pada wilayah gelombang ini berada pada kisaran 12-25 Hz.
Kondisi gelombang otak beta menjaga pikiran kita tetap fokus dan sangat
bermanfaat untuk produktifitas kerja, belajar atau aktivitas lain yang
membutuhkan konsentrasi tinggi. Gelombang ini mendukung proses kreatif.

Aktifitas gelombang beta yang tidak mencukupi ketika seseorang


berada dalam aktivitas normalnya akan menyebabkan gangguan mental dan
emosional seperti depresi, ADD (attention Deficit Disorder), insomnia, dll

2.7.3 Gelombang Tetha


Ditandai dengan tidur ringan atau relaksasi dalam. Tanda-tanda
gelombang otak berada pada gelombang tetha adalah napas mulai melambat
dan dalam.

Beberapa orang menghasilkan gelombang otak ini saat trance,


terhipnotis, meditasi dalam, maupun ketika khusyu beribadah. Frekuensi
Theta ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan pengingatan kembali
memori yang telah lama. Oleh karenanya, gelombang theta banyak dipakai
untuk meningkatkan kemampuan belajar, maupun pemrogramanan diri
melalui sugesti.
Gelombang ini secara normal nampak pada anak-anak. Inilah kenapa
anak-anak mempunyai daya imaginasi yang tinggi, dan pembentukan
karakter sesuai yang diinginkan paling mudah dimulai pada masa anak-anak.

2.7.4 Gelombang delta


Gelombang Delta adalah gelombang yang memiliki frekuensi yang
paling rendah. Gelombang delta sering dihubungkan dengan kondisi tidur
yang sangat dalam dan tanpa atau sedikit bermimpi. Ketika gelombang otak
dominan delta, tubuh mampu menyembuhkan diri sendiri. Gelombang Delta,
jika dihasilkan dalam kondisi terjaga, akan menyediakan peluang untuk
mengakses aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran sadar.
Kondisi Delta juga sering dihubungkan dengan manusia-manusia yang
memiliki perasaan kuat terhadap empati dan intuisi.

12
2.7.5 Gelombang Gamma, Hipergamma dan Lambda
Gelombang Gamma terjadi ketika seseorang mengalami aktifitas
mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan,
perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, ketakutan atau keadaan lain yang
sangat menegangkan bagi orang tersebut. Sedangkan gelombang
HyperGamma dan Lambda menurut Dr. Jeffrey. D. Thompson Research,,
dari Center for Acoustic berhubungan dengan kemampuan supranatural,
metafisika atau paranormal.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mindset adalah sikap mental mapan yang dibentuk melalui pendidikan,
paradigma, pengalaman, dan prasangka. Mindset merupakan peta mental
yang dipakai orang sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak. Pola pikir
dapat dibedakan menjadi pola pikir negatif dan pola pikir positif. Pola pikir
negatif berhubungan dengan cara pandang seseorang terhadap permasalahan
yang dihadapi sebagai suatu hambatan atau kegagalan. Pola pikir positif
berhubungan dengan cara pandang seseorang terhadap permasalahan yang
dihadapi sebagai suatu peluang atau kesuksesan yang tertunda. Bila kita
telah mampu mengubah pola pikir dari kecenderungan negatif menjadi
positif, maka kita akan relatif lebih mudah untuk berpikir kreatif. Dengan kata
lain, orang yang terbiasa berpikir positif selalu menemukan solusi-solusi
cerdas. Sebab pikiran yang positif dapat bekerja secara sederhana, mencari
ide kreatif dan segala kemungkinan untuk berhasil.

3.2 Saran
Saran dari tim penulis adalah jika seseorang ingin menjadi lebih kreatif
maka seseorang harus merubah pola piker kearah yang positif dan hindari
pola piker negatif. Untuk penulisan makalah ini saran dari penulis adalah
penambahan refrensi untuk mindset atau pola piker positif dan bagaimana
seseorang dapat meningkatkan pola piker agar lebih kreatif.

14
BAB IV
SOAL DAN JAWABAN
1. Apa yang menandakan bahwa seseorang sudah mengubah mindsetnya?
Jawab :
Seseorang dikatakan sudah merubah pola pikirnya bisa dilihat dari
perilakunya yang sudah berubah, entah itu menjadi lebih baik atau lebih
buruk. Selain itu, bisa dilihat dari cara dia menilai suatu masalah. Misalnya
dalam bidang kewirausahaan, orang yang merubah pikirannya menjadi
lebih positif akan menjadikan segala hal menjadi peluang untuk menjadi
sukses. Disamping itu, orang yang sudah merubah mindsetnya menjadi
positif akan memunculkan ide-ide baru karena pikiran yang sehat akan
melahirkan banyak kreativitas.

2. Ketika seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya


sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka
umum maka termasuk pada gelombang otak pada fase apa?
Jawab :
Gelombang Gamma terjadi ketika seseorang mengalami aktifitas mental
yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan,
perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, ketakutan atau keadaan lain
yang sangat menegangkan bagi orang tersebut. Sedangkan gelombang
HyperGamma dan Lambda menurut Dr. Jeffrey. D. Thompson Research,,
dari Center for Acoustic berhubungan dengan kemampuan supranatural,
metafisika atau paranormal.

3. Jelaskan perbedaan pola piker positif dan pola piker negatif?


Jawab :
Pola pikir dapat dibedakan menjadi pola pikir negatif dan pola pikir positif.
Pola pikir negatif berhubungan dengan cara pandang seseorang terhadap
permasalahan yang dihadapi sebagai suatu hambatan atau kegagalan.
Pola pikir positif berhubungan dengan cara pandang seseorang terhadap
permasalahan yang dihadapi sebagai suatu peluang atau kesuksesan
yang tertunda.

4. Apa yang terjadi jika ketika pola piker negative dirubah menjadi pola piker
positif terhadap kreatifitas?
Jawab :

15
Bila kita telah mampu mengubah pola pikir dari kecenderungan negatif
menjadi positif, maka kita akan relatif lebih mudah untuk berpikir kreatif.
Dengan kata lain, orang yang terbiasa berpikir positif selalu menemukan
solusi-solusi cerdas. Sebab pikiran yang positif dapat bekerja secara
sederhana, mencari ide kreatif dan segala kemungkinan untuk berhasil.

5. Apa yang menyebabkan tingkat kreativitas menurun pada seseorang?

Jawab :

Penurunan tingkat kreativitas seseorang terhadap makin tuanya umur


sebenarnya adalah disebabkan oleh faktor hubungan antara derajat
intensitas eksperimen dengan keinginan untuk menjaga keamanan diri.
Semakin tua seseorang, maka tingkat eksperimentalnya semakin rendah.
Hal ini disebabkan bahwa semakin tua seseorang, maka ia cenderung
menghindari resiko dan ingin amannya saja (status quo).

6. Apa yang di maksud dengan Mindset Menurut Dr. Ibrahim Ekky


Jawab:
Sekumpulan pikiran ynag terjadi berkali-kali diberbagai tempat dan waktu,
serta diperkuat dengan keyakinan dan proyeksi sehingga menjadi kenyataan
yang dapat di pastikan di setiap tempat dan waktu yang sama.

16
DAFTAR PUSTAKA

Adi W. Gunawan. 2007. The Secret of Mindset. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Albrecht, Karl. 1994. Daya Pikir Metode Peningkatan Potensi berpikir.


Terjemahan.
Antoni, Robert. 1993. Rahasia Membangun Kepercayaan Diri. Jakarta:Bina Rupa
Aksra
Asmani, Jamal Mamur. 2009. The Law Of Positive Thinking. Jogjakarta:Garailmu
Aziz, Abdul. 2010. Aktivasi Berpikir Positif. Jogjakarta:BukuBiru
C. S. Dweck. 2006. Mindset: The New Psychology of Success. Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta

Fauzi, H. Ahmad. 2004. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia


Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Penerbit
Salemba Empat: Jakarta.

Power point pak Farid W dalam mata kuliah Manajemen Industri. Pada tanggal 05
Oktober 2017 di gedung L1 diruangan 208.

Rukminto, Isbandi. 1994. Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo


S.B, M.Yunus. 2014. Mindset Revolution. Penerbit Jogja Bangkit Publisher:
Yogyakarta.

Semarang:Dahara Prize
Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

17

Anda mungkin juga menyukai