b. Hadits
Dasar yang kedua setelah al-Quran adalah Hadits (assunnah). Secara
harfiyah assunnah mempunyai arti jalan, tabiat, perikehidupan.[6]. Abdul
Wahab Khalaf memberikan definisi secara istilah bahwa assunnah adalah
apa saja yang datang dari Rosulullah Saw, baik perkataan, perbuatan
maupun persetujuan. Dari definisi yang ada maka dapat kita ketahui
assunnah adalah semua sabda atau perbuatan Rosulullah Saw atau
persetujuan beliau terhadap perkataan atau perbuatan shahabatnya
karena dinilai baik.[7] assunnah dijadikan sebagai landasan dasar
pendidikan Islam yang kedua, dan Rosulullah Saw. telah meletakkan
dasar-dasar kependidikan Islam semenjak beliau diangkat menjadi utusan
Allah. Seperti beliau mendidik wudlu. Sholat, dzikir dan berdoa.
c. Ijtihad
Al-Quran dan hadits (assunnah) disebut sebagai dasar pokok, sedangkan
sikap dan perbuatan shahabat serta ijtihad disebut sebagai dasar
tambahan. Ijtihad sendiri adalah penggunaan akal pikiran oleh fuqaha-
fuqaha Islam untuk menetapkan suatu hukum yang belum ada
ketetapannya dalam al-Quran dan hadits dengan syarat-syarat tertentu.[8]
Ijtihad ini digunakan ketika dalam al-Quran dan hadits dijumpai arti umum
saja, maka para ahli hukum Islam menggunakan ijtihad dalam menentukan
hukumnya.
a. Ayat
Dari ayat diatas kita dapat mengambil 2 isyarat yang berhubungan dengan
pendidikan yaitu pengokohan hati dan pemantapan keimanan serta sikap
tartil dalam membaca al-quran.
Kelebihan al-quran diantaranya terletak pada metode yang menajubkan
dan unik sehingga konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-
quran mampu menciptakan individu yang beriman dan senantiasa
mengesakan Allah, serta mengimani hari akhir. Al-quran yang terpenting
adalah mendidikan manusia melalui metode yang bernalar serta sarat
dengan kegiatan meneliti, membaca, mempelajari, melayani, dan observasi
ilmiah terhadap manusia sejak manusia masih dalam bentuk segumpal
darah dalam rahim ibu.
b. Hadits
Dasar yang keuda selain Al-quran adalah sunnah Rosulullah, amalan yang
dikerjakan oleh Rosulullah SAW proses perubahan hidup sehari-hari
menjadi sumber utama pendidikan islam karena Allah SWT menjadikan
Muhammad sebagai teladan bagi umatnya.
Nabi mengajarkan dan mempraktekkan sikap dan amal baik kepada istri
dan sahabtnya, dan seterusnya mereka mempraktekan pula seperti yang
dipraktekan Nabi dan mengajarkan pula kepada orang lain, perkataan atau
perbuatan dalam ketetapan Nabi.
Assunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rosul SWT
yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian/perbuatan orang lain
yang diketahui Rosulullah dan beliau membiarkan saja kejadian/perbuatan
itu berjalan, sunnah yang berisi Aqidah dan syariah, sunnah berisi
petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala
aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya/muslim yang
bertaqwa, untuk itu Rosul Allah menjadi guru dan pendidik utama, beliau
sendiri mendidik semua itu adalah pendidikan dalam rangka membentuk
manusia muslim dan msyarakat islam.
Oleh karena itu sunnah merupakan landasan ke dua bagi cara Pembina
pribadi manusia muslim, sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran
berkembang, itulah sebabnya mengapa ijtihad perlu di tingkatkan dalam
memahaminya termsuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.
Assunnah sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi as-sunnah itu
sendiri terhadap al-quran, fungsi as-sunnah terhadap al-quran adalah
sangat penting, ada beberapa pembenaran yang mendesak untuk segera
di tampilkan, yaitu as-sunnah menerangkan ayat-ayat al-quran yang
bersifat umum, maka dengan sendirinya yang menerangkan itu
terkemudian dari yang diterangkan, assunnah mengkhidmati al-quran,
memang assunnah menjelaskan mujmal al-quran menerangkan muskilnya
memanjangkan keringkasannya.
Prinsip menjadikan al-quran dan hadits sebagas dasar pendidikan islam
bukan hanya di pandang sebagai kebenaran keyakinan semata, lebih jauh
kebenaran itu juga sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh
akal yang sehat dan bukti syarah. Dengan demikian barangkali wajar jika
kebenran itu kita kembalikan kepada pembuktian kebenaran pernyataan
Allah SWT dalam al-quran, kebenaran yang dikandungnya adalah
kebenaran yang hakiki, bukan kebenaran spekulatif dan relativ, hal ini
sesuai dengan jaminan Allah.
PENUTUP
Bermula dari suatu landasan yang benar maka suatu tujuan yang
dikehendaki akan sangat besar perwujudannya. Begitupun dalam ranah disiplin
ilmu, terlebih untuk ilmu pendidikan Islam yang mana tujuannya untuk
kesempurnaan manusia. Seperti halnya dikatakan Imam Ghozali bahwasanya
tujuan dari Pendidikan Islam adalah kesempurnaan manusia yang berujung
taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah; -menggali mengenmbangkan potensi
atau fitrah manusia; mewujudkan profesionalisasi manusia untuk mengemban
tugas keduniaan dengan sebaik-baiknya; membentuk manusia yang berakhlak
mulia, suci jiwanya dari kerendahan budi dan sifat-sifat tercela; -mengembangkan
sifat manusia yang utama sehingga menjadi manusia yang manusiawi; -
kesempurnaan manusia yang berujung kepada kebahagiaan dunia dan
kesentosaan akhirat. Oleh karena itulah tentunya tujuan pendidikan Islam ini
tidak dapat lepas dari Landasan Dasar Ilmu Pendidikan Islam yakni pilar landasan
al-Quran, Assunnah, Ijtihad serta kemudian Perkataan, Perbuatan dan Sikap
Sahabat-sahabat Nabi yang akan menuntun untuk mencapai tujuan-tujuan yang
sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Noer Aly Hery. 1999. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: P.T. Logos Wacana
Ilmu.
[2] Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo, Paradigma Pendidikan Islam, Cet 1
(Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 35.
Kata pengantar i
Pemahaman. 1
- Mengamalkan Al-quran... 3
- Deskripsi Kandungannya.. 9
Penutup... 12
Daftar Pustaka. 13
NAMA : 1. LEO (212014223)
2. M. PAISAL APANDI (212014222)
3. M. SYAHID (212014209)