Disusun oleh:
M. Khairudin, MT, PhD.
Penyusun
RINGKASAN JOB SHEET
Terlihat bahwa semua toolbox yang terinstal dimunculkan, lengkap dengan versi
rilisnya. Untuk saat ini, menggunakan Fuzzy Logic Toolbox versi 2.2.19.
Untuk merancang fuzzy pada MATLAB, kita dapat menggunakan dua cara, yaitu
dengan mengetiikan sintaksnya pada editor (layaknya memprogram MATLAB),
atau menggunakan jendela visual yang telah dirancang antarmukanya sedemikian
rupa untuk mendesain suatu
sistem fuzzy. Antarmuka ini dikenal sebagai FIS editor. Untuk saat ini, kita akan
menggunakan FIS editor.
Jika sudah terinstal, mari ketikkan sintaks fuzzy pada Command Window, sebagai
berikut:
>> fuzzy
Selanjutnya akan muncul FIS editor, seperti pada Gambar 1.
Dewasa ini penggunaan energi listrik semakin meningkat. Pada tahun 2013
penggunaan energi listrik di Indonesia meningkat sebesar 7,2 % dari tahun 2012,
yakni dari 84,43 Tera Watt Hour (TWh) menjadi sebesar 90,48 Tera Watt
Hour(TWh) (esdm.go.id:2013). Hal ini salah satunya diakibatkan oleh
pemborosan penggunaan listrik pada rumah-rumah.
Dengan menggunakan Fuzzy Logic Control maka secara otomatis lampu di dalam
ruangan akan nyala terang- redup sesuai dengan cahaya di luar rumah (cahaya
matahari) sehingga tidak diperlukan pensaklaran secara manual oleh manusia dan
sistem ini dapat menghemat biaya pengeluaran listrik.
CASE-STUDY
Tingginya penggunaan energi listrik di indonesia harus di atasi dengan baik, jika
tidak maka akan terjadi peningkatan penggunaan energi listrik. Penggunaan energi
harus sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi tidak jarang terdapat pemborosan
penggunaan sumber listrik. Seperti penggunaan lampu rumah, lamu taman, lampu
jalan yang masih menggunakan kontrol secara konvensional.
Selama ini penggunaan energi cahaya alami dalam kehidupan sehari-hari masih
belum dilaksanakan dengan optimal. Dengan perpaduan antara cahaya matahari
dengan perangkat elektronik lampu, penggunaan energi pada ruangan, rumah,
tempat umum dapat menjadi lebih effisien.
Penelitian ini akan merancang suatu modul pengatur intensitas cahaya ruangan
menggunakan Fuzzy Logic Control sebagai salah satu upaya adalah dengan
mengurangi penggunaan energi listrik, menyesuaikan kebutuhan energi listrik
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari sekaligus memanfaatkan sumber
energi cahaya alami yang tidak terbatas yang selama ini belum banyak di
manfaatkan dalam teknologi ini. Alat ini memanfaatkan LDR sebagai sensoruntuk
mendeteksi intensitas cahaya pada suatu ruangan. Penemapatan LDR dialakukan
pada 2 tempat yang berbeda yang pertama diletakkan dalam ruangan untuk
mendeteksi besar cahaya pada ruangan dan yang kedua diletakkan di luar ruangan
untuk mendeteksi besar cahaya luar ruangaan. Sistem ini dirancang sebagaimana
sensor LDR sebagai input kemudian di konversi menjadi data digital yang
selanjutnya dilakukan pemrosesan fuzzifikasi, dan defuzzifikasi sehinga diperoleh
data akhir berupa nilai pwm yang digunakan untuk mengatur besar kecilnya
cahaya lampu yang diperlukan. Dalam modul ini juga terdapat LCD untuk
menampilkan data input dan output rangkaian.
LANGKAH-LANGKAH
A. Desain Sistem
Diketahui bahwa input ada dua, yaitu LDR1 dan LDR2. Mari amati di FIS Editor.
Untuk tampilan awal, FIS Editor secara default hanya menampilkan satu input dan
satu output. Oleh karena itu, mari perlu ditambahkan satu buah input lagi.
Pada FIS Editor, carilah Edit, kemudian Add Variable... dan klik Input, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Lakukan hal yang sama untuk Input 2 dan Output, masing-masing dengan nama
LDR2 dan LED. Hasilnya tampak seperti pada Gambar 4.
Pada Jendela ini, pastikan saat ini kotak kuning LDR1 masih aktif (ditandai
dengan garis merah tebal). Klik-lah garis mf1, dan ubahlah parameter dibawahnya
(ditunjukkan dengan kolom yang berwarna putih pada Gambar 5) sesuai dengan
tabel berikut:
Parameter Nilai
Range [0 1000]
Name GELAP
Type trimf
Parameter Nilai
Range [0 1000]
Name REDUP
Type trimf
Parameter Nilai
Range [0 1000]
Name TERANG
Type trimf
Selanjutnya akan dilakukan penyesuaian untuk variabel LDR2 dan LED. Lakukan
langkah-langkah yang sama seperti mengubah variabel LDR1. Sesuaikanlah
seperti pada Tabel 4 sampai Tabel 8. Jika memebership function dibutuhkan
lebih atau kurang, maka dapat menambahkannya melalui kolom Edit di bagian
atas jendela. Perhatikan bahwa fungsi keanggotaan untuk LDR2 adalah berbentuk
triangular (trimf).
Tabel 4. Properties untuk fungsi keanggotaan LDR2: GELAP
Parameter Nilai
Range [0 1000]
Name GELAP
Type trimf
Jika mf1 sudah diubah, lakukan langkah yang sama untuk mf2 dan mf3, masing
masing seperti pada Tabel 5 dan 6.
Parameter Nilai
Range [0 1000]
Name REDUP
Type trimf
Parameter Nilai
Range [0 1000]
Name TERANG
Type trimf
Dengan cara yang sama, penentuan fungsi keanggotaan untuk output LED dapat
diklasifikasikan seperti pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Properties untuk fungsi keanggotaan LED: MINIMAL
Parameter Nilai
Range [0 255]
Name GELAP
Type trimf
Jika mf1 sudah diubah, lakukan langkah yang sama untuk mf2 dan mf3, masing
masing seperti pada Tabel 8 dan 9.
Parameter Nilai
Range [0 255]
Name REDUP
Type trimf
Parameter Nilai
Range [0 255]
Name TERANG
Type trimf
Hasil akhir dari fungsi keanggotaan MAKANAN dan TIP diperlihatkan seperti
pada Gambar 7 dan Gambar 8
Gambar 7. Membership function untuk input LDR2
1. Inisialisasi
Variabel fuzzy adalah variabel yang akan dibahas pada sistem fuzzy. Pada sistem
ini terdapat 3 variabel fuzzy, yaitu LDR 1, LDR 2 dan LED.
Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan
tertentu dalam suatu variabel fuzzy.
Pada variabel LDR 1 terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu: GELAP, REDUP,
dan TERANG.
Pada variabel LDR 2 terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu: GELAP, REDUP,
dan TERANG.
Pada variabel LED terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu: MINIMAL,
MEDIUM, dan MAKSIMAL.
Adapun untuk setting LDR 2 didesain sama dengan LDR 1.Sedangkan output
pada sistem kendali otomatis nyala lampu ini menggunakan kelompok LED.
Secara detail desain MF untuk sistem output pada kumpulan LED dapat dilihat
pada Gambar 3 berikut:
Gambar 3. Desain MF pada Output Kumpulan LED
JOB SHEET 2
SIMULASI KENDALI FUZZY DENGAN PLANT
Setelah selesai mendesain sistem fuzzy pada toolbox Matlab. Maka berikutnya
akan dilakukan integrasi fuzzy logic controller yang akan digunakan untuk
mengendalikan suatu plant.
Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 10 berikut pada Simulink
Block diagram FLC seperti pada Gambar 10 di atas didapatkan dari library yang
ada di Simulink seperti pada Gambar 11 berikut ini
Gambar 11. Library Simulink FLC Toolbox.
JOB SHEET 3
IMPLEMENTASI KENDALI FUZZY PADA PLANT
2. Fuzzyfikasi
Langkah berikutnya adalah penentuan fuzzyfikasi pada input LDR 1. Untuk jenis
input LDR 1 ditentukan variabel input (x) yaitu nilai analog to digital converter
(ADC) sebesar misal dengan nilai 100. Adapun penentuan fuzzyfikasi dengan
model Tsukamoto pada MF gelap untuk mendapatkan nilai error ( ) adalah
dengan menggunakan rumus:
(b x) /(b a); a xb
MF gelap
0; xb
Dengan x : nilai variabel input sensor LDR 1 dari ADC, b: batas atas dan a:batas
bawah.
Sehingga untuk MF gelap bila diberikan x=100, a=0 dan b=500, maka didapatkan
gelap 0 ,8
RULE
[R1] IF LDR1 GELAP AND LDR2 GELAP THEN LED MAX
Hal ini didapatkan dengan rumus predicate1 LDR1gelap LDR2 gelap
predicate1 LDR1gelap LDR2 gelap
min( LDR1gelap (100), LDR2 gelap (600))
min( 0,8;0)
0
Dengan pred1 predicate1 , a= batas bawah dan b=batas atas untuk outpul
maksimal
Adapun untuk mendapatkan nilai defuzzyfikasi luminasi maksimal pada rule 1
dengan menggunakan rumus z1 (pred1 (b a)) a , sehingga bila diberikan
a= 127,5 dan b= 255 diperoleh:
z1 (pred1 (b a)) a
(0 (255 127,5)) 127,5
0 127,5
127,5
RULE 2.
[R2] IF LDR1 GELAP AND LDR2 REDUP THEN LED MAX
Hal ini didapatkan dengan rumus predicate 2 LDR1gelap LDR2redup
predicate 2 LDR1gelap LDR2redup
min( LDR1gelap (100), LDR2redup(600))
min( 0,8;0,8)
0,8
Dengan pred 2 predicate 2 , a= batas bawah dan b=batas atas untuk outpul
maksimal
Adapun untuk mendapatkan nilai defuzzyfikasi luminasi maksimal pada rule 2
dengan menggunakan rumus z 2 (pred 2 (b a)) a , sehingga bila diberikan
a= 127,5 dan b= 255 diperoleh:
z 2 (pred 2 (b a)) a
(0,8 (255 127,5)) 127,5
102 127,5
229,5
RULE 3.
[R3] IF LDR1 GELAP AND LDR2 TERANG THEN LED MAX
Hal ini didapatkan dengan rumus predicate 3 LDR1gelap LDR2terang
predicate 3 LDR1gelap LDR2terang
min( LDR1gelap (100), LDR2terang (600))
min( 0,8;0,2)
0,2
Dengan pred 3 predicate 3 , a= batas bawah dan b=batas atas untuk outpul
maksimal
Adapun untuk mendapatkan nilai defuzzyfikasi luminasi maksimal pada rule 3
dengan menggunakan rumus z3 (pred 3 (b a)) a , sehingga bila diberikan
a= 127,5 dan b= 255 diperoleh:
z3 (pred 3 (b a)) a
(0,2 (255 127,5)) 127,5
25,5 127,5
153
RULE 4.
[R4] IF LDR1 REDUP AND LDR2 GELAP THEN LED MED-MAX
Hal ini didapatkan dengan rumus predicate 4 LDR1redup LDR2 gelap
predicate 4 LDR1redup LDR2 gelap
min( LDR1redup(100), LDR2 gelap (600))
min( 0,2;0)
0
Dengan pred 4 predicate 4 , a= batas bawah, b=batas tengah dan c= batas
atas untuk outpul medium-maksimal.
Adapun untuk mendapatkan nilai defuzzyfikasi luminasi medium-maksimal pada
rule 4 dengan menggunakan rumus z4 c (pred 4 (c b)) , sehingga bila
diberikan a=0, b= 127,5 dan c= 255 diperoleh:
z 4 c (pred 4 (c b))
255 (0 * (255 127.5))
255 0
255
RULE 5.
[R5] JIF LDR1 REDUP AND LDR2 REDUP THEN LED MED-MIN
Hal ini didapatkan dengan rumus predicate 5 LDR1redup LDR2redup
predicate 5 LDR1redup LDR2redup
min( LDR1redup(100), LDR2redup(600))
min( 0,2;0,8)
0,2
Dengan pred 5 predicate 5 , a= batas bawah, b=batas tengah dan c= batas
atas untuk outpul medium-minimal.
Adapun untuk mendapatkan nilai defuzzyfikasi luminasi medium-minimal pada
rule 5 dengan menggunakan rumus z5 (pred 5 (b a)) a , sehingga bila
diberikan a=0, b= 127,5 dan c= 255 diperoleh:
z5 (pred 5 (b a)) a
(0,2 (127,5 0)) 0
25,5 0
25,5
RULE 6.
[R6] IF LDR1 REDUP AND LDR2 TERANG THEN LED MED-MIN
Hal ini didapatkan dengan rumus predicate 6 LDR1redup LDR2terang
predicate 6 LDR1redup LDR2terang
min( LDR1redup(100), LDR2terang (600))
min( 0,2;0,2)
0,2
Dengan pred 6 predicate 6 , a= batas bawah, b=batas tengah dan c= batas
atas untuk outpul medium-minimal.
Adapun untuk mendapatkan nilai defuzzyfikasi luminasi medium-minimal pada
rule 6 dengan menggunakan rumus z6 (pred 6 (b a)) a , sehingga bila
diberikan a=0, b= 127,5 dan c= 255 diperoleh:
z 6 (pred 6 (b a)) a
(0,2 (127,5 0)) 0
25,5 0
25,5
RULE 7.
[R7] IF LDR1 TERANG AND LDR2 GELAP THEN LED MIN
Hal ini didapatkan dengan rumus predicate 7 LDR1terang LDR2 gelap
predicate 7 LDR1terang LDR2 gelap
min( LDR1terang (100), LDR2 gelap (600))
min( 0;0)
0
Dengan pred 7 predicate 7 , a= batas bawah, b=batas atas outpul minimal.
Adapun untuk mendapatkan nilai defuzzyfikasi luminasi minimal pada rule 7
dengan menggunakan rumus z7 b (pred 7 (b a)) , sehingga bila diberikan
a=0, b= 127,5 diperoleh:
z 7 b (pred 7 (b a))
127,5 (0 (127,5 0))
127,5 0
127,5
RULE 8.
[R8] IF LDR1 TERANG AND LDR2 REDUP THEN LED MIN
Hal ini didapatkan dengan rumus predicate 8 LDR1terang LDR2redup
predicate 8 LDR1terang LDR2redup
min( LDR1terang (100), LDR2redup(600))
min( 0;0,36)
0
Dengan pred8 predicate 8 , a= batas bawah, b=batas atas outpul minimal.
Adapun untuk mendapatkan nilai defuzzyfikasi luminasi minimal pada rule 8
dengan menggunakan rumus z8 b (pred8 (b a)) , sehingga bila diberikan
a=0, b= 127,5 diperoleh:
z8 b (pred 8 (b a))
127,5 (0 (127,5 0))
127,5 0
127,5
RULE 9.
[R9] IF LDR1 TERANG AND LDR2 TERANG THEN LED MIN
Hal ini didapatkan dengan rumus predicate 9 LDR1terang LDR2terang
predicate 9 LDR1terang LDR2terang
min( LDR1terang (100), LDR2terang (600))
min( 0;0,2)
0
Dengan pred 9 predicate 9 , a= batas bawah, b=batas atas outpul minimal.
Adapun untuk mendapatkan nilai defuzzyfikasi luminasi minimal pada rule 9
dengan menggunakan rumus z9 b (pred 9 (b a)) , sehingga bila diberikan
a=0, b= 127,5 diperoleh:
z9 b (pred 9 (b a))
127,5 (0 (127,5 0))
127,5 0
127,5
Setela prosess defuzyfikasi selesai kemudia, menentukan nilai output (Z) dengan
menggunakan rumus,
0 *127,5 0,8 * 229,5 0,2 153 0 255 0,2 25,5 0,2 25,5 0 127,5 0 127,5 0 127,5
Z
0 0,8 0,2 0 0,2 0,2 0 0 0
Sehingga diperoleh jumlah nilai output (Z) sebesar 160,29 yang akan digunakan
untuk mengatur besar lebar pulsa PWM pada lampu LED.
Inisialisasi program meliputi pendefinisian variabel dalam bentuk tipe data float,
integer dan unsigned char dan menggunakan array.
Tipe data float pada gambar 5 diatas meliputi variabel ldr1, ldr2, error_baru,
delta_error, sigma_zm, sigma_m, dan out.
Untuk tipe data integer meliputi variabel a dan b.
Variabel data yang akan digunakan dalam bentuk array meliputi m_eb[3],
m_deb[3], m[3][3], dan z[3][3].
Tipe data unsigned char meliputi lcd_err[8],lcd_derr[8[, lcd_pwm[8], n, dan
nilai_pwm.
Pada difinisi variabel ini telah di inisialisasi fungsi fuzzification, rule_evlaluation,
agregation, defuzzification, display_kec, serta fungsi float a_predikat(float ap,
float m).
Gambar 6. Program fuzzyfikasi
Pada Gambar 6 menjelaskan program untuk proses fuzzyfikasi dengan input error.
Adapun untuk program proses fuzzyfikasi dengan input delta error menggunakan
script program yang sama seperti pada input error.
Gambar 7. Program pencarian nilai -predikat
C. Simulasi
D. Penyusunan Hardware
1. Sensor Light Dependent Resistors (LDR)
Untuk mendeteksi intensitas cahaya ruangan digunakan sensor LDR. Sensor ini
berkerja dengan perubahan resistansi selama menerima cahaya dari luar. Sensor
ini terbuat dari bahan cadmium sulfide yang merupakan bahan semikonduktor
yang memiliki resistansi berubah-ubah menurut banyaknya cahaya yang diterima.
3. Mikrokontroler ATMega 16
ATMega 16 merupakan chip IC buatan Atmel dengan generasi AVR(ALF and
Vegards RICS processor). ATMega 16 salah satu IC yang memiliki pin I/O
cukup banyak yakni sebanyak 32 pin input/ output. ATMega 16 memiliki memory
flash 16 K, serta dilengkapi dengan port ADC 8 pin, dan 4 kanal PWM. ATMega
16 memiliki dua buah 8-bit dan satu buah 16-bit timer/counter dengan prescale
terpisah dan mode compare serta memiliki real time counter dengan oscilator ter
pisah. Pada gambar 5 menunjukan susunan pin-pin mikrokontroler ATMega 16
secara umum.
Lampu LED
Module
Gambar 18. Module Sistem Kendali Otomatis Nyala Lampu Ruang Menggunakan
Fuzzy Logic Controller
Gambar 19. Hardware Sistem Kendali Otomatis Nyala Lampu Ruang
Menggunakan Fuzzy Logic Controller
E. Pengujian
5. Kemudian pasang sumber tegangan 5Volt dan 0 Volt / ground (-) seperti
pada gambar 22. Selanjutnya periksa kembali rangkaiannya sudah benar
atau masih ada yang salah. Apabila sudah benar rangkaian siap untuk
dihidupkan.
Gambar 22. Pemasangan sumber tegangan +5 Volt dan 0 Volt/ground.
F. HasilPengukuran
1. pengujian pertama diberikan perbedaan intensitas cahaya dari luar ruangan
Tabel 3. Pengujian 1
Pada tabel nomor 2 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 8
dan LDR = 45 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 100 dan di
luar ruangan adalah 460 dengan output intensitas cahaya = 1750 serta PWN
sebesar 189.
Pada tabel nomor 3 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 10
dan LDR = 45 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 200 dan di
luar ruangan adalah 470 dengan output intensitas cahaya = 1500 serta PWN
sebesar 146.
Pada tabel nomor 4 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 15
dan LDR = 45 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 300 dan di
luar ruangan adalah 460 dengan output intensitas cahaya = 1300 serta PWN
sebesar 121.
Pada tabel nomor 5 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 80
dan LDR = 45 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 400 dan di
luar ruangan adalah 450 dengan output intensitas cahaya = 1200 serta PWN
sebesar 118.
Pada tabel nomor 6 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 160
dan LDR = 45 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 500 dan di
luar ruangan adalah 386 dengan output intensitas cahaya = 1250 serta PWN
sebesar 127.
Pada tabel nomor 7 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 180
dan LDR = 45 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 600 dan di
luar ruangan adalah 412 dengan output intensitas cahaya = 1300 serta PWN
sebesar 115.
Pada tabel nomor 8 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 280
dan LDR = 45 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 700 dan di
luar ruangan adalah 452 dengan output intensitas cahaya = 850 serta PWN
sebesar 85.
Pada tabel nomor 9 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 400
dan LDR = 45 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 800 dan di
luar ruangan adalah 472 dengan output intensitas cahaya = 800 serta PWN
sebesar 65.
Pada tabel nomor 10 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 =
1950 dan LDR = 45 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 900
dan di luar ruangan adalah 460 dengan output intensitas cahaya = 400 serta
PWN sebesar 53.
Pada tabel nomor 11 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 =
>3000 dan LDR = 45 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 976
dan di luar ruangan adalah 464 dengan output intensitas cahaya = 350 serta
PWN sebesar 26.
Pada tabel nomor 2 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 60
dan LDR = 0 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 500 dan di
luar ruangan adalah 100 dengan output intensitas cahaya = 1300 serta PWN
sebesar 127.
Pada tabel nomor 3 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 60
dan LDR = 10 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 512 dan di
luar ruangan adalah 200 dengan output intensitas cahaya = 1300 serta PWN
sebesar 127.
Pada tabel nomor 4 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 60
dan LDR = 10 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 524 dan di
luar ruangan adalah 300 dengan output intensitas cahaya = 1300 serta PWN
sebesar 127.
Pada tabel nomor 5 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 60
dan LDR = 20 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 524 dan di
luar ruangan adalah 400 dengan output intensitas cahaya = 1300 serta PWN
sebesar 127.
Pada tabel nomor 6 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 55
dan LDR = 55 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 496 dan di
luar ruangan adalah 500 dengan output intensitas cahaya = 1200 serta PWN
sebesar 122.
Pada tabel nomor 7 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 45
dan LDR = 100 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 432 dan
di luar ruangan adalah 600 dengan output intensitas cahaya = 950 serta PWN
sebesar 92.
Pada tabel nomor 8 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 40
dan LDR = 420 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 420 dan
di luar ruangan adalah 700 dengan output intensitas cahaya = 850 serta PWN
sebesar 80.
Pada tabel nomor 9 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 40
dan LDR = 600 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 412 dan
di luar ruangan adalah 800 dengan output intensitas cahaya = 850 serta PWN
sebesar 75.
Pada tabel nomor 10 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 45
dan LDR = 680 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 440 dan
di luar ruangan adalah 900 dengan output intensitas cahaya = 950 serta PWN
sebesar 93.
Pada tabel nomor 11 menjelaskan bahwa jika intensitas cahaya pada LDR 1 = 55
dan LDR = >3000 menunjukan bahwa intensitas di dalam ruangan adalah 496
dan di luar ruangan adalah 980 dengan output intensitas cahaya = 1200 serta
PWN sebesar 155.
KESIMPULAN
Adam Vrileuis. (2013). Pemantau Lalu Lintas dengan Sensor LDR Berbasis
Mikrokontroler ATMega 16. Jurnal Rekayasa Elektrika(10:3).